BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ishak Abdullah Kamil, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup serta menghasilkan Sumberdaya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai. sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah fondasi untuk membangun bangsa. Upaya untuk membangun

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemberdayaan berasal dari kata daya yang mendapat awalan ber- menjadi kata berdaya artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Kata berdaya apabila diberi awalan pedengan mendapat sisipan -m- dan akhiran an menjadi pemberdayaan, artinya membuat sesuatu lebih berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan merupakan sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagai pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian atau lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. (Edi Suharto, 2005:58-59). Menurut Parson (1994) dalam Edi Suharto (2005:75) pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Jadi pemberdayaan lebih terfokus terhadap pembinaan, penggerakan, pendayagunaan dan pengembangan segala kompetensi, kemampuan, motivasi, kesadaran diri dan kemandirian yang dimiliki oleh setiap individu agar berdayaguna, baik dari segi ekonomi, sosial, hukum dan politik serta dapat membentuk pola fikir yang dinamis, memiliki motivasi yang tinggi, memiliki pengetahuan dan perubahan sikap yang mandiri sebagai bekal modal dasar untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan, harapan dan cita-cita dimasa mendatang. Melihat penjelasan di atas, berbagai upaya pemberdayaan masyarakat miskin melalui penyelenggaraan program-program dengan menggunakan pendekatan pendidikan dilakukan pemerintah untuk memenuhi keragaman keantitas dan kualitas kebutuhan masyarakat miskin, selain itu untuk mengembangkan segala kompetensi, kemampuan, motivasi, kesadaran diri dan kemandirian yang dimiliki

2 oleh setiap individu masyarakat di Indonesia agar berdayaguna, sesuai dengan tujuan pembangunan nasional untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil dan makmur berdasarkan pancasila, agar terciptanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia yang memiliki tujuan untuk mengentaskan kemiskinan yang terjadi di Negara ini. Dijelaskan juga dalam tujuan pendidikan menurut UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 bertujuan untuk berkembangnya masyarakat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulis, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Lebih lanjut dijelaskan dalam UU Sisdiknas No 20 tahun 2003, pasal 13 ayat 1 menyatakan bahwa jalur pendidikan, formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan merupakan salah satu program pembinaan yang mampu mencetak manusia agar memiliki kedewasaan dalam menjalani kehidupannya dalam kaitannya dengan pendidikan, UU Sisdiknas No 20 pasal 1 tahun 2003 menjelaskan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan memiliki kedudukan yang penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kedewasaan. Pendidikan juga memiliki peranan hakiki dalam pembangunan suatu bangsa. Seperti yang dikemukakan Kartini Kartono (1990) bahwa Pendidikan merupakan kunci pembuka usaha untuk meningkatkan taraf kecerdasan bangsa dan pembudayaan rakyat bisa menjadi cakap, susila, dan terampil selaku subyek pembangunan Maka dari itu penyelenggaraan pendidikan melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal diharapkan akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan ataupun produktifitas kerja seseorang, yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan perubahan yang inovatif di negara berkembang seperti di Indonesia

3 khususnya. Pendidikan nonformal sebagai salah satu jalur dalam sistem pendidikan nasional memiliki peranan yang penting dalam memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat yang membutuhkan, hal ini dijelaskan oleh Sudjana (2004:22) mengenai pengertian Pendidikan Nonformal, yaitu : Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya. Penyelenggaraan program pendidikan dalam satuan Pendidikan Nonformal merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat berkembang melalui perlindungan ataupun peningkatan keterampilan. Dilihat dari penjelasan tersebut maka perlu adanya program atau kegiatan yang dapat membantu masyarakat yang tidak berdaya, agar dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus supaya masyarakat siap bersaing dalam dunia kerja. Dilihat dari masalah tersebut pendidikan kecakapan hidup Life Skilsl dapat dijadikan salah satu solusi untuk mengatasi rendahnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Pendidikan kecakapan hidup (life skills) sebagai salah satu satuan program dari pendidikan nonformal memiliki peran yang penting dalam rangka membekali warga belajar agar dapat hidup secara mandiri. Ditjen PLS Depdiknas dalam Pedoman Program Life Skills (2012:3) menggambarkan bahwa program pendidikan kecakapan hidup ini secara khusus bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik agar 1). Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja baik bekerja secara mandiri (wirausaha) atau bekerja pada suatu perusahaan produksi/jasa dengan penghasilan yang semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 2) memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan karya-karya yang unggul dan mampu bersaing di pasar global, 3) memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota keluarganya,

