145 Lampiran 1 Kutipan KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan telah diatur ketentuan mengenai fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan; b. bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186); 2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480), jo. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1992 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1992 tentang Penangguhan Mulai Berlakunya Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai Undangundang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3293); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1990 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3405); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahhun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529); 6. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen; 7. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1984 tentang Susunan Organisasi Departemen, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 1993; 8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 91/OT.002/ Phb-80 dan Nomor KM 164/OT.002/Phb-80 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan, sebagaimana telah diubah terakhir
146 dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 58 Tahun 1991; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Halte adalah tempat pemberhentian kendaraan umum untuk menurunkan dan/atau menaikkan penumpang; 2. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran; 3. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara; 4. Fasilitas parkir pada badan jalan adalah fasilitas untuk parkir kendaraan dengan menggunakan sebagian badan jalan; 5. Pemakai jalan adalah pengemudi kendaraan dan/atau pejalan kaki; 6. Tempat istirahat adalah lokasi di luar daerah manfaat jalan yang disediakan untuk dipergunakan sebagai tempat istirahat dan parkir kendaraan; 7. Trotoar adalah bagian dari badan jalan yang khusus disediakan untuk pejalan kaki; 8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Darat. BAB II PERSYARATAN TEKNIS Pasal 2 Fasilitas pendukung meliputi : a. fasilitas pejalan kaki; b. fasilitas parkir pada badan jalan; c. fasilitas halte; d. fasilitas tempat istirahat; e. fasilitas penerangan jalan. Pasal 3 (1) Fasilitas pejalan kaki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, terdiri dari : a. trotoar; b. tempat penyeberangan yang dinyatakan dengan marka jalan dan/atau rambu lalu lintas; c. jembatan penyeberangan; d. terowongan penyeberangan. (2) Trotoar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, harus memenuhi persyaratan:
147 a. lebar sesuai dengan kondisi lokasi atau jumlah pejalan kaki yang melalui atau menggunakan trotoar tersebut, sebagaimana dalam lampiran keputusan ini; b. memiliki ruang bebas diatasnya sekurang- kurangnya 2,50 meter dari permukaan trotoar. (3) Tempat penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, berupa zebra cross atau dinyatakan dengan marka berupa 2 garis utuh melintang jalur lalu lintas dan/atau berupa rambu perintah yang menyatakan tempat penyeberangan pejalan kaki. (4) Jembatan penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, memiliki lebar sekurang-kurangnya 2,00 meter dan tinggi jembatan penyeberangan bagian paling bawah sekurang-kurangnya 5,00 meter dari atas permukaan jalan. (5) Terowongan penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d, memiliki lebar sekurang-kurangnya 2,00 meter dan tinggi bagian atas terowongan sekurang-kurangnya 3,00 meter dari lantai terowongan serta dilengkapi dengan lampu penerangan. Pasal 4 (1) Penggunaan badan jalan untuk fasilitas parkir kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, hanya dapat dilakukan pada jalan kolektor atau lokal dengan memperhatikan : a. kondisi jalan dan lingkungannya; b. kondisi lalu lintas; c. aspek keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. (2) Parkir pada badan jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat dilakukan secara sejajar atau membentuk sudut menurut arah lalu lintas. Pasal 5 (1) Fasilitas halte sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c, harus memenuhi persyaratan : a. dibangun sedekat mungkin dengan fasilitas penyeberangan pejalan kaki; b. memiliki lebar sekurang-kurangnya 2,00 meter, panjang sekurangkurangnya 4,00 meter dan tinggi bagian atap yang paling bawah sekurang-kurangnya 2,50 meter dari lantai halte; c. ditempatkan di atas trotoar atau bahu jalan dengan jarak bagian paling depan dari halte sekurang-kurangnya 1,00 meter dari tepi jalur lalu lintas. (2) Di tempat-tempat tertentu pada jalur angkut- an penumpang umum dalam kota, dilengkapi dengan fasilitas halte sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), atau rambu yang menyatakan tempat pemberhentian bus. Pasal 6 (1) Fasilitas tempat istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d, harus memenuhi persyaratan: a. terletak di luar daerah manfaat jalan; b. jalan masuk dan keluar ke dan dari tempat istirahat dapat menjamin keselamatan dan kelancaran lalu lintas; c. dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan.
