G, 2015 UPAYA GURU DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK PRASELASIAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI TK ISTIQOMAH KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHALUAN. Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak merupakan. sekarang ini, salah satu upaya ke arah tersebut adalah Pendidikan Anak Usia

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang sederajat) dan jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pasal 28 menyatakan bahwa: (1) Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

2015 UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (3-4 TAHUN) MELALUI PENGEMBANGAN KREATIVITAS SENI MELIPAT (ORIGAMI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

Pemberlakuan UU No. 20 Tahun 2003 berpengaruh terhadap sistem. pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINIMELALUI BERMAIN CLAY

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak prasekolah merupakan anak yang berusia 4-5 tahun, biasa disebut dengan masa keemasan (The Golden Age). Pada masa ini anak mengalami banyak perubahan fisik dan mental yang ditandai dengan adanya karakteristik berkembangnya konsep diri, munculnya egosentris, rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak usia prasekolah mempunyai berbagai potensi yang dapat dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Perkembangan anak usia prasekolah dapat dikatakan pesat apabila anak mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Salah satu tugas perkembangan yang perlu diselesaikan yaitu perkembangan fisik dan perkembangan motorik. Pendidikan utama bagi anak prasekolah adalah pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak prasekolah pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), sedangkan pendidik ananak prasekolah pada jalur pendidikan non formal seperti: kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA). Pendidikan utama bagi anak yakni pendidikan informal yaitu pendidikan keluarga. Peran orang tua dalam keluarga merupakan tingkat pertama dalam dunia pendidikan, akan tetapi tingkat keberhasilan dalam meraih perkembangan fisik motorik secara optimal dapat dibantu dengan adanya pendidikan formal. Pendidikan anak prasekolah dilakukan melalui penyediaan pengalamanpengalaman dan stimulus yang bersifat mengembangkan secara terpadu agar anak dapat berkembang secara optimal sesuai dengan norma. Pendidikan prasekolah berdasarkan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini pada ayat 3 menyebutkan bahwa : Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal meliputi Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sedangkan pada pasal 4 menyebutkan bahwa pendidikan anak

2 usia dini jalur non formal meliputi Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) dan sebagainya. Dunia anak adalah dunia bermain, anak-anak disibukkan dengan bermain. Bermain dapat mengajarkan anak mempelajari beberapa hal dan dengan bermain juga anak dapat dilatih perkembangan fisik motoriknya agar tumbuh secara optimal. Permainan adalah suatu perbuatan yang mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan dengan bertujuan untuk memperoleh kesenangan, permainan cukup penting bagi perkembangan fisik motorik anak (Abu Ahmadi, 1991). Upaya untuk meningkatkan kemampuan keseimbangan tubuh anak menurut Yhana Pratiwi (2014) menyatakan bahwa upaya untuk meningkatkan kemampuan keseimbangan tubuh sudah dilakukan melalui berbagai permainan namun kebanyakan belum kreatif dan permainan kurang menstimulasi keseimbangan tubuh anak, hal ini terlihat saat bermain papan titian banyak anak mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan tubuhnya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di TK Kota Bandung diperoleh informasi, bahwa masih ada anak prasekolah yang belum mampu menyelesaikan tugas perkembanga fisik motorik dengan baik. Perkembangan fisik motorik anak prasekolah sangat beragam, dapat diamati pada aspek perkembangan motorik kasar dalam perkembangan lokomotor seperti anak belum dapat berjalan seimbang diatas papan titian, anak belum dapat menjaga keseimbangan tubuh tanpa terjatuh, dan belum mampu melompat secara terkoordinasi. Perkembangan motorik halus menurut Made Ratnasari Dewi (2015) menyatakan bahwa perkembangan motorik halus belum berkembang secara optimal, seperti: anak belum mampu menggunting, meniru bentuk, menempel dan memegang pensil dengan benar. Dalam perkembangan motorik halus pada anak prasekolah perlu dibimbing untuk melakukan kegiatan mewarnai dengan rapi, menyelesaikan 12 keping permainan Puzzle dengan baik, dan membimbing anak menyelesaikan keterampilan menjepit biji-bijian dengan menggunakan alat penjepit.

