BAB I PENDAHULUAN. Ketika hukum ditegakkan maka keamanan akan mudah. dirasakan. Menurut Meyers, (dalam Burhan,2001:11), Hukum adalah keseluruhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (BT), Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari Ibu Kota Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kejahatan merupakan suatu fenomena kompleks yang dapat dipahami dari

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap masyarakat dengan karakteristiknya masing-masing, mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencurian kendaraan bermotor semakin marak terjadi di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang benar-benar menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta

I. PENDAHULUAN. saat ini membutuhkan kendaraan dengan tujuan untuk mempermudah segala akses

BAB I PENDAHULUAN. masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma

melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan-peraturan hukum yang telah ada di masyarakat wajib

BAB I PENDAHULUAN. dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana sekarang ini telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

cenderung meningkat, juga cukup besar dibandingkan komponen pengeluaran APBN yang lain,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

JURNAL PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. laku manusia agar dapat terkontrol, selain itu hukum juga merupakan aspek

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi, perbaikan sistem publik, melakukan usaha

PERANAN INTEROGASI OLEH PENYIDIK TERHADAP TERSANGKA DALAM KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN. (Studi pada Polsekta Medan Baru) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. adanya kehendak untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

PERAN POLRI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA CABUL PADA ANAK DI POLSEK KECAMATAN LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. lebih menciptakan rasa aman dalam masyarakat. bermotor dipengaruhi oleh faktor-faktor yang satu sama lain memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

I. PENDAHULUAN. Kajian mengenai rasa takut menjadi korban kejahatan (fear of crime) telah

TINJAUAN PUSTAKA. tengah-tengah masyarakat telah memberikan dampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. mengambil benda atau barang milik orang lain secara diam-diam untuk dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, baik dari sudut medis, psikiatri, kesehatan jiwa, maupun psikososial

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan di dalam masyarakat berkembang seiring dengan. tidak akan dapat hilang dengan sendirinya, sebaliknya kasus pidana semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang buruk terhadap manusia jika semuanya itu tidak ditempatkan tepat

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini. Kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang lain bekerja dalam waktu yang singkat. tingginya tuntutan biaya hidup di zaman saat sekarang ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. UUD 1945 pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER) DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 363 AYAT (5) KITAB UNDANG-

II. TINJAUAN PUSTAKA. laku yang melanggar undang-undang pidana. Oleh sebab itu setiap perbuatan yang

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara hukum Pasal 24 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

I. PENDAHULUAN. apabila tingkat perekonomian menengah keatas dan kondisi keamanan yang harmonis,

I. PENDAHULUAN. Munculnya gelombang reformasi di akhir dekade 90-an yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya yaitu melalui peranan seseorang atau

TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana pencurian diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

I. PENDAHULUAN. Hak asasi manusia merupakan dasar dari kebebasan manusia yang mengandung

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Hukum. Di samping itu Pasal 27 Ayat 1 (1) Undang -

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan pencurian kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. menimbulkan kerugian bahkan membahayakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Presiden, kepolisian negara Republik Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai

Tindak Pidana Korupsi

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

I. PENDAHULUAN. Geng motor telah merajarela di Kota Bandung dan sangat meresahkan masyarakat

Dinamika Pelanggaran Hukum

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang, dengan tujuan pokok untuk memberikan

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara hukum. Semua wajib menjunjung hukum dan tidak ada kecualinya. Ketika hukum ditegakkan maka keamanan akan mudah dirasakan. Menurut Meyers, (dalam Burhan,2001:11), Hukum adalah keseluruhan norma atau kaidah dan penilaian yang berhubungan dengan perbuatan manusia sebagai anggota masyarakat dan yang harus diperhatikan oleh penguasa dalam melaksanakan tugasnya. Usaha penanggulangan kejahatan melalui pembuatan hukum pidana (hukum materil yang berdasarkan KUHP) pada hakekatnya juga merupakan bagian integral dari usaha perlindungan masyarakat (Kaimuddin. Agustus:274). Hal ini bertujuan untuk menciptakan keamanan, ketertiban, kesejahteraan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. bahwa: Menurut Hartanto (dalam USU Law Journal, 2015:111) mengatakan Akan tetapi masih banyak masyarakat tingkat kesadaran hukumnya masih rendah. Masih banyak masyarakat melakukan tindakan kriminalitas seperti, pencurian. Oleh karena itu, maka perlu ada pembenahan dalam kehidupan masyarakat, sehingga tidak sering timbul tindak kejahatan yang meresahkan kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, kepolisian sebagai alat Negara yang diberi kewenangan sebagaimana yang telah diatur dalam UU No. 2 Tahun 2002 tentang kepolisian negara republic Indonesia, untuk mengatur dan menindaklanjuti suatu permasalahan yang terjadi di dalam Negara, terkhusus kepada tindak kejahatan yang marak terjadi. Fenomena kejahatan pencurian sepeda motor merupakan kejahatan yang sering terjadi dan hangat diperbincangkan. Kejahatan pencurian sepeda motor juga termasuk kejahatan yang sering terjadi didalam masyarakat. Tingkat kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya menjaga barang milik pribadi terutama kendaraan cenderung sangat diabaikan. Kekurang waspadaan dan kehatihatian itu dapat dicontohkan pada saat seseorang berbelanja di toko-toko 1