4 4) memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dalam rangka mewujudkan keadilan pendidikan di setiap lapisan masyarakat. Melalui kegiatan kecakapan hidup (life skills) diharapkan dapat menanggulangi ketimpangan antara keadaan saat ini (jumlah pengangguran) dengan keadaan yang diharapkan (berkurangnya jumlah pengangguran), kecakapan hidup (life skills) diharapkan dapat mengatasi kekurangan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki baik untuk mencapai kemandirian masyarakat, ataupun bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat, maka diperlukan suatu wadah untuk menampung potensi diri masyarakat tersebut. Kesadaran bahwa masyarakat memegang peranan sangat penting dalam memiliki potensi besar untuk membangun dirinya sendiri, yang diwujudkan dalam suatu pendekatan. Pendekatan seperti ini merupakan pemicu dan perantara saja, selanjutnya peran masyarakat yang dominan dalam pembangunannya. Pendekatan seperti ini disebut pendekatan pendidikan yang berbasis masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai wahana untuk memberdayakan potensi-potensi yang ada di masyarakat. Berdasarkan karakteristik Pendidikan Luar Sekolah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan salah satu bentuk satuan kegiatan pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan di masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. PKBM merupakan tempat kegiatan pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi masyarakat untuk meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya yang pengelolaannya dari, oleh, dan untuk masyarakat. Maka PKBM Bina Terampil Mandiri melakukan suatu usaha dalam hal pemberdayaan, yang merupakan salah satu unit kegiatan program life skills. Kegiatan yang ada di PKBM Bina Terampil Mandiri lebih menekankan pada kualitas intelektual dan kecakapan hidup life skills melalui program pendidikan dan pelatihan keeterampilan. Program pendidikan dan keterampilan yang ada di PKBM Bina Terampil Mandiri merupakan salah satu bentuk pelayanan

5 pendidikan dan keterampilan kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat sekitar. Salah satu pendidikan keterampilan kecakapan hidup yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri terutama yaitu keterampilan pembuatan aneka kue jajanan pasar. Diadakannya pelatihan pembuatan aneka kue jajanan pasar ini merupakan upaya memberikan bekal pengetahuan, kemampuan fungsional praktis termasuk perubahan sikap untuk bekerja maupun berusaha mandiri. Mayoritas warga belajar yang mengikuti keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar adalah ibu-ibu RT di sekitar Desa Kertawangi. Karena agar memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota keluarga lainnya di sekitar RT masing-masing. Keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar ini dilatarbelakangi oleh banyak penduduk Desa Kertawangi yang mengandalkan produksi makanan dari pasar. Warung-warung yang tersedia di Desa Kertawangi membeli makanannya semua dari pasar. Dengan kondisi ini, perlu adanya pemberdayaan masyarakat sekitar untuk mengantisipasi agar masyarakat Desa Kertawangi pun mampu memproduksi. Dengan demikian, ada penghasilan bagi mereka untuk menambah pendapatan keluarga. Proses pembelajaran keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar merupakan tindak lanjut dari pelatihan keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar di PKBM Bina Terampil Mandiri. Pada proses pembelajaran keterampilan membuat kue aneka jajanan pasar warga belajar mulanya diberikan materi mengenai konsep-konsep kewirausahaan serta teknik menggali potensi lokal atau lingkungannya sendiri, diperkenalkan membuat aneka jenis kue jajanan pasar dan praktek pembuatannya, sehingga warga belajar dapat memperkuat tentang materi-materi yang telah diajarkan menjadi sebuah pengalaman dan kemampuan untuk berwirausaha secara mandiri. Sudah jelas bahwa tujuan dari dilaksanakannya pelatihan keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar yaitu untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap warga belajar di bidang pembuatan aneka kue, sehingga mereka memiliki bekal kemampuan pengalaman dan keterampilan untuk memproduksi dan mendapat penghasilan tambahan keluarga.

