WALIKOTA TEBING TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 38 TAHUN 2013

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2017

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 61 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL TAHUN ANGGARAN 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DUMAI

T BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

T BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA KEPADA PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN /2011 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 124 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.05/2010 TENTANG PEMBERIAN DAN TATA CARA PEMBAYARAN UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

- 1 - BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BIMA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 73 Tahun : 2015

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

-1- REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 28 TAHUN 2013

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BAGI BALITA DI POSYANDU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 95 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 29 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 107 Tahun : 2016

GUBERNUR PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA,

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2014

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI BULUNGAN

B U P A T I T A N A H L A U T

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 07 TAHUN 2017

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

WALIKOTA TEBING TINGGI

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 35 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 27B TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2014 NOMOR 9 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 9 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG

SALINAN BUPATI BULUNGAN

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

WALIKOTA TEBING TINGGI SALINAN PERATURAN WALIKOTA TEBING TINGGI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEBING TINGGI, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal 39 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, telah ditetapkan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi; b. bahwa Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi dipandang tidak sesuai dengan kondisi saat ini, sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota Kecil Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1979 tentang Pembentukan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tebing Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3133); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5258) 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Serta Penyampaiannya;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 15. Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 11 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Tebing Tinggi; 16. Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tebing Tinggi; 17. Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tebing Tinggi; 18. Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Tebing Tinggi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Tebing Tinggi; 19. Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi; 20. Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi; 21. Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tebing Tinggi; 22. Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 7 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tebing Tinggi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Tebing Tinggi. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Tebing Tinggi terdiri dari Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. 3. Walikota adalah Walikota Tebing Tinggi. 4. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil termasuk Calon Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Tebing Tinggi. 5. Eselon adalah tingkat jabatan struktural. 6. Disiplin adalah kesanggupan pegawai negeri sipil untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

7. Penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai. 8. Tambahan penghasilan adalah penghasilan yang diberikan secara bulanan kepada PNS diluar gaji dan tunjangan yang melekat pada daftar gaji berdasarkan beban kerja dan kelangkaan profesi dengan mempertimbangkan bobot SKPD, prestasi kerja dan disiplin. 9. Masa kinerja adalah satu bulan mulai tanggal 26 sampai tanggal 25 bulan berikutnya. 10. Hari Kinerja adalah jam pelayanan efektif dalam jam kerja untuk menjalankan tugas pelayanan publik dan pelayanan aparatur; 11. Pejabat penilai adalah atasan langsung PNS yang dinilai, dengan ketentuan paling rendah pejabat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan. 12. Pejabat penanggungjawab adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna anggaran/barang. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Tambahan penghasilan dimaksudkan dalam rangka memotivasi dan mengoptimalkan PNS dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi dilingkungan Pemerintah Daerah. (2) Tambahan penghasilan bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan diberikan kepada PNS dilingkungan Pemerintah daerah yang melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. BAB III KETENTUAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI Pasal 3 (1) Tambahan penghasilan kepada PNS diberikan berdasarkan beban kerja. (2) Pertimbangan pemberian penghasilan kepada PNS berdasarkan atas kehadiran PNS, untuk ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan tugas. Pasal 4 Tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diberikan kepada: a. Pejabat Struktural sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini; b. Staf fungsional maupun non fungsional yang telah memiliki uraian tugas secara tertulis, diberikan tambahan penghasilan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini; dan

c. Bagi PNS yang memiliki tambahan tugas dan tanggungjawab tertentu diberikan nilai tambah tambahan penghasilan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini Pasal 5 (1) Besarnya tambahan penghasilan untuk suatu masa kinerja dihitung atas dasar komponen disiplin dan pencapaian kinerja sesuai tugas pokok dan fungsi dari jabatan struktural, staf atau peran nyata melaksanakan tugas lainnya untuk suatu masa kinerja sesuai dengan Keputusan Walikota atau Kepala Satuan Kerja. (2) Komponen disiplin memiliki bobot 60% (enam puluh per seratus) sedangkan komponen pencapaian kinerja memiliki bobot 40% (empat puluh per seratus). (3) Tata cara perhitungan besaran tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV dan Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Pasal 6 (1) Termasuk dalam pengertian tidak hadir dalam Hari Kinerja adalah mereka sedang: a. melaksanakan perjalanan dinas tanpa Surat Tugas dari pejabat yang berwenang; b. cuti, sakit dan izin; c. libur pendidikan; dan d. mengikuti pelatihan atau pendidikan teknis berdasarkan izin tugas belajar yang harus meninggalkan tugas pokok dan fungsinya. (2) Mengikuti pendidikan penjenjangan struktural, fungsional, serta kepemimpinan lainnya setelah diatas dari 5 (lima) hari kerja. Pasal 7 Perhitungan Penilaian Kinerja dan Tambahan Penghasilan dilaksanakan secara berjenjang oleh Pejabat Penilai pada SKPD. BAB IV PEROLEHAN TAMBAHAN PENGHASILAN PNS Pasal 8 Tambahan penghasilan PNS dibayarkan sebulan sekali paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

