KATA PENGANTAR Stasiun Klimatologi Semarang setiap tahun menerbitkan Buku Prakiraan Musim Hujan dan Prakiraan Musim Kemarau daerah Propinsi Jawa Tengah. Buku Prakiraan Musim Hujan diterbitkan setiap bulan September dan Prakiraan Musim Kemarau setiap bulan Maret. Buletin Prakiraan Musim Hujan 2018/2019 ini memuat informasi Prakiraan Awal Musim Hujan 2018/2019, Perbandingan antara Prakiraan Awal Musim Hujan 2018/2019 terhadap Rata Rata atau Normalnya selama 30 tahun (1981 2010), dan Prakiraan Sifat Hujan selama periode Musim Hujan 2018/2019. Selain itu juga memuat informasi Analisa Awal Musim Kemarau 2018 dan Analisa Perbadingan Awal Musim Kemarau 2018 terhadap rataratanya. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta memperhatikan perkembangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer regional maupun global yang sedang berlangsung serta kecenderungannya yang dapat mempengaruhi kondisi iklim di Jawa Tengah, Awal Musim Hujan 2018/2019 di wilayah Jawa Tengah umumnya diprakirakan terjadi pada bulan Oktober dan November 2018. Awal Musim Hujan paling awal terjadi pada bulan Oktober Dasarian I (Sebagian Kab. Pekalongan bagian Selatan; sebagian Kab. Purbalingga bagian Utara; Barat laut Kab. Banjarnegara dan sebagian kecil Kab.Pemalang bagian selatan). ) dan yang paling akhir pada bulan Desember Dasarian I (Wilayah utara dan timur Kab. Pati; sebagian wilayah utara Kab. Rembang; sebagian kecil wilayah timur laut Kab. Jepara). Awal Musim Hujan 2018/2019 umumnya diprakirakan Mundur (lebih lambat) dari rata ratanya. Untuk Sifat Hujannya umumnya diprakirakan Normal (N). Guna memenuhi kebutuhan Informasi iklim pada daerah Kabupaten/Kota, maka buku ini disusun berdasarkan wilayah administratif, untuk mempermudah pemahaman bagi pengguna jasa, informasi ini kami sajikan dalam bentuk uraian, tabel dan peta serta dilengkapi dengan pengertian istilah-istilah yang digunakan. Untuk penyempurnaan isi buku ini, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pengguna jasa. Semarang, 6 September 2018 KEPALA STASIUN Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP. 196306281989031001 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii I. PENGERTIAN... 1 A. AWAL MUSIM... 1 B. SIFAT HUJAN... 1 C. DASARIAN :... 1 D. ZOM DAN NON ZOM... 2 II. UMUM... 3 A. KONDISI DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT... 4 B. RINGKASAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2018/2019 DI JAWA TENGAH...6 III. ANALISA MUSIM KEMARAU 2018 DI JAWA TENGAH... 7 A. ANALISA AWAL MUSIM KEMARAU 2018... 7 B. PERBANDINGAN ANALISA AWAL MUSIM KEMARAU 2018 TERHADAP RATA-RATANYA.... 8 IV. PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2018/2019 DI JAWA TENGAH... 9 A. PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN 2018/2019... 9 B. PRAKIRAAN SIFAT HUJAN SELAMA MUSIM HUJAN 2018/2019... 9 C. PERBANDINGAN PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN 2018/2019 TERHADAP RATA-RATANYA... 10 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG ii
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 3 LAMPIRAN 4 LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 6 LAMPIRAN 7 LAMPIRAN 8 LAMPIRAN 9 : : : : : : : : : TABEL1. ANALISA MUSIM KEMARAU 2018 DI JAWA TENGAH TABEL 2. PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2018/2019 DI JAWA TENGAH PETA ANALISA AWAL MUSIM KEMARAU 2018 DI JAWA TENGAH PETA ANALISA PERBANDINGAN AWAL MUSIM KEMARAU 2018 TERHADAP RATA-RATANYA DI JAWA TENGAH PETA PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN 2018/2019 DI JAWA TENGAH PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN MUSIM HUJAN 2018/2019 DI JAWA TENGAH PETA PERBANDINGAN PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN 2018/2019 TERHADAP RATA-RATANYA DI JAWA TENGAH PETA PRAKIRAAN PANJANG MUSIM HUJAN 2018/2019 DI JAWA TENGAH PETA PRAKIRAAN PUNCAK MUSIM HUJAN 2018/2019 DI JAWA TENGAH STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG iii
