PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL PEMERTAHANAN BAHASA BOLANGO DI DESA MOLIBAGU KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Oleh Rianti Hamdata NIM : 311 410 078 Telah diperiksa dan disetujui Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Supriyadi, M.Pd NIP. 196808061997021002 Dr. Fatmah AR. Umar, M.Pd NIP. 196001041988032002
PEMERTAHANAN BAHASA BOLANGO DI DESA MOLIBAGU KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Rianti Hamdata Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo, 2015 Anggota Penulis Prof. Dr. Supriyadi, M.Pd (Pembimbing I) Dr. Fatmah AR. Umar, M.Pd (Pembimbing II) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi pemertahanan bahasa Bolango di desa Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, serta mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa Bolango di desa Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah pemerintah desa, keluarga, generasi muda, dan anggota sekolah. Teknik analisis data dilakukan melalui tahap-tahap analisis data yakni, (1) mentranskrip data dari hasil wawancara dan rekaman, (2) menerjemahkan data, (3) mengklasifikasi data, (4) melakukan reduksi data, (5) menganalisis data sesuai dengan SPEAKING, (6) menyimpulkan hasil analisis data, (7) menyususn laporan hasil penelitian berupa skripsi. Hasil penelitian menununjukan bahwa ada beberapa bentuk strategi yang dilakukan dalam mempertahankan bahasa Bolango di Desa Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yakni, (1) strategi pemertahanan bahasa Bolango di lingkungan pemerintah desa, (2) strategi pemertahanan bahasa Bolango di lingkungan keluarga, (3) strategi pemertahanan bahasa di lingkungan generasi muda, dan (4) strategi pemertahanan bahasa Bolango di lingkungan sekolah. Faktor-faktor yang menyebabkan pemertahanan bahasa Bolango, yaitu (1) faktor keluarga, (2) faktor pemerintah desa, (3) faktor lingkungan sekolah, (4) faktor generasi muda, faktor pergaulan, (5) faktor kegiatan adat, dan (6) faktor masyarakat. Kata kunci : Pemertahanan, bahasa Bolango, Kabupaten, Bolaang Mongondow Selatan. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang multilingual. Selain bahasa Indonesia yang digunakan secara nasional terdapat pula ratusan bahasa daerah besar maupun kecil yang digunakan oleh para anggota masyarakat untuk keperluan yang bersifat kedaerahan. Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat di daerah tertentu untuk berkomunikasi antara sesama mereka. Bahasa daerah di Indonesia berjumlah 750 salah satu diantaranya adalah bahasa Bolango. Bahasa tersebut digunakan oleh etnik Bolango di desa Molibagu. Suku Bolango adalah
salah satu suku bangsa yang mendiami pantai selatan yaitu di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan tepatnya di desa Molibagu. Menurut sejarah suku bangsa ini adalah suku pengembara yang berasal dari sekitar kepulauan Ternate, kemudian mengembara dan sampai pada salah satu pulau di Sulawesi tepatnya di Pulau lembe. Kontak bahasa Menurut Mackey (dalam Suwito, 1983: 39) adalah pengaruh bahasa yang satu kepada bahasa yang lain baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menimbulkan perubahan bahasa yang dimiliki oleh ekabahasawan Banyak argumentasi dari masyarakat mengenai penggunaan bahasa Bolango di desa Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, bahwa bahasa Bolango jarang digunakan oleh penuturnya padahal bahasa Bolango merupakan bahasa daerah suku Bolango. Oleh sebab itu bahasa Bolango perlu dipertahankan dan perlu di jaga kelestariaanya sehingga bahasa Bolango tidak mengalami kepunahan. Berdasarkan uraian di atas, masalah penggunaan bahasa Bolango di Desa Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, merupakan hal yang menarik bagi peneliti untuk dikaji. Sehingga peneliti memilih judul Pemertahanan Bahasa Bolango di desa Molibagu, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Oleh sebab itu, diharapkan kepada masyarakat pengguna bahasa Bolango agar dapat mempertahankan bahasa yang dimiliki, dan mempunyai kesetiaan serta kesadaran yang akan berpengaruh terhadap pemertahanan bahasa Bolango, sehingga bahasa Bolango tidak punah dan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam penelitian menggunakan teori Kridalaksana (1993:159) bahwa pemertahanan bahasa sendiri adalah usaha agar suatu bahasa tetap dipakai dan dihargai, terutama sebagai identitas kelompok, dalam masyarakat bahasa yang bersangkutan melalui pengajaran, kesusastraan, media masa. Hymes (1974) mengatakan, bahwa suatu komunikasi dengan menggunakan bahasa harus memperhatikan delapan unsur, yang diakronimkan menjadi SPEAKING, yakni (1) Setting and Scane, yaitu yang berkenaan dengan tempat dan waktu terjadinya percakapan, (2) Participants, yaitu orang-orang yang terlibat dalam percakapan, (3) Ends, maksud dan hasil percakapan, (4) Act Sequences, yaitu hal yang menunjuk pada bentuk dan isi percakapan, (5) Key, menunjuk pada cara atau semangat dalam melaksanakan percakapan, (6) Instrumentalities, menunjuk pada jalur percakapan; apakah secara lisan atau tulisan, (7) Norms, yang menunjuk pada norma perilaku peserta percakapan, (9) Genres, yang menunjuk pada kategori atau ragam bahasa yang digunakan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Djajasudarma berpendapat bahwa penelitin deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi, maksudnya membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti (2010:9). Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil wawancara berkaitan dengan strategi pemertahanan bahasa Bolango oleh masyarakat Bolango di desa Molibagu, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Sumber data dalam penelitian ini adalah pemerintah desa, keluarga, generasi muda, dan anggota sekolah.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas (1) wawancara tak berstruktur, (2) teknik rekam dilakukan dengan menggunakan handphone sebagai alat bantu. Dengan melakukan teknik ini peneliti dapat memperoleh hasil wawancara yang jelas. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (1) mentranskrip data dari hasil wawancara dan rekaman, (2) menerjemahkan data, (3) menglasifikasi data, (4) melakukan reduksi data, (5) menganalisis data sesuai dengan SPEAKING, (6) Menyimpulkan hasil analisis data, (7) menyusun laporan hasil penelitian berupa skiripsi. HASIL PENELITIAN Pada Bab IV ini diuraikan deskripsi hasil penelitian yang meliputi (1) strategi pemertahanan bahasa Bolango di desa Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dan (2) faktor-faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa Bolango di desa Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Uraian hasil penelitian selengkapnya sebagai berikut. PEMBAHASAN Dalam mempertahankan bahasa Bolango yang berada di desa Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, telah dilakukan upaya dan strategi yang dilakukan agar bahasa Bolango tetap digunakan dan tetap terjaga penggunaannya. Strategi dan upaya dalam mempertahankan bahasa Bolango di lihat dari (1) strategi pemertahanan bahasa Bolango di lingkungan pemerintah desa, (2) strategi pemertahanan bahasa Bolango di lingkungan keluarga, (3) strategi pemertahanan bahasa Bolango di lingkungan generasi muda, dan (4) strategi pemertahanan bahasa Bolango di lingkungan sekolah. Adapun faktor-faktor yang mendukung pemertahanan bahasa Bolango di desa Molibagu yakni, (1) faktor keluarga, (2) faktor pemerintah desa, (3) faktor lingkungan sekolah, (4) faktor generasi muda, (5) faktor pergaulan, (7) faktor kegiatan adat, dan (8) faktor masyarakat. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti menarik simpulan sebagai berikut. (1) pada strategi pemertahanan bahasa Bolango di desa Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow, yang terdiri dari 12 percakapan ditemukan adanya strategi pemertahanan bahasa yang dilakukan oleh pemerintah desa, masyarakat atau anggota keluarga, anggota pergaulan (remaja), dan tenaga pendidik (guru) yang berada di sekolah-sekolah dalam mempertahankan bahasa Bolango sebagai bahasa suku Bolango sehingga bahasa Bolango tetap terjaga penggunaanya, dan tidak mengalami kepunahan, (2) adanya faktorfaktor dari keluarga, pergaulan, kegiatan, maupun keinginan para orang tua dalam menggunakan dan membelajarkan bahasa Bolango kepada anak-anaknya sudah tentu dapat mempertahankan bahasa Bolango dari bahasa lain seperti bahasa Gorontalo dan bahasa Melayu Manado, sehingga bahasa daerah Bolango bisa terwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Dari uraian simpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. (1) berharap adanya pemerintah desa Molibagu harus lebih membangun lagi tempat-tempat yang berhubungan dengan pengembangan bahasa daerah, dan tetap melestarikan bahasa daerah Bolango sebagai bahasa daerah suku Bolango, (2) masyarakat desa Molibagu harus lebih menggunakan bahasa Bolango dalam berkomunikasi sehari-hari, dalam kegiatan masyarakat sehingga bahasa Bolango, sehingga bahasa Bolango tetap terjaga penggunaanya dan tidak punah
atau bergeser akibat bahasa lain, (3) tenaga pendidik (guru) harus lebih mengajarkan bahasa daerah (Bolango) kepada siswa-siswi di sekolah sebagai mata pelajaran, sehingga siswa-siswi bisa tahu dan menguasai bahasa daerah (Bolango), (4)bagi orang tua harus dibiasakan dan harus diajarkan kepada anak-anak agar tetap menggunakan bahasa Bolango di dalam berkomunikasi sehari-hari baik di rumah maupun di luar rumah. Karena orang tua sangat berperan penting dalam pembelajaran bahasa Bolango, terutama saat berkomunikasi di dalam keluarga. DAFTAR PUSTAKA Aslinda, dan Leni Syafyahya. 2010. Pengantar Sosiolinguistik.. Bandung: PT Refika Aditama Chaer Abdul, dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta. Mahsun, 2013. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Nababan, P. WJ. 1984. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia