ANALISIS PERAN AGROINDUSTRI SEBAGAI PENUNJANG PEREKONOMIAN KOTA KEDIRI Miftakhurrizal Kurniawan 1) 1) Agroindustrial Department, Brawijaya University Jl. Veteran, Malang, 65145, Indonesia e-mail: miftakhurrizal_kurniawan@yahoo.co.id ABSTRAK Pemerintah Kota Kediri mempunyai komitmen untuk berusaha memajukan sektor perindustrian secara aktif. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan memperkuat daya dukung bagi pembangunan industri sebagai salah satu basis kekuatan ekonomi masyarakat lokal. Sebagai kawasan kota berkembang, Kediri memiliki banyak unit-unit usaha industri dengan skala usaha yang bervariasi. Industri-industri skala besar bergerak di bidang industri gula dan rokok. Sedangkan untuk industri kecil dan menengah sebagian besar bergerak dalam produksi makanan serta pengolahan hasil pertanian. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap penguatan perekonomian secara keseluruhan. Dari hasil analisis diketahui bahwasannya 71,51 % nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dihasilkan dari Industri makanan, minuman tembakau dan tekstil. 28,49 % merupakan gabungan dari beberapa industri yang ada di Kota Kediri misalnya industri logam, industri rumah tangga dan industri lainnya. Kata kunci: Agroindustri, Produk Domestik Regional Bruto, Perekonomian PENDAHULUAN Kota kediri merupakan kota terbesar ketiga di propinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya dan Malang. Secara astronomis, Kota Kediri terletak diantara 111 05-112 03 Bujur Timur dan 7 45-7 55 Lintang Selatan (BPS Kota Kediri, 2014). 80,17% merupakan dataran rendah dengan ketinggian 63-100 meter diatas permukaan laut dan terletak disepanjang sungai Brantas. Sekitar 18,83% merupakan dataran tinggi dan perbukitan dengan ketinggian 100-500 meter diatas permukaan laut dan tersebar di bagian barat dan timur Kota Kediri. Penggunaan lahan di Kota Kediri didominasi oleh lahan terbangun tetapi perkembangannya belum tersebar secara merata. Kota kediri berada di jalur transportasi regional antara Surabaya, Tulungagung, Nganjuk, Blitar, dan Malang. Kota kediri juga ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berfungsi untuk mendorong sistem perkotaan menjadi pusat pelayanan sekunder. Kondisi strategis inilah yang menjadikan kota Kediri mampu melakukan perkembangan perekonomian lebih cepat. Kota kediri merupakan pusat industri, Jasa, Perdagangan, pendidikan dan pariwisata regional. Oleh karena itu, Kota Kediri memiliki kawasan strategis yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan sesuai dengan potensinya. Pengembangan kawasan industri potensial di Kota Kediri meliputi Industri skala besar, Industri skala menengah, industri skala kecil dan home industry. Industri skala besar yang terdapat di Kota Kediri diantaranya adalah Industri Rokok Gudang Garam, Pabrik Gula Mrican, dan Pabrik Gula Pesantren. Industri skala menengah yang terdapat di Kota Kediri antara lain industri pengolahan kayu, industri pembuatan makanan. Home Industry yang 1
terdapat di Kota kediri diantaranya ada di kelurahan Bandar Lor, Banjarmlati, Bandar kidul, Pakelan, Kampung dalem dan Blabak. Sebagian besar industri yang ada di Kota Kediri mengarah ke sektor Agroindustri atau industri berbasis pertanian. Sektor Agroindustri dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan sebagaian besar penduduk Kota Kediri. Sektor agroinsutri juga dapat dijadikan sebagai sarana pengentas kemiskinan. Pentingnya peran sektor agroindustri bukan hanya dilihat dari ketangguhannya dalam menghadapi krisis ekonomi namun juga memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektorsektor lainnya. Keterkaitan tersebut meliputi keterkaitan Produk, konsumsi, investasi dan tenaga kerja (Rangarajan, 1982; Haggblade et al.,1991). Penelitian ini bertujuan untuk mengananalisis peran sektor agroindustri dalam perekenomian Kota Kediri, khususnya dalam menciptakan output, nilai tambah, penyerapan tenaga kerja serta perannya dalam mendorong peningkatan pendapatan sektor-sektor lainnya. METODE Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan. Proses