BAB V PROSEDUR DAN TATA CARA PEMBAYARAN TAMBAHAN PENGHASILAN PNS Pasal 9 (1) Pembayaran tambahan penghasilan PNS diberikan dalam batas pagu anggaran yang tersedia pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA-SKPD) berkenaan. (2) Pembayaran tambahan penghasilan PNS dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung. (3) Tambahan penghasilan PNS dapat dibayarkan melalui rekening bendahara pengeluaran atau ke masing-masing rekening penerima tambahan penghasilan PNS. Pasal 10 Pembayaran tambahan penghasilan PNS dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) yang dihitung dari jumlah tambahan penghasilan PNS dengan tarif sesuai ketentuan yang berlaku dibidang perpajakan. Pasal 11 (1) Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-Ls) tambahan penghasilan PNS untuk penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-Ls) tambahan penghasilan PNS dilengkapi dengan: a. daftar perhitungan perolehan tambahan penghasilan PNS; b. hasil penilaian disiplin; dan c. surat setoran pajak (SSP) PPh Pasal 21. (2) Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-Ls) tambahan penghasilan PNS dibuat dalam rangkap 3 (tiga): a. lembar ke-1 (satu) dan lembar ke-2 (kedua) disampaikan kepada PPKD selaku BUD; dan b. Lembar ke-3 (ketiga) sebagai pertinggal pada SKPD bersangkutan. (3) Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-Ls) tambahan penghasilan PNS diajukan ke PPKD selaku BUD untuk diterbitkan SP2D dilengkapi dengan: a. daftar perhitungan perolehan tambahan penghasilan PNS; dan b. surat setoran pajak (SSP) PPh Pasal 21. BAB VI PENGHENTIAN TAMBAHAN PENGHASILAN Pasal 12 Tambahan penghasilan PNS dihentikan apabila: a. menjalani cuti diluar tanggungan negara; b. menjalankan tugas belajar; c. menjalani bebas tugas; d. menjalani pemberhentian sementara PNS karena penahanan yang berwajib;

e. tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 6 (enam) hari atau lebih pada masa penilaian; dan f. kemampuan keuangan daerah tidak mencukupi untuk itu. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 13 (1) Mutasi antar SKPD dan mutasi karena promosi atau demosi jabatan dilingkungan pemerintah daerah, tambahan penghasilan dibulan berjalan diberikan pada SKPD lama dengan mempertimbangkan nilai disiplin yang lama. (2) Mutasi dari luar pemerintah daerah dan pengangkatan CPNS diberikan tambahan penghasilan mulai periode bulan berikutnya. Pasal 14 (1) PNS yang ditugaskan sebagai pelaksana tugas dalam jabatan struktural dengan Keputusan Walikota dapat diberikan Tambahan penghasilan. (2) Nilai tambahan penghasilan bagi pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan nilai tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, tidak dapat diperhitungkan ganda dan harus dipilih salah satunya. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, tambahan Penghasilan Adminstrator Sistem Informasi Manajemen Daerah - Keuangan dan Administrator Sistem Informasi Manajemen Daerah - Barang Milik Daerah diberikan berdasarkan Peraturan Walikota ini. Pasal 16 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi (Berita Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2009 Nomor 54) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi (Berita Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2013 Nomor 9), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 17 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal 26 September 2014. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tebing Tinggi. Ditetapkan di Tebing Tinggi pada tanggal 26 Agustus 2014 WALIKOTA TEBING TINGGI, ttd. Diundangkan di Tebing Tinggi pada tanggal 26 Agustus 2014 SEKRETARIS DAERAH KOTA TEBING TINGGI, UMAR ZUNAIDI HASIBUAN ttd. JOHAN SAMOSE HARAHAP BERITA DAERAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2014 NOMOR 25 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum dan Organisasi Siti Masita Saragih

