GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI MALUKU TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyerasikan dan mensinergikan

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA TEGAL

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN CILACAP BABI KETENTUAN UMUM.

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR / 473 / /2010 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA SURABAYA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 145 /KPTS/013/2015 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS. NOMOR 11 Tahun 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 79 /KUM/2013 TENTANG

NOMOR TENTANG. Pemerintah. Provinsi, P dan 3839); Negara. 4. Peraturan. Negara. Lembarann Negara Nomor. 6. Peraturan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 246 /KPTS/013/2013 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 147 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJ O, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG ' GUBERNUR LAMPUNG,

GUBERNURLAMPUNG GUBERNUR LAMPUNG,

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI SUMENEP KEPUTUSAN BUPATI SUMENEP NOMOR : 188/30/KEP/ /2009 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) BUPATI SUMENEP

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 15 TAHUN 2006

G U B E R N U R L A M P U N G

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PESISIR SELATAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bab VIII

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI MALUKU

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 87 /KUM/2013 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 31 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2009

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 03 Tahun : 2008 Seri : D

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,

ZâuxÜÇâÜ ]tãt UtÜtà GUBERNUR JAWA BARAT,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN PEKALONGAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PADANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KEBIJAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 05 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI MALUKU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka menyerasikan dan menyinergikan penataan ruang daerah, di pandang perlu melakukan optimalisasi koordinasi antara Pemerintah Daerah, serta instansi terkait di daerah dalam penataan ruang daerah; b. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah, perlu membentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi Maluku Tahun 2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi Maluku Tahun 2016; : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 79) sebagai Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1617); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 16 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku tahun 2013-2033; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI MALUKU TAHUN 2016. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Maluku. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi Maluku. 3. Gubernur adalah Gubernur Maluku. 4. Koordinasi adalah upaya mencapai suatu kesatuan sikap pandangan dan gerak langkah melalui kegiatan yang meliputi penentuan pembagian pekerjaan, hubungan kerja dan penyaluran tanggungjawab masing-masing unsur yang terlibat dalam penyelenggaraan suatu tugas untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dan atau tumpang tindih. 5. Sinkronisasi adalah upaya menciptakan suatu kondisi di antara komponen-komponen yang memiliki gerakan secara selaras dan simultan (tidak bertentangan atau menimbulkan konflik) serta memiliki tujuan yang sama. 6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan,ruang lautan dan ruang udara sebagai tempat manusia dan makhluk lainnya, hidup dan melakukan kegiatan guna memelihara kelangsungan hidupnya.

7. Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak; 8. Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. 9. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. 10. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya. 11. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya mewujudkan tertib tata ruang. BAB II KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 2 (1) Dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk BKPRD. (2) BKPRD merupakan Badan bersifat ad-hoc yang dibentuk dengan tujuan untuk membantu pelaksanaan tugas Koordinasi Penataan Ruang di Daerah. Bagian Kedua Tugas Pokok Pasal 3 BKPRD mempunyai tugas pokok: a. perencanaan Tata Ruang 1. mengoordinasikan & merumuskan penyusunan rencana Tata Ruang provinsi; 2. memaduserasikan rencana pembangunan jangka panjang dan menengah dengan rencana Tata Ruang provinsi serta mempertimbangkan pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan melalui instrumen kajian lingkungan hidup strategis; 3. mengintegrasikan, memaduserasikan, dan mengharmonisasikan rencana Tata Ruang provinsi dengan rencana Tata Ruang nasional, rencana Tata Ruang pulau/kepulauan, rencana Tata Ruang kawasan strategis nasional, rencana Tata Ruang wilayah provinsi yang berbatasan, dan rencana Tata Ruang wiayah kabupaten/kota dalam provinsi yang bersangkutan;

4. mengkoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan peraturan daerah tentang rencana Tata Ruang provinsi kepada Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional dalam rangka memperoleh persetujuan substansi teknis; 5. mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi rancangan peraturan daerah tentang rencana Tata Ruang provinsi kepada Menteri Dalam Negeri; 6. mengkoordinsaikan proses penetapan rencana Tata Ruang provinsi; 7. menyinergikan penyusunan rencana Tata Ruang kabupaten/kota dengan provinsi dan antar kabupaten/kota yang berbatasan; 8. melakukan fasilitasi dan supervisi penyusunan rencana Tata Ruang yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota dalam provinsi yang bersangkutan; 9. melakukan fasilitasi pelaksanaan konsultasi substansi teknis rencana Tata Ruang kabupaten/kota; 10. memberikan masukan kepada Gubernur untuk dijadikan bahan rekomendasi atas rancangan peraturan daerah tentang rencana Tata Ruang kabupaten/kota dalam rangka persetujuan substansi teknis; 11. memberikan rekomendasi kepada Gubernur dalam proses penetapan rancangan peraturan daerah menjadi peraturan daerah tentang rencana Tata Ruang kabupaten/kota; 12. melakukan fasilitasi pelaksanaan konsultasi substansi teknis rencana Tata Ruang kabupaten/kota ke Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional; 13. melakukan fasilitasi pelaksanaan evaluasi rencana Tata Ruang kabupaten/kota; 14. melakukan fasilitasi proses penetapan rencana Tata Ruang kabupaten/kota;dan 15. mengoptimalkan peran masyarakat dalam Perencanaan tata ruang. B. pemanfaatan Ruang 1. mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian permasalahan dalam pemanfaatan Ruang baik di provinsi maupun di kabupaten/kota, dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya; 2. memberikan rekomendasi guna memecahkan permasalahan Pemanfaatan Ruang provinsi dan permasalahan Pemanfaaatan Ruang yang tidak dapat diselesaikan kabupaten/kota; 3. memberikan informasi dan akses kepada pengguna ruang terkait rencana Tata Ruang provinsi; 4. menjaga akuntabilitas publik sebagai bentuk layanan pada jajaran pemerintah, swasta, dan masyarakat; 5. melakukan fasilitasi pelaksanaan kerjasama penataan Ruang antar provinsi;dan