penelitian ini terbagi menjadi tiga tahapan/fase. Tahapan tersebut antara lain fase konstruksi model, fase pengumpulan data, dan fase analisis hasil. Fase pertama adalah fase konstruksi model. Fase ini dimulai dengan pelaksanaan kajian literatur, dan focus Group Discussion untuk memperoleh informasi mengenai struktur model agroindustri yang terdapat di Kota Kediri. Fase berikutnya adalah fase pengumpulan dan pengolahan data. Pada fase ini peneliti mencoba mengumpulkan data-data terkait sebanyak-banyaknya. Survei lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi melalui observasi langsung. Selain data primer, ada juga data sekunder yang didapatkan dari berbagai sumber. Selain itu juga dilakukan proses brainstroming dengan pihak terkait yaitu dinas perindustrian, perdagangan dan perkoperasian Kota Kediri. Fase terakhir adalah fase analisis hasil. Semua data telah dilakukan pengolahan tadi nantinya akan dilakukan proses analisis hasil. Berikutnya, diperlukan juga Analisis SWOT untuk mengetahui pengaruh faktor internal dan eksternal terhadapa keberadaan Agroindustri. Selain itu juga nantinya dilakukan intrepretasi hasil analisis agar hasil yang didapatkan dapat diperkaya dengan analisis kualitatif lainnya berdasarkan hasil temuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Produk Domestik Regional Bruto Analisis peran sektor agroindustri dalam perekonomian Kota Kediri difokuskan pada nilai yang didapatkan dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Produk Regional Domestik Neto (PDRN). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan 2
untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga. PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga konstan. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) merupakan Produk Domestik Regional Bruto yang dikurangi penyusutan barang-barang modal yang terjadi selama proses produksi atau adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. Tabel 1. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kota Kediri Tahun 2012-2013 Atas dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) NO Sektor-Sub Sektor 2012* 2013** 1 Pertanian 125.669,31 134.444,02 a. Tanaman Bahan Makanan 29.877,46 32.368,18 b. Tanaman Perkebunan Rakyat 65.436,17 68.729,81 c. Peternakan 29.787,11 32.724,66 d. Perikanan 568,57 621,37 2 Pertambangan dan Penggalian 76,68 83,22 a. Penggalian 76,68 83,22 3 Industri 53.515.656,18 60.007.913,57 a. Makanan, minuman, Tembakau 53.487.316,28 59.974.289,61 b. Tekstil, pakaian jadi dan Kulit 4.404,75 4.968,57 c. Kerajianan Rumah Tangga 5.736,18 6.663,44 d. Kertas dan barang cetakan 5.535,54 7.408,95 e. Pupuk, Kimia dan barang dari karet 7.792,66 9.071,59 f. Semen dan barang galian non logam 3.933,05 4.517,66 g. Logam dasar, besi dan baja 0,00 0,00 h. Alat angkutan, mesin dan peralatan 937,72 993,75 i. barang lainnya 0,00 0,00 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 215.416,57 245.165,27 a. Listrik 207.112,99 235.604,22 b. Air bersih 8.303,58 9.561,05 5 Bangunan 148.273,19 183.373,29 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 16.163.670,40 18.886.166,66 a. Perdagangan 15.464.547,23 18.048.472,91 b. Hotel 76.246,33 89.318,56 c. Resto ran 622.876,84 748.375,19 7 Pengangkutan dan komunikasi 577.696,48 690.329,08 a. Angkutan 247.961,35 288.621,11 b. Komunikasi 329.735,13 401.707,97 8 Keuangan, Persewaan dan jasa 3.050.242,84 3.503.406,14 perusahaan a. Bank 333.740,09 391.498,24 3
b. Lembaga Keuangan bukan bank 132.876,55 159.469,27 c. Sewa Bangunan 362.981,03 419.249,16 d. Jasa Perusahaan 2.220.645,17 2.533.189,47 9 Jasa jasa 1.011.572,06 1.145.642,17 a. Pemerintahan Umum 268.822,53 298.335,84 b. Swasta 742.749,53 847.306,33 PDRB dengan/tanpa Migas 74.808.273,70 84.796.523,42 PDRB tanpa Industri Makmin & Tembakau 21.320.957,42 24.822.233,81 Keterangan : * : Angka diperbaiki ** : Angka sementara Sumber : BPS Kota Kediri Tabel 2. