BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan adanya kenaikan kadar glukosa dalam darah atau yang disebut hiperglikemia (Smeltzer & Bare, 2002).Penderita diabetes mellitus berisiko 50 kali terjadi komplikasi ulkus diabetes mellitus (Waspadji, 2006). Ulkus diabetik merupakan salah satu bentuk komplikasi kronik DM yang berupa luka terbuka pada permukaan kulit dan dapat disertai dengan kematian jaringan setempat (Robert, 2003). Kenaikan jumlah penderita ulkus diabetik di Indonesia tidak tercatat dengan jelas namun dapat terlihat dari kenaikan prevalensi DM. Menurut data dari WHO, jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia, mencapai 8,6% dari 220 juta populasi negeri ini dan akan terus meningkat. Diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 dengan 12,4 juta penderita. Data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) jumlah pasien DM baik rawat inap maupun rawat jalan menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin. Terdapat 6 tingkatan pada penderita ulkus diabetik dengan klasifikasi pada grade 0 sampai dengan grade tertinggi yaitu grade 5.Penyakit kronis yang terjadi akan menyebabkan perubahan penampilan fisik dan psikologis (Hawari, 2011). Penderita diabetes mellitus yang sudah terkena komplikasi ulkus diabetiktersebut berada pada tahap krisis yang ditandai oleh ketidakseimbangan fisik, sosial, psikologis dan akan berlanjut menjadi perasaan gelisah, takut, cemas dan depresi. Depresi merupakan kejadian yang
umum terjadi pada penderita ulkus diabetik(watskin, 2006). Perubahan fisiologik pada penderita ulkus diabetik yang diakibatkan oleh obat- obatan atau penyakit fisik juga sering disertai dengan depresi (Hadi, 2004). Studi Pendahuluan dilakukan terhadap empat pasien ulkus diabetes melitus di Poli Penyakit Bedah RSUD Kota Semarang. Hasil studi pendahuluantiga diantaranya (60%) menyatakan bahwa pasien selalu merasa sendiri dan malu tidak dapat berkumpul dengan masyarakat karena luka yang dideritanya. Pasien menjadi mudah tersinggung dan marah saat ada seeorang yang bertanya tentang bagaimana kesehatannya, berapa gula darahnya, bagaimana keadaan lukanya, pasien tampak takut dan bahkan membatasi semua aktifitasnya. Perawat sebagai anggota tim kesehatan dituntut untuk dapat memberikan asuhan keperawatan dengan memandang bio-psiko-sosio sehingga penting bagi perawat dalam mengkaji pasien dari aspek psikologis bukan hanya aspek fisik saja. Sehubungan dengan permasalahan diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Bagaimana tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes mellitus yang berobat di RSUD Kotan Semarang B. Rumusan Masalah Ulkus diabetes mellitus merupakan komplikasi dari penyakit DM. Penderita DM yang sudah mengalami komplikasi ulkus diabetes mellitus akan mengalami gangguan psikologis misalnya depresi dan memandang negatif tentang dirinya.. Berdasarkan fenomena diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Adakah hubungan antara derajat ulkus diabetik dengan tingkat depresi yang berobat di RSUD Kota Semarang
C. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara derajat ulkus diabetik dengan tingkat depresi yang berobat di RSUD Kota Semarang 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan derajat ulkus diabetes mellitus. b. Mendeskripsikan tingkat depresi penderita ulkus diabetes mellitus. c. Menganalisis hubungan antara derajat ulkus diabetik dengan tingkat depresipada penderita Ulkus Diabetes Melitus. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai sumber informasi untuk peningkatan mutu pelayanan keperawatan secara efektif dan efisien mengenai penyakit dan dapat mengidentifikasi masalah psikologis pasien ulkus diabetes melitus terutama yang berhubungan dengan gamabran diri dan harga diri sehingga dapat mengurangi gejala depresi pada penderita Ulkus Diabetes Melitus. 2. Bagi Perawat Sebagai sumber informasi bagi tenaga keperawatan untuk mencegah terjadinya gangguan konsep diri yang mencakup gambaran diri dan harga diri dan mencegah terjadinya depresi pada penderita ulkus diabetes melitus dan tidak hanya melakukan pengkajian terhadap fisik kesehatan pasien namun juga mencakup psikologis pasien.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya disiplin ilmu keperawatan mengenai pentingnya mengontrol depresi pada pasien Ulkus Diabetik. E. Bidang Ilmu Penelitian ini termasuk dalam bidang Ilmu Keperawatan khususnya dibidang Keperawatan Medikal Bedah (KMB) dan Keperawatan Jiwa. F. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang masih ada kaitannya dengan penelitian yang telah dilakukan, antara lain
Tabel 1.1 Keaslian penelitian No Nama Peneliti Variabel yang diteliti 1. Saraswati, 2009 Hubungan antara konsep diri dengan tingkat depresi penderita Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Ungaran 2. Sholicah, 2009 Hubungan antara dukungan social dengan derajat depresi pada penderita Diabetes Melitus dengan komplikasi 3. Setyoningrum, 2013 Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes mellitus yang berobat di RSUD Kota Semarang Desain penelitian Deskriptif, Cross Sectional Metode observasional analitik dan cross sectional Metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional Hasil penelitian Terdapat hubungan antara konsep diri dengan tingkat depresi pasien DM Adanya korelasi negatif yang signifikan antara dukungan sosial dengan derajat depresi pada penderita diabetes melitus dengan komplikasi. Adanya hubungan yang signifikan antara derajat ulkus diabetik dengan tingkat depresi pasien ulkus diabetes mellitus Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada variabel dan tempat penelitian. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah derajat ulkus diabetik dan tingkat depresi. Tempat penelitian akan dilakukan di RSUD Kota Semarang.