HUBUNGAN LAMA KESAKITAN ISPA DAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLOKARTO SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
MAULANA WIJAYA NIM. J

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

FAKTOR PENENTU STATUS GIZI PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN KECAMATAN PEDURUNGAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2007

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS PEMBANTU (PUSTU) TOMPEYAN TEGALREJO DI KOTA YOGYAKARTA

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN LINGKUNGAN KUMUH DAN LINGKUNGAN TIDAK KUMUH DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN KEJADIAN STUNTING DENGAN FREKUENSI PENYAKIT ISPA DAN DIARE PADA BALITA USIA BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan


PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

ABSTRACT. Keywords: severe acute malnutrition, child, nutrition status, economic status

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN IMUNISASI CAMPAK: APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN PERILAKU HIGIENE SANITASI TERHADAP KEJADIAN STUNTED PADA BALITA USIA 7-24 BULAN DI DESA HARGOREJO KULON PROGO

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN FREKUENSI DIARE BALITA DI DESA BOLON, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT SURAKARTA

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun oleh : DIAN KUSUMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 adalah mengumpulkan. dan menganalisis data indikator MDG s kesehatan dan faktor yang

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi. Disusun oleh : DIAN KUSUMAWATI J

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci : ISPA, angka kejadian.

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

HUBUNGAN SIKAP DAN PRAKTIK IBU SELAMA PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PETUGAS SURVEILANS DIARE DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAJAH I KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

PENELITIAN GAMBARAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI PADA BALITA YANG MENGALAMI GIZI KURANG

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

Hubungan Status Gizi dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Balita di Puskesmas Plered Bulan Maret Tahun 2015

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

Linda Yunitasari 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Status Gizi (BB/TB) dengan Kejadian Bronkopneumonia

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANFAAT KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA SKRIPSI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS JAMBON KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014.

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU KUNIR PUTIH 13 WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA SEDAYU WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMANTONO KARYA TULIS ILMIAH

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia. (SDM), karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

Purnama Sinaga 1, Zulhaida Lubis 2, Mhd Arifin Siregar 3

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

Transkripsi:

HUBUNGAN LAMA KESAKITAN ISPA DAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLOKARTO SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: BUDHI UTOMO NUSANTORO NIM. J 300 130 015 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN LAMA KESAKITAN ISPA DAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLOKARTO SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Oleh : BUDHI UTOMO NUSANTORO J 300 130 015 Telah diperiksa dan disetuji untuk diuji oleh : Dosen Pembimbing Luluk Ria Rakhma, S.Gz., M.Gizi NIK/NIDN. 100.1553/06-1507-8801 i

HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN LAMA KESAKITAN ISPA DAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLOKARTO SUKOHARJO OLEH BUDHI UTOMO NUSANTORO J 300 130 015 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada hari Rabu, 31 Agustus 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji : 1. Luluk Ria Rakhma, S.Gz., M.Gizi (...) (Ketua Dewan Penguji) 2. Siti Zulaekah, A., M.Si (...) (Anggota I Dewan Penguji) 3. Retty Ikawati, STP (...) (Anggota II Dewan Penguji) Dekan Dr. Suwaji, M.Kes NIP/NIDN.195311231983031002/ 00-2311-5301 ii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. Penulis Surakarta, 19 September 2016 BUDHI UTOMO NUSANTORO J300130015 iii

