BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan keluhan-keluhan yang tidak menyenangkan. 1 Menurut hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan

BAB 1 PENDAHULUAN. praktek dokter gigi memiliki suasana dan peralatan yang asing, dan terlebih lagi

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gigi impaksi adalah gigi yang gagal untuk erupsi secara utuh pada posisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari dalam soket gigi dan menanggulangi komplikasi yang mungkin terjadi. 1 Di

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya (Turner et al, 2012).

I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Pedersen, 1966). Selama melakukan prosedur pencabutan gigi sering ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

PENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. sekitar 3,86 sehingga dapat dideskripsikan bahwa rata-rata orang Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. Nyeri sering dilukiskan

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan merupakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

ENDODONTIC-EMERGENCIES

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia.

PENGARUH PEMBERIAN MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN ODONTEKTOMI

BAB I. dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan pada dasarnya ditunjukan untuk. untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyakit gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat gigi masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN. Stroke juga didefinisikan sebagai kelainan fungsi otak yang timbul mendadak,

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terakhir dalam perawatan gigi dan mulut karena berbagai alasan, antara lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. petunjuk tentang ksehatan umum seseorang. Kesehatan rongga mulut dapat

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

PROSES TERJADINYA MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan populasi penduduk lanjut usia (lansia) di dunia terus bertambah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan. Undang-Undang No.36 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Eksodonsi merupakan salah satu prosedur yang ada pada ilmu spesialis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

SKRIPSI SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aset berharga, tidak hanya bagi individu tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Katarak adalah keadaan terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG PENCABUTAN GIGI DI DESA MOLOMPAR UTARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Upaya tersebut ditinjau dari beberapa aspek, di

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan tubuh secara umum memang penting, tetapi kesehatan gigi dan mulut juga tidak kalah penting untuk kelangsungan hidup. Gigi dan mulut juga harus selalu di jaga kesehatan dan kebersihannya agar tidak menimbulkan keluhan-keluhan yang tidak menyenangkan. 1 Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan 2013, persentase penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut meningkat dari 23,2% menjadi 25,9% dan dari penduduk yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut, yang mendapat perawatan medis gigi meningkat dari 29,7% di tahun 2007 menjadi 31,1% pada tahun 2013. 2 Gigi impaksi merupakan satu dari beberapa masalah gigi yang sering dikeluhkan. Gigi impaksi merupakan gigi yang gagal erupsi secara utuh pada posisi yang seharusnya. Hal ini biasa terjadi karena tidak tersedianya ruangan yang cukup pada rahang untuk gigi tumbuh dan angulasi yang tidak benar dari gigi tersebut. 3 Keluhan pasien dapat bervariasi dari yang paling ringan seperti terselip sisa makanan sampai yang berat yaitu rasa sakit hebat disertai dengan pembengkakan dan pus. 4 Gigi molar ketiga rahang bawah merupakan 1

2 gigi yang terakhir tumbuh dan biasanya tumbuh pada usia 18-24 tahun karena hal itulah yang menyebabkan sering terjadinya impaksi pada gigi tersebut. 5 Odontektomi merupakan tindakan pengangkatan gigi impaksi. Secara umum pencabutan gigi impaksi sebaiknya dilakukan pada waktu masih muda yaitu pasien sebelum 25-26 tahun. Tindakan Ini merupakan tindakan preventif, yaitu pencegahan terhadap terjadinya patologi yang berasal dari folikel dan infeksi erupsi yang lambat dan sering tidak sempurna. Pencabutan dilakukan pada usia tersebut karena pada usia sesudah usia 25 atau 26 tahun, mineralisasi tulang mengakibatkan pencabutan gigi lebih sulit, lebih traumatik dan celah ligamentum periodontal atau folikular mengecil atau bahkan tidak ada. Tingginya prevalensi gigi bungsu yang impaksi mengakibatkan frekuensi odontektomi meningkat tajam. 6 Kecemasan sangat umum dialami oleh pasien saat kunjungan pasien ke dokter gigi. Prosedur tindakan dokter gigi yang dapat menimbulkan kecemasan pada pasien antara lain adalah pencabutan gigi, anastesi, tindakan pengeboran, dan pemolisan. Pasien yang merasa cemas akan menghindar untuk melakukan kunjungan berkala ke dokter gigi atau pembatalan kunjungan, terlambat datang, tidak kooperatif, dan tidak mampu melaksanakan atau mengingat instruksi pasca perawatan, sehingga dapat menurunkan efisiensi pelayanan kesehatan gigi. 7 Kecemasan merupakan faktor psikologis afektif yang mempengaruhi persepsi rasa nyeri. Kecemasan banyak berhubungan dengan meningkatnya kejadian rasa nyeri, yakni tidak hanya menurunkan ambang