I. PENGERTIAN A. AWAL MUSIM 1. Awal Musim hujan ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh 2 (dua) dasarian berikutnya. Permulaan musim hujan, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010). 2. Awal Musim kemarau ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh 2 (dua) dasarian berikutnya. Permulaan musim kemarau, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010). B. SIFAT HUJAN Sifat Hujan : merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010). Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : 1. Atas Normal (AN) : Jika nilai curah lebih dari 115% terhadap rata-ratanya. 2. Normal (N) : Jika nilai curah hujan antara 85%-115% terhadap rata-ratanya. 3. Bawah Normal (BN) : Jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya. C. DASARIAN : Dasarian adalah rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari, dalam satu dasarian dibagi menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu: Dasarian I : Tanggal 1-10 Dasarian II : Tanggal 11-20 Dasarian III : Tanggal 21 - akhir bulan. Contoh : Awal Musim Hujan : OKT III = Tanggal 21 30 Oktober : NOV I = Tanggal 1 10 November STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 1
D. ZOM DAN NON ZOM Zona Musim (ZOM) adalah adalah daerah yang pola hujan rataratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan (umumnya pola Monsun). Non ZOM adalah Daerah-daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 2
II. UMUM Secara umum kondisi musim di Indonesia dipengaruhi oleh fenomena iklim global seperti El Nino Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD) dan fenomena iklim regional seperti sirkulasi monsun Asia- Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan serta ditentukan pula oleh kondisi dinamika atmosfer dan perkembangan suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia. Fenomena yang Mempengaruhi Iklim / Musim di Indonesia 1. El Nino Southern Oscillation (ENSO) El Nino Southern Oscillation (ENSO) merupakan fenomena global dari sistem interaksi lautan atmosfer yang ditandai dengan adanya anomali suhu permukaan laut di wilayah Ekuator Pasifik Tengah dimana jika anomali suhu permukaan laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari rata-ratanya) maka disebut El Nino, namun jika anomali suhu permukaan laut Negatif disebut La Nina. Dampak El Nino sangat tergantung dengan kondisi perairan wilayah Indonesia. El Nino berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan secara drastis, bila bersamaan dengan kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin. Namun bila kondisi suhu perairan hangat, El Nino tidak signikan mempengaruhi kurangnya curah hujan di Indonesia. Sedangkan La Nina secara umum menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat apabila disertai dengan menghangatnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia. Mengingat luasnya wilayah Indonesia, tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh El Nino / La nina. 2. Indian Ocean Dipole (IOD) Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan fenomena interaksi laut atmosfer di Samudera Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka laut dimaksud disebut sebagai Dipole Mode Indeks (DMI). Untuk DMI positif, umumnya berdampak kurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, sedangkan nilai DMI negatif, berdampak terhadap meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat. STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 3
3. Sirkulasi Monsun Asia Australia Sirkulasi angin di Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun yang mengakibatkan sirkulasi angin di Indonesia berubah secara musiman, yaitu sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah setiap setengah tahun sekali. Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan tinggi di Asia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di Indonesia. Pola angin timuran/ tenggara terjadi karena adanya tekanan tinggi di Australia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di Indonesia 4. