BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya dapat dilakukan pada sektor riil saja tapi bisa juga dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal tersebut mendorong transaksi jual-beli yang dilakukan antara produsen

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah transaksi perusahaan yang go public, dan jumlah investor domestik. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.

I. PENDAHULUAN. Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan besarnya bagian

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. proporsi dana dan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia investasi bukan lagi merupakan kegiatan baru di dunia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. penawaran dan permintaan jangka panjang dalam bentuk efek. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan-perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan ini dapat. mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

ANALISIS PENGARUH ROI, CASH RATIO, CURRENT RATIO DAN DER TERHADAP CASH DEVIDEND DI BURSA EFEK INDONESIA

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen perusahaan memiliki peranan yang penting dalam menentukan nilai

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini berada dalam era pembangunan yang diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Indeks LQ45 merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham-saham tersebut mempertimbangkan kapasitas pasar. Indeks LQ45 menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Dengan demikian, saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar regular. Sesuai dengan perkembangan pasar dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Sehingga kriteria suatu emiten untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45 adalah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) minimal 3 bulan. 2. Aktivitas transaksi di pasar regular yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi. 3. Jumlah hari perdagangan di pasar regular. 4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu. 5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut. (www.sahamok.com) 1

Penulis memilih menggunakan indeks LQ45 sebagai objek penelitian didasarkan oleh indeks tersebut merupakan indeks saham blue chip dengan kapitalisasi saham besar, likuiditas yang baik, dan kinerja perusahaan yang baik pula, serta evaluasi emiten yang dilakukan setiap tiga bulan sekali dan pencatatan ulang emiten pada indeks saham LQ45 ini dilakukan setiap enam bulan sekali yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Tujuan indeks LQ45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan (www.juruscuan.com). 1.2 Latar Belakang Industri di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat beberapa tahun belakangan ini. Perkembangan ini berimplikasi pada persaingan antar perusahaan. Setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan pada persaingan yang semakin ketat. Untuk dapat meningkatkan kinerjanya, perusahaan dapat melakukan penambahan modal melalui cara menjual surat berharga perusahaan kepada pihak luar perusahaan yang dikenal dengan nama investor. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang penting agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun, aktivitas investasi merupakan aktivitas yang diharapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksi oleh investor. Untuk mengurangi risiko ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik suatu Negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Sesuai dengan Standar Akuntansi (SAK) 2012 yang mewajibkan setiap perusahaan, terutama perusahaan publik, wajib untuk menyajikan laporan keuangan, baik laporan keuangan intern/ quarter (unaudit) maupun laporan keuangan 2

tahunan/ annual (audited). Laporan keuangan tahunan (yang telah diaudit) antara lain dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang memuat laporan neraca dan laporan laba rugi, serta catatan yang berhubungan dengan laporan keuangan tersebut. Berdasarkan laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja perusahaan dalam kemampuannya untuk menghasilkan profitabilitas dan besarnya pendapatan dividen perlembar saham (dividend per share) (Ang, 1997:34) dalam Deitiana (2013). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan yang Go Public merupakan kebijakan yang sangat penting, sebab akan melibatkan dua pihak yaitu pemegang saham dan manajemen keuangan yang dapat mempunyai kepentingan yang berbeda. Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (Darmaji dan Fakhrudin, 2006:178) dalam Deitiana (2013). Tujuan utama seorang investor menanamkan dananya yaitu untuk memperoleh pendapatan (Return) yang dapat berupa pendapatan dividen (Dividend Yeild) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (Capital Gain). Dalam kaitannya dengan dividen, para investor pada umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil. Kebijakan dividen yang stabil dijalankan oleh suatu perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa-masa mendatang. Apabila pendapatan suatu perusahaan berkurang tetapi perusahan tersebut tidak mengurangi dividen yang dibayarkan, maka kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut lebih besar dibanding jika dividennya dikurangi, dengan demikian manajemen dapat mempengaruhi harapan para investor dengan melalui politik dividen yang stabil (Riyanto, 2001:207) dalam Deitiana (2013). Di sisi lain, perusahan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran 3

dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen (Brigham, 2005:112) dalam Aftriyandi (2012). Keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering dihadapi perusahaan. Manajemen sering menghadapi kesulitan untuk memutuskan apakah akan membagi dividen atau akan menahan laba untuk diinvestasikan kepada proyekproyek yang menguntungkan guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Berhubungan dengan hal tersebut, maka masalah yang akan timbul adalah suatu kebijakan dividen akan mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan lebih suka menanam keuntungan daripada membagikan dalam bentuk dividen, sedangkan investor lebih menyukai pembayaran dividen saat ini daripada menundanya untuk direalisir dalam bentuk Capital Gain. Oleh adanya kepentingan yang kontradiktif antara pihak perusahaan dengan investor, maka perusahaan harus dapat mengambil suatu kebijakan dividen yang membawa manfaat khususnya bagi peningkatan kemakmuran para pemegang saham (Husnan, 2000:381). Semakin tinggi dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (Rate of Growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya. Jika perusahaan ingin menahan sebagian besar pendapatannya tetap dalam perusahaan, berarti bahwa bagian dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen semakin kecil. Rasio yang mengukur perbandingan dividen terhadap laba perusahaan disebut rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) (Darmaji dan Fakhrudin, 2006:201) dalam Deitiana (2013). Penelitian sebelumnya memperlihatkan bahawa perusahaan berusaha untuk mengikuti dividend payout ratio yang stabil dan membayarkan suatu porsi tertentu dari pendapatan sebagai dividen (Lintner, 1956) dalam Aftriandy (2012). Studi empiris yang dilakukan Lintner (1956) dalam Aftriandy (2012) juga menemukan bahwa perusahaan menentukan besarnya dividend payout ratio yang disesuaikan sehubungan dengan target dividend payout ratio itu sendiri sehingga perusahaan dapat menjaga dan mempertahankan modal investasinya serta mampu mencapai 4