3 Guru sebagai pendamping atau pembimbing bagi anak, hendaknya memberikan bimbingan serta arahan agar dapat mengembangkan perkembangan fisik motorik anak melalui kegiatan bermain. Kegiatan bermain perlu bimbingan dan diarahkan dengan baik, karena kegiatan bermain anak akan berpengaruh pada perkembangan fisik motorik secara optimal. Menurut Lolita (2010) bahwa Upaya yang dapat dilakukan guru dalam membantu perkembangan fisik motorik anak prasekolah yaitu dengan cara melakukan kegiatan bermain, awal pelaksanaan kegiatan bermain terlebih dahulu dikomunikasikan pada anak dan diutarakan apa yang akan diperoleh dari kegiatan bermain tersebut. Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti sebagai Mahasiswa Prodi PKK merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Upaya Guru Dalam Membantu Perkembangan Fisik Motorik Anak Prasekolah Melalui Kegiatan Bermain di Taman Kanak-Kanak Istiqomah Kota Bandung. B. Rumusan Masalah Penelitian Penelitian ini penulis perlu merumuskan masalah agar tujuan yang hendak dicapai lebih terarah, perumusan masalah pada penelitian ini yaitu : Bagaimana upaya guru dalam membantu perkembangan fisik motorik anak prasekolah melalui kegiatan bermain di Taman Kanak-Kanak Istiqomah Kota Bandung? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai upaya guru dalam membantu perkembangan fisik motorik melalui kegiatan bermain di Taman Kanak-Kanak Istiqomah Kota Bandung. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai upaya guru dalam membantu perkembangan fisik motorik melalui kegiatan bermain di Taman Kanak-Kanak Istiqomah Kota Bandung yang meliputi:

4 a) Perkembangan motorik kasar anak prasekolah meliputi aspek perkembangan lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif. b) Perkembangan motorik halus anak prasekolah meliputi kemampuan mewarnai, menulis, menggunting, merobek, menggambar, menjepit, meniru, melipat kertas, menjiplak dan mengenal tekstur. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat menggambarkan secara jelas tentang bagaimana upaya guru dalam membantu perkembangan fisik motorik anak prasekolah melalui kegiatan bermain. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dan tambahan referensi bagi penelitilain yang ingin meneliti masalah lebih lanjut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu di bidang Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) khususnya konsentrasi Bimbingan Perawatan Anak (BPA). 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, secara lebih khusus diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut ini : a. Pendidik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pendidik dalam menerapkan kegiatan bermain anak yang sesuai dengan usianya yang dapat membantu perkembangan fisik motorik anak. b. Lembaga Taman Kanak-Kanak Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi lembaga pendidikan yaitu kebijakan lembaga untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar seperti adanya pelatihan, dan seminar untuk menambah pengalaman dan pengetahuan guru dalam mengajar bagaimana guru dalam membantu perkembangan fisik motorik anak prasekolah. c. Peneliti Selanjutnya

5 Peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini bisa menjadi acuan dan dapat melengkapi bahan penelitian selanjutnya. Penelitian ini memiliki keterbatasan baik dalam proses maupun hasilnya, oleh karena itu masih banyak hal yang perlu dikembangkan dari penelitian seperti peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran motorik, upaya orang tua dalam membantu perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan permainan tradisional, dan kemampuan fisik motorik anak prasekolah melalui kegiatan permainan tradisonal dan modern. E. Struktur Organisasi Penelitian Sistematika penulisan berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan ke dalam beberapa bab, sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Pustaka Berisi landasan teori yang meliputi kajian mengenai gambaran perkembangan motorik kasar, motorik halus, kegiatan bermain anak prasekolah, dan upaya guru dalam membantu perkembangan fisik motorik anak prasekolah. Bab III Metode Penelitian Berisi metode penelitian, desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrument penelitian, prosedur penelitian dan analisis data. Bab IV Temuan dan Pembahasan Berisi penjelasan deskripsi data, analisis data, hasil pengujian penelitian dan pembahasan penelitian. Bab V Simpulan dan Rekomendasi Berisi hasil penelitian yang disimpulkan dan sekaligus diberikan rekomendasi yang perlu diperhatikan.

6