HUBUNGAN LAMA KESAKITAN ISPA DAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLOKARTO SUKOHARJO Abstrak Latar belakang: Pada masa emas anak balita, perhatian terhadap status gizinya harus menjadi prioritas karena kejadian kurang gizi akan berpengaruh pada kualitas tumbuh kembang anak. Infeksi merupakan salah satu faktor langsung yang mempengaruhi status gizi balita. Tujuan: Mengetahui hubungan lama kesakitan ISPA dan diare dengan status gizi anak balita di wilayah kerja Puskesmas Polokarto Sukoharjo. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek yang digunakan adalah anak balita usia 1-5 tahun berjumlah 98 responden. Pengambilan data dengan cara proportional random sampling. Data lama kesakitan ISPA dan diare diperoleh dengan pengisian kuesioner dan status gizi diperoleh dari pengukuran antropometri. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil: Sebanyak 59,2% anak balita tidak mengalami ISPA dan 40.8% mengalami ISPA dengan rata-rata lama hari sakit sebesar 2,5 hari. Sebanyak 83,7% anak balita tidak mengalami diare dan 16,3% mengalami diare dengan rata-rata hari sakit sebesar 0,47 hari. Mayoritas balita memiliki status gizi baik (74,5%) dengan rata-rata nilai z-score sebesar -1.22. Hasil uji rank spearman untuk hubungan lama kesakitan ISPA dengan status gizi menunjukkan nilai p = 0.315. Hasil uji rank spearman untuk hubungan lama kesakitan diare dengan status gizi menunjukkan nilai p = 0.559. Kesimpulan: Tidak ada hubungan lama kesakitan ISPA dan diare dengan status gizi anak balita di wilayah kerja Puskesmas Polokarto Sukoharjo. Kata Kunci : ISPA, diare, status gizi Kepustakaan : (39) 1997-2015 Abstract Background : In the golden age of children under five, the attention to their nutritional status must be a priority because malnutrition will affect the quality of child development. Infection is one of the direct factors affecting the nutritional status of children. Objective : To understand the relationship between the suffering duration of acute respiratory infections (ARI) and diarrhea and the nutritional status of children under five years old in the working area of Polokarto health care center, Sukoharjo Methodology : This research is an observational analysis with cross sectional approach. The research subjects are 98 children whose ages are ranged from 1-5 years old. 1

The data was collected by using proportional random sampling. ARI and diarrhea data were obtained by using the provided questionnaires and nutritional status were obtained from anthropometric measurements. Data were analyzed by using Spearman rank correlation test. Result : There are 59,2% children under five years old do not have ARI, 40,8% have ARI. The average suffering duration of ARI is 2,5 days. 83,7% of children under five years old do not have diarrhea and 16,3% have diarrhea with 0,47 days for the average suffering duration. The majority of children under five have good nutritional status (74,5%) with the average value of z-score is -1.2. Spearman rank test result for the relationship between the suffering duration of ARI and nutritional status shows the p value = 0.315 Spearman rank test result for the relationship between the suffering duration of diarrhea and nutritional status showed the p value = 0.559. Conclusion : There is no correlation between the suffering duration of ARI and diarrhea and the nutritional status of children under five years old in the working area of Polokarto health care center, Sukoharjo. Keyword : Acute respiratory infections (ARI), diarrhea, nutritional status Bibiliografy : (32) 1997-2015 1. PENDAHULUAN Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Menurut Riskesdas (2013) status gizi kurang dan buruk di Indonesia masih menjadi masalah dengan prevalensi yang masih cukup tinggi yaitu sebesar 19,6%, sedangkan di wilayah Jawa Tengah sendiri prevalensi gizi kurang dan gizi buruk mencapai 17,6%. Pada masa emas (gold period) anak balita, perhatian terhadap status gizi harus menjadi prioritas karena kejadian kurang gizi akan berpengaruh pada kualitas tumbuh kembang anak (Marimbi, 2010). Menurut Soekirman (2000) penyebab kurang gizi secara langsung adalah konsumsi makanan tidak seimbang dan penyakit infeksi. Hadirnya penyakit dalam tubuh akan membawa pengaruh terhadap keadaan gizi anak. Infeksi akan mempengaruhi nafsu makan anak sehingga anak menolak makanan yang diberikan. Penolakan terhadap makan berarti berkurangnya asupan zat gizi dalam tubuh anak, padahal tubuh anak memerlukan masukan yang lebih banyak sehubungan dengan adanya penghancuran jaringan yang 2