target pertumbuhan jangka panjang. Lintner juga mengatakan bahwa manajer percaya bahwa investor lebih menyukai perusahaan yang mengikuti dividend payout ratio yang stabil. Dividend payout ratio atau kebijakan dividend pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan (Sharaks, 2005) dalam Aftriandy (2012:18). Alasan penelitian ini menggunakan dividend payout ratio (DPR) sebagai variable dependen dikarenakan DPR pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan. DPR merupakan perbandingan antara dividend per share (DPS) dengan earning per share (EPS). DPR merupakan perbandingan antara jumlah dividen yang dibagikan pada satu tahun buku dengan total outstanding share (total semua saham yang diterbitkan). Dapat dilihat dalam komponen DPS terkandung unsur dividen, jadi semakin besar dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham, maka akan semakin besar pula DPR. Sedangkan EPS merupakan perbandinganantara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan (Ang, 1997). Miller dan Modigliani (1961) dalam Aftriandy (2012), telah mengembangkan irrelevant dividend, yang selanjutnya disusul dengan beberapa studi yang membahas tentang pembayaran dividen dan berbagai variasi dalam kebijakan pembayaran dividen dengan memfokuskan pada ketidaksempurnaan pasar. Abrigham (2005:32) dalam Afriandy (2012) juga mengatakan bahwa manajer percaya bahwa investor lebih menyukai perusahaan yang mengikuti dividend payout ratio yang stabil. Dalam perkembangan perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam periode 2009-2013, terjadi ketidaksesuaian antara teori dengan bukti empiris yang ada dan research gap dari beberapa penelitian terdahulu. Untuk mengukur likuiditas perusahaan dalam penelitian ini menggunakan current ratio. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan 5

perusahaan untuk membayar dividen. CR merupakan salah satu ukuran likuiditas yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Berdasarkan teori yang ada, CR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio, dimana semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar, maka posisi kas akan semakin kuat sehingga kemampuan perusahaan membayarkan dividen semakin besar. Berdasarkan hasil penelitian research gap untuk current ratio ini, current ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPR (Lestari, 2009; Maryati, 2010; Westri, 2011; Suyanti, 2011; Danang, 2011), namun berbeda dengan penelitian oleh (Tita Deitiana, 2013; Bratha, 2009) yang menyatakan tidak ada pengaruh CR terhadap DPR, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan. Rasio solvabilitas yang digunakan adalah debt to equity ratio. DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage terhadap total shareholder equity yang dimiliki perusahaan. DER menurut teori memberikan pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio karena semakin besar DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Pembayaran dividen yang lebih besar meningkatkan kesempatan untuk memperbesar modal melalui hutang. Peningkatan hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, sehingga semakin tinggi kewajiban perusahaan akan semakin menurun kemampuan perusahaan membayar dividen. Berdasarkan hasil penelitian research gap, Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (Maryati, 2010; Suyanti, 2011; Westri, 2011; Danang, 2011), namun berbeda dengan hasil penelitian (Bratha, 2009; Achmad Zaipul, 2011) yang menyatakan tidak ada pengaruh secara signifikan antara DER terhadap DPR, dan (Kumar, 2007; Trisnawati, 2008) menyatakan DER berpengaruh negatif terhadap DRP sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan. 6

ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan khususnya profitabilitas. Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang dihasilkan perusahaan, dan dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, karenanya dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Berdasarkan teori ROE mempunyai pengaruh positif terhadap dividend payout ratio karena semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga besar dan perusahaan dianggap semakin mendapatkan keuntungan sehingga menyebabkan permintaan saham bertambah dan harga penawaran di pasar sekunder terdorong naik. Berdasarkan hasil penelitian research gap, Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap DPR (Achmad Zaipul, 2011), namun ROE mempunyai pengaruh positif terhadap DPR (Trisnawati, 2008), dan Tita Deitiana menyatakan tidak ada pengaruh ROE terhadap DPR. Dalam perkembangannya perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam periode 2009 sampai dengan 2013 terjadi ketidaksesuaian antara teori dengan bukti empiris yang ada. Perusahaan United Tractors merupakan salah satu emiten indeks LQ45 yang tercatat di BEI yang menunjukkan dinamika pergerakan DPR dalam kinerja keuangannya periode 2009 sampai dengan 2013 ditampilkan pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Kinerja Keuangan United Tractors Periode 2009-2013 Variabel 2009 2010 2011 2012 2013 DPR 28,76 50,68 52,17 52,83 40,02 CR 165,64 156,59 171,64 164,65 187,74 DER 0,76 0,84 0,69 0,56 0,6 ROE 39,33 31,37 28,3 23,05 9,4 7