148 (2) Fasilitas tempat istirahat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dinyatakan dengan rambu-rambu lalu lintas. Pasal 7 Fasilitas penerangan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e, harus memenuhi persyaratan : a. ditempatkan ditepi sebelah kiri jalur lalu lintas menurut arah lalu lintas atau di pulau lalu lintas; b. jarak tiang penerangan jalan sekurang- kurangnya 0,60 meter dari tepi jalur lalu lintas; c. tinggi bagian yang paling bawah dari lampu penerangan jalan sekurangkurangnya 5,00 meter dari permukaan jalan. BAB III PENYELENGGARAAN FASILITAS PENDUKUNG Pasal 8 Penetapan lokasi, pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas pendukung dilakukan oleh: a. Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk, untuk jalan nasional kecuali jalan nasional yang berada dalam ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II atau yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II; b. Pemerintah Daerah Tingkat I, untuk jalan propinsi, kecuali jalan propinsi yang berada dalam ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II atau jalan propinsi yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II; c. Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten, untuk: 1) jalan kabupaten; 2) jalan propinsi yang berada dalam Ibu Kota Kabupaten Daerah Tingkat II, dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I; 3) jalan nasional yang berada dalam Ibu Kota Kabupaten Daerah Tingkat II dengan persetujuan Direktur Jenderal. d. Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya untuk: 1) jalan kotamadya; 2) jalan propinsi yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II, dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I; 3) jalan nasional yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II dengan persetujuan Direktur Jenderal. Pasal 9 Penetapan lokasi, pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas pendukung yang berada di jalan tol dilakukan oleh penyelenggara jalan tol, dengan memenuhi persyaratan teknis sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan ini. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS Pasal 10 (1) Direktur Jenderal melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis atas penyelenggaraan fasilitas pendukung. (2) Pembinaan teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi :
149 a. penentuan persyaratan teknis fasilitas pendukung; b. penentuan petunjuk teknis, yang mencakup penetapan pedoman, prosedur dan/atau tata cara penyelenggaraan fasilitas pendukung; c. pemberian bimbingan teknis dalam rangka peningkatan kemampuan dan ketrampilan teknis para penyelenggara fasilitas pendukung. (3) Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi : a. kegiatan pemantauan dan penilaian atas penyelenggaraan fasilitas pendukung; b. kegiatan pemberian saran teknis dalam penyelenggaraan fasilitas pendukung. Pasal 11 Pembinaan dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal. BAB V KETENTUAN LAIN LAIN Pasal 12 (1) Setiap orang dilarang melakukan suatu perbuatan yang dapat berakibat merusak atau membuat tidak berfungsinya fasilitas pendukung. (2) Penyelenggara fasilitas pendukung wajib menjamin agar fasilitas pendukung berfungsi sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan ini. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 17 September 1993.
