BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi membawa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh semua manusia,

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengetahuan, pertimbangan, dan kebijaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PEDAN TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW.

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi siswa dapat dilihat dengan menggunakan tolak ukur batas kelulusan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi membawa perubahan yang luas dan mendasar dalam semua aspek kehidupan masyarakat. Perubahan yang berlangsung cepat menyeluruh, mendalam dan serba tak terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau merencanakan masa depan dunia. Untuk mengatasi berbagai perubahan tersebut dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menentukan corak dan kemajuan bangsa dimana yang akan datang. Salah satu langkah untuk membentuk SDM yang berkualitas adalah dengan pendidikan. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik untuk mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan, kecerdasan, nilai atau pola tingkah laku yang berguna. Hal tersebut sesuai dengan definisi pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 1

2 Berkaitan dengan usaha untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, maka pemerintah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Meningkatkan mutu pendidikan nasional berarti juga diperlukan peningkatan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Penyelenggaraan pendidikan jalur sekolah dilaksanakan oleh lembaga formal melalui kegiatan belajar mengajar yang di program secara teratur, berjenjang, dan berkeseinambungan. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah baik dilembagakan maupun tidak. Satuan pendidikan luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus, kelompok bermain, dan penitipan anak. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah umum maupun kejuruan, dan pendidikan tinggi. Pendidikan menengah pertama diselenggarakan untuk melanjutkan atau memperluas pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi. Prestasi belajar merupakan hasil dari usaha-usaha yang telah dilakukan peserta didik. Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memerlukan suatu strategi yang tepat supaya hasil yang yang dicapai

3 maksimal dan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Guru harus dapat memilih metode-metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan, dan juga mempunyai cara-cara yang menarik sehingga peserta didik mempunyai minat yang tinggi terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), sebaliknya juga para peserta didik harus mampu menunjukkan kreativitasnya masing-masing. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Keberhasilan sekolah dalam mendidik siswanya dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Prestasi belajar merupakan akhir

4 dari proses belajar, banyak siswa yang mengalami masalah dalam belajar yang mengakibatkan prestasi belajar menjadi rendah. Adanya perbedaan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor yang bersumber dari dalam diri manusia, dan yang bersumber dari luar diri manusia. Menurut Jeanne Rini P (2003:2), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Di Indonesia, alat ukur evaluasi prestasi belajar disebut tes hasil belajar. Kedua test ini digunakan untuk mengukur taraf keberhasilan sebuah program pengajaran dan untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kemampuan kognitifnya. Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Tujuan proses pembelajaran diperoleh dari hasil optimal melalui optimalisasi proses pembelajaran tersebut, diharapkan para peserta didik dapat meraih prestasi belajar yang optimal dan memuaskan. Keberhasilan maupun kegagalan belajar tersebut ditandai dengan prestasi belajar yang dicapai seseorang dalam suau usaha belajar. Proses belajar mengajar harus terjalin baik antara kedua faktor, faktor tersebut adalah faktor interaksi edukatif dan faktor kreativitas belajar siswa. Kegiatan belajar mengajar siswa akan memberikan apresiasi terhadap segala sikap dan perilaku mengajar yang dilakukan.

5 Tetapi, dalam kenyatanya menurut Daharnis (2006: 43-44), prestasi belajar menunjukan masih banyaknya siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah. Khususnya bila dikaitkan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Gejala umum yang terjadi dengan prestasi belajar yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti kurang menyiapkan diri, adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah, adanya siswa yang beranggapan bahwa hasil belajar yang mereka peroleh tergantung pada nasib dan bukan usaha dab kerja keras. Apabila permasalahan tersebut dibiarkan maka dampaknya lebih jauh adalah mutu pendidikan dan sumber daya manusia rendah sehingga menimbulkan pengaruh rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa. Prestasi belajar merupakan cerminan dari usaha belajar, semakin baik pula prestasi yang diraih. Dengan hasil belajar yang diraih seseorang dapat dilihat dari seberapa besar kuantitas pengetahuan yang dimilikinya. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan siswa dalam belajarnya. Prestasi belajar berbentuk suatu nilai yang diperoleh ketika anak mengikuti proses belajar mengajar disekolah. Melalui usaha pendidikan diharapkan kualitas generasi muda yang cerdas, kreatif, dan mandiri dapat terwujud. Namun pada kenyataanya kreativitas siswa sekarang ini berkembang sangat lambat dan partisipasi siswa dalam interaksi edukatif yang sangat kurang. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan yang senantiasa bergantung pada pendidik. Akibatnya siswa kurang bersemangat untuk mencapai prestasi belajar yang yang tinggi.