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ) ITCZ merupakan daerah tekanan rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan posisi selalu berubah mengikuti pergerakan posisi matahari ke arah utara dan selatan khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang berada di sekitar khatulistiwa, maka pada daerahdaerah yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadinya pertumbuhan awan-awan hujan. 5. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia Kondisi suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia dapat digunakan sebagai salah satu indikator banyak-sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, dan erat kaitannya dengan proses pembentukan awan di atas wilayah Indonesia. Jika suhu permukaan laut dingin potensi kandungan uap air di atmosfer sedikit, sebaliknya panasnya suhu permukaan laut berpotensi menimbulkan banyaknya uap air di atmosfer A. KONDISI DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT Dinamika atmosfer dan laut dipantau dan diprakirakan berdasarkan aktivitas fenomena alam, meliputi : El Nino Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD), Sirkulasi Monsun Asia-Australia, Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ), dan Suhu Permukaan Laut Indonesia. Monitoring dan prakiraan kondisi dinamika atmosfer dan laut yang akan terjadi pada Musim Hujan 2018/2019, adalah : STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 4
1. Monitoring dan Prakiraan Fenomena ENSO dan IOD a. El Nino Southern Oscillation (ENSO) Sejak bulan April tahun 2018, kondisi di Ekuator Pasifik Tengah (region Nino3.4) berada pada kondisi netral/ normal, kondisi ini diprediksi berlanjut hingga Agustus/September 2018 kemudian akan menghangat menuju kondisi El Nino lemah hingga moderate pada akhir tahun 2018. Pada akhir Juli 2018 indeks Nino3.4 berada pada kondisi Netral dengan indeksnya bernilai +0.28. Beberapa prediksi menunjukkan bahwa kondisi El Nino Lemah hingga Moderate akan terbentuk pada akhir tahun 2018. Berdasarkan normal awal musim hujan yang terjadi pada periode SON yang bersamaan dengan terjadinya El Nino dalam kaitan ini akan memberikan indikasi bahwa awal Musim Hujan 2018/2019 di Wilayah Indonesia akan sedikit terpengaruh menjadi mundur dibeberapa wilayah Zona Musim. Indeks Osilasi Selatan (SOI) sejak Maret 2018 sampai dengan Juli 2018 umumnya bernilai positif namun kurang dari 5, nilai ini menunjukkan kondisi netral. Kondisi demikian memberikan indikasi bahwa tidak terdapat anomali sirkulasi angin passat yang mempengaruhi iklim di wilayah Indonesia. b. Indian Ocean Dipole (IOD) Nilai Dipole Mode Index (DMI) dalam 3 bulan terakhir adalah : +0.22 (Mei 2018); -0.14 (Juni 2018) dan +0.14 (Juli 2018). Sementara, prediksi Dipole Mode Indeks (DMI) pada bulan Agustus hingga Oktober 2018 berkisar pada nilai 0 s/d +0.4. Nilai ini berada pada kondisi normal. Dengan demikian, mengindikasikan bahwa pada Musim Hujan 2018/2019, perpindahan uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia atau sebaliknya dalam kondisi Normal 2. Monitoring dan Prakiraan Fenomena Sirkulasi Monsun Asia- Australia, ITCZ, dan Suhu permukaan Laut Indonesia a. Sirkulasi \monsum Asia-Australia Hingga akhir Juli 2018 sirkulasi monsun di Indonesia umumnya masih dalam kisaran normalnya. Sirkulasi angin pada lapisan 850mb untuk wilayah Indonesia bagian selatan bertiup dari arah timur dan tenggara, sedangkan di wilayah Indonesia bagian STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 5
utara angin berbelok dari arah tenggara ke timur laut. Diprakirakan bahwa monsun Australia diprediksi masih kuat hingga September 2018 b. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis ( Inter Tropical Convergence Zone / ITZ ) Posisi ITCZ pada akhir Juli 2018 dominan masih berada di utara ekuator dan akan bergerak ke arah selatan menuju garis ekuator mengikuti pergerakan tahunannya. Jika dibandingkan terhadap posisi rata-ratanya, posisi tersebut cukup sesuai dengan kisaran rata-rata, sehingga potensi sifat musim hujan di beberapa wilayah diprakirakan akan cenderung normal sesuai kondisi rata-rata wilayah masing-masing c. Suhu Perrmukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia Hingga akhir Juli 2018, kondisi suhu permukaan laut di perairan Indonesia, pada umumnya berada pada kondisi netral dengan anomali suhu berkisar -1 C s/d +1 C. Daerah dengan suhu permukaan laut relatif lebih hangat berada di perairan sebelah barat Sumatera, sekitar kepulauan Maluku, dan utara Papua Barat yang anomali suhu permukaan lautnya mencapai +1 C. Sementara anomali suhu permukaan lautnya hingga -2 C terjadi di perairan di selatan Jawa dan Bali. Suhu permukaan laut di Indonesia selama Musim Hujan 2018/2019 diprakirakan sebagai berikut : 1) Wilayah perairan Indonesia bagian barat dan tengah umumnya diprakirakan akan relatif normal cenderung hangat hingga Oktober 2018 dengan anomali suhu berkisar -0.5 C s/d +0.5 C. 2) Wilayah perairan Indonesia timur seperti Laut Banda dan perairan sekitar Papua umumnya diprakirakan akan lebih hangat dengan anomali suhu permukaan laut hingga +2 C. B. RINGKASAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2018/2019 DI JAWA TENGAH a. Awal Musim Hujan 2018/2019 di wilayah Jawa Tengah diprakirakan terjadi paling awal pada bulan Oktober Dasarian I dan paling akhir pada bulan Desember Dasarian I, yaitu sekitar 10 ZOM (18.5%) pada bulan Oktoberl 2018, 42 ZOM (77.8%) pada bulan November 2018 dan 2 ZOM (3,7%) pada bulan Desember 2018. STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 6
b. Sifat hujan Musim Hujan 2018/2019 di Jawa Tengah diprakirakan sekitar 14 ZOM (25,9%) wilayah di Jawa Tengah Bawah Normal (BN), 37 ZOM (68.5%) Normal (N) dan 3 ZOM (5.6%) Atas Normal (AN). c. Bila dibandingkan terhadap rata-ratanya, di wilayah di Jawa Tengah yang awal musim Hujannya lebih awal (Maju) dari rataratanya tidak ada (0.0%), 46 ZOM (85.2%) lebih lambat dari rata-ratanya (Mundur) dan 8 ZOM (18.8%) sama dengan rataratanya. d. Puncak Musim Hujan 2018/2019 di wilayah Jawa Tengah diprakirakan umumnya terjadi pada bulan Januari 2019 sebanyak 35 ZOM (64.8%), 6 ZOM (11.1%) terjadi pada bulan Desember 2018 dan 13 ZOM (24.1%) bulan Februari 2019. III. ANALISA MUSIM KEMARAU 2018 DI JAWA TENGAH A. ANALISA AWAL MUSIM KEMARAU 2018 1. Awal Musim Kemarau terjadi pada bulan Maret 2018 meliputi: Kota Surakarta; sebagian besar wilayah Kab. Blora; sebagian wilayah Kab. Grobogan, Boyolali, Pati dan Sragen; wilayah selatan Kota salatiga dan Kab. Rembang; wilayah utara Kab. Sukoharjo dan Pati; wilayah tenggara Kab. Semarang; wilayah barat laut Kab. Karanganyar; sebagian wilayah timur laut Kab. Jepara. (Luasan Zona Musim + 12.9% ) 2. Awal Musim Kemarau terjadi pada bulan April 2018 meliputi : Kab. Kudus; sebagian besar wilayah Kab. Demak, Jepara, Pati; sebagian wilayah Kab. Cilacap, Kebumen, Sragen, Wonogiri, Rembang dan Semarang; wilayah utara Kab. Brebes dan Kota Salatiga; sebagian wilayah selatan Kab. Grobogan dan Blora; wilayah timur Kab. Temanggung dan Karanganyar; wilayah tengah Kab. Tegal, Pemalang dan Pekalongan. (Luasan Zona Musim + 31.5% ) 3. Awal Musim Kemarau terjadi pada bulan Mei 2018 meliputi : Kab. Klaten; Kota Tegal, Pekalongan, Semarang dan Magelang; sebagian besar wilayah Kab. Batang, Kendal dan Purworejo; sebagian wilayah Kab. Pekalongan, Wonosobo, Banyumas, Temanggung, Cilacap, Kebumen, Magelang, Sukoharjo, Karanganyar dan Wonogiri; sebagian wilayah utara Kab. Tegal dan pemalang; sebagian wilayah barat Kab. Demak; sebagian wilayah STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 7
timur Kab. Banjarnegara; sebagian kecil wilayah Kab. Purbalingga, Semarang, Grobogan dan Boyolali. (Luasan Zona Musim + 40.8% ) 4. Awal Musim Kemarau terjadi pada bulan Juni 2018 meliputi : Sebagian besar wilayah Kab. Purbalingga; sebagian wilayah Kab. Brebes, Magelang, Wonosobo, Banjarnegara; wilayah selatan Kab. Tegal; sebagian wilayah selatan Kab. Pemalang, Pekalongan dan Batang; sebagian wilayah barat Kab. Temanggung;wilayah barat daya Kab. Boyolali; sebagian kecil wilayah Kab. Semarang dan Kendal. (Luasan Zona Musim + 14.8% ) B. PERBANDINGAN ANALISA AWAL MUSIM KEMARAU 2018 TERHADAP RATA-RATANYA. 