disebabkan oleh bibit- bibit penyakit itu sendiri maupun penghancuran jaringan untuk memperoleh protein yang diperlukan untuk pertahanan tubuh, keadaan akan semakin memburuk bila infeksi itu disertai muntah yang mengakibatkan hilangnya zat gizi dan cairan, hal tersebut akan mengakibatkan berat badan anak turun dengan cepat (Pudjiadi, 2001). Berdasarkan penelitian Jayani (2014), bahwa ada hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi balita di Puskesmas Jambon Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo. Hasil penelitian tersebut menyatakan sebagian besar responden balita yang menderita infeksi adalah responden balita dengan status gizi kurang, yang diartikan semakin seorang balita tidak menderita infeksi semakin baik status gizi seorang balita. Hal ini sejalan dengan penelitian Setyorini (2012) yang menyatakan ada hubungan kesakitan ISPA dan diare dengan status gizi anak balita di Desa Selodoko Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dan penelitian Elyana dan Candra (2013) yang menyatakan bahwa Frekuensi ISPA berhubungan dengan status gizi balita, semakin tinggi frekuensi ISPA, status gizi balita semakin kurang. Penyakit infeksi yang sering diderita oleh anak balita umumnya adalah diare dan infeksi saluran pernapasan akut. Berdasarkan data dari Puskesmas Polokarto, sepanjang tahun 2015 dari total 5496 balita di Kecamatan Polokarto terdapat 9,7% balita yang mengalami infeksi diare dan 7,02% balita yang mengalami infeksi ISPA, yang terdiri dari common cold, sinusitis dan laringitis. Cukup banyaknya kasus balita yang mengalami infeksi diare dan ISPA diikuti juga dengan cukup banyaknya jumlah balita gizi kurang di Kecamatan Polokarto. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo pada November 2015 ditemukan bahwa prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di Kecamatan Polokarto berdasarkan BB/U terdapat 16 (0,35%) gizi buruk dan 234 (5,12%) gizi kurang. Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang meningkat dibandingkan. tahun 2013 yang hanya terdapat 13 (0,24%) gizi buruk dan 229 (5,1%) gizi kurang. Prevalensi gizi kurang di Polokarto masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata prevalensi gizi kurang di Kabupaten Sukoharjo yang hanya 4,61%. Dari uraian diatas, maka peneliti 3

ingin melakukan penelitian tentang hubungan lama kesakitan ISPA dan diare dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Polokarto. 2. METODE Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek yang digunakan adalah anak balita usia 1-5 tahun berjumlah 98 responden. Pengambilan data dengan cara proportional random sampling. Data lama kesakitan ISPA dan diare diperoleh dengan pengisian kuesioner dan status gizi diperoleh dari pengukuran antropometri. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Univariat 1) Jenis Kelamin Tabel 1 Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 50 51 Perempuan 48 49 Total 98 100 Tabel 1 menunjukkan bahwa sampel penelitian sebagian besar jenis kelamin balita yang menjadi responden adalah laki-laki yaitu sebesar 50 balita dengan persentase 51%. Laki-laki lebih memiliki risiko mengalami masalah gizi dibanding perempuan, hal ini dikarenakan lakilaki memiliki kebutuhan lebih daripada perempuan, karena perempuan lebih banyak mengandung lemak dalam tubuhnya, yang berarti banyak jaringan yang tidak aktif di dalam tubuhnya (Kartasapoetra dan Marsetyo,2008). 4