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kota Kediri Tahun 2012-2013 Atas dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah) NO Sektor-Sub Sektor 2012* 2013** 1 Pertanian 47.108,26 48.448,65 a. Tanaman Bahan Makanan 9.174,92 9.537,25 b. Tanaman Perkebunan Rakyat 24.150,84 24.749,27 c. Peternakan 13.558,19 13.927,05 d. Perikanan 224,31 235,08 2 Pertambangan dan Penggalian 36,17 36,51 a. Penggalian 36,17 36,51 3 Industri 17.935.841,71 19.035.322,94 a. Makanan, minuman, Tembakau 17.923.864,93 19.022.056,74 b. Tekstil, pakaian jadi dan Kulit 1.966,02 2.097,38 c. Kerajianan Rumah Tangga 2.395,55 2.560,71 d. Kertas dan barang cetakan 2.345,97 2.937,44 e. Pupuk, Kimia dan barang dari karet 3.421,55 3.692,57 f. Semen dan barang galian non logam 1.482,17 1.607,28 g. Logam dasar, besi dan baja 0,00 0,00 h. Alat angkutan, mesin dan peralatan 365,52 370,82 i. barang lainnya 0,00 0,00 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 64.487,20 69.141,83 a. Listrik 61.234,16 65.627,15 b. Air bersih 3.253,04 3.514,68 5 Bangunan 52.536,08 57.690,31 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5.596.388,37 5.996.283,95 a. Perdagangan 5.328.355,71 5.702.971,86 b. Hotel 32.334,50 34.715,28 c. Resto ran 235.698,16 258.596,81 7 Pengangkutan dan komunikasi 266.187,68 290.934,26 a. Angkutan 90.429,44 97.100,67 b. Komunikasi 175.758,24 193.833,59 8 Keuangan, Persewaan dan jasa 1.152.953,93 1.233.611,46 perusahaan a. Bank 120.275,98 129.775,18 b. Lembaga Keuangan bukan bank 53.473,82 57.859,15 4
c. Sewa Bangunan 154.837,11 166.228,02 d. Jasa Perusahaan 824.367,02 879.749,11 9 Jasa jasa 374.686,17 402.254,39 a. Pemerintahan Umum 79.265,18 83.257,19 b. Swasta 295.420,99 318.997,20 PDRB dengan/tanpa Migas 25.490.225,57 27.133.724,30 PDRB tanpa Industri Makmin & Tembakau 7.566.360,64 8.111.667,56 Keterangan : * : Angka diperbaiki ** : Angka sementara Sumber : BPS Kota Kediri Pada tabel 1 dapat dilihat bahwasannya nilai PDRB tahun 2012 atas dasar harga berlaku untuk agroindustri yang terdiri dari industri makanan, minuman, tembakau dan industri tekstil sekitar 71,51 % dari nilai total PDRB secara keseluruhan. Untuk nilai PDRB tahun 2012 atas dasar harga konstan untuk agroindustri didapatkan nilai 70,32 % dari nilai total PDRB keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwasannya tingkat ketergantungan perekonomian Kota kediri bergantung pada lancarnya kegiatan Agroindustri. Seandainya PDRB untuk sektor agroindustri diturunkan nilainya maka total PDRB keseluruhan juga akan turun nilainya. Agroindustri di Kota Kediri juga mampu menyerap jumlah tenaga kerja dan nilai produksi yang dominan jika dibandingkan dengan subsektor industri lainnya. Salah satu perusahaan besar yang menyerap jumlah tenaga kerja terbanyak adalah PT. Gudang Garam Tbk. Perusahaan rokok ini memiliki peranan cukup penting dalam penyerapan tenaga kerja di Kota Kediri dan sekitarnya. Perusahaan rokok mempunyai karakteristik membutuhkan jumlah tenaga kerja dalam jumlah banyak untuk kegiatan produksinya. Seandainya terjadi pemutusan hubungan kerja maka dapat dibayangkan berapa banyak pengangguran yang ada di Kota Kediri. Semakin banyak tingkat pengangguran di suattu daerah maka dapat juga menurunkan tingkat perekonomian daerah tersebut. Pemerintah Kota Kediri juga sangat mendukung keberadaan sektor Agroindustri. Beberapa kebijakan yang dijalankan untuk mendukung sektor ini antara lain: 1. Meningkatkan sarana dan prasarana Industri Kecil dan Menengah (IKM) seperti jalan masuk, bantuan alat-alat produksi, serta berbagai kesempatan promosi; 2. Menumbuhkan dan mengembangkan industri rumah tangga dalam rangka mengatasi pengangguran, kemiskinan dan perluasan lapangan kerja dengan jalan membuka industri rumah tangga serta industri kecil yang benar-benar diawasi serta dibimbing oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi; 3. Meningkatkan dan mengembangkan diversifikasi, kualitas dan desain produk dalam rangka pengembangan pasar yang berorientasi ekspor. Analisis SWOT Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap keberadaan Agroindustri di Kota Kediri. Analisis SWOT meliputi aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap sektor Agroindustri. Kekuatan atau keunggulan dari sektor agroindustri yang terdapat di Kota Kediri ini antara lain: 1. Agroindustri mengolah hasil pertanian sehingga tingkat ketergantungan sektor ini relatif rendah terhadap bahan baku atau modal maupun kapital dari luar negeri 5