1. Daerah - daerah yang lebih Awal (Maju) dari rata-ratanya meliputi : Kota Magelang, Kab. Demak, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Blora, Grobogan, Salatiga, Purbalingga, Banyumas, Sragen, Karanganyar dan Kota Surakarta; sebagian besar wilayah Kab. Kendal, Kebumen dan Cilacap;.sebagian wilayah Kab. Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Semarang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Boyolali dan Wonogiri; sebagian wilayah utara Kab. Sukoharjo dan Magelang. (Luasan Zona Musim + 68.5% ) 2. Daerah-daerah yang sama dengan rata-ratanya meliputi : Kota Tegal dan pekalongan; sebagian wilayah Kab. Magelang dan Wonogiri, wialyah utara Kab. Tegal, Pemalang dan pekalongan; wilayah barat laut Kab. Batang; wialyah barat daya Kota semarang; wialyah tenggara Kab. Kendal; wilayah timur Kab. Kebumen; sebagian kecil wilayah Kab. Temanggung dan Wonosobo.. (Luasan Zona Musim + 14.8% ) 3. Daerah daerah yang lebih lambat (Mundur) dari rata-ratanya meliputi : Kab. Klaten; sebagian wilayah Kab. Brebes, Magelang, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri dan Purworejo; sebagian wilayah utara Kab. Cilacap; sebagian wilayah barat Kab. Temanggung; sebagian wilayah utara Kab. Banjarnegara dan Wonosobo; sebagian wilayah selatan Kab. Batang; sebagian kecil wilayah Kab. Tegal, Pekalongan, Semarang dan Kebumen.. (Luasan Zona Musim + 16.7% ). STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 8
IV. PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2018/2019 DI JAWA TENGAH A. PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN 2018/2019 1. Awal Musim Hujan diprakirakan terjadi pada bulan Oktober 2018 meliputi : Kab. Purbalingga, Banjarnegara dan Wonosobo; sebagian besar wilayah Kab. Banyumas; sebagian wilayah Kab. Cilacap dan Magelang; sebagian wilayah selatan Kab. Pemalang, Pekalongan dan Batang; wilayah utara Kab. Kebumen; sebagian wilayah utara Kab. Purworejo; sebagian wilayah barat Kab. Temanggung; sebagian kecil wilayah barat daya Kab. Kendal; sebagian kecil selatan Brebes dan Tegal. (Luasan Zona Musim + 18.5%) 2. Awal Musim Hujan diprakirakan terjadi pada bulan November 2018 meliputi : Kota Tegal, Pekalongan, Semarang, Salatiga, Surakarta dan Magelang; Kab. Demak, Kudus, Blora, Grobogan, Semarang, Boyolali, Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten dan Wonogiri; sebagian besar wilayah Kab. Brebes, Tegal, Pemalang, Batang, Kendal, Jepara, Temanggung dan Purworejo; sebagian wilayah Kab. Pekalongan, Pati, Rembang, Magelang, Cilacap dan Kebumen; sebagian kecil wilayah tenggara Kab. Banyumas. (Luasan Zona Musim + 77.8%) 3. Awal Musim Hujan diprakirakan terjadi pada bulan Desember 2018 meliputi : Wilayah utara dan timur Kab. Pati; sebagian wilayah utara Kab. Rembang; sebagian kecil wilayah timur laut Kab. Jepara. (Luasan Zona Musim + 3.7%) B. PRAKIRAAN SIFAT HUJAN SELAMA MUSIM HUJAN 2018/2019 1. Sifat hujan Bawah Normal (BN) meliputi : Kota Tegal, Pekalongan dan Surakarta; sebagian wilayah Kab. Jepara, Grobogan, Sragen, Boyolali, Cilacap, Kebumen dan Wonogiri; sebagian wilayah utara Kab. Tegal, Pemalang, Pekalongan, Demak, Rembang dan Sukoharjo; wilayah barat laut Kab. Batang dan Karanganyar; sebagian wilayah selatan Kota Salatiga dan Kab. Purworejo; wilayah tenggara Kab. Semarang sebagian kecil wilayah timur Kab. Pati; sebagian kecil wilayah Kab. Kudus. (Luasan Zona Musim + 25.9 %) STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 9