LAMPIRAN I : PERATURAN WALIKOTA TEBING TINGGI NOMOR : 25 TAHUN 2014 TANGGAL : 26 AGUSTUS 2014 NO. JABATAN NILAI TAMBAHAN PENGHASILAN/BULAN (RP.) 1 2 3 1 Sekretaris Daerah 15.000.000,- 2 Asisten 7.500.000,- 3 Staf Ahli Walikota 6.000.000,- 4 Sekretaris DPRD, Kepala Dinas, Kepala Badan, Inspektur dan Direktur RSUD 5.000.000,- 5 Kepala Bagian di lingkungan Sekretariat 4.000.000,- Daerah, Kepala Kantor 6 Kabag Sekretariat DPRD, Sekretaris 3.000.000,- Inspektorat/Dinas/Badan, Irban, Wakil Direktur RSUD, Sekretaris KORPRI, Direktur Akbid, Camat 7 Kabid Dinas/Badan, Kasubbag Sekretariat 2.500.000,- Daerah, Kabid RSUD, Kabag RSUD, Sekcam, Kuasa BUD 8 Lurah 2.000.000,- 9 Kasubbag/Kasi/Kasubbid Sekretariat 1.700.000,- DPRD/Dinas/Badan/Kantor/RSUD, Pembantu Direktur Akbid, Kepala UPTD 10 Kasi/Kasubbbag Kecamatan/Kelurahan, 1.200.000,- Sekretaris Lurah, KTU UPTD 11 Kepala Tata Usaha SMA/SMK Negeri 800.000,- 12 Kepala Tata Usaha SMP Negeri 750.000,- WALIKOTA TEBING TINGGI, ttd. Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum dan Organisasi UMAR ZUNAIDI HASIBUAN Siti Masita Saragih

LAMPIRAN II : PERATURAN WALIKOTA TEBING TINGGI NOMOR : 25 TAHUN 2014 TANGGAL : 26 AGUSTUS 2014 No Jabatan Besaran Tambahan Penghasilan/Bulan Rp. Ket 1. PNSD fungsional Tertentu / Umum / Staf Golongan IV 2. PNS fungsional Tertentu / Umum / Staf Golongan III 3. PNS fungsional Tertentu / Umum / Staf Golongan II ke Bawah 700.000,- 580.000,- 500.000,- WALIKOTA TEBING TINGGI, ttd. UMAR ZUNAIDI HASIBUAN Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum dan Organisasi Siti Masita Saragih

LAMPIRAN III : PERATURAN WALIKOTA TEBING TINGGI NOMOR : 25 TAHUN 2014 TANGGAL : 26 AGUSTUS 2014 No Jabatan 1. Pengurus Barang dan Penyimpan Barang pada SKPD/Unit Kerja 1. Sekretariat Daerah 2. Dinas Pendidikan 3. Dinas Kesehatan 4. Kecamatan 5. Kelurahan 6. Puskesmas 7. SMP/SMA/SMK 8. Sekolah TK dan SD 9. SKPD Lain 2. Bendahara Penerimaan 1. Nilai pagu sampai dengan 100 Juta 2. Nilai pagu di atas 100 Juta sampai dengan 250 Juta 3. Nilai pagu di atas 250 Juta sampai dengan 500 Juta 4. Nilai pagu di atas 500 Juta sampai dengan 1 Milyar 5. Nilai pagu di atas 1 Milyar sampai dengan 2,5 Milyar 6. Nilai pagu di atas 2,5 Milyar sampai dengan 5 Milyar 7. Nilai pagu di atas 5 Milyar sampai dengan 10 Milyar 8. Nilai pagu di atas 10 Milyar sampai dengan 25 Milyar 9. Nilai pagu di atas 25 Milyar sampai dengan 50 Milyar 10. Nilai pagu di atas 50 Milyar 3. Bendahara Pengeluaran 1. Nilai pagu sampai dengan 3 Milyar 2. Nilai pagu di atas 3 Milyar sampai dengan 5 Milyar 3. Nilai pagu 5 Milyar sampai dengan 10 Milyar 4. Nilai pagu di atas 10 Milyar sampai dengan 20 Milyar 5. Nilai pagu di atas 20 Milyar sampai dengan 50 Milyar 6. Nilai pagu di atas 50 Milyar Besaran Tambahan Penghasilan/Bulan Rp. 500.000,- 500.000,- 500.000,- 350.000,- 200.000,- 200.000,- 200.000,- 150.000,- 300.000,- 100.000,- 125.000,- 150.000,- 175.000,- 200.000,- 225.000,- 250.000,- 275.000,- 300.000,- 325.000,- 250.000,- 300.000,- 350.000,- 400.000,- 450.000,- 500.000,- Ket Nilai pagu pendapatan Nilai pagu belanja dikurang yang telah dikpa-kan