2) Umur balita Tabel 2 Distribusi Sampel Menurut Umur umur tahun jumlah persentase 1-2 33 33,7 2-3 30 30,6 3-4 24 24,5 4-5 11 11,2 Total 98 100 Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar balita yang menjadi responden mempunyai umur antara 1-2 tahun yaitu sebanyak 33 balita dengan persentase 33,7 %. Masa balita merupakan masa dimana perlu mendapatkan perhatian yang lebih, karena balita pada masa ini memiliki rentan terhadap kekurangan gizi dan kejadian sakit. Asupan zat gizi yang sangat penting dibutuhkan pada masa ini, umur balita 1-2 tahun termasuk dalam kelompok rentan atau rawan gizi (Wirandoko, 2007). 3) Status Gizi Balita Tabel 3 Distribusi Sampel Menurut Status Gizi Berdasarkan Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Status gizi Jumlah Persentase Lebih 2 2 Baik 73 74,5 Kurang 16 16,3 Buruk 7 7,1 Total 98 100 Tabel 8 menunjukkan bahwa status gizi anak balita yang paling banyak adalah baik yaitu sebesar 74,5%. Namun demikian masih ada balita yang mengalami gizi buruk yaitu sebesar 7,1%. Status gizi yang baik diperlukan oleh anak agar tidak mudah terkena penyakit (infeksi) dan untuk pertumbuhan serta perkembangan anak, terlebih pada usia balita merupakan golden periode dan anak memerlukan nutrisi yang adekuat untuk pertumbuhannya (Santoso, 2004). 5

4) Kesakitan ISPA Tabel 4 Distribusi Kesakitan ISPA dalam Satu Bulan Status Gizi Kesakitan Total Lebih Baik Kurang Buruk ISPA n n n n n % n % n % Pernah 1 2,5 27 67,5 8 20 4 10 40 100 Tidak Pernah 1 1,72 46 79,3 8 13,8 3 5,18 58 100 Tabel 9 menunjukkan bahwa balita yang tidak pernah mengalami ISPA sebanyak 58 balita dengan 79,3% diantaranya berstatus gizi baik, sedangkan balita yang pernah mengalami ISPA sebanyak 40 balita dengan 67,5% diantaranya berstatus gizi baik. ISPA pada balita disebabkan oleh beberapa faktor yaitu gizi yang kurang, status imunisasi yang tidak lengkap, membedong bayi (menyelimuti yang berlebihan), tidak mendapatkan ASI yang memadai, defisiensi vitamin A, kepadatan tempat tinggal, polusi udara akibat asap dapur, orang tua perokok dan keadaan rumah yang tidak sehat (Depkes, 2004). 5) Kesakitan Diare Tabel 5 Distribusi Kesakitan Diare dalam Satu Bulan Status Gizi Kesakitan Total Lebih Baik Kurang Buruk Diare n % n % n % n % n % Pernah 0 0 13 81,25 3 18,75 0 0 16 100 Tidak Pernah 2 2,4 60 73,2 13 15,9 7 8,5 82 100 Tabel 10 menunjukkan bahwa balita yang pernah mengalami diare sebanyak 16 balita dengan 81.25% diantaranya berstatus gizi baik, sedangkan balita yang tidak pernah mengalami diare sebanyak 82 balita dengan 73.2% diantaranya berstatus gizi baik. Penularan penyakit diare pada balita biasanya melalui jalur fecal oral terutama karena menelan 6

makanan yang terkontaminasi (makanan sapihan dan air), kontak dengan tangan yang terkontaminasi, beberapa faktor yang berkaitan dengan peningkatan kuman perut (tidak memadanya penyediaan air bersih, kekurangan sarana kebersihan dan pencemaran air oleh tinja, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak secara semestinya) dan tindakan penyapihan yang jelek (Suharyono, 2008). b. Analisis Bivariat 1) Hubungan Lama kesakitan ISPA dengan Status Gizi Tabel 6 Distribusi Lama ISPA dengan Status Gizi Variabel Min Max X SD p value Lama ISPA 0 15 2.5 ±3.8 0.315 Status Gizi -5.17 2.5-1.22 ±1.3 Hasil pengujian hipotesis dengan korelasi rank spearman diperoleh nilai p value 0.315 yang berarti (0.315 > 0.05) berarti tidak ada hubungan antara lama kesakitan ISPA dengan status gizi. Hal ini dikarenakan bahwa status gizi tidak hanya dipengaruhi dengan kesakitaan ISPA.Status gizi kurang, ada faktor lain yang kemungkinan lebih berpengaruh yaitu asupan makanan, jumlah pangan khususnya energi dan protein dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan berat badan anak yang bersangkutan akan menurun (Latinulu, 2000). 2) Hubungan Lama kesakitan diare dengan Status Gizi Tabel 7 Distribusi Lama Diare dengan Status Gizi Variabel Min Max X SD p value Lama Diare 0 5 0.47 ±1.1 0.559 Status Gizi -5.17 2.5-1.22 ±1.3 Hasil pengujian hipotesis dengan korelasi rank spearman diperoleh nilai p value 0.559 yang berarti (0.559 > 0.05) berarti tidak ada hubungan antara lama kesakitan diare dengan status gizi.. Status gizi dipengaruhi oleh banyak hal tidak saja oleh infeksi sehingga bila anak tersebut masih 7

