BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pendidikan dapat ditunjukan dengan prestasi belajar, karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang harus diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang didirikan oleh pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (SDM) yang berkualitas. Manusia harus dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang mampu bersaing dan memiliki kompetensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Seorang siswa mempunyai tugas utama yaitu belajar. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas dan di dalamnya terjadi pola interaksi antara guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja,

BAB I PENDAHULUAN. kata lain, setiap individu ingin mengembangkan potensi-potensi atau kemampuankemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan yang harus dikuasai oleh siswa mulai dari tingkat SD hingga

BAB I PENDAHULUAN. diri menjadi multi kompetensi manusia harus melewati proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam membentuk dan membinan

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menciptakan berbagai hal seperti konsep, teori, perangkat teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, pendidikan memiliki peranan penting karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. hasil didikan yang di dapat ke dalam lingkungan masyarakat. belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik.

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri. Menurut Bandura (1997) Efikasi diri merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

I. PENDAHULUAN. mengatur dan menyelesaikan tugas-tugas yang mempengaruhi kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan sepanjang hidup serta segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia yang serba modern dan kehidupan yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupanya tidak akan terlepas dari pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENGANTAR 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

EFIKASI DIRI MAHASISWA YANG BEKERJA PADA SAAT PENYUSUNAN SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan yang terus mengalami perubahan, dan bagaimana mengambil inisiatif

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengangguran menjadi suatu permasalahan khususnya di negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun lembaga non-formal, karena lembaga-lembaga tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, pada setiap jenjang pendidikan, baik itu Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. sarana pendidikan seperti perpustakaan. Perpustakaan memiliki manfaat yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran dapat diketahui dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan suatu dorongan yang dapat membantu seseorang. melakukan dan mencapai sesuatu aktivitas yang diinginkannya, jadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa di mana individu banyak mengambil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DI INDONESIA PADA SISWA KELAS XI TKR 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi ini seiring perkembangan zaman juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keahlian dalam kerja akademis yang dinilai oleh para pengajar melalui tes, ujian,

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan sumber-sumber daya pendidikan yang tersedia. pendidikan juga mengalami dinamika yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi pada dirinya

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran

BAB I PENDAHULUAN. kejadian menghasilkan ke kejadian yang lain (Kuhn, 1991 dalam; John W

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia guna

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan dapat ditunjukan dengan prestasi belajar, karena belajar merupakan kegiatan dan prestasi adalah hasil dari kegiatan belajar yang dijalaninya. Prestasi belajar siswa merupakan hasil maksimum yang dicapai siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar yang mencerminkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Dengan prestasi belajar dapat diketahui seberapa besar mutu dan kualitas siswa maupun sekolah. Proses belajar mengajar di sekolah yang berkualitas merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dilakukan karena pada dasarnya prestasi belajar merupakan salah satu indikator dari keberhasilan proses belajar mengajar. Siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik mampu mencapai tujuan dari proses belajar mengajar yang dialaminya. Prestasi belajar yang dibahas dalam hal ini adalah prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis. Ketercapaian tujuan pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis tersebut sangat tergantung pada kualitas proses pembelajaran di kelas, yakni menyangkut peran guru, kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. Tercapainya prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis maka dapat diartikan tercapai juga tujuan pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis yang di ukur dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai dalam proses pembelajaran sesuai peraturan kurikulum yang berlaku. Sehingga bagi seorang siswa belajar adalah suatu kewajiban yang mengharapkan prestasi belajar yang memuaskan namun 1

2 untuk memperoleh prestasi belajar yang baik tidaklah mudah karena banyak faktor yang berpengaruh didalamnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara garis besar dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan ekternal. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi : (1) faktor fisiologi misalnya mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna. (2) faktor psikologis misalnya intelegensi, sikap, motivasi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Sumadi suryabrata (dalam Saefullah, 2012:172-176). Selain faktor psikologis diatas, beberapa hal yang termasuk di dalam faktor internal atau dari dalam diri siswa diantaranya adalah efikasi diri (selfefficacy) dan locus of control. Kedua faktor tersebut merupakan suatu kajian psikologi yang erat kaitannya dengan perilaku seseorang dalam bertindak. Sehingga dalam proses belajar siswa dapat bertindak sesuai dengan dorongan dari dalam dirinya. Dari observasi yang dilakukan penulis, penulis menemukan dalam proses belajar mengajar masih banyak siswa yang belum mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru pengantar ekonomi dan bisnis dengan mandiri. Sikap siswa yang bergantung pada siswa lain, seperti meminjam buku tugas, mencontek pada saat ulangan dan menghindari masuk kelas saat ujian lisan. Sehingga hasil yang didapatkan tidak murni berdasarkan kemampuanya sendiri. Selain itu, dalam kegiatan belajar mengajar banyak siswa yang ditemui tidak berani mengungkapkan kesulitannya dalam belajar atau tidak berani bertanya dan