3 rasa nyeri pasien tetapi juga mengakibatkan persepsi yang seharusnya tidak nyeri menjadi nyeri, bahkan di bawah kondisi yang berbeda, seorang pasien dapat menunjukkan reaksi yang berbeda walau rangsangannya sama. 8 Penatalaksanaan kecemasan sendiri dapat dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Benzodiazepin merupakan pilihan terapi jangka pendek untuk kecemasan. Terapi non farmakologis dapat dengan cara psikoterapi yaitu distraksi atau pengalihan perhatian dan relaksasi misalnya dengan meditasi, relaksasi imajinasi, dan lainnya. Pada penelitian ini, musik berperan sebagai distraksi atau pengalih perhatian pasien dari tindakan odontektomi, sekaligus juga dapat dijadikan sebagai media pasien untuk relaksasi. 9 Musik dikenal melalui penelitian sebagai fasilitas perangsang relaksasi non farmako yang aman, murah, dan efektif. Musik juga memiliki peran signifikan dalam merawat pasien dengan kecemasan. Para peneliti mengatakan bahwa musik mampu menurunkan gejala psikosomatik seperti kecemasan dengan jalan mempengaruhi proses fisiologis dan psikologis sehingga mampu membuat pasien mengalami keadaan yang aman dan menyenangkan. 10 Jenis musik yang sering digunakan sebagai terapi adalah Klasik, Jazz, Blues, Pop, dan Rock. Indonesia banyak menggunakan musik klasik sebagai terapi. Musik yang efektif mengatasi kecemasan yakni musik yang memiliki alunan melodi dan struktur yang tepat seperti musik klasik, dan telah menjadi kajian berbagai peneliti, musik klasik ciptaan Mozart yang

4 dikenal sebagai Efek Mozart hasilnya mampu memberikan rasa tenang, menurunkan kecemasan, dan mengurangi pemakaian farmakoterapi. 11 Berdasarkan latar belakng diatas, dengan dibutuhkannya rasa tenang dan kenyamanan pasien saat menjalani tindakan odontektomi, penulis ingin mengetahui apakah musik klasik Mozart dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien saat menjalani tindakan odontektomi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang tertulis diatas, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pasien odontektomi. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pasien odontektomi. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mengetahui tingkat kecemasan pasien odontektomi pada kelompok perlakuan 2) Mengetahui tingkat kecemasan pasien odontektomi pada kelompok kontrol 3) Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pasien odontektomi antara kelompok kontrol dan perlakuan.

5 1.4 Manfaat Penelitian 1) Dapat menunjukan pengaruh musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pasien saat dilakukan tindakan odontektomi. 2) Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai efektifitas musik klasik Mozart terhadap kecemasan yang dialami saat dilakukan tindakan odontektomi. 3) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber acuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang sejenis.

6 1.5 Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian penelitian Peneliti Judul Keterangan Kesimpulan Harlye Tangkere, dan kawankawan. Manado/2013 Gambaran kecemasan pasien saat menjalani prosedur ekstraksi gigi sambil mendengarkan musik Mozart di puskesmas Jumlah sampel = 30 orang Variabel bebas = Musik Mozart. Variabel terikat = Kecemasan Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Terdapat pengaruh penurunan kecemasan yang cukup signifikan pada pasien yang belum pernah melakukan ekstraksi gigi, sedangkan pada pasien yang sudah pernah melakukan ekstraksi meningkat. Aulia Naufal Fathin, dan kawan-kawan. Surabaya/2012 Pengaruh jazz instrumental music terhadap kecemasan pasien sebelum tindakan operasi odontektomi Jumlah sampel = 24 orang. Variabel bebas = Musik Jazz. Variabel terikat = Kecemasan Metode penelitian = Studi eksperimental klinis dengan prepost test control group design. Jazz instrumental tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penurunan kecemasan pasien sebelum tindakan operasi odontektomi untuk pertama kalinya. Perbedaan kedua penelitian tersebut dengan peneltian ini adalah pada jenis metode penelitian yang dilakukan. Harlye Tangkere menggunakan metode penelitian deskriptif dan Aulia Naufal menggunakan metode penelitian eksperimental klinis dengan pre-post test control group design, pada penelitian ini menggunakan eksperimental klinis non-randomized post test only control group design.