150
151 Lampiran 2 Kutipan
152
153
154
155
156 Lampiran 3 Kutipan PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 19/PRT/M/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
157
158
159
160 Lampiran 4 Kutipan
161
162
163
164
165
166 Lampiran 5 KUTIPAN KEPUTUSAN MENTERI (KM) PERHUBUNGAN NOMOR 3 TAHUN 1994 TENTANG ALAT PENGENDALI DAN PENGAMAN PEMAKAI JALAN
167
168
169 Lampiran 6. Kuesioner untuk Zona Gerbang Masuk Kuesioner No :. Identitas Responden Nama Pekerjaan : : Jenis Kelamin : Pria Wanita Umur Fakultas Jurusan : Tahun : : Isilah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda (X) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat bapak/ibu/saudara, dengan alternatif jawaban yang tersedia. Semua keterangan dan jawaban yang diperoleh semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya. Oleh sebab itu jawaban Bapak/Ibu/sdr berikan besar sekali artinya bagi kelancaran penelitian ini. Atas bantuan Bapak/Ibu/sdr, peneliti mengucapkan terimakasih. Kuesioner Tentang Kenyamanan Pada Zona Gerbang Masuk Alternatif Jawaban Sangat Nyaman : SN Nyaman : N Kurang Nyaman : KN Tidak Nyaman : TN Sangat Tidak Nyaman : STN No 1 2 3 Pertanyaan Apakah anda nyaman dengan kondisi akses masuk pada gerbang saat ini? Apakah bentuk gerbang saat ini memberikan rasa nyaman ketika melihat? Saat berjalan di area gerbang apakah anda merasa nyaman tanpa takut tersenggol oleh kenderaan? Jawaban SN N KN TN STN
170 No 4 5 6 7 8 9 10 Pertanyaan Apakah sistem keamanan pada gerbang di zona gerbang masuk saat ini membuat anda nyaman? Apakah anda nyaman ketika melintasi jalur kenderaan di zona gerbang masuk? Apakah anda nyaman saat berjalan pada trotoar pada zona gerbangmasuk? Apakah dengan adanya beda ketinggian antara jalur kenderaan dan trotoar membuat anda merasa nyaman untuk menggunakannya? Apakah anda nyaman dengan kondisi kebersihan pada jalur pedestrian saat ini? Apakah anda nyaman dengan pedagang kaki lima yang berjualan di zona gerbangmasuk? Apakah anda nyaman ketika mengakses pintu khusus pejalan kaki pada gerbang masuk? Jawaban SN N KN TN STN Alternatif Jawaban Terlihat : T Tidak Terlihat : TT No 11 12 13 14 15 16 Pertanyaan Apakah menurut anda bentuk gerbang yang ada saat ini terlihat indah? Apakah menurut anda desain gerbang saat ini terlihat memberikan rasa aman? Apakah menurut anda desain gerbang saat ini terlihat mampu memberikan perlidungan terhadap cuaca? Apakah saat ini gerbang terlihat memiliki unsur unik dan mudah diingat dari obyek fisik disekitarnya? Apakah bentuk gerbang saat ini terlihat memiliki nilai historis dan estetis di dalamnya? Apakah bentuk bangunan pendukung misal : pos satpam saat ini terlihat memiliki unsur unik dan mudah diingat dari obyek fisik disekitarnya? Jawaban T TT
171 No 17 18 Pertanyaan Apakah pos satpam saat ini terlihat memiliki nilai historis atau estetis dalam desainnya? Apakah anda melihat adanya penataan pada perencanaan bentuk pola paving trotoar saat ini? 19 Apakah lampu jalan saat tidak digunakan terlihat berfungsi sebagai bagian dalam rangka memperindah zona gerbangmasuk? 20 Apakah kondisi gerbang saat ini terlihat bersih? Jawaban T TT Kuesioner Tentang Aksesibilitas Pada Zona Gerbang Masuk Alternatif Jawaban Mudah : M Sulit : S No Pertanyaan 21 Apakah anda merasa mudah saat berjalan atau berkendara di zona gerbang masuk? 22 Apakah saat ini gerbang mudah untuk diindentifikasi? 23 24 25 26 27 28 29 30 Apakah anda dapat dengan mudah mencari dan mengidentifikasi pos satpam di area zona gerbang masuk? Apakah anda merasa mudah saat melalui jalur kenderaan pada zona gerbang masuk? Apakah anda mudah untuk mencari tempat sampah pada zona gerbang masuk? Dengan kondisi lampu jalan saat ini, apakah anda mudah melalui jalur kenderaan pada saat malam hari? Apakah penyandang cacat dapat mudah untuk berjalan di trotoar zona gerbang masuk? Apakah jika shelter informasi diletakkan di samping trotoar memudahkan anda untuk mengakses? Apakah saat jam tertentu, misal saat jam pulang atau saat wisuda anda mudah untuk melalui jalur kenderaan? Apakah anda mudah untuk menemukan bangku pada jalur trotoar di zona gerbang masuk? Jawaban M S