6 Siswa kurang memilki tingkah laku yang kritis bahkan cara berfikir untuk mengeluarkan ide-ide yang sifatnya inovatif pun terkesan lambat. Kreativitas mencerminkan pemikir yang divergen yaitu kemampuan yang dapat memberikan bermacam-macam alternatif jawaban. Kreativitas dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan belajar. Namun sebenarnya setiap orang adalah kreatif. Untuk mendapatkan orang yang demikian perlu adanya latihan dan bimbingan dari orang tua ataupun guru. Menurut Suharman (2005: 375), kreativitas tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang memang pekerjaanya menutut pemikiran kreatif (sebagai suatu profesi), tetapi juga dapat dilakukan oleh orang-orang biasa di dalam menyelesaikan tugas-tugas dan mengatasi masalah-masalah. Prestasi belajar merupakan cerminan dari usaha belajar, semakin baik pula prestasi belajar yang diraih. Dengan prestasi belajar yang diraih seseorang dapat dilihat seberapa besar kuantitas pengetahuan yang dimilikinya. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan siswa dalam belajarnya. Prestasi belajar terbentuk suatu nilai yang diperoleh ketika anak mengikuti proses belajar mengajar disekolah. Selain itu faktor yang sangat menentukan keberhasilan prestasi belajar siswa adalah partisipasi dalam interaksi edukatif. Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajar siswa yang dicapai rendah, akibat kemampuan intelektual yang dimiliki tidak atau kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar

7 kemampuan intelektual yang dimiliki siswa daptat berfungsi secara optimal adalah adanya partisipasi dalam interaksi edukatif yang tinggi dalam diri siswa. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan orang lain dalam kehidupannya. Interaksi tersebut terjadi juga dalam proses kegiatan belajar mengajar. Interaksi edukatif dalam proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan integral, karena dalam interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan bermakna dan kreatif. Adanya interaksi edukatif yang aktif mendorong siswa untuk terlibat penuh dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan belajar akan tercapai secara optimal. Untuk menciptakan interaksi edukatif yang aktif seorang guru harus dapat mengelola kelas dengan baik. Partisipasi siswa dalam interaksi edukatif adalah mencakup keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, yaitu mencakup keaktifan atau kepasifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Dalam suatu interaksi edukatif, partisipasi antara siswa satu dengan yang lainnya berbeda. Ada sebagian siswa yang aktif mengikuti proses belajar mengajar namun tidak banyak siswa yang pasif. Siswa yang aktif mengikuti proses belajar mengajar akan rajin mengikuti pelajaran, jika ada materi yang kurang jelas siswa tersebut akan bertanya kepada guru maupun kepada temannya sampai ia benar-benar paham tentang materi tersebut. Berbeda dengan siswa yang pasif, ia akan cenderung diam, meskipun ada

8 penyampaian materi guru yang kurang jelas. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut. Partisipasi dalam interaksi edukatif merupakan perubahan tenaga didalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa dipaksa, dan diimbangi oleh motivasi yang besar, sehingga diharapkan siswa tersebut akan mencapai prestasi yang tinggi. Adanya partisipasi dalam interaksi edukatif yang tinggi dalam diri siswa merupakan syarat agar siswa terdorong oleh kemauanya sendiri untuk mengatasi berbagai kesulitan belajar yang dihadapinya dan lebih lanjut siswa akan sanggup untuk belajar sendiri. Tetapi dalam kenyataanya, individu yang demikian justru bisa mencapai prestasi belajar yang cukup baik, bahkan ada beberapa individu yang terbilang tinggi prestasi belajarnya. Hal ini menunjukkan bahwasanya semakin tinggi kreativitas belajar dan partisipasi siswa dalam interaksi edukatif belum tentu prestasi belajar yang dicapai juga tinggi, begitu pula sebaliknya. Padahal kecenderungan partisipasi siswa dalam interaksi edukatif merupakan salah satu unsur masukan yang pokok dalam proses kreativitas dan memberikan sikap bertahan dan maju terus dalam mewujudkan ide atau gagasan-gagasan yang kreatif. Kreativitas akan menimbulkan sikap kritis, yang mana sikap kritis ini hanya akan dimiliki oleh individu yang mempunyai kecerdasan tinggi yang pada akhirnya akan mendorong untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi.