2. Sifat hujan Normal (N) meliputi: Kota Semarang dan Magelang, Kab. Blora dan klaten; sebagian besar wilayah Kab. Brebes, Pekalongan, Kendal, Kudus, Pati, Rembang, Semarang, Banjarnegara, Purbalingga, banyumas, Purworejo dan Magelang; sebagian wilayah Kab. Pemalang, Btang, Demak, Jepara, Grobogan, Temanggung, Wonosobo, Cilacap, Kebumen, Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo, Sragen dan Boyolali; wilayah tengah Kab. Tegal. (Luasan Zona Musim + 68.5%) 3. Sifat hujan Atas Normal (AN) meliputi: Sebagian wilayah Kab.Wonosobo; wilayah selatan Kab. Tegal; wilayah tenggara Kab. Brebes; sebagian wilayah selatan Kab. Batang; wilayah barat daya Kab. Pemalang dan Kendal; wilayah barat Kab. Temanggung; wilayah timur laut Kab. Banjarnegara; sebagian wilayah utara Kab. Banyumas; sebagian wilayah barat laut Kab. Purbalingga dan Magelang. (Luasan Zona Musim : + 5.6%) C. PERBANDINGAN PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN 2018/2019 TERHADAP RATA-RATANYA 1. Daerah-daerah Kabupaten yang lebih awal (Maju) dari rataratanya : Tidak ada wilayah di Jawa Tengah yang Musim Hujannya Maju dari rata ratanya. (Luasan Zona Musim + 0.0%) 2. Daerah-daerah Kabupaten yang sama dari rata-ratanya meliputi: Sebagian wilayah Kab. Jepara, Rembang, Wonosobo dan Karanganyar; wilayah utara Kab. Demak; wilayah tengah Kab. Brebes, Tegal, Pemalang dan Pekalongan; sebagian wilayah utara Kab. Wonogiri dan Klaten; sebagian wilayah selatan Kab. Batang dan Boyolali; wilayah timur laut Kab. Banjarnegara; wilayah barat Kab. Temanggung ; sebagian kecil wilayah Kab. Kendal, Kudus dan Magelang; sebagian kecil wilayah timur Kab. Sukoharjo. (Luasan Zona Musim + 14.8%) STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 10
3. Daerah-daerah Kabupaten yang lebih lambat (Mundur) dari rata-ratanya meliputi : Kab. Sragen, Semarang, Blora, Grobogan, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen dan Purworejo, Kota Tegal, Pekalongan, Semarang, Salatiga, Surakarta dan Kota Magelang,; sebagian besar wilayah Kab. Batang, Kendal, Pati, Magelang, Klaten, Boyolali, Demak, Kudus, Wonogiri dan Sukoharjo; sebagian wilayah Kab. Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Jepara, Rembang dan Karanganyar. (Luasan Zona Musim + 85.2%). STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 11
Lampiran 1. TABEL 1 ANALISA MUSIM KEMARAU TAHUN 2018 PER KOTA/KABUPATEN DI JAWA TENGAH NO. KABUPATEN DAN KOTA ANALISA MUSIM KEMARAU 2018 AWAL MUSIM KEMARAU PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 1 BREBES UTARA APR II -2 TENGAH JUN I 1 BARAT DAYA JUN I 1 TENGGARA JUN I -1 SELATAN MEI I -2 2 TEGAL UTARA MEI I 0 BARAT MEI I 1 TENGAH APR III -2 SELATAN JUN I -1 3 KOTA TEGAL MEI I 0 4 PEMALANG UTARA MEI I 0 TENGAH APR III -2 BARAT DAYA JUN I -1 TENGGARA JUN I -3 5 PEKALONGAN UTARA MEI I 0 BARAT APR III -2 TIMUR MEI I -4 SELATAN JUN I -3 6 KOTA PEKALONGAN MEI I 0 7 BATANG BARAT LAUT MEI I 0 TIMUR LAUT MEI I -2 TENGAH MEI I -4 SELATAN JUN I 1 8 KENDAL UTARA MEI I -2 TENGAH MEI I -2 BARAT DAYA JUN I 1 SELATAN MEI III -2 TENGGARA MEI I 0 9 KOTA SEMARANG UTARA MEI I -2 BARAT DAYA MEI I 0 TENGGARA MEI I -1 Dilanjutkan di halaman 13 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 12
Lanjutan Tabel 1: NO. KABUPATEN DAN KOTA ANALISA MUSIM KEMARAU 2018 AWAL MUSIM KEMARAU PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 10 DEMAK UTARA MEI I -1 TENGAH MEI I -2 BARAT MEI I -2 SELATAN MEI III -1 11 JEPARA BARAT APR II -1 UTARA APR II -1 SELATAN APR II -1 TIMUR APR I -5 TIMUR LAUT MAR III -1 12 KUDUS UTARA APR I -5 TENGAH APR II -2 SELATAN APR I -2 13 PATI UTARA MAR III -1 TIMUR LAUT MAR III -3 TENGAH APR I -2 BARAT LAUT APR I -1 BARAT APR I -2 SELATAN MAR III -4 14 REMBANG UTARA MAR II -3 TIMUR APR I -1 TENGAH MAR III -4 SELATAN MAR III -4 15 BLORA UTARA MAR III -3 TENGAH MAR III -3 SELATAN APR I -3 16 GROBOGAN UTARA MAR III -4 BARAT MAR III -4 BARAT DAYA MEI I -1 SELATAN APR I -3 TIMUR LAUT MAR III -4 TIMUR MAR III -3 17 KAB. SEMARANG TIMUR LAUT MEI I -1 BARAT LAUT APR II -6 BARAT DAYA JUN I 1 Dilanjutkan di halaman 14 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 13
Lanjutan Tabel 1: NO. KABUPATEN DAN KOTA ANALISA MUSIM KEMARAU 2018 AWAL MUSIM KEMARAU PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) TENGGARA MAR III -4 SELATAN JUN I 1 18 KOTA SALATIGA UTARA APR II -6 SELATAN MAR III -4 19 BOYOLALI UTARA MEI III -2 BARAT LAUT JUN I 1 TENGAH APR II -6 SELATAN MEI I -2 BARAT DAYA TENGGARA APR I 20 TEMANGGUNG MEI I -1 UTARA MAR III -4 BARAT MEI I 1 TIMUR JUN I 1 SELATAN MAR III -4 21 MAGELANG UTARA MEI I -2 TENGAH JUN I 0 BARAT JUN I 0 TIMUR JUN I 1 TENGGARA MEI I 1 22 KOTA MAGELANG MEI I -2 23 WONOSOBO UTARA JUN I 1 BARAT MEI I -3 SELATAN MEI I -3 TENGGARA JUN I 0 TIMUR JUN I 1 BARAT DAYA MEI I -4 24 BANJARNEGARA TIMUR LAUT JUN I 1 BARAT LAUT JUN I -3 TIMUR MEI I -3 TENGGARA MEI I -4 BARAT DAYA JUN I -2 25 PURBALINGGA UTARA JUN I -3 TIMUR JUN I -2 SELATAN JUN I -2 BARAT MEI I -2 BARAT LAUT MEI III -3 Dilanjutkan di halaman 15 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 14
