PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS MASALAH UNTUK SISWA SMP Sumaritoyo Ryananda Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: sumaritoyorryananda69@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mengetahui kualitas modul berdasarkan aspek kevalidan dan kepraktisan modul matematika berbasis realistik sebagai sumber belajar untuk siswa SMP Kelas VIIIG berjumlah 29 siswa, menggunakan model penelitian dan pengembangan. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 26 Purworejo. Langkah pengembangan, yaitu: studi pendahuluan, pengembangan model, uji lapangan. Instrumen yang digunakan angket dan lembar observasi. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan hasil validasi ahli materi dari aspek pembelajaran dan materi termasuk kategori sangat baik (rerata 3,5); validasi ahli media menunjukkan bahwa aspek tampilan dan media termasuk kategori sangat baik (rerata 3,6 dan 3,1); hasil ujicoba lapangan menunjukkan bahwa aspek pembelajaran, materi dan media termasuk kategori sangat baik (rerata 3,32). Perolehan presentase respon siswa terhadap multimedia gambar sebesar 85% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan rerata penilaian tersebut, maka modul matematika yang dikembangkan dalam penelitian ini dinyatakan layak digunakan sebagai sumber belajar untuk siswa Sekolah SMP. Kata kunci: modul, realistik PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponenkomponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk kepentingan pembelajaran, baik secara langsung atau tidak langsung. Pembelajaran juga merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta didik. Sebagai penunjang komunikasi guru dengan peserta didik, beberapa guru menggunakan sumber belajar berupa modul. Modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, sesuai usia dan tingkat pengetahuan mereka agar mereka dapat belajar secara mandiri dengan bimbingan minimal dari pendidik (Prastowo, 2012: 106). Penggunaan modul dalam pembelajaran bertujuan agar siswa dapat belajar mandiri tanpa atau dengan minimal 74
dari guru. Di dalam pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator. Sehingga guru dan siswa akan lebih mudah dalam proses pembelajaran. Modul merupakan salah satu alternatif media pembelajaran yang tepat bagi siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas VIII SMP Negeri 26 Purworejo, penulis mendapatkan informasi bahwa terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas, yaitu proses pembelajaran di sana masih menggunakan metode lama yakni dengan ceramah atau ekspositori. Selain itu penggunaan media pembelajaran masih terbatas sekali sehingga apabila ada strategi pembelajaran yang baru dan media pembelajaran yang sesuai diharapkan mampu meningkatkan semangat dan prestasi belajar siswa. Dari informasi permasalahan di atas, hendaknya suatu proses belajar mengajar membutuhkan dua unsur yang sangat penting yaitu penggunaan media pembelajaran dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai. Menurut Wijaya (2012: 20) matematika realistik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang dapat menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang dapat dibayangkan (imaginable) oleh siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa matematika realistik merupakan suatu pendekatan pelajaran matematika yang mengacu pada penekanan pengalamaan, situasi yang ada di dunia nyata atau dunia fantasi tetapi dapat dibayangkan oleh pemikiran siswa sebagai saranan untuk memahamkan persoalan matematika. Menurut Lencher (dalam Hartono, 2014: 3) bahwa pemecahan masalah matematika adalah sebagai proses menerapkan pengetahuan matematika yang telah diperoleh sebelumnya dalam situasi baru yang belum dikenal sebagai implikasinya, aktivitas pemecahan masalah dapat menunjang perkembangan kemampuan matematika yang lain seperti komunikasi dan penalaran matematika. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu cara atau langkah-langkah dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan yang terampil dan mampu menggunakan langkah yang tepat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Ayu Indra Astuti, Kentut Pudjawan & I Nyoman Wirya (2014) dengan judul Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika di SMP 1 Banjar Untuk Siswa Kelas VIII semester Genap 75
dengan hasil ujicoba lapangan menunjukkan bahwa aspek pembelajaran termasuk dalam kategori baik, aspek materi termasuk dalam kategori sangat baik, dan aspek media termasuk dalam kategori sangat baik. Perolehan skor rata-rata post test sebesar dalam kategori sangat baik. Berdasarkan rerata penilaian tersebut, maka modul Matematika pembelajaran matematika yang dikembangkan dalam penelitian ini layak digunakan sebagai sumber belajar untuk siswa SMP. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul matematika realistik berbasis masalah untuk siswa SMP bertujuan memfasilitasi pencapaian kemampuan memcahkan masalah yang layak dipakai dalam proses pembelajaran. Mengetahui kualitas modul yang telah dikembangkan berdasarkan aspek kevalidan dan kepraktisan pada pembelajaran materi persamaan linear dua variabel. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian dalam jenis penelitian pengembangan dengan metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014: 297) metode penelitian dan pengembangan atau research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Metode penelitian pengembangan dalam penelitian ini digunakan untuk mengembangkan Modul matematika realistik berbasis masalah pada siswa SMP. Sedangkan metode penelitian kuantitatif untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran dan respon siswa terhadap modul yang dikembangkan. Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul. Lokasi Penelitian dilakukan di SMP Negeri 26 Purworejo. Subjek Penelitian adalah siswa kelas VIIIG. Objek Penelitian adalah untuk menghasilkan modul matematika realistik berbasis masalah. Waktu penelitian dilakukan pada Agustus 2016 sampai Februari 2017. Teknik analisis data menggunakan rumus skor nilai dalam skala 4 dalam Juknis penyusunan perangkat penilaian afektif di SMA. Secara visual langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dapat dilihat pada bagan berikut 76