4. Bendahara Pengeluaran Pembantu 1. Nilai pagu sampai dengan 3 Milyar 2. Nilai pagu di atas 3 Milyar sampai dengan 5 Milyar 3. Nilai pagu 5 Milyar sampai dengan 10 Milyar 4. Nilai pagu di atas 10 Milyar sampai dengan 20 Milyar 5. Nilai pagu di atas 20 Milyar sampai dengan 50 Milyar 6. Nilai pagu di atas 50 Milyar 5. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD 1. Nilai pagu sampai dengan 3 Milyar 2. Nilai pagu di atas 3 Milyar sampai dengan 5 Milyar 3. Nilai pagu 5 Milyar sampai dengan 10 Milyar 4. Nilai pagu di atas 10 Milyar sampai dengan 20 Milyar 5. Nilai pagu di atas 20 Milyar sampai dengan 50 Milyar 6. Nilai pagu di atas 50 Milyar 250.000,- 300.000,- 350.000,- 400.000,- 450.000,- 500.000,- 200.000,- 250.000,- 300.000,- 350.000,- 400.000,- 450.000,- Nilai pagu belanja Nilai pagu belanja 6. Administrator Simda Keuangan 1.420.000,- 7. Administrator Aplikasi Gaji 500.000,- 8. Administrator Simda-BMD 1.420.000,- WALIKOTA TEBING TINGGI, ttd. UMAR ZUNAIDI HASIBUAN

LAMPIRAN IV : PERATURAN WALIKOTA TEBING TINGGI NOMOR : 25 TAHUN 2014 TANGGAL : 26 AGUSTUS 2014 KOMPONEN DISIPLIN (60%) NO JENIS PENILAIAN PENGURANGAN DISIPLIN KETERANGAN 1. Terlambat Datang (TD) 2 % Daftar Absensi 2. Cepat Pulang (CP) 2 % Daftar Absensi 3. Tidak Hadir (TH) 4 % Daftar Absensi (sakit, izin dan cuti) 4. Meninggalkan Tugas Jam Kerja 2 % Pejabat Penilai Tanpa Izin (MJK) 5. ALPA (A) 4 % Daftar Absensi 6. Tidak Mengikuti Kegiatan (TMK) Upacara Kenegaraan dan Rapatrapat dengan DPRD. 4 % Daftar Absensi 7. Pemalsuan Tanda Tangan (PTT) bagi PNSD yang memalsukan dan dipalsukan 8. Dikenakan Sanksi disiplin sedang dan berat Sesuai PP 53 Tahun 2010 20 % Setiap kali pemalsuan 50 % Pejabat berwenang sesuai Peraturan selama 6 bulan Catatan : Perhitungan jenis Penilaian merupakan jumlah kumulatif 1 (satu) bulan WALIKOTA TEBING TINGGI, ttd. UMAR ZUNAIDI HASIBUAN

LAMPIRAN V : PERATURAN WALIKOTA TEBING TINGGI NOMOR : 25 TAHUN 2014 TANGGAL : 26 AGUSTUS 2014 KOMPONEN PENCAPAIAN KINERJA (40%) NO JENIS PENILAIAN NILAI 1. BAIK (B) 16-20 PENGURANGAN KINERJA (%) 0 % KETERANGAN Pejabat Penilai 2. SEDANG (S) 12-15 15 % Pejabat Penilai 3. KURANG BAIK (KB) 4-11 30 % Pejabat Penilai Catatan : Elemen yang dinilai. a. Inovasi b. Kecepatan Kerja c. Keakuratan Kerja d. Kerja sama 1 s/d 4 1 s/d 4 1 s/d 4 1 s/d 4 No Uraian Baik Sedang 1. Inovasi/Kreatifitas 5 3 Kurang Baik 1 2. Kecepatan kerja 5 3 1 3. Keakuratan Kerja 5 3 1 4. Kerjasama 5 3 1 J U M L A H 20 12 4 WALIKOTA TEBING TINGGI, ttd. UMAR ZUNAIDI HASIBUAN