Lanjutan Tabel 1: NO. KABUPATEN DAN KOTA ANALISA MUSIM KEMARAU 2018 AWAL MUSIM KEMARAU PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 26 BANYUMAS UTARA MEI III -3 TENGAH MEI I -2 TENGGARA APR III -3 BARAT DAYA APR II -3 SELATAN MEI I -2 27 CILACAP SELATAN MEI I -5 TIMUR APR III -3 BARAT DAYA APR III -3 TENGAH APR II -3 BARAT LAUT JUN I 1 28 KEBUMEN UTARA MEI I -4 SELATAN APR III -3 TENGGARA APR I -2 TIMUR MEI I 1 BARAT APR III -3 29 PURWOREJO SELATAN APR I -2 UTARA MEI I -3 BARAT LAUT MEI I -3 TIMUR MEI I 0 TENGAH MEI I 1 BARAT MEI I 1 30 KLATEN SELATAN MEI I 1 TENGAH MEI I 1 UTARA MEI I 1 31 SUKOHARJO UTARA MAR III -4 TENGAH MEI I 1 SELATAN MEI I 1 TIMUR MEI I -2 32 KOTA SURAKARTA MAR III -4 33 KARANGANYAR BARAT LAUT MAR III -4 BARAT MEI I -2 TIMUR APR III -4 34 SRAGEN SELATAN MAR III -4 UTARA APR I -3 BARAT MAR III -4 Dilanjutkan di halaman 16 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 15
Lanjutan Tabel 1: NO. KABUPATEN DAN KOTA ANALISA MUSIM KEMARAU 2018 AWAL MUSIM KEMARAU PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 35 WONOGIRI SELATAN APR III 2 TENGAH MEI I 1 TIMUR MEI I 0 TIMUR LAUT APR III -4 BARAT MEI I 0 UTARA MEI I -2 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 16
Lampiran 2. TABEL 2 PRAKIRAAN MUSIM HUJAN TAHUN 2018/2019 PER KOTA/KABUPATEN DI JAWA TENGAH NO. KABUPATEN DAN KOTA PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2018/2019 AWAL MUSIM HUJAN 2018/2019 PERBANDINGAN TERHADAP RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN PANJANG MUSIM HUJAN 2018/2019 (Dasarian) (1) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) (5) (6) 1 BREBES UTARA NOV III 1 N 15 TENGAH NOV II 0 N 18 BARAT DAYA NOV I 3 N 19 TENGGARA NOV I 2 A 21 SELATAN OKT III 1 N 20 2 TEGAL UTARA NOV III 1 B 15 BARAT NOV II 0 N 18 TENGAH NOV II 0 N 17 SELATAN NOV I 2 A 21 3 KOTA TEGAL NOV III 1 B 15 4 PEMALANG UTARA NOV III 1 B 15 TENGAH NOV II 0 N 17 BARAT DAYA NOV I 2 A 21 TENGGARA OKT I 1 N 26 5 PEKALONGAN UTARA NOV III 1 B 15 BARAT NOV II 0 N 17 TIMUR NOV I 5 N 21 SELATAN OKT I 1 N 26 6 KOTA PEKALONGAN NOV III 1 B 15 7 BATANG BARAT LAUT NOV III 1 B 15 TIMUR LAUT NOV III 3 N 17 TENGAH NOV I 7 N 21 SELATAN OKT III 0 A 20 8 KENDAL UTARA NOV III 3 N 17 TENGAH NOV III 3 N 17 BARAT DAYA OKT III 0 A 20 SELATAN NOV I 2 N 21 TENGGARA NOV I 1 N 17 9 KOTA SEMARANG UTARA NOV III 3 N 17 Dilanjutkan di halaman 18 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 17
Lanjutan Tabel 2: NO. KABUPATE N DAN KOTA PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2018/2019 AWAL MUSIM HUJAN 2018/2019 PERBANDINGAN TERHADAP RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN PANJANG MUSIM HUJAN 2018/2019 (Dasarian) (1) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) (5) (6) BARAT DAYA NOV I 1 N 17 TENGGARA NOV I 3 N 18 10 DEMAK UTARA NOV III 0 B 14 TENGAH NOV III 3 N 14 BARAT NOV III 3 N 17 SELATAN NOV I 3 N 18 11 JEPARA BARAT NOV III 0 B 14 UTARA NOV III 0 B 14 SELATAN NOV III 0 B 14 TIMUR NOV III 3 N 17 TIMUR LAUT DES I 1 N 11 12 KUDUS UTARA NOV III 3 N 17 TENGAH NOV III 0 B 14 SELATAN NOV III 3 N 14 13 PATI UTARA DES I 1 N 11 TIMUR LAUT DES I 0 B 12 TENGAH NOV III 1 N 14 BARAT LAUT DES I 1 N 11 BARAT NOV III 3 N 14 SELATAN NOV II 3 N 16 14 REMBANG UTARA DES I 0 B 12 TIMUR NOV III 0 N 13 TENGAH NOV II 3 N 16 SELATAN NOV II 3 N 16 15 BLORA UTARA NOV III 3 N 14 TENGAH NOV III 3 N 14 SELATAN NOV II 4 N 15 16 GROBOGAN UTARA NOV III 4 B 15 BARAT NOV III 4 B 15 BARAT DAYA NOV I 3 N 18 SELATAN NOV II 4 N 15 TIMUR LAUT NOV II 3 N 16 TIMUR NOV III 3 N 14 Dilanjutkan di halaman 19 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 18