3 mengemukakan pendapat bahkan sering rasa cemas, was-was, tidak yakin, dan tubuh gemetar menjadi penghambat ketika siswa melakukan sesuatu, rasa takut secara berlebihan dan merasa tak yakin melakukannya. Tidak mampu merespon pelajaran yang disampaikan guru, baik bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Sikap keragu-raguan dan takut akan kegagalan yang dimiliki siswa menyebabkan siswa tidak yakin terhadap kemampuan yang dimiliki dan tidak yakin bahwa dia akan berhasil dalam melakukan tugas. Hal ini merupakan masalah yang berkenaan dengan efikasi diri siswa yang perlu dikaji untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Santrock (dalam Janatin 2015:17) berpendapat bahwa siswa dengan level self-efficacy tinggi lebih mungkin untuk tekun menguasai tugas pembelajaran ketimbang siswa yang memiliki level self-efficacy rendah. Tidak mengherankan apabila ditemukan hubungan yang signifikan antara efikasi diri (self-efficacy) dengan prestasi dan perfomansi individu tersebut (Bandura, dalam Indi 2010:18). Efikasi diri (self-efficacy) adalah penilaian seseorang akan kemampuan atau kompetensi diri yang dimilikinya yang merupakan salah satu faktor yang merujuk pada keyakian individu bahwa ia mampu mengerjakan tugasnya. Keyakinan akan dirinya seperti mampu atau tidak, bisa atau tidak, atau sanggup atau tidak dalam melakukan suatu tugas, mencapai tujuan atau mengatasi masalah. Seseorang yang memiliki efikasi diri tinggi akan mempersiapkan dirinya untuk belajar dengan baik, agar apa yang ia yakini dapat dicapai sesuai dengan pesiapannnya. Sejalan dengan pendapat Bandura (dalam Indi, 2010: 29) bahwa Efikasi diri adalah keyakiann yang dipegang oleh seseorang tentang

4 kemampuannya dan juga hasil yang akan dia perolah dari hasil kerja kerasnya mempengaruhi cara kerja mereka berperilaku". Dan seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan keyakinan yang dia miliki. Sehingga akan menumbuhkan minat dalam diri terhadap kegiatan yang dianggap mampu dia lakukan. Selain masalah efikasi diri (self-efficacy), sikap siswa yang kurang inisiatif mengambil bagian dalam proses pembelajaran. Seperti siswa hanya mau belajar ketika diperintahkan untuk belajar, kurang inisiatif mencatat meteri yang di berikan guru, dan tidak heran banyak siswa yang hanya berdiam diri atau berbicara dengan teman sebangkunya saat guru belum hadir di dalam kelas. Selain kurang inisiatif, siswa juga lebih senang bermain games atau berselfi saat ada waktu luang daripada mencari informasi tentang materi pembelajaran. Bahkan disaat diskusi berlangsung siswa cenderung gampang menyerah dengan pertanyaan dari audiens yang dianggap sulit tanpa berusaha terlebih dahulu mencari jawabannya. Sehingga ketika tidak tahu menjawab pertanyaan ia akan diam saja dan bersikap pasrah dengan keadaan. Dan sering dijumpahi perkelahi antarsiswa hanya karena pemilihan teman kelompok diskusi. Karena anggapan siswa ketika dia memiliki teman diskusi yang pintar dia juga akan ikut mendapat nilai yang baik. Hal diatas merupakan ciri-ciri dari orang yang memiliki locus of control eksternal. Menurut Ghufron (2010:68) karakteristik locus of control ekternal, yaitu (1) Kurang memiliki inisiatif, (2) Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan, (3) Kurang suka berusaha, karena mereka percaya bahwa faktor luar dan takdir yang mengontrol hidup mereka

