2015 PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menumbuh kembangkan potensi dan bakat manusia, pendidikan dipandang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wilda Akmalia Fithriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. terlarang serta tingginya budaya kekerasan merupakan contoh permasalahaan

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan esensi dari sebuah pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau anak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jika melihat secara utuh dan menyeluruh, pendidikan nasional dan peranan guru di sekolah tidak mengesampingkan pembinaan karakter, tetapi realitasnya pendidikan di negeri ini belum optimal dalam melaksanakan peran dan fungsinya. Pendidikan saat ini masih menekankan pada aspek pengetahuan (kognitif) tanpa mengedepankan pembentukan karakter. Sehingga kompetensi yang ditampilkan oleh peserta didik begitu kontradiktif dengan tujuan pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai fenomena-fenomena negatif dikalangan pelajar yang tidak mencerminkan sebagai pelajar yang terdidik. Fenomena negatif tersebut terlihat dari beberapa jenis perbuatan yang dilakukan, yaitu meningkatnya degradasi moral, etika, sopan santun para pelajar yang merosot, meningkatnya ketidakjujuran pelajar, berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua, guru, dan terhadap figur-figur yang seharusnya dihormati, masih tingginya kasus tindakan kekerasan, baik yang terjadi antar rekan pelajar atau mahasiswa, perampokan secara sadis yang disertai pemerkosaan atau pembunuhan yang dilakukan oleh anak-anak yang tergolong masih pelajar, timbulnya perilaku yang merusak diri sendiri seperti perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan bunuh diri (Kusuma, 2012, hlm. 2). Pendidikan merupakan aspek penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia mampu mengembangkan kemampuan diri seperti pengetahuan dan kepribadian. Kepribadian adalah ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam mengembangkan kepribadian tentunya manusia terus belajar memperbaiki diri baik itu melalui pendidikan formal maupun non-formal sehingga kepribadian tersebut akan menjadi sebuah karakter yang melekat dalam dirinya. Oleh karena itu, lembaga formal (sekolah) menjadi salah satu wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan karakter, karena sekolah oleh masyarakat masih dianggap 1

2 sebagai media formal yang ampuh dalam membangun kecerdasan dan karakter peserta didik. Pada dasarnya mayoritas masyarakat dewasa ini, menganggap sekolah sebagai salah satu jalan dalam membina karakter peserta didik menjadi lebih baik sehingga dapat mencegah terjadinya permasalahan di atas. Tidak heran jika banyak tuntutan dari masyarakat kepada sekolah untuk peningkatan, pembudayaan, dan pemberadaban perilaku baik di sekolah. Terutama kepada unsur pendidikan yang berada di sekolah tersebut, tidak lain adalah guru. Berkaitan dengan hal tersebut, Kardiman (dalam Tanshzil, 2012, hlm. 2) mengemukakan bahwa pembangunan karakter bangsa tidak saja menjadi tanggung jawab dunia persekolahan tetapi juga menjadi tanggung jawab situssitus kewarganegaraan di luar persekolahan. Peranan guru di sekolah menjadi faktor esensial dalam tercapainya tujuan pendidikan karakter. Guru merupakan orang tua siswa dalam lingkungan sekolah. Maka peranan guru begitu berarti dalam membentuk kepribadian para siswa di luar dari pengaruh lingkungan para siswa tersebut (Hardiyana, 2014, hlm. 54). Seorang guru tidak hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi guru harus mampu menjadi pendidik profesional dengan menjalankan tugas sebagai pendidik, agen pembaharu, dan tokoh teladan bagi peserta didik. Dalam ketentuan pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sudah barang tentu jika guru dianggap sebagai pendidik profesional, maka seorang guru bertanggungjawab dalam membina peserta didik untuk menjadi insan akademis yang berkarakter. Keberadaan guru di sekolah dalam rangka membina karakter memiliki urgensi yang sangat luas, karena dalam implementasinya pembinaan karakter harus diaktualisasikan secara nyata baik melalui proses pembelajaran maupun pembiasaan atau pembudayaan. Hal tersebut tentu harus dilakukan secara sistematis dengan melibatkan berbagai pihak, seperti orang tua, lembaga