2. Mampu menghasilkan produk yang bernilai ekonomis tinggi dan dibutuhkan manusia yang senantiasa meningkat sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan 3. Input agroindustri masih berupa bahan alami yang dapat diperbaharui sehingga ramah terhadap lingkungan 4. Proses produksinya juga masih bersifat renewable sehingga ramah terhadap lingkungan dan miliki kontribusi dalam pelesatarian sumber daya alam dan lingkungan 5. Memiliki sustainabilitas yang tinggi dengan pola penerapan yang tepat 6. Melibatkan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak sehingga mampu mengurangi tingkat pengangguran 7. Agroindustri memiliki keterkaitan ke belakang dan keterkaitan ke depan yang kuat dengan sektor lainnya sehingga mammpu menggeraakkan sektor hulu dan sektor hilir. Selain Kekuatan, sektor industri juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan yang terdapat dalam sektor Agroindustri di Kota Kediri antara lain: 1. Sifat produk pertanian yang mudah rusak dan bulky sehingga diperlukan penanganan khusus terutama dalam hal pengemasan dan transportasinya. 2. Aspek kontinyuitasnya tidak terjamin. Hal ini dikarenakan karakteristik hasil pertanian adalah musiman. Selain itu tingkat ketergantungan terhadap iklim masih tinggi. 3. Kualitas produk yang dihasilkan masih rendah sehingga mengalami kesulitan dalam menghadapi persaingan usaha 4. Kemmapuan sumber daya manusia yang terbatas dalam hal penguasaan manajemen dan teknologi. Berbagai kelemahan yang dihadapi dalam pembangunan sektor Agroindustri tersebut seyogyanya dapat dijadikan perhatian lebih sehingga berbagai kelemahan terebut dapat ditutupi dari kekuatan yang dimilikinya. Adanya peluang yang sangat luas didepan juga dapat menutupi berbagai kelemahan yang ada. Peluang-peluang tersebut antara lain: 1. Potensi permintaan produk semakin besar seiring dengan dinamika pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan arus globalisasi 2. Perubahan lingkungan strategis dari sisi permintaan seperti pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan per kapita dan insutrialisasi merupakan peluang usaha untuk peningkatan nilai tambah 3. Adannya kesepakatan AFTA, APEC dan WTO yang menyebabkan terbukanya pasar di negara lain. Ancaman-ancaman dari lingkungan eksternal yang dihadapi oleh sktor agroindustri di Kota kediri diantaranya adalah: 1. Dengan adanya keterbukaan pasar luar negeri maka dapat meningkatkan tingkat persaingan baik dari dalam daerah maupun dari luar negeri. 2. Tingkat perubahan iklim yang tinggi juga dapat mempegaruhi hasil pertanian. Peluang pengembangan agroindustri masih terbuka, baik ditinjau dari ketersediaan bahan baku maupun sisi permintaan produk olahan. Disamping itu, agroindustri mempunyai keterkaitan ke belakang dan ke depan yang kuat dengan sektor lainnya. (Supriyati dan Suryani, 2006) KESIMPULAN DAN SARAN Peran keberadaan agroindustri di Kota Kediri adalah sangat penting sebagai penunjang perekonomian daerah. Hampir sekitar 70 % lebih nilai Produk Domestik Regional Bruto tergantung dari sektor agroindustri. Adanya sektor agroindustri juga mampu menyerap kebutuhan tenaga kerja yang sangat banyak sehingga mampu mengurangi tingkat 6
pengangguran suatu daerah. Peran kebijakan pemerintah Kota Kediri dalam hal perindustrian juga sangat membantu keberadaan sektor agroindustri ini. DAFTAR PUSTAKA BPS Kota Kediri. (2014). Kota Kediri dalam angka 2014. Katalog BPS:1102001.3571. Kediri Haggblade, S.,S.J Hamer and P.B.R. Hazell. (1991). Modelling agricultural growth multipliers. American Journal of Agricultural Economics, 73(2):361-374 Rangarajan, C. (1982). Agricultural growth and industrial Performance in india. IFPRI. Research Report 33. Washington D.C. Supriyati dan Suryani, Erma (2006). Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan Agroindustri di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 24 No.2 :92-106 7