6 Keberhasilan dalam mencapai tujuan dari program pemberdayaan sangat ditentukan oleh faktor bagaimana seseorang atau lembaga mengelola dan menjalankan setiap programnya. Dalam hal ini keberhasilan kegiatan pelatihan keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar tidak lepas dari peran lembaga dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut yang baik. Pendapat Stake dalam Farida Yusuf Tayibnapis (2008: 21) memandang bahwa evaluasi program adalah kegiatan untuk merespon suatu program yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Stake mengemukakan bahwa evaluasi program pendidikan berorientasi langsung pada kegiatan dalam pelaksanaan program dan evaluasi dilakukan untuk merespon pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai program tersebut. PKBM Bina Terampil Mandiri melakukan evaluasi program bukan hanya pada saat setelah program selesai akan tetapi pada saat sebelum dan sedang berjalan program atau kegiatan yang diselenggarakan. Kegiatan evaluasi tersebut untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program sehingga dapat menentukan keputusan atau tindak lanjut berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program yaitu, menghentikan program, merevisi program, melanjutkan program, atau menyebarluaskan program. Hal tersebut mendorong penulis untuk mencari tahu evaluasi yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri terhadap penyelenggaraan program kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui pengamatan dan wawancara terhadap pengelola, tenaga pendidik, dan warga belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri, maka penulis memperoleh informasi mengenai identifikasi masalahnya yaitu sebagai berikut : 1. Sebagian kecil saja dari lulusan program PKH PKBM Bina Terampil Mandiri yang melakukan kegiatan usaha secara mandiri sesuai dengan program PKH yang dikembangkan di PKBM. 2. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh lulusan program PKH PKBM Bina Terampil Mandiri umumnya dalam bentuk kelompok sehingga kegiatan usaha memberikan dampak terhadap kesejehteraan bersama. 3. Kegiatan PKH yang dilakukan di PKBM Bina Terampil Mandiri didasarkan atas hasil identifikasi terhadap minat dan kebutuhan calon sasaran dan potensi yang ada di lingkungan masyarakat, sehingga program PKH dapat dimanfaatkan dengan baik oleh lulusan. 4. Keberlanjutan PKH yang dilaksanakan oleh lulusan selama ini tidak terlepas dari peran pendampingan yang dilakukan oleh pengelola PKBM Bina Terampil Mandiri baik secara langsung maupun tidak langsung. C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Dari hasil identifikasi yang telah dipaparkan di atas maka penulis membatasi mengenai penelitian yaitu mengkaji mengenai kegiatan evaluasi yang telah dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri terhadap penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Maka dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana penyelenggaraan program kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar oleh PKBM Bina Terampil Mandiri sebagai upaya memberdayakan warga masyarakat di Desa Kertawangi?

8 Bedasarkan permasalahan di atas maka dapat dimunculkan pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gambaran evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri? 2. Bagaimanakah perubahan yang terjadi pada warga belajar setelah mengikuti program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri? 3. Bagaimanakah tindak lanjut yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dari penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup dalam upaya memberdayakan masyarakat? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka peneliti memiliki tujuan dari penelitian yang dilakukan. Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri. Sedangkan tujuan secara khususnya adalah sebagai berikut : 1. Untuk menggambarkan dan menganalisis evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka jajanan pasar yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis perubahan yang terjadi pada warga belajar setelah mengikuti program pendidikan kecakapan hidup keterampilan membuat aneka kue jajanan pasar yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis tindak lanjut PKBM Bina Terampil Mandiri dari penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup dalam memberdayakan masyarakat.

9 E. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mempergunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, karena pada hakekatnya ingin memahami dan mengungkapkan secara mendalam bagaimana evaluasi penyelenggaraan kecakapan hidup (life skills) yang sudah dilaksanakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Menurut Sugiyono (2013:1) metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpul data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Hal tersebut sependapat dengan Arikunto (2009:234) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk pengumpulan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Berdasarkan kecenderungan data yang di dapat dari studi ke lapangan dan kesesuaian dengan tujuan penelitian, maka penelitian yang diambil oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Sedangkan pengertian dari penelitian itu sendiri adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsipprinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Adapun untuk memperoleh data yang akurat dan jelas serta representative, maka dalam pengumpulan data dilakukan teknik-teknik sebagai berikut : 1. Observasi Observasi adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya melihat dan mencatat data atau informasi secara sistematis (D. Sudjana, 2004:238). Melalui observasi ini diharapkan dapat mengamati langsung program-

10 program kecakapan hidup yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri. 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2013:72). 3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi, Arikunto. 1999:207). 4. Triangulasi data Dalam proses pengumpulan data bertujuan untuk mengecek kredibilitas data dengan teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2011:241). F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara praktis a. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai evaluasi penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah yaitu evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup sebagai upaya memberdayakan masyarakat. b. Bagi lembaga Penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi lembaga penyelenggara dalam evaluasi program pendidikan luar sekolah yaitu evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup sebagai upaya memberdayakan masyarakat. 2. Manfaat secara teoritis Dari segi teoritis, melalui penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teoriteori pendidikan serta dapat menjadi salah satu referensi untuk mengembangkan

11 program pendidikan luar sekolah, serta memberikan masukan dan informasi di lapangan tentang evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup (Life Skills) sebagai upaya dalam memberdayakan masyarakat di PKBM Bina Terampil Mandiri. G. Struktur Organisasi Skripsi Penulisan penelitian ini dibagi ke dalam lima bab guna mempermudah pembahasan serta penyusunan penulisan, ke lima bab tersebut terdiri atas: BAB I Pendahuluan, berisikan uraian-uraian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. BAB II Kajian Pustaka, merupakan konsep yang melandasi permasalahan penelitian dalam penelitian yang dilakukan. BAB III Metode Penelitian, meliputi metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi dan subjek penelitian, langkahlangkah penelitian, analisis data, dan validitas data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan mengenai uraian-uraian hasil penelitian dan pembahasannya. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi, berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan direkomendasi bagi pihak-pihak yang terkait atau pembaca pada umumnya guna memeberikan masukan.