3 pendidikan, pemerintah, teman sebaya, dan masyarakat. Sehingga guru dapat dikatakan sukses apabila peserta didiknya memiliki kecerdasan yang seimbang antara intelektual, emosional, dan spritual. Oleh sebab itu, sekolah juga senantiasa memberikan masukan kepada guru berupa program pengembangan karakter yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam membina karakter peserta didik. Pada dasarnya pembinaan karakter telah diamanatkan dalam pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. Amanah dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter. Sehingga lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama (Asmani, 2011, hlm. 29). Menurut Budimansyah (2013, hlm. 190) karakter adalah nilai-nilai kebajikan (tahu nilai kebajikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik) yang terpateri dalam diri dan terjewantahkan dalam perilaku. Perilaku tersebut merupakan penjelmaan kepribadian yang dimiliki oleh setiap individu yang disesuaikan dengan kaidah atau norma yang berlaku dimasyarakat. Perilaku tersebut merupakan hasil dari pembinaan yang dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Majid (2010, hlm. 66) karakter adalah watak dasar setiap orang yang bisa diubah dan dibentuk. Karakter juga dapat dimaknai...dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur somatopsikis yang dimiliki oleh individu sejak lahir (Koesoema, 2010, hlm. 79-80). Pendapat tersebut dipertegas oleh Ki Hajar Dewantara (dalam Masyitoh, 2011, hlm. 14) yang mengemukakan bahwa karakter, watak, budi pekerti adalah budi pekerti atau watak yaitu bulatnya jiwa manusia atau bersatunya gerak fikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan yang lalu menimbulkan tenaga. Dengan adanya karakter yang melekat dalam diri setiap individu, maka ia mampu membedakan apakah perbuatan yang

4 dilakukannya itu berorientasi kepada hal yang positif atau negatif. Oleh karena itu, karakter dapat menentukan kualitas kepribadian diri seseorang. Salah satu sekolah yang berada di Cugenang Cianjur yang memberikan perhatian lebih terhadap pembinaan karakter terhadap peserta didiknya, yaitu SMPN 3 Cugenang Cianjur. Pembinaan karakter yang dilakukan guru pendidikan kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur dilakukan di dalam kelas saat pembelajaran dan di luar pembelajaran. Di dalam kelas dilakukan karena kelas adalah tempat paling utama dalam proses terjadinya pendidikan nyata di sekolah. Karakter yang dikembangkan oleh guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur terutama di dalam kelas, yaitu menyangkut Karakter Individual, dan Karakter Bangsa. Guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur menyadari bahwa komunitas kelas seperti guru dan murid saling berinteraksi satu sama lainnya dalam mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kelas menjadi salah satu tempat sentral yang mendukung dalam menumbuhkan, mengembangkan, membudayakan, dan pemberadaban aspek akademis, moralitas, dan karakter. Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teknik wawancara secara intensif kepada salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, data yang diperoleh menunjukkan bahwa guru pendidikan kewarganegaraan masih merasa kesulitan membina karakter yang sesuai dengan keadaan/kondisi peserta didik, guru pendidikan kewarganegaraan belum memahami secara menyeluruh mengenai karakteristik peserta didik, membutuhkan berbagai strategi efektif dalam membina karakter peserta didik, dan masih terdapat peserta didik yang menunjukan pribadi yang melanggar aturan sekolah. Apabila beberapa masalah itu dibiarkan tanpa adanya penyingkapan dan penelaahan yang terencana dan terpadu, maka akan menimbulkan penambahan permasalahan baru yang dapat menghambat proses pembinaan karakter peserta didik. Dengan demikian, pentingnya peranan guru yang baik dalam pembinaan karakter kewarganegaraan sangatlah diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