172 Alternatif Jawaban Perlu : P Cukup Perlu : CP Tidak Perlu : TP No 31 32 33 Pertanyaan Apakah perlu menggunakan bentuk yang khas dengan pendidikan untuk desain gerbang kampus sebagai landmark? Apakah desain gerbang harus mempunyai bentuk yang jelas dalam luasan atau bentang yang relatif besar? Apakah perlu penataan lampu yang menarik pada gerbang agar terlihat indah saat malam hari? Apakah pada zona gerbang masukperlu dibuat shelter atau 34 bangunan informasi kampus yang berisi peta kampus serta pengumuman terbaru dari kegiatan yang ada di kampus? 35 Apakah perlu dipisahkan jalur sepeda motor dan mobil pada zona pintu masuk? 36 Apakah perlu dibuat jalur khusus sepeda pada zona pintu masuk kampus? 37 Apakah trotoar perlu dilengkapi dengan kanopi untuk pelindungan terhadap cuaca? 38 Apakah pada trotoar perlu diberi tanaman peneduh? 39 Apakah perlu diletakkan bangku pada trotoar zona gerbang masuk? 40 Apakah perlu diletakkan tempat sampah pada trotoar zona gerbang masuk? 41 42 43 44 45 Apakah perlu membuat desain yang mempunyai unsur unik dan mudah diingat pada aksesoris jalan seperti tempat sampah, bangku, kanopi, lampu jalan, halte dan lain sebagainya? Apakah perlu meletakkan polisi tidur pada jalur kenderaan untuk mengurangi kecepatan kenderaan? Apakah perlu disediakan kios bagi pedagang untuk menata area depan zona gerbang masuk? Apakah perlu disediakan halte untuk angkutan umum agar mengurai kemacetan di area depan gerbang masuk? Apakah perlu untuk membuat desain pola penataan paving pada trotoar? Jawaban P CP TP
173 No 46 47 48 Pertanyaan Apakah perlu ditambah penerangan khusus untuk pejalan kaki pada jalur trotoar? Apakah menurut anda perlu untuk memasukkan budaya lokal dalam tema rancangan zona gerbang masuk? Apakah rancangan gerbang nantinya perlu meletakkan simbol Unimed di dalamnya? Jawaban P CP TP 49. Menurut anda berapa seharusnya lebar jalur kenderaan zona gerbang masuk? A. < 6,5 m B. 6,5 m C. 7,5 m D. 9 m E. 11 m 50. Menurut anda berapa seharusnya lebar jalur trotoar zona gerbang masuk yang membuat nyaman anda jika berjalan diatasnya? A. < 1 m B. 1,5 m C. 2 m D. 2,5 m E. >2,5 m
174 Lampiran 7 KUTIPAN PEDOMAN TEKNIS PEREKAYASANAAN TEMPAT PERHENTIAN KENDARAAN PENUMPANG UMUM DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : 271/HK.105/DRJD/96 Halte adalah tempat perhentian kendaraan penumpang umum untuk menurunkan dan/atau menaikkan penumpang yang dilengkapi dengan bangunan Teluk bus (bus bay) adalah bagian perkerasan jalan tertentu yang diperlebar dan diperuntukkan sebagai TPKPU. Persyaratan umum tempat perhentian kendaraan penumpang umum adalah : 1. berada di sepanjang rute angkutan umum/bus; 2. terletak pada jalur pejalan (kaki) dan dekat dengan fasilitas pejalan (kaki); 3. diarahkan dekat dengan pusat kegiatan atau permukiman; 4. dilengkapi dengan rambu petunjuk; 5. tidak mengganggu kelancaran arus lalu-lintas. Fasilitas utama Halte 1) identitas halte berupa nama dan/ atau nomor 2) rambu petunjuk 3) papan informasi trayek 4) lampu penerangan 5) tempat duduk Fasilitas tambahan a. telepon umum b. tempat sampah
175 c. pagar d. papan iklan/pengumuman Halte dirancang dapat menampung penumpang angkutan umum 20 orang per halte pada kondisi biasa (penumpang dapat menunggu dengan nyaman).