BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan tidak hanya berkutat pada dogma kritis tentang kenyataan, tetapi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat tepat bagi individu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Secara umum, pembelajaran bahasaindonesia terbagi menjadi empat. aspek keterampilan yang harus dikuasai siswa. Keempat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB I PENDAHULUAN. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Raya Antapani, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan minat belajar dan keterampilan menulis teks

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan tidak hanya berkutat pada dogma kritis tentang kenyataan, tetapi juga menilik daya imajinasi siswa. Imajinasi adalah proses representasi pemikiran lewat ujaran maupun tulisan. Pasalnya, imajinasi dapat mengungkapkan gagasan pemikiran siswa lewat daya khayal dan penginderaan sehingga terdapat keterkaitan antara imajinasi dan penginderaan. Oleh karena itu, ketika proses pembelajaran berlangsung siswa harus diikutsertakan dalam kegiatan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan. Salah satu pembelajaran yang memanfaatkan imajinasi dan penginderaan adalah pembelajaran sastra. Hal itu dikarenakan pembelajaran sastra memungkinkan siswa untuk merealisasikan pengalaman-pengalaman yang telah terekam lewat penginderaannya ke dalam bentuk karya sastra. Kegiatan penciptaan karya sastra tersebut dilakukan dengan memadukan daya pikir dan daya khayal siswa. Pembelajaran sastra dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada empat aspek keterampilan, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling memengaruhi antara satu dengan yang lainnya sehingga pengajaran sastra harus dilakukan dengan memadukan keterampilan yang satu dengan keterampilan lainnya. Sebagaimana keterampilan lainnya, keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa. Akan tetapi, menurut Zainurrahman (2013: 2), keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang tidak dikuasai oleh setiap orang,

baik dalam konteks akademik (academic writing), seperti menulis esai, menulis karya ilmiah, laporan penelitian, maupun dalam konteks kesusastraan, seperti menulis karya sastra. Hal itu dikarenakan kegiatan menulis bukan sekadar membuat huruf dengan pena atau alat tulis lainnya, tetapi kegiatan menulis melibatkan proses pemikiran, ide, maupun perasaan seseorang yang dituangkan lewat tulisan. Menulis dikatakan sebagai kegiatan yang sulit dikuasai siswa karena pada proses pemerolehan keterampilan menulis tersebut tidak diperoleh secara alami, melainkan diperoleh dan dikembangkan dengan menguasai konsep-konsep teoritis tertentu dan disertai dengan latihan-latihan. Hal itu sejalan dengan pendapat Zainurrahman (2013: 2) yang menyatakan bahwa latihan merupakan kunci utama dalam kegiatan menulis demi mencapai kesuksesan dan predikat mampu menulis dengan baik dan benar. Senada dengan itu, Sumardjo (2007: 36) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis membutuhkan latihan. Keahlian dalam memberikan gambaran kepada pembaca tidak mungkin diperoleh hanya dengan bakat alami saja. Dengan latihan-latihan, maka akan ditemukan gaya menulis yang dimiliki seseorang. Oleh karena itu, kegiatan menulis perlu dipelajari di sekolah agar keterampilan menulis siswa dapat berkembang dan terus berkembang. Salah satu pembelajaran menulis yang diajarkan di SMA adalah pembelajaran menulis cerpen. Pembelajaran menulis cerpen tersebut menuntut siswa untuk memproyeksikan sesuatu tentang dirinya, orang lain, ataupun segala bentuk pengalamannya ke dalam tulisan. Siswa memegang peran tertentu dan tulisannya mengandung nada yang sesuai dengan maksud dan tujuannya. Selain itu, siswa tidak hanya diharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dalam tulisannya, tetapi juga harus menentukan kategori pembaca tulisannya.