2 kebutuhan pokok yang selalu memarikirkan kendaraannya tanpa menggunakan kunci ganda, hal ini menyebabkan para pelaku pencurian dapat dengan mudah mencuri kendaraan bermotor yang sedang diparkirkan tersebut. kehati-hatian lainnya juga dapat dilihat pada saat di rumah-rumah masyarakat yang tidak langsung memasukkan kendaraan apabila masyarakat sedang berada di rumah bersama kendaraannya. Kendaraan bermotor yang parkir di garasi bisa hilang raib dicuri oleh para pelaku pencurian tersebut. Masyarakat kurang menyadari bahwa berbagai macam kejahatan bisa saja terjadi dan menimpa mereka atau oreang disekitar masyarakat itu sendiri. Jika masyarakat lalai maka akan banyak timbul kesempatan bagi pelaku untuk melancarkan aksinya. Jika sudah terjadi kejahatan pencurian, maka siapa yang akan disalahkan, aparat penegak hukum atau orang lain kah? Padahal sudah banyak informasi kejahatan khususnya tentang pencurian sepeda motor yang banyak masyarakat lihat di berbagai media informasi seperti media massa dan media elektronik. Arti pencurian menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pasal 362 yaitu: Barangsiapa mengambil sesuatu barang, yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak,dihukum, karena pencurian, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.900 Dari penjelasan pasal 362, pencurian adalah suatu tindakan mengambil barang milik orang lain dengan melawan hukum. Tindak pidana pencurian terjadi juga diakibatkan pengahasilan ekonomi yang masih rendah, sementara kebutuhan hidup sehari-hari yang tinggi. Sehingga banyak masyarakat melakukan tindakan yang melawan hukum, seperti mencuri, merampok, dan menjual obat-obatan terlarang (narkoba) dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Ketika seseorang sulit mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari, maka akan terbesit

3 dipikirannya jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu dengan cepat walaupun itu melawan hukum. Sehingga tujuan hukum memberi rasa aman, kurang kita rasakan untuk sekarang ini. Selain narkoba penyebab berkembangnya kasus pencurian sepeda motor yaitu lemahnya aparat penegak hukum dalam menanggulangi kasus pencurian sepeda motor. Ketika kendaraan bermotor tersebut hilang, kemudian melapor ke pihak berwajib, itu seperti tindakan yang sia-sia. Padahal kita ketahui Aparatur penegak hukum wajib mentaati norma-norma hukum yang sudah ada dalam menegakkan hukum seperti norma kemanusiaan, norma keadilan, norma kepatutan (equity), dan norma kejujuran (Ediwarman 2012:39). Akan tetapi dalam kenyataannya jauh dari yang kita harapkan, karena tidak membuahkan hasil apapun. Kendaraan bermotor tersebut tetap tidak akan dapat. Tidak ada tindakan yang cepat dari pihak kepolisian. Sehingga kejahatan pencurian sepeda motor tersebut terus saja berkembang. Padahal kita ketahui, pemeliharaan keamanan dalam negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian. Meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku alat Negara yang dibantu oleh masyarakat yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Masalah pencurian yang merupakan tindakan melawan hukum dalam masyarakat sering mengganggu ketertiban masyarakat. Makanya perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga barang milik pribadi dengan benar, meletakkan suatu barang tidak disembarang tempat. Kalau