Sumber: IDX Statistics, ICMD dan Annual Report 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013 yang diolah. Berdasarkan Tabel 1.1 di atas dapat dilakukan analisis sementara pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap DPR. Analisis sementara tersebut dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi pengaruh CR, DER, dan ROE. Pada tahun 2009 ke 2010, CR mengalami penurunan sebesar 9.05% namun tidak diikuti oleh penurunan DPR yang justru meningkat sebesar 21.92%. Sama juga halnya yang terjadi pada tahun 2011 ke 2012, CR mengalami penurunan sebesar 6.99% yang tidak diikuti penurunan DPR, namun sebaliknya terjadi kenaikan DPR sebesar 0.66%. Hal ini berbeda dengan teori yang ada, yang menyatakan CR berpengaruh positif terhadap DPR. Pada variabel DER terjadi fenomena tahun 2009 ke 2010, dimana DER mengalami kenaikan sebesar 0.08% dan DPR justru juga meningkat sebesar 21.92%. Sama halnya dengan yang terjadi pada tahun 2012 ke 2013, dimana DER mengalami kenaikan sebesar 0.04% dan diikuti dengan kenaikan DPR sebesar 12.81%. Hal ini berbeda dengan teori yang ada, yang menyatakan DER berpengaruh negatif terhadap DPR. Pada tahun 2009 ke 2010 terjadi fenomena pada variabel ROE, dimana ROE mengalami penurunan sebesar 7.96% namun tidak diikuti oleh penurunan DPR yang justru meningkat sebesar 21.92%. Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2010 ke 2011, ROE mengalami penurunan sebesar 3.07% namun diikuti dengan kenaikan DPR sebesar 1.49%. dan ditahun 2012 ke 2013 ROE mengalami penurunan sebesar 13.65%, sedangkan DPR mengalami kenaikan sebesar 12.81%. Hal ini berbeda dengan teori yang ada, yang menyatakan DER berpengaruh positif terhadap DPR. Perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia merupakan perusahaan yang terdiri dari saham-saham yang memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Dengan tingkat likuiditas dan kapitalisasi yang tinggi maka dapat menarik investor untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan 8

tersebut. Hal ini berarti dapat mendorong perusahaan untuk membuat kebijakan pembayaran dividen dengan sebaik mungkin yang dapat menguntungkan investor tetapi juga tidak merugikan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di BEI layak untuk dijadikan objek penelitian ini. Dengan adanya ketidaksesuaian antara teori yang ada dengan kondisi yang sebenarnya, seperti yang terlihat pada Tabel 1.1 diatas dan dengan adanya perbedaan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu, maka perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi DPR. Oleh karena itu, penulis mengambil judul Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana perkembangan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity dan Dividend Payout Ratio perusahaan yang terdaftar pada LQ45 periode 2009-2013? 2. Bagaimana pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity secara simultan terhadap Dividend Payout Ratio perusahaan yang terdaftar pada LQ45 periode 2009-2013? 3. Bagaimana pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio perusahaan yang terdaftar pada LQ45 periode 2009-2013? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 9

1. Untuk mengetahui perkembangan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity dan Dividend Payout Ratio perusahaan yang terdaftar pada LQ45 periode 2009-2013 2. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity secara simultan terhadap Dividend Payout Ratio perusahaan yang terdaftar pada LQ45 periode 2009-2013 3. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio perusahaan yang terdaftar pada LQ45 periode 2009-2013 1.5 Kegunaan Penelitian Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan menfaat sebagai berikut: 1. Aspek teoritis a. Penulis Penelitian ini digunakan sebagai tambahan ilmu dan wawasan bagi penulis serta sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang telah diperoleh pada saat perkuliahan. b. Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dan sebagai bahan masukan untuk penelitian berikutnya, khususnya bagi peneliti lain yang berminat mempelajari masalah yang sama. 2. Aspek praktis a. Investor Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi para investor mengenai keuangan perusahaan dan menjadi acuan dalam pengambilan keputusan dividennya. 10

b. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam kebijakan dividennya. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terbagi dalam lima bab BAB I: PENDAHULUAN Pada Bab I berisi tinjauan terhadap objek studi, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II berisi tinjauan pustaka yang membahas teori-teori yang mendukung penelitian ini dan mendukung pemecahan permasalahan. Pada Bab II menceritakan tentang kerangka pemikiran. BAB III: METODE PENELITIAN Pada Bab III menjelaskan tentang jenis penelitian, operasionalisasi variabel dan skala pengukuran, metode pengumpulan data, populasi dan teknik sampling penelitian, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian dan pengujian hipotesis. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV mengemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran untuk investor, perusahaan, dan bagi peneliti selanjutnya. 11