mempunyai asupan makanan yang baik atau juga bila pathogen yang menginfeksi tidak parah maka status gizi anak tersebut masih bisa dipertahankan baik (Arnetta, 2009). 4. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian dari 98 balita yang menjadi responden, 40% diantaranya mengalami kesakitan ISPA. 2. Berdasarkan hasil penelitian dari 98 balita yang menjadi responden, 16.3% diantaranya mengalami kesakitan diare. 3. Berdasarkan hasil penelitian dari 98 balita yang menjadi responden, 2% balita gizi lebih, 74,5% balita gizi normal, 16,3% balita gizi kurang dan 7,1 % balita gizi buruk. 4. Tidak ada hubungan antara lama ISPA dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Polokarto. 5. Tidak ada hubungan antara lama diare dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Polokarto. B. Saran 1. Bagi Puskesmas Polokarto Diharapkan lebih meningkatkan koordinasi antar bidang (khusus bidang gizi dan P2PL) dalam penanganan penyakit infeksi dan kasus gizi kurang pada balita 2. Bagi orang tua balita Diharapkan lebih memperhatikan kesehatan dan status gizi anak balita. DAFTAR PUSTAKA. Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Balitbang Kemenkes RI. Jakarta. Departeman Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Sistem Kesehatan. Jakarta 8

Elyana, M, dan Candra, A. 2013. Hubungan Frekuensi ISPA dengan Status Gizi Balita. Journal of Nutritional and Health. 1(1): 6 Jayani, I. 2014. Hubungan antara Penyakit Infeksi dengan Status Gizi pada Balita di Puskesmas Jambon Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo. Diunduh: 4 September 2016. http://jurnal.unik-kediri.ac.id/hubunganantara-penyakit-infeksi-dengan-status-gizi-pada-balita-di-puskesmasjambon-kecamatan-jambon-kabupaten-ponorogo-tahun-2014/. Kartasapoetra, G dan Marsetyo, H. 2008. Ilmu Gizi : Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Rineka Cipta. Jakarta. Latinulu. 2000. Pemantauan Penggunaan Status Gizi Balita dan Perencanaan Program Dari Bawah. Medika. Jakarta. Marimbi. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada Balita. Nuha Medika. Yogyakarta. Naomi, A. 2009. Status gizi bayi usia 1,5-8 Bulan di Jakarta pusat dan faktorfaktor yang berhubungan. Skripsi. Program Sarjana Universitas Indonesia Jakarta. Pudjiadi, S. 2001. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi Keempat. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Santoso, S dan Ranti, A. 2004. Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta. Jakarta. Setyorini, I. 2012. Hubungan Kesakitan ISPA dan Diare dengan Status Gizi Balita di Desa Selodoko Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Skripsi. Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Soekirman. 2000. Ilmu gizi dan aplikasinya. EGC. Jakarta. Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta. Suharyono. 2008. Diare Akut, Klinik dan Laboratorik Cetakan Kedua. Rineka Cipta. Jakarta. Wirandoko H, I., 2007. Determinan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun Di Puskesmas Tlogosari Wetan, Kecamatan Pendurungan. Tesis. Program Pasca sarjana Universitas Diponegoro Semarang. 9