4 kejahatan ini dibiarkan maka masyarakat menjadi resah, karena kejahatan melawan hukum seperti pencurian sering terjadi. Selanjutnya, meskipun pemerintah dan kepolisian telah berusaha mewujudkan keamanan, ketertiban, di Indonesia masih banyak terjadi tindak kejahatan dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, maka perlu ada pembenahan kehidupan masyarakat, sehingga tidak sering timbul tindak kejahatan yang meresahkan kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, kepolisian sebagai alat Negara yang diberi kewenangan sebagaimana yang telah diatur dalam UU No.2 Tahun 2002 tentang kepolisian negara republik Indonesia, untuk mengatur dan menindaklanjuti suatu permasalahan yang terjadi di dalam Negara, terkhusus kepada tindak kejahatan yang maaarak terjadi. Masyarakat tentunya perlu tahu tentang modus pencurian yang dilakukan oleh pelaku. Seperti pelaku mengincar sepeda motor di area parkir pusat perbelanjaan. Pelaku membawa plat BK palsu dan STNK palsu kemudian menggantikannya, agar polisi tidak dapat melacak kendaraan bermotor yang hilang. Dalam melakukan aksinya pelaku curanmor jarang melakukan aksinya secara sendiri, melainkan kejahatan pencurian yang dilakukan dengan cara terorganisir. Terjadi kerjasama antar pelaku di dalam kejahatan pencurian (Eka Hartanto, 2015:101-102). Tindak Pidana pencurian sepeda motor di Delitua sampai saat ini menjadi permasalahan yang dilematis dan menjadi masalah yang cukup serius serta memerlukan pemecahan. Oleh karena itu, diperlukan usaha penanggulangan yang baik dari semua pihak, baik aparat penegak hukum maupun masyarakat, agar

5 penyelesaian masalah tindak pidana pencurian sepeda motor tersebut dapat berjalan secara tertib, terarah dan terencana. Dengan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Kepolisian RI Dalam Upaya Menanggulang Kejahatan Pencurian Sepeda Motor (Studi Kasus di Polsek Delitua Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan taat pada hukum. 2. Tingginya pengangguran di Indonesia. 3. Lalainya masyarakat dalam menjaga barang milik pribadi. 4. Narkoba 5. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai menjaga milik pribadi serta modus pencurian sepeda motor saat ini. 6. Lemahnya aparat kepolisian dalam menanggulangi kejahatan pencurian sepeda motor. 1.3 Pembatasan Masalah Terkait dengan identifikasi masalah diatas, maka diperlukan batasan masalah agar permasalahan difokuskan pada masalah yang diteliti agar mencapai hasil yang diinginkan penulis memberikan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Maka yang menjadi batasan dan fokus masalah dalam penelitian ini adalah:

6 1. Kepolisian sektor Delitua dalam upaya menanggulangi kejahatan pencurian sepeda motor. 2. Hambatan-hambatan yang ditemui Kepolisian Sektor Delitua dalam menanggulangi kejahatan pencurian sepeda motor. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam permasalahan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah upaya Kepolisian Sektor Delitua dalam menanggulangi kejahatan pencurian sepeda motor? 2. Apa faktor penghambat pihak kepolisian sektor Delitua dalam menanggulangi kejahatan pencurian sepeda motor? 1.5 Tujuan Penelitian Setiap penelitian pasti mempunyai tujuan, karena tujuan menjadi tolak ukur dalam melakukan suatu penelitian, dengan adanya penelitian maka akan mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian. Tujuan penelitian adalah arah atau penegasan mengenai apa yang hendak dicapai atau dituju dalam pelaksanaan penelitian (Syamsudin, 2007:84). Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui upaya Kepolisian Sektor Delitua dalam menanggulangi kejatahan pencurian sepeda motor 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui oleh Kepolisian Sektor Delitua dalam menanggulangi kejahatan pencurian sepeda motor.

7 1.6 Manfaat Penelitian Apabila tujuan telah dicapai maka dipastikan hasil tersebut bermanfaat bagi penulis maupun orang lain, lembaga yang terkait ada tidak hubungannya. Manfaat penelitian adalah hasil atau temuan yang akan disumbangkan dari kegiatan penelitian (Syamsudin, 2007:85). Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan informasi bagi masyarakat dan Kepolisan dalam pelaksanaan tugas utnuk melindungi masyarakat. 2. Untuk penelitian lanjutan 3. Memperoleh wawasan pemikiran bagi penulis dan juga pembaca.