Akan tetapi, dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis cerpen seringkali ditemukan kesenjangan antara harapan guru bahasa Indonesia dengan kemampuan menulis siswa. Para guru bahasa Indonesia mengharapkan agar siswa mampu menghasilkan sebuah cerpen yang menarik untuk dibaca dan memenuhi tuntutan standar isi dalam hal menulis cerpen. Sementara yang terjadi dalam proses pembelajaran menulis cerpen, hampir seluruh siswa kesulitan untuk menulis cerpen. Kendala dalam menulis cerpen itu terjadi karena kurangnya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen, sehingga siswa kesulitan untuk memunculkan ide-ide kreatifnya terhadap tulisannya. Kurangnya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen dilatarbelakangi juga dengan cara pengajaran guru. Pengajaran menulis cerpen yang seharusnya disuguhi dengan media-media yang menarik dan mampu mendukung proses pembelajaran hanya dilaksanakan dengan menggunakan media konvensional, seperti spidol dan white board. Padahal seiring berkembangnya zaman, guru bukan lagi satusatunya sumber belajar bagi siswa. Hal itulah yang memengaruhi kurangnya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sastra, khususnya pembelajaran menulis cerpen serta proses penciptaan tulisan yang tidak memadai. Siswa merasa kesulitan menentukan ide-ide jika hanya berlandaskan pada ceramah-ceramah guru semata. Lemahnya kreativitas siswa dalam menulis cerpen dapat dilihat dari penelitian yang pernah dilakukan Murni (2003) yang berjudul Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 11 Makassar. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan para siswa dalam menulis cerpen belum memadai. Ketidakmampuan itu akhirnya mendorong para guru bahasa Indonesia untuk memadukan proses pembelajaran dengan media-media yang sesuai. Jenis media pembelajaran cukup banyak, baik yang berupa fisik maupun nonfisik. Begitu juga dengan karakteristik setiap media yang berbeda-beda, seperti media tradisional dan modern, media

proyeksi dan nonproyeksi, media visual, media audio, media audiovisual, dan media kinestetik (Musfiqon, 2012: 70). Media pembelajaran seperti gambar, sketsa, video, film, dan rekaman dapat dimanfaatkan guru untuk menjadikan proses pembelajaran lebih menyenangkan sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran, kemudian mengaplikasikannya dalam bentuk karya. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen adalah media audiovisual yang berupa lagu. Pada dasarnya, lagu termasuk ke dalam media audio, tetapi ketika lagu tersebut berupa pemutaran video klip musik, maka lagu tersebut merupakan media audiovisual (Kusumarini, 2013). Oleh karena itu, media lagu yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat disebut sebagai media audiovisual apabila media lagu tersebut menuntut siswa untuk mengamati dan mendengarkan dalam waktu yang bersamaan. Penggunaaan media audiovisual dalam proses pembelajaran memungkinkan penyajian tema kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu, lagu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade. Pemilihan lagu tersebut didasari dengan pertimbangan bahwa lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade merupakan salah satu lagu yang bergenre balada (ballad), yakni lagu yang berbentuk narasi atau menceritakan suatu peristiwa. Lagu Berita Kepada Kawan merupakan lagu yang memotret tentang bencana alam dan duka atas bencana alam yang telah terjadi sehingga memungkinkan siswa untuk berimajinasi dan menumbuhkan proses kreatif siswa dalam menulis cerpen. Pemilihan lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade didasari juga dari penelitian yang pernah dilakukan Zuhri (2010) yang mengindikasi bahwa lagu-lagu karya Ebiet G. Ade memiliki nilai rasa yang tinggi. Salah satunya adalah lagu Berita Kepada Kawan. Lirik lagu Berita Kepada Kawan memiliki makna yang mendalam tentang bencana, sehingga