6. mengoptimalkan peran masyarakat dalam Pemanfaatan Ruang. C. pengendalian Pemanfaatan Ruang 1. mengkoordinasikan penetapan arahan peraturan zonasi sistem provinsi; 2. memberikan rekomendasi perizinan Pemanfaatan Ruang provinsi dan kabupaten/kota; 3. melakukan fasilitasi dalam pelaksanaan penetapan insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan Pemanfaatan Ruang provinsi dan/atau lintas provinsi serta lintas kabupaten/kota; 4. melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan penataan Ruang; 5. melakukan fasilitasi pelaksanaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang untuk menjaga konsistensi Pemanfaatan Ruang dengan rencana Tata Ruang; 6. mengoptimalkan peran masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang;dan 7. melakukan evaluasi atas kinerja pelaksanaan penataan ruang kabupaten/kota. BAB III SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 (1) Susunan Organisasi BKPRD terdiri dari : a. penanggung jawab; b. ketua; c. sekretaris; d. sekretariat; e. kelompok kerja Perencanaan Tata Ruang;dan f. kelompok kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. (2) Ketentuan mengenai susunan organisasi BKPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. BAB IV URAIAN TUGAS Bagian Kesatu Penanggung Jawab Pasal 5 Penanggung jawab mempunyai tugas bertanggungjawab atas koordinasi Penataan Ruang di Daerah.

Ketua mempunyai tugas dan fungsi: Bagian Kedua Ketua Pasal 6 a. mengkoordinasikan seluruh kegiatan tim;dan b. memberikan arahan dalam kebijaksanaan tim dalam melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan tugas dan fungsi kepada Gubernur. Bagian Ketiga Sekretaris Pasal 7 Sekretaris mempunyai tugas membantu tim dalam bidang kesekretariatan yang meliputi: a. administrasi; b. surat menyurat; c. pengelola keuangan;dan d. pelaporan. Sekretariat BKPRD mempunyai tugas: Bagian Keempat Sekretariat Pasal 8 a. menyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD; b. menyusun jadwal dan agenda kerja BKPRD; c. melakukan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan BKPRD; d. mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan pada kelompok kerja dalam BKPRD; e. mengolah data dan informasi untuk mendukung pelaksanaan tugas BKPRD; f. menyiapkan dan mengembangkan informasi Tata Ruang provinsi; g. menyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi Penataan Ruang provinsi;dan h. menerima pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan terjadinya pelanggaran dalam penyelenggaraan Penataan Ruang. Bagian Kelima Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang Pasal 9 Kelompok kerja Perencanaan Tata Ruang mempunyai tugas: a. memberikan masukan kepada BKPRD dalam rangka pelaksanaan kebijakan Penataan Ruang provinsi; b. melakukan fasilitasi penyusunan rencana Tata Ruang dengan mempertimbangkan instrumen kajian lingkungan hidup strategis;

c. melakukan fasilitasi penyusunan program dan pembiayaan dalam rangka penerapan rencana Tata Ruang; d. melakukan fasilitasi pengintegrasian program pembangunan yang tertuang dalam rencana tata Ruang dengan rencana pembangunan jangka panjang dan menengah; e. menyiapkan bahan dalam rangka memperoleh persetujuan substansi teknis rencana Tata Ruang provinsi;dan f. menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam perencanaan serta memberikan alternatif pemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD; Bagian Keenam Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasal 10 Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang mempunyai tugas: a. memberikan masukan kepada Ketua BKPRD Kabupaten/Kota dalam rangka perumusan kebijakan Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota; b. melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan terhadap penegakkan peraturan daerah tentang rencana Tata Ruang; c. melakukan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap penegakkan peraturan daerah tentang rencana Tata Ruang; d. melakukan fasilitasi pelaksanaan pelaporan terhadap penegakkan peraturan daerah tentang rencana Tata Ruang; e. melakukan fasilitasi pelaksanaan perizinan Pemanfaatan Ruang; f. melakukan fasilitasi pelaksanaan penertiban Pemanfaatan Ruang;dan g. menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang serta memberikan alternatif pemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD Kabupaten/Kota; BAB V TATA KERJA Pasal 11 BKPRD bertanggungjawab kepada Gubernur dalam melaksanakan tugas. Pasal 12 (1) BKPRD menyelenggarakan pertemuan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif kebijakan Penataan Ruang.