9 Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul KREATIVITAS BELAJAR DAN PARTISIPASI DALAM INTERAKSI EDUKATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 KARANGANOM TAHUN AJARAN 2010 / 2011. B. Identifikasi Masalah Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, ada beberapa masalah yang berkaitan dengan kreativitas belajar dan partisipasi dalam interaksi edukatif. Adapun masalah-masalah tersebut diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Ketidakmerataan hasil prestasi belajar siswa kelas VIII pada ujian tengah semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 dalam mata pelajaran ekonomi. 2. Banyak siswa yang belum berpartisipasi dengan baik dalam interaksi edukatif khususnya dalam mata pelajaran ekonomi 3. Tingkat kreativitas belajar & partisipasi dalam interaksi edukatif yang berbeda pada tiap siswa dalam mata pelajaran ekonomi. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar permasalahan yang dianalisa dalam penilitian lebih terarah, maka masalah tersebut dibatasi sebagai berikut:

10 1. Penelitian ini penulis akan meneliti peran kreativitas belajar siswa kelas VIII dalam mata pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Karanganom tahun ajaran 2010/1011. 2. Peran partisipasi dalam interaksi edukatif siswa kelas VIII dalam mata pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Karanganom tahun ajaran 2010/1011. 3. Pedoman dalam meneliti peran kreativitas belajar dan partisipasi dalam interaksi edukatif tersebut ialah hasil evaluasi belajar siswa kelas VIII dalam mata pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Karanganom tengah semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. D. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini secara spesifik dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh yang signifikan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar IPS? 2. Adakah pengaruh yang signifikan partisipasi dalam interaksi edukatif terhadap prestasi belajar IPS? 3. Adakah pengaruh secara bersama-sama dari kreativitas belajar dan partisipasi dalam interaksi edukatif terhadap prestasi belajar IPS? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan yang ditimbulkan oleh kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar IPS.

11 2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan yang ditimbulkan oleh partisipasi dalam interaksi edukatif terhadap prestasi belajar IPS. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan yang ditimbulkan secara bersama-sama dari kreativitas belajar dan partisipasi dalam interaksi edukatif terhadap prestasi belajar IPS. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Manfaat secara umum, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pada dunia pendidikan mengenai peran yang dijalankan oleh kreativitas belajar dan partisipasi dalam interaksi edukatif dalam pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah Sebagai bahan masukan bagi guru dan sekolah dalam perbaikan meningkatkan kreativitas belajar, sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. b. Bagi Siswa Sebagai bahan masukan untuk siswa yang menghendaki kemajuan dan peningkatan dalam prestasi belajar.

12 G. Sistematika Skripsi Untuk mengetahui gambaran secara umum dari skripsi ini maka penulis menentukan sistematika skripsi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang kajian pustaka yaitu meliputi prestasi belajar terdiri dari definisi prestasi belajar, fungsi prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, definisi kreativitas belajar, ciri-ciri kreativitas belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas belajar, definisi partisipasi dalam interaksi edukatif, interaksi edukatif bagi proses belajar mengajar, peran aktif siswa dalam interaksi edukatif, pengaruh antara kreativitas belajar dan partisipasi dalam interaksi edukatif terhadap prestasi belajar, kerangka pemikiran serta hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan sekitar pengertian metode penelitian, jenis penelitian, rancangan penelitian, obyek dan subyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, sampel, sampling, variabel penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, instrument

13 penelitian, uji instrument pengumpulan data, teknik uji prasyarat analisis, dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang gambaran umum obyek penelitian, pengumpulan data dan analisis data. BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN