BAB VI. KESIMPULAN dan SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 167 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

Alat Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bemotor Terintegrasi Komputer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

FR. SHINTA PARAMITA KD

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin bertambahnya aktivitas manusia di perkotaan membawa

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN I-1

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

BAB I PENDAHULUAN. kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-15/MENLH/4/1996 TENTANG PROGRAM LANGIT BIRU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 45/MENLH/10/1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian membantu peneliti dalam langkah-langkah memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN SINGKAT HASIL LOMBA UJI EMISI ANTAR INSTANSI DAN SPOT CHEK EMISI KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK OPERASIONAL KENDARAAN RINGAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

EMISI GAS CARBON MONOOKSIDA (CO) DAN HIDROCARBON (HC) PADA REKAYASA JUMLAH BLADE TURBO VENTILATOR SEPEDA MOTOR SUPRA X 125 TAHUN 2006

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Semarang, 13 Mei 2008

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

STUDI BIAYA EMISI CO AKIBAT ADANYA RENCANA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI MASSAL CEPAT (TREM) DI SURABAYA

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkembang pesat, khususnya dalam bidang teknologi,

TUGAS AKHIR PENGUJIAN GAS BUANG PADA MESIN BAJAJ BER BAHAN BAKAR GAS ALAM DAN KONVENSIONAL (PREMIUM/BENSIN)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

INFO TEKNIK Volume 5 No. 1, Juli 2004 (18-25)

Ma ruf Ridwan K

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, terutama di negara-negara

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

II.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : /MENLH/ /TAHUN 2007 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Emisi Gas. Baku Mutu. Kategori L3. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN dan SARAN 6.. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian dari data sekunder, maka dapat disimpulkan :. Rata-rata kadar emisi gas buang kendaraan ringan yang diuji di Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dengan data kendaraan tahun rakitan 976 sampai dengan 8 yang meliputi polutan Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon (HC), dan Karbon (C), tidak melebihi ambang batas yang diijinkan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Nomor : Kep.5/MENLH/ 0/99.. Tahun pembuatan/rakitan/umur kendaraan tidak mempengaruhi besarnya kadar gas buang kendaraan. Hal ini dimungkinkan karena besarnya emisi gas buang kendaraan yang diuji dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kualitas perawatan.. a. Diperlukan suatu kebijaksanaan transportasi darat yang berwawasan lingkungan, seperti : perlu digalakkan pemeriksaaan gas buang kendaraan bermotor di jalan raya dengan cara memberhentikan kendaraan yang lewat. Kemudian bagi kendaraan yang tidak memenuhi persyaratan ambang batas diberikan peringatan dan diberi tanda tidak memenuhi pada kendaraannya yang selanjutnya akan diberi sanksi. Dengan demikian diharapkan bagi semua pemilik kendaraan akan memperhatikan keadaan kendaraannya sehingga pencemaran udara akan sedikit berkurang.

b. Perlu digalakkan lagi penghijauan kota untuk mengurangi beban pencemar di sepanjang badan jalan. 6.. Saran. Dengan diketahui hasil penelitian ini, diharapkan para pemilik kendaraan bermotor agar merawat kendaraannya dengan baik sehingga hasil penelitian dapat dipertahankan lagi atau dapat ditekan sekecil mungkin. Karena dengan perawatan yang baik dapat memperlambat proses keausan sehingga dapat pula memperkecil zat pencemar.. Bagi pembaca yang akan melakukan penelitian sejenis, diharapkan agar pada pengambilan sampel dilakukan di ruas jalan dengan memberhentikan kendaraan yang lewat di jalan raya agar dapat diperoleh data yang lebih mendekati kenyataan sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA Edhyansyah, 99. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan CO, NO, dan SOx oleh Kendaraan Bermotor, STTL Yogyakarta. Davis, M.L., and Cornwell, D.A., 99. Introduction to Enviromental Engineering, Second Edition, Mc. Graw-Hill, Inc., New York. Himpunan Peraturan Tentang Pengendalian Dampak Lingkungan, Balai Teknik dan Kesehatan Lingkungan (BTKL), Yogyakarta. Http://www.bplhdjabar.go.id.php/bidang-pengendalian/subid-pemantauanpencemaran/94-pencemar. Keputusan Menteri Perhubungan sebagai Pelaksana Undang-undang No.4 Tahun 99 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta Selatan. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No : Kep-5/MenLH/0/99 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No.45 Tahun 0 Tentang Penyelenggaraan Pengujian Kendaraan Bermotor, Yogyakarta.

Ryadi, S., 98. Pencemaran Udara, Usaha Nasional, Surabaya-Indonesia. Sastrawiaya. A.T., 99. Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta, Jakarta.

Data Kadar Emisi Gas Buang Kendaraan Ringan dengan Menggunakan Bahan Bakar Bensin Kendaraan Jenis Polutan Tahun Kendaraan CO (%) HC (ppm) 976 977 978 979 980

98 98 98 984.9 00

00 985 986 Milrobis 987 988 989. 600 600

990 99 Mobil pemadam 99 99 994 Mobil penuimpang.4.4 40

995 996 997 998 999.4.6 50 75 8

.8...8.7.9 7 84 40 57 86 90 70 0 54 45 0 90 57 0 0 98 70.4.5.9..7..8.4 5 0 75 85 96 0 0 87..6.6.. 00 00 00 00 00 00...6.. 00 00 00 00 4.

5 6 7 8 Mobil penumpng..6. 00 00 00 600 600

Data Kadar Emisi Gas Buang Kendaraan Ringan dengan Menggunakan Bahan Bakar Solar Kendaraan Jenis Polutan Tahun Kendaraan C (%) 976 977 978 979 980

98 00 98 98 984 Milrobis 985 00

986 987 988 989 600 600

990 Mobil penuimpang 99 99 99 994 40

995 996 997 Mobil pemadam kebakaran 998 999 50 75 8 7

0 Mobil pemadam kebakara Mobil pemadam kebakaran Mobil pemadam kebakaran 84 40 57 86 90 70 54 45 0 90 57 0 0 98 70 5 0 75 85 96 0 0 87 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00

4 5 6 Mobil pemadam kebakaran Mobil pemadam kebakaran 7 Mobil pemadam kebakaran 8 Mobil pemadam 00 00 00 600 600

kebakaran