menjadikan lagu Berita Kepada Kawan tersebut sebagai soundtrack wajib manakala terjadi bencana. Lagu Berita Kepada Kawan tersebut akan terdengar pada berita di media massa yang mengabarkan peristiwa bencana. Hal itu memungkinkan lirik lagu tersebut diketahui masyarakat, termasuk para siswa. Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa ketika lagu Berita Kepada Kawan dibawa pada proses pembelajaran, maka penggunaan lagu Berita Kepada Kawan tersebut akan memberikan dampak positif pada proses pembelajaran. Iringan lagu Berita Kepada Kawan tersebut dapat merangsang pemikiran siswa untuk dapat menerima pelajaran dengan baik. Selain itu, pembelajaran yang dibawakan dengan menggunakan media audiovisual yang berupa lagu dianggap lebih menstimulasi otak kanan siswa untuk berpikir secara kreatif. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan Susanti pada tahun 2014, mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dengan judul penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band Surga Cinta pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi iyah (Yaspina) Ciputat, Tanggerang. Penelitian tersebut mengindikasikan bahwa lagu mampu menyediakan sarana ucapan yang secara tidak sadar disimpan dalam memori otak. Keadaan tersebut menjadikan proses pembelajaran menjadi tidak kaku dan disenangi siswa, sehingga memungkinkan perhatian siswa dapat terpusat pada proses pembelajaran. Untuk itu, peneliti berinisiatif mengujicobakan media audiovisual yang berupa lagu dalam pembelajaran menulis cerpen dengan judul penelitian Keefektifan Penggunaan Media Audiovisual (Lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade) Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X MA Darussalam Anrong Appaka Kabupaten Pangkep. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Alpiyah (2012) dengan judul penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek dengan Menggunakan Media Lagu Pada Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP 17.3 Katibung Kabupaten Lampung

Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media lagu dapat meningkatkan kemampuan dan memotivasi siswa agar lebih percaya diri, aktif dan berani dalam menuangkan inspirasinya menjadi sebuah tulisan yang dituangkan dalam cerita pendek. Selain itu, penelitian yang serupa dilakukan oleh Jumaryatun dkk. (2014) dengan judul penelitian Penggunaan Media Lagu Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Menulis Cerpen dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan media lagu dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen siswa tanpa menggunakan media audiovisual (lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade)? 2. Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen siswa dengan menggunakan media audiovisual (lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade)? 3. Bagaimanakah keefektifan penggunaan media audiovisual (lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade) terhadap kemampuan menulis cerpen siswa? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa tanpa menggunakan media audiovisual (lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade). 2. Mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa dengan menggunakan media audiovisual (lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade).

3. Mendeskripsikan keefektifan penggunaan media audiovisual (lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade) terhadap kemampuan menulis cerpen siswa. D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan untuk dijadikan rujukan dalam pembelajaran bahasa, khususnya dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media audiovisual (lagu). 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, bagi siswa, bagi guru, dan bagi peneliti selanjutnya. a. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana dalam mengaplikasikan media audiovisual (lagu) dalam pembelajaran menulis cerpen di Sekolah Menengah Atas (SMA). b. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen dan untuk meningkatkan proses belajar mengajar dengan cara merangsang kreativitas dan proses berpikir siswa dalam menulis cerpen. c. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dan sumber informasi bagi guru dalam menerapkan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media audiovisual (lagu). d. Bagi pihak sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan proses pengajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X MA Darussalam Anrong Appaka Kabupaten Pangkep. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa ditentukan oleh media audiovisual (lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade). Hal itu ditunjukkan dari kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan media audiovisual (lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade) jauh lebih baik dibandingkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen tanpa menggunakan media audiovisual (lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade). B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut. 1. Guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kiranya memanfaatkan suatu media yang dapat membantu proses pembelajaran menulis cerpen. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media audiovisual (lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade). Penggunaan media audiovisual yang berupa lagu kiranya dapat memberikan rangsangan imajinasi kepada siswa dalam menulis cerpen.

2. Media audiovisual (lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade), penggunaan media audiovisual dapat divariasikan dengan lagu-lagu lain yang relevan dengan pembelajaran menulis cerpen. 3. Media audiovisual yang berupa lagu dapat pula digunakan pada pembelajaran menulis kreatif lainnya, yakni pembelajaran menulis puisi.