(2) BKPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyampaikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD dan rekomendasi secara berkala kepada Gubernur. (3) BKPRD melakukan pembinaan dan memfasilitasi penyelenggaraan Penataan Ruang kabupaten/kota. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 13 Pembiayaan pelaksanaan kegiatan BKPRD dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun anggaran 2016. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Nomor 2 Tahun 2015 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi Maluku Tahun 2015 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 15 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Maluku. Ditetapkan di Ambon pada tanggal 2 Februari 2016 GUBERNUR PROVINSI MALUKU, Diundangkan di Ambon pada tanggal 2 Februari 2016 SEKRETARIS DAERAH MALUKU, SAID ASSAGAFF HAMIN BIN THAHIR BERITA DAERAH PROVINSI MALUKU TAHUN 2016 NOMOR 3.

PENJELASAN ATAS PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI MALUKU TAHUN 2016 I. UMUM Penataan Ruang merupakan kegiatan yang strategis dan bersifat multidimensional, multifungsional dan multisektor yang harus ditangani secara terpadu sehingga dalam penyelenggaraannya dibutuhkan koordinasi baik itu antar tingkat pemerintahan, maupun antar isntansi di masing-masing tingkat pemerintahan. Koordinasi penataan ruang tersebut diperlukan guna memadukan, mensinergikan dan memaduserasikan penyelenggaraan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, dalam merumuskan kebijakan penataan ruang baik nasional, provinsi dan kabupaten/kota serta dalam menangani berbagai permasalahan dan konflik penataan ruang nasional dan daerah. Dalam menjawab pentingnya arti koordinasi penyelenggaraan penataan ruang daerah, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah. Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang daerah (BKPRD) Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah untuk memantapkan koordinasi dan pengelolaan kegiatan penataan ruang di daerah serta bertujuan untuk membantu Gubernur atau Bupatti/Walikota dalam merumuskan kebijakan penataan ruang di wilayahnya masing-masing secara terpadu dan optimal. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4

Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15

A. BADAN KOORDINASI No. Nama/Jabatan SUSUNAN ORGANISASI BKPRD LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI MALUKU TAHUN 2016 Kedudukan Dalam Tim (1) (2) (3) 1. Gubernur Maluku Penanggung Jawab 2. Sekretaris Daerah Maluku Ketua 3. Kepala Bappeda Provinsi Maluku Sekretaris 4. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku 5. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku 6. Kepala Biro Hukum dan HAM Setda Maluku 7. 8. 9. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Kepala Badan Pertanahan Nasional Provinsi Maluku Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Provinsi Maluku 10. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku 11. 12. Kepala Dinas Energi dan SDM Provinsi Maluku Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Maluku 13. Kepala Dinas Nakertrans Provinsi Maluku 14. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku 15. 16. 17. Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah IX Ambon Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Maluku 18. Kepala Biro Pemerintahan Setda Maluku B. SEKRETARIAT No. Nama/Jabatan Kedudukan Dalam Tim (1) (2) (3) 1. Sekretaris Bappeda Provinsi Maluku Ketua 2. Hamna Latuconsina, SE 3. Rio Abraham Noija, SE 4. Isa Sopalatu, ST 5. Amelia Masyita Tuasikal, SE

C. KELOMPOK KERJA PERENCANAAN TATA RUANG No. Nama/Jabatan Kedudukan Dalam Tim (1) (2) (3) 1. Kepala Bidang Pengembangan Wilayah & Kerjasama Pembangunan Bappeda Provinsi Maluku Ketua Kasubid Penataan Ruang & Pengembangan 2. Kawasan Perkotaan, Perdesaan & Wakil Ketua Permukiman Bappeda Provinsi Maluku 3. Kasubid Pengembangan Kawasan Strategis Tumbuh Cepat, Khusus, Pesisir & PP Kecil Sekretaris Bappeda Provinsi Maluku 4. Kasubid Kerjasama Pembangunan Bappeda Provinsi Maluku 5. Dr. Ristianto Sugiono, MM 6. Ir. M.K.J Norimarna, MSc.PhD 7. Ir. Ny. P. A. Titaley/P 8. Rufaidah, ST. MT D. KELOMPOK KERJA PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG No. Nama/Jabatan Kedudukan Dalam Tim (1) (2) (3) 1. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Maluku Ketua Kepala Bidang Sumber Daya Alam, 2. Lingkungan Hidup dan Prasarana Wilayah Wakil Ketua Bappeda Provinsi Maluku 3. Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku Sekretaris 4. Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Provinsi Maluku 5. Kasubid Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Bappeda Provinsi Maluku 6. Prof. J. Lokollo, SH 7. Ny. A. Alaydrus, SH, MH 8. Ir. Elvira Manappa, MT GUBERNUR PROVINSI MALUKU, SAID ASSAGAFF