5 Berangkat dari penjelasan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti secara mendalam yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN (Studi Deskriptif di SMPN 3 Cugenang Cianjur). B. Identifikasi Masalah Penelitian Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian, perlu mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Guru PKn masih merasa kesulitan dalam membina karakter kewarganegaraan yang baik terhadap peserta didik. 2. Guru PKn belum memahami karakteristik peserta didik secara utuh dan menyeluruh sehingga membutuhkan berbagai strategi dalam membina karakter kewarganegaraan peserta didik. 3. Kurangnya pembinaan karakter kewarganegaraan secara maksimal terhadap peserta didik sehingga masih terdapat perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter kewarganegaraan. 4. Pentingnya karakter kewarganegaraan dimiliki oleh peserta didik dalam mengatasi pengaruh yang tidak baik dari lingkungannya. Masalah diidentifikasi berdasarkan kajian teoritis dan fakta yang terjadi di lapangan sehingga tampak permasalahan yang perlu segera ditangani dan dapat dirumuskan. C. Rumusan Masalah Penelitian Berpijak dari identifikasi masalah di atas dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah Bagaimana peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur?. Sesuai dengan masalah pokok tersebut peneliti menjabarkan ke dalam beberapa sub-sub masalah. Secara khusus rumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

6 1. Bagaimana proses pelaksanaan pembinaan karakter kewarganegaraan yang dilakukan guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur? 2. Bagaimana strategi guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur? 3. Hambatan apa yang dihadapi guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur? 4. Bagaimana upaya guru PKn untuk mengatasi kendala dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian atau masalah penelitian yang telah diajukan pada penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Berdasarkan fokus atau masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengungkapkan, dan mengidentifikasi mengenai peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur. 2. Tujuan Khusus Berdasarkan tujuan penelitian secara umum di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan khusus, yakni untuk: a. Menganalisis proses pelaksanaan pembinaan karakter kewarganegaraan yang dilakukan guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur. b. Memperoleh gambaran tentang strategi guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur. c. Mengidentifikasi hambatan yang dihadapi guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur. d. Mengetahui upaya yang dilakukan guru PKn untuk mengatasi hambatan dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur.

7 E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Dari Segi Teori Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman mengenai peranan guru dalam membina karakter kewarganegaraan. Selain itu, dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dunia pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkarakter. 2. Manfaat Dari Segi Kebijakan Dalam penelitian ini, dapat memberikan manfaat kepada sekolah terutama dalam membuat suatu kebijakan di sekolah dalam rangka membina karakter kewarganegaraan peserta didik menjadi lebih baik. 3. Manfaat Dari Segi Praktik Setelah dilakukannya penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat untuk guru PKn agar dapat lebih proaktif dalam meningkatkan kembali karakter peserta didik di sekolah. 4. Manfaat Dari Segi Isu dan Aksi Sosial Manfaat dari penelitian ini adalah penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam rangka mendukung berbagai strategi bervariatif yang dilakukan sekolah terutama guru PKn dalam membina karakter peserta didik. F. Struktur Organisasi Skripsi Keseluruhan dari penulisan skripsi ini disusun dengan membagi ke dalam 5 bab, dimana masing-masing bab berisikan pembahasan tersendiri. Pembahasan tersebut berisikan hal-hal sebagai berikut: BAB I, menjelaskan tentang pendahuluan, yang menjadi landasan untuk bab selanjutnya. Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi mengenai peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan.

8 BAB II, dijelaskan beberapa data-data, dokumen-dokumen yang erat kaitannya dengan fokus penelitian serta teori yang mendukung penelitian mengenai peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan. BAB III, menjelaskan tentang metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, tekhnik analisis data, dan teknik pengujian keabsahan data yang digunakan dalam penelitian mengenai peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan. BAB IV, penulis menganalisis hasil temuan tentang bagaimana proses pelaksanaan pembinaan karakter kewarganegaraan yang dilakukan guru PKn, bagaimana strategi guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan, dan hambatan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan, serta upaya yang dilakukan guru PKn dalam mengatasi hambatan dalam membina karakter kewarganegaraan. BAB V, berisi penutup. Pada bab ini penulis berusaha untuk mencoba memberikan simpulan, implikasi, dan rekomendasi dari hasil penelitian mengenai peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.