Lanjutan Tabel 2: NO KABUPATEN DAN KOTA PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2018/2019 AWAL MUSIM HUJAN 2018/2019 PERBANDINGA N TERHADAP RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN PANJANG MUSIM HUJAN 2018/2019 (Dasarian) (1) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) (5) 17 SEMARANG TIMUR LAUT NOV I 3 N 18 BARAT LAUT NOV I 1 N 21 BARAT DAYA NOV I 2 N 19 TENGGARA NOV I 1 B 17 SELATAN NOV I 2 N 19 18 KOTA SALATIGA UTARA NOV I 1 N 21 SELATAN NOV I 1 B 17 19 TEMANGGUNG UTARA NOV I 2 N 21 BARAT OKT III 0 A 20 TIMUR NOV I 1 N 21 SELATAN NOV II 3 N 18 20 BOYOLALI UTARA NOV II 3 N BARAT LAUT NOV I 3 N 18 TENGAH NOV I 1 B 17 SELATAN NOV I 0 N 16 BARAT DAYA NOV I 2 N 19 TENGGARA NOV II 2 B 16 21 MAGELANG UTARA NOV II 3 N 18 BARAT LAUT OKT III 0 A 20 TENGAH OKT III 4 N 21 BARAT OKT III 4 N 21 TIMUR NOV I 2 N 19 TENGGARA NOV I 0 N 16 22 KOTA MAGELANG NOV II 3 N 18 23 WONOSOBO UTARA OKT III 0 A 20 BARAT OKT III 2 N 21 SELATAN OKT III 2 N 21 TENGGARA OKT III 4 N 21 TIMUR OKT III 0 A 20 24 BANJARNEGARA TIMUR LAUT OKT III 0 A 20 BARAT LAUT OKT I 1 N 26 TIMUR OKT III 2 N 21 TENGGARA OKT III 2 N 22 BARAT DAYA OKT III 2 N 23 Dilanjutkan di halaman 20 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 19
Lanjutan Tabel 2: NO KABUPATEN DAN KOTA PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2018/2019 AWAL MUSIM HUJAN 2018/2019 PERBANDINGAN TERHADAP RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN PANJANG MUSIM HUJAN 2018/2019 (Dasarian) (1) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) (5) (6) 25 PURBALINGGA UTARA OKT I 1 N 26 TIMUR OKT III 2 N 23 SELATAN OKT III 2 N 23 BARAT OKT III 1 N 20 BARAT LAUT OKT III 3 A 23 26 BANYUMAS UTARA OKT III 3 A 23 TENGAH OKT III 1 N 20 TENGGARA OKT II 2 N 21 BARAT DAYA OKT III 2 B 19 SELATAN OKT III 1 N 20 27 CILACAP SELATAN NOV I 5 N 22 TIMUR NOV I 3 B 19 BARAT DAYA NOV II 4 B 18 TENGAH OKT III 2 B 19 BARAT LAUT NOV I 3 N 19 28 KEBUMEN UTARA OKT III 2 N 22 SELATAN NOV I 3 B 19 TENGGARA NOV I 3 B 16 TIMUR NOV I 3 N 16 BARAT OKT II 2 N 21 29 PURWOREJO SELATAN NOV I 3 B 16 UTARA OKT III 2 N 21 BARAT LAUT NOV I 2 N 20 TIMUR NOV I 2 N 17 TENGAH NOV I 3 N 16 BARAT NOV I 3 N 16 30 KLATEN SELATAN NOV II 2 N 15 TENGAH NOV II 2 N 15 UTARA NOV I 0 N 16 31 SUKOHARJO UTARA NOV II 2 B 16 TENGAH NOV II 2 N 15 SELATAN NOV II 2 N 15 TIMUR NOV I 0 N 16 Dilanjutkan di halaman 21 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 20
Lanjutan Tabel 2: NO. KABUPATEN DAN KOTA PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2018/2019 AWAL MUSIM HUJAN 2018/2019 PERBANDINGAN TERHADAP RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN (1) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) (5) PANJANG MUSIM HUJAN 2018/2019 (Dasarian) 32 KOTA SURAKARTA NOV II 2 B 16 33 KARANGANYAR BARAT LAUT NOV II 2 B 16 BARAT NOV I 0 N 16 TIMUR NOV II 2 N 16 34 SRAGEN SELATAN NOV II 2 B 16 UTARA NOV II 4 N 15 BARAT NOV I 1 B 17 35 WONOGIRI SELATAN NOV III 1 B 13 TENGAH NOV III 2 B 14 TIMUR NOV II 1 N 15 TIMUR LAUT NOV II 2 N 16 BARAT NOV II 2 N 16 UTARA NOV I 0 N 16 KETERANGAN : 1. SIFAT HUJAN AN : ATAS NORMAL N : NORMAL BN : BAWAH NORMAL 2. Perbandingan Analisa dan Prakiraan Hujan terhadap Rata-Ratanya -1 : Maju 1 Dasarian dari Rata-Ratanya -2 : Maju 2 Dasarian dari Rata-Ratanya -3 : Maju 3 Dasarian dari Rata-Ratanya 0 : Sama dengan Rata-Ratanya +1 : Mundur 1 Dasarian dari Rata-Ratanya +2 : Mundur 2 Dasarian dari Rata-Ratanya +3 : Mundur 3 Dasarian dari Rata-Ratanya STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 21
Lampiran 3: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 22
Lampiran 4: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 23
Lampiran 5: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 24
Lampiran 6: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 25
Lampiran 7: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 26
Lampiran 8: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 27
Lampiran 9: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 28
1