Studi Literatur Analisis Kebutuhan Analisis Desain Produk Validasi Media dan Materi Desain Tidak Ya Uji Coba Lapangan Kecil Development Tidak Ya Uji Coba Lapangan Tidak Ya Uji Efektifitas Media Implementation Penilaian Final Media Evaluation Modul Berbasis Matematika Realistik untuk Memudahkan dalam Pemecahan Masalah Gambar Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Pengembangan Modul Matematika Sistem persamaan linear dua variabel berbasis realistik. a. Analisis 77
Peneliti melakukan analisis materi, analisis situasi, dan analisis kebutuhan. b. Desain Penentuan judul modul yaitu Modul Matematika sistem persamaan linear dua variabel, yang terdiri dari tiga kegiatan belajar. Adapun komponen-komponen dalam modul yaitu contoh soal, aktifitas siswa, latihan, aktifitas kelompok, refleksi, ujian ketuntasan belajar, rangkuman, kunci jawaban. c. Development Mengembangkan modul berdasarkan draft. Pada tahap ini, peneliti menyusun semua kegiatan belajar siswa, termasuk contoh soal, aktifitas siswa, latihan, aktifitas kelompok, dan ujian ketuntasan belajar, rangkuman, kunci jawaban. Selanjutnya dilakukan validasi oleh dosen ahli media dan ahli materi yang berjumlah 3 dosen, 1 guru matematika. Ahli Media meliputi dua dosen, Ahli Materi meliputi satu dosen, satu guru matematika d. Implementasi Setelah validasi dengan ahli, peneliti melakukan uji coba terbatas yang dilaksanakan di SMP N 26 Purworejo. e. Evaluasi Tahap terakhir dalam pengembangan modul ini adalah mengevaluasi modul berdasarkan hasil angket yang diperoleh dari tahap pengembangan dan implementasi. Dari analisis data tersebut, dinyatakan bahwa modul matematika sistem persamaan linear dua variabel berbasis realistik berkualitas. 2. Kualitas modul matematika sistem persamaan linear dua variabel berbasis realistik Modul matematika sistem persamaan linear dua variabel berbasis realistik yang telah dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis. Indikator dari valid dan praktis dapat dilihat sebagai berikut: 78
a. Modul matematika sistem persamaan linear dua variabel berbasis realistic termasuk dalam kategori sangat baik sehingga modul matematika sistem persamaan linear dua variabel berbasis realistik yang telah dikembangkan dinyatakan valid. b. Berdasarkan lembar observasi kegiatan pembelajaran, keterlaksanaan proses kegiatan pembelajaran mencapai 85% yang termasuk dalam kategori tinggi sehingga modul dinyatakan praktis. Berdasarkan angket, penilaian terhadap modul yang telah dikembangkan sebesar 3,3 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Selain itu, guru matematika juga menyatakan bahwa modul matematika sistem persamaan linear dua variabel dapat digunakan dengan mudah sebagai bahan ajar matematika. Berdasarkan perolehan skor yang didapat dalam ujicoba lapangan operasional dapat disimpulkan bahwa modul matematika berbasis masalah untuk siswa SMP tersebut yang dikembangkan sudah dapat dikatakan layak digunakan sebagai salah satu produk media pembelajaran matematika khususnya materi sistem persamaan linear dua variabel untuk siswa SMP. SIMPULAN DAN SARAN Penilaian siswa terhadap modul matematika yang dikembangkan pada aspek keterlaksanaan pembelajaran, materi, media dan respon siswa terkategori sangat baik dengan skor rata-rata 85%; 3,5; 3,3; 3,32. Berdasarkan perolehan skor yang didapat dalam ujicoba lapangan operasional dapat disimpulkan bahwa modul matematika berbasis masalah untuk siswa SMP tersebut yang dikembangkan sudah dapat dikatakan layak digunakan sebagai salah satu produk media pembelajaran matematika khususnya materi sistem persamaan linear dua variabel untuk siswa SMP. Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan, dapat disarankan sebagai berikut: 1. Bahan ajar nerupa modul ini dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran matematika SMP kelas VIII agar pembelajaran lebih efektif. Selain itu dengan menggunakan modul yang telah dikembangkan dapat melatih siswa lebih mandiri dalam belajar matematika. 79
2. Untuk menghasilkan bahan ajar yang lebih baik maka perlu dilakukan uji coba untuk seluruh materi yang ada pada modul matematika ini. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain yang ingin mengembangkan bahan ajar matematika SMP kelas VIII. DAFTAR PUSTAKA Hartono, Y. 2014. Matematika Strategi Pemecahan Masalah. Yogyakarta. Graha Ilmu. Ni Luh A. I. A. & Pudjawan K. & Wirya N. 2013. Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika di SMP Negeri 1 Banjar untuk Siswa Kelas VIII Semester Genap. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jjtp/article/view/3882/ 3104. pada tanggal 28 September 2016. Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Wijaya, A. 2011. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu. 80