BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berinteraksi di kehidupan masyarakat manusia memerlukan sarana untuk menyampaikan sesuatu yang diinginkan dengan manusia yang lain. Sarana yang diperlukan adalah bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi. Bahasa mempunyai fungsi yang penting dalam komunikasi. Bahasa dipergunakan seseorang untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Dalam tindakan berkomunikasi seseorang mengatakan sesuatu dengan tujuan tertentu dengan alat tertentu kepada orang lain dalam situasi tertentu dengan efek tertentu. Jadi, fungsi dan peran bahasa sangat penting. Dengan adanya komunikasi yang benar, maka kerja atau segala sesuatu yang diinginkan dapat dilaksanakan. Dalam penyampaian informasi yang harus diperhatikan adalah bahasa apa yang harus digunakan penutur dan bahasa tersebut dapat dimengerti oleh mitra tuturnya. Komunikasi dengan menggunakan bahasa dapat dibedakan menjadi komunikasi lisan dan tertulis. Komunikasi lisan menggunakan mulut sebagai alat ucap komunikasi. Komunikasi tulis menggunakan media tulis seperti majalah, koran, dan lain-lain. Komunikasi itu juga memungkinkan seseorang bekerjasama dengan orang lain, membentuk 1
2 kelompok, atau bahkan membentuk suatu masyarakat untuk mencapai kepentingan bersama. Dalam prosesnya berinteraksi menggunakan bahasa harus ada penutur dan mitra tutur agar berjalan dengan semestinya. Proses interaksi antara penutur dan mitra tutur seringkali mempunyai latar belakang yang berbeda, seperti suku, golongan, dan jabatan. Contoh dari proses interaksi tersebut yaitu Joko Widodo, atau yang lebih dikenal dengan Jokowi, memberi pernyataan dan berdialog dengan masyarakat mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pemerintahan Kota Jakarta. Penggunaan bahasa dalam pemakaian secara konkret, tuturan pernyataan tidak hanya digunakan oleh penutur untuk menyatakan maksud kepada mitra tutur. Pemakaian secara konkret menyatakan bahwa sebuah tuturan jelas siapa penuturnya, kapan diucapkan, di mana tuturan itu berlangsung, segala sesuatu yang ada di sekitar pertuturan. Penutur sering menggunakan tuturan pernyataan tidak hanya untuk menyampaikan satu maksud saja, tetapi lebih dari satu maksud apa yang dikatakanya, atau bisa dikatakan beragam maksud. Penggunaan tuturan pernyataan sering dan wajar untuk mengutarakan beragam maksud secara tidak langsung. Hal ini didasarkan pada menjaga kesopanan terhadap mitra tutur. Penutur lebih menghindari penggunaan pernyataan secara langsung karena dapat mengkhawatirkan dampak dari pernyataan yang diutarakan. Penutur yang baik harus menjaga pernyataan yang diucapkan agar terjaga persahabatan, menghindari pemaksaan, dan memberikan
3 kesan yang baik kepada mitra tutur namun maksud dan pengaruh atau dampak yang dikreasikan dapat dipahami mitra tutur. Tuturan pernyataan seringkali menimbulkan dampak bagi mitra tuturnya, hal itu disebut dengan perlokusi. Seorang penutur mengutarakan sebuah pernyataan baik disengaja ataupun tidak disengaja mempunyai dampak perlokusi tersebut bagi mitra tuturnya ataupun yang mendengarnya. Bentuk tindak tutur perlokusi dari sebuah pernyataan yang disampaikan beragam, diantaranya asertif, direktif, ekspresif, dan deklaratif. Semua penutur dari latar belakang masyarakat yang beragam jika mengutarakan tuturan akan menimbulkan dampak perlokusi bagi mitra tuturnya, tak terkecuali seorang atasan atau pimpinan dalam sebuah instansi pemerintahan. Seorang pemimpin jika mengutarakan sebuah pernyataan akan menimbulkan dampak perlokusi yang bagi para bawahannya ataupun masyarakatnya. Jokowi sebagai kepala pemerintah DKI Jakarta mempunyai gaya berbicara yang khas, ramah di kalangan masyarakat dan penampilanya berbaju kotak-kotak menambah kesan Jokowi di mata masyarakat Jakarta. Gaya dalam memimpin Kota Jakarta yang tidak banyak berubah ketika masih menjadi Walikota Solo yaitu gaya bicara yang khas, ramah kepada masyarakat membuat Jokowi leluasa memberikan pernyataan-pernyataan yang menyangkut pemerintahan Kota Jakarta. Banyak pernyataan-pernyataan yang mudah diingat dan membangun yang keluar dari bicaranya seperti, pokoknya cepat kerja cepat selesaikan. Membuat kesan tersendiri di mata masyarakat. Tidak banyak masyarakat memberikan sebuah tanggapan dari pernyataan-pernyataan Jokowi tersebut. Tanggapan positif dan
4 negatif mewarnai berbagai tanggapan masyarakat. Banyak mendukung dan banyak pula yang menyanggah. Pernyataan-pernyataan Jokowi inilah banyak menimbulkan dampak perlokusi kepada para staf dan masyarakat DKI Jakarta. Efek yang ditimbulkan bermacam-macam diantaranya efek perlokusi membuat mitra tutur tahu bahwa., efek perlokusi membuat mitra tutur berfikir tentang., efek perlokusi membuat mitra tutur senang, efek perlokusi membuat mitra tutur melakukan sesuatu, efek perlokusi membuat mitra tutur malu. Hal itu berkaitan dengan kebijakanya sebagai kepala pemerintahan DKI Jakarta. Semua pernyataan yang diutarakan menjadi sebuah berita yang dimuat di media cetak ataupun media elektronik, sehingga semua masyarakat baik di lingkup DKI Jakarta ataupun masyarakat luar mengetahui apa yang di utarakanya. Pernyataan-pernyataan Jokowi ini diambil sebagai sasaran penelitian karena Jokowi dianggap sebagai public figur bagi masyarakat khususnya daerah Ibu Kota Jakarta dan Kota Surakarta sendiri, mengingat Jokowi pernah menjadi Walikota Surakarta sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sepengetahuan peneliti, sejauh perkembangan penelitian terhadap bidang kajian pragmatik belum ada yang mengkaji efek perlokusi pernyataan-pernyataan Jokowi. Alasan lain yang menarik peneliti yaitu kekhasan pernyataan-pernyataan Jokowi yang diucapkan. Kekhasan pernyataan-pernyataan Jokowi inilah membuat masyarakat mudah mengenal sosok Jokowi. Pemaparan di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang perlokusi dari pernyataan-pernyataan Jokowi. Oleh karena itu, peneliti memilih
5 judul Tindak Tutur Perlokusi Pernyataan-pernyatan Jokowi Selaku Kepala Pemerintah DKI Jakarta dalam Surat Kabar Detik.com : Tinjauan Pragmatik. Peneliti berkeinginan untuk meneliti dan menganalisis tentang pernyataan-pernyataan Jokowi selaku kepala pemerintah DKI Jakarta, karena Jokowi merupakan sosok pemimpin yang memberikan sebuah pernyataan yang khas dan mudah diingat oleh masyarakat. B. Pembatasan Masalah Untuk menghindari penelitian keluar dari sasaran, diperlukan adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah ini bertujuan agar penelitian dapat menyelesaikan permasalahan secara mendalam, dan pokok permasalahan dapat dibahas dengan tuntas. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yakni Tindak Tutur Perlokusi Pernyataan-pernyatan Jokowi Selaku Kepala Pemerintah DKI Jakarta dalam Surat Kabar Detik.com. Data dalam penelitian ini berupa pernyataan-pernyataan yang diutarakan Jokowi selaku kepala pemerintah DKI Jakarta yang mengandung perlokusi. C. Rumusan Masalah Agar penelitian terarah dan berhasil maka perlu dirumuskan masalahnya. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana jenis tindak tutur perlokusi dalam pernyataan-pernyataan Jokowi selaku kepala pemerintah DKI Jakarta?
6 2. Bagaimana efek perlokusi pada pernyataan-pernyataan Jokowi selaku kepala pemerintah DKI Jakarta? D. Tujuan Penelitian Suatu penelitian yang baik, harus mempunyai tujuan penelitian yang jelas. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menjelaskan bentuk atau jenis tindak tutur perlokusi dalam pernyataanpernyataan Jokowi selaku kepala pemerintah DKI Jakarta. 2. Menemukan efek perlokusi dalam pernyataan-pernyataan Jokowi selaku kepala pemerintah DKI Jakarta. E. Manfaat Penelitian Sebuah penelitian pada hakekatnya dilakukan untuk mendapatkan suatu manfaat, begitu pula dengan penelitian ini. Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoritis merupakan manfaat yang diambil dari suatu penelitian yang dilihat dari segi keilmuan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai ilmu pragmatik, dalam hal ini yang menyangkut efek perlokusi dari sebuah pernyataan-pernyataan seseorang kepala pemerintahan
7 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini agar dapat memberikan wacana praktis mengenai ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif demi kemajuan diri. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian diperlukan untuk memberikan gambaran mengenai langkah-langkah suatu penelitian agar runtut dan sistematis. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini tersusun atas lima bab. Kelima bab itu adalah sebagai berikut. Bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua berisi kajian pustaka. Bab ini terdiri atas tinjauan studi terdahulu, landasan teori dan kerangka pikir. Adapun landasan teori dalam penelitian ini berisi sejumlah teori yang berkaitan erat dengan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Teori tersebut antara lain, pengertian pragmatik, tindak tutur, dan perlokusi. Bab ketiga berisi metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, klasifikasi data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data.
8 Bab keempat berisi analisis data. Dari analisis data ini akan didapatkan wujud tuturan yang menimbulkan efek perlokusi dalam pernyataan pernyataan Jokowi selaku Kepala Pemerintah DKI. Bab kelima berisi simpulan dan saran yang relevan dengan penelitian ini.