5 (mudah menyerah dan menyalahkan keadaan), (4) Kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah. Hal ini sangat berbahaya jika banyak siswa yang memiliki locus of control eksternal yang beranggapan faktor luarlah yang mendikte hidupnya. Karena akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya sejalan dengan pendapat Soemanto (dalam Kurniawan, 2011:4) bahwa faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan prestasi belajar salah satunya adalah locus of control. Secara umum pengembangan seseorang dengan locus of control eksternal berasal dari keluarga dengan status sosioekonomi yang rendah dengan pengendalian hidup yang kurang. Menurut Rotter (dalam Kurniawan, 2011: 5) bahwa locus of control eksternal adalah mereka yang sering menyalahkan (atau bersyukur) atas keberuntungan, petaka, nasib, keadaan dirinya, atau kekuatan lain di luar kekuasaannya. Siswa yang memiliki locus of control eksternal yang biasanya kurang suka berusaha karena faktor luarlah yang mengontrol dan memandang ada sedikit hubungan antara usaha dan kesuksesan. Siswa yang mampu mengontrol aktivitas dan perilakunya untuk belajar maka akan berdampak pada prestasinya. Locus of control eksternal juga dapat dikatakan seseorang yang merasakan dan memandang bahwa apa yang diterimanya merupakan fungsi dari kekuatan yang berada di luar jangkauan pikiran dan penguasaan dirinya seperti : nasib, takdir atau kondisi dari situasi tertentu yang tidak dapat dihindari. Sebagai contoh jika seorang siswa menghubungkan kesuksesan atau kegagalannya dengan nasib, nilai yang jelek dihubungkan dengan prosedur guru yang tidak adil atau kehendak Tuhan, maka siswa tersebut dapat dikatakan memiliki locus of control

6 eksternal. Siswa tersebut mungkin akan berkata tidak peduli bagaimana giatnya saya dalam belajar, tetapi karena guru tidak menyukai saya, maka saya yakin saya tidak akan pernah mendapat nilai yang baik. Siswa semacam itu biasanya tidak pernah mau belajar dari pengalaman, karena mereka selalu menghubungkan kesuksesan dan kegagalan hanya berdasarkan nasib, mereka juga cenderung tidak memiliki perilaku yang persisten serta tidak memiliki pengharapan yang tinggi. Dapat disimpulkan seseorang dengan locus of control eksternal yang tinggi percaya bahwa nasib atau peruntungan yang menentukan peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka, termasuk kesuksesan ataupun kegagalan. Sehingga selain efikasi diri, locus of control eksternal merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Dimana hal itu akan berdampak kepada prestasi belajarnya. Dalam Tercapainya prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis maka dapat diartikan tercapai juga tujuan pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada hari senin tanggal 20 Februari 2017 pukul 10:00 WIB. Peneliti mendapat Daftar Kumpulan Nilai (DKN) Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017 sebagai berikut :

7 Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Siswa Kelas X ADM SMK Negeri 7 Medan 75 75 Kelas Tuntas (orang) Persentase (%) Tidak Tuntas (Orang) Persentase (%) X ADM 1 34 92 3 8 X ADM 2 28 76 9 24 X ADM 3 10 26 28 74 X ADM 4 18 47 20 53 X ADM 5 24 69 11 31 X ADM 6 22 58 16 42 Jumlah 136 61 87 39 Sumber: DKN Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis semester ganjil T.A 2016/2017 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persentase siswa yang tidak tuntas mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 pada semester ganjil T.A 2016/2017 mencapai 39% dari seluruh jumlah siswa kelas X ADM SMK Negeri 7 Medan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis terinspirasi untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efikasi Diri dan Locus of control Eksternal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis Kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2016/2017

8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana efikasi diri siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan? 2. Bagaimana locus of control eksternal siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan? 3. Bagaimana pengaruh efikasi diri dan locus of control eksternal terhadap prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan? 4. Apakah terdapat pengaruh efikasi diri terhadap prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan? 5. Apakah terdapat pengaruh locus of control eksternal terhadap prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan? 6. Apakah terdapat pengaruh efikasi diri dan locus of control eksternal terhadap prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan? 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari semakin luasnya masalah dari penelitian ini, maka penulis mambatasi masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

9 1. Efikasi diri yang diteliti adalah efikasi diri yang tinggi (positif) siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Locus of control yang diteliti adalah locus of control eksternal siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. 3. Prestasi yang diteliti adalah prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh efikasi diri terhadap prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2016/2017? 2. Apakah terdapat pengaruh locus of control eksternal terhadap prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2016/2017? 3. Apakah terdapat pengaruh efikasi diri dan locus of control eksternal terhadap prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

10 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Untuk mengetahui pengaruh locus of control eksternal terhadap prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. 3. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan locus of control eksternal terhadap prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis siswa kelas X ADM di SMK Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan kemampuan dibidang pendidikan baik secara teori maupun aplikasi langsung di lingkungan sekolah. 2. Bagi guru dan sekolah, sebagai bahan masukan sekolah, terutama bagi guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui efikasi diri dan locus of control eksternal yang dimiliki siswa. 3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi sumbangan pemikiran bagi penulis, bagi mahasiswa maupun pihak-pihak yang sedang melakukan

11 penulisan yang berkaitan dengan efikasi diri, locus of control eksternal dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar belajar pengantar ekonomi dan bisnis.