GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, penyertaan modal dapat dianggarkan apabila jumlah yang akan disetorkan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal; b. bahwa penyertaan modal Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pada Perseroan Terbatas tidak sesuai lagi dengan perkembangan penambahan penyertaan modal daerah dan kebutuhan modal kerja perseroan penyertaan modal daerah; c. bahwa terdapat beberapa Perseroan Terbatas milik daerah yang baru terbentuk, tetapi belum terakomodir dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal
- 2 - Pemerintah Daerah Pada Perseroan Terbatas, maka Peraturan Daerah dimaksud perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pada Perseroan Terbatas; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435); 5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
- 3 - Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah; 10. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2009 tentang Investasi Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 38 ); Dengan Persetujuan bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT dan GUBERNUR SUMATERA BARAT MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERSEROAN TERBATAS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
- 4-1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Barat. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat. 3. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat. 5. Penasehat Investasi adalah tenaga profesional dan independen yang memberi nasehat kepada pemerintah daerah mengenai pelaksanaan investasi pemerintah daerah. 6. Pengelola Investasi adalah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat dengan PPKD. 7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Yang Mengelola Pendapatan Daerah. 8. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah bentuk investasi Pemerintah Daerah pada Badan Usaha dengan mendapat hak kepemilikan, termasuk pendirian Perseroan Terbatas dan/atau pengambil alihan Perseroan Terbatas. 9. Perseroan Terbatas adalah PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Bank Nagari), PT. Grafika Jaya Sumbar, PT. Dinamika Jaya Sumbar, PT. Andalas Tuah Sakato, PT. Balairung Citra Jaya Sumbar, PT. Penjaminan Kredit Daerah Provinsi Sumatera Barat, PT. Asuransi Bangun Askrida, PT. Pembangunan Sumbar dan PT. Andalas Rekasindo Pratama. 10. Kas Daerah adalah Kas Daerah Provinsi Sumatera Barat. 11. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disingkat dengan RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Bank Nagari), PT. Grafika Jaya Sumbar, PT. Dinamika Jaya Sumbar, PT. Andalas Tuah Sakato, PT. Balairung Citra Jaya Sumbar, PT. Penjaminan Kredit Daerah Provinsi Sumatera Barat, PT. Pembangunan Sumbar, PT. Asuransi Bangun Askrida, dan PT. Andalas Rekasindo Pratama. 12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Barat.
- 5-13. Deviden adalah bagian dari keuntungan perseroan penyertaan modal daerah, yang merupakan hak daerah sebagai pemegang saham pada perseroan terbatas. Pasal 2 Pengaturan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pada Perseroan Terbatas dimaksudkan sebagai acuan atau pedoman dalam penempatan dana Pemerintah Daerah pada Perseroan Terbatas, dalam rangka meningkatkan tertib administrasi dan memberikan kepastian hukum atas penambahan penyertaan modal daerah. Pasal 3 Tujuan penyertaan modal Pemerintah Daerah pada Perseroan Terbatas adalah untuk : a. mendorong dan meningkatkan perekonomian dan pembangunan daerah; b. meningkatkan permodalan dan kinerja perseroan; dan c. memberikan kontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah. BAB II PENYERTAAN MODAL Pasal 4 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada Perseroan Terbatas per 31 Desember 2014 berjumlah sebesar Rp.538.859.950.000,- (lima ratus tiga puluh delapan milyar delapan ratus lima puluh sembilan juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah), dengan rincian sebagai berikut: a. PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Bank Nagari) sebesar Rp. 323.724.000.000,- ( Tiga ratus dua puluh tiga milyar tujuh ratus dua puluh empat juta rupiah ). b. PT. Grafika Jaya Sumbar, sebesar Rp. 11.405.000.000,- (Sebelas milyar empat ratus lima juta rupiah ) c. PT. Dinamika Jaya Sumbar, sebesar Rp.7.590.000.000,- (Tujuh milyar lima ratus sembilan puluh juta rupiah ). d. PT. Andalas Tuah Sakato, sebesar Rp. 3.708.000.000,- (Tiga milyar tujuh ratus delapan juta rupiah ).
- 6 - e. PT. Pembangunan Sumbar, sebesar Rp. 275.950.000,- (Dua ratus tujuh puluh lima juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah ). f. PT. Asuransi Bangun Askrida, sebesar Rp. 32.390.000.000,- (Tiga puluh dua milyar tiga ratus sembilan puluh juta rupiah ). g. PT. Balairung Citra Jaya Sumbar, sebesar Rp. 130.767.000.000,- (Seratus tiga puluh milyar tujuh ratus enam puluh tujuh juta rupiah). h. PT. Penjaminan Kredit Daerah Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp. 26.000.000.000,- (Dua puluh enam milyar rupiah). i. PT. Andalas Rekasindo Pratama, sebesar Rp. 3.000.000.000,- ( Tiga milyar rupiah ). Pasal 5 (1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dan huruf h ditambah sebesar Rp 850.000.000.000,- ( Delapan ratus lima puluh milyar rupiah ) dengan rincian sebagai berikut : a. PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Bank Nagari) sebesar Rp. 800.000.000.000,- (Delapan ratus milyar rupiah ). b. PT. Penjaminan Kredit Daerah Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp. 50.000.000.000,- ( Lima puluh milyar rupiah ). (2) Penambahan penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Pasal 6 (1) Penambahan penyertaan modal kepada PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Bank Nagari) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a digunakan untuk penguatan modal dan ekspansi usaha sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. (2) Penambahan penyertaan modal kepada PT. Penjaminan Kredit Daerah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana dimaksud dalam
- 7 - Pasal 5 ayat (1) huruf b digunakan untuk penguatan penjaminan sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. BAB III TATA CARA PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL Pasal 7 (1) Perseroan Terbatas mengajukan proposal penambahan penyertaan modal daerah paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum pembahasan Rancangan APBD kepada Pemerintah Daerah. (2) Pengelola Investasi menyusun analisis investasi berdasarkan proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Analisis investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Penasehat Investasi Pemerintah Daerah. (4) Penasehat Investasi Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Gubernur. Pasal 8 (1) Pengelola Investasi menyampaikan hasil analisis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 kepada Gubernur. (2) Hasil analisis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar pertimbangan dalam penambahan penyertaan modal daerah pada Rancangan APBD untuk disampaikan kepada DPRD. Pasal 9 (1) Dalam hal penambahan penyertaan modal Perseroan Terbatas disetujui dalam APBD, maka Pemerintah Daerah menyetorkan penambahan penyertaan modal kepada Perseroan Terbatas. (2) Perseroan Terbatas wajib mencatat penambahan penyertaan modal daerah oleh Pemerintah Daerah paling lama 3 (tiga) bulan setelah RUPS. (3) Dalam hal Perseroan Terbatas tidak mencatat penambahan penyertaan modal daerah dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka dapat dikenakan sanksi administratif
- 8 - berupa denda sebesar 2% (dua persen) per bulan dari jumlah penambahan penyertaan modal yang diterima Perseroan Terbatas. BAB IV DEVIDEN Pasal 10 (1) Penyertaan modal Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 menghasilkan Deviden kepada Pemerintah Daerah. (2) Deviden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disetorkan oleh Perseroan Terbatas ke Bank yang ditunjuk sebagai Kas Daerah yang besarannya sesuai dengan keputusan RUPS. (3) Bukti penyetoran deviden sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Gubernur dan ditembuskan kepada SKPD dan DPRD serta instansi lainnya. (4) Penyampaian bukti penyetoran deviden sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilengkapi dengan : a. bukti setoran; b. laporan keuangan Perseroan yang telah di audit; dan c. berita acara RUPS. Pasal 11 (1) Penyetoran Deviden oleh Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) wajib dilakukan paling lama 30 (tiga puluh ) hari setelah RUPS. (2) Dalam hal Perseroan Terbatas tidak menyetorkan Deviden dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari jumlah deviden bagian Pemerintah Daerah yang belum disetorkan. Pasal 12 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) dan Pasal 11 ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur.
- 9 - BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pada Perseroan Terbatas (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 Nomor 24, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 64), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 14 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat. Ditetapkan di Padang pada tanggal 31 Desember 2015 Pj. GUBERNUR SUMATERA BARAT, REYDONNYZAR MOENEK Diundangkan di Padang pada tanggal 31 Desember 2015 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT, ALI ASMAR LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 NOMOR 12