A. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Umar Tirtaharja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.1

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan. baru seperti internet, media elektronik, media cetak dan

BAB I PENDAHULUAN. b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang. prestasi siswa didik sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting bagi semua orang. Karena dengan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. di dunia maupun di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan menentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kalamullah yang merupakan mu jizat yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. hlm.4. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 317

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peran tersebut menjadi hal yang biasa mengingat pendidikan merupakan. untuk memajukan mutu dan kualitas pendidikan di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercipta jika para guru menguasai beberapa model pembelajaran baik secara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1996, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 1 Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik, yang berlangsung dalam suasana edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi pada peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak hanya sekedar hubungan antara guru dengan peserta didik, tetapi berupa interaksi edukatif. Proses belajar mengajar ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik yang sedang belajar. 2 Menurut Mohammad Ali, sebagaimana dikutip oleh Ngainun Na im ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan jika seorang guru ingin melaksanakan proses pembelajaran sebagaimana yang diharapkan. Pertama, guru harus mempunyai pegangan asasi tentang mengajar dan dasar-dasar teori belajar. Kedua, guru harus dapat mengembangkan sistem pengajaran. Ketiga, 1 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995) cet.2 hlm. 2 2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2006), cet. 19, hlm. 4 1

2 guru harus mampu melakukan penilaian hasil belajar sebagai dasar umpan balik bagi seluruh proses yang ditempuh. 3 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 4 Usaha pembelajaran PAI di sekolah diharapkan mampu membentuk kesalehan pribadi dan sekaligus kesalehan sosial sehingga PAI diharapkan jangan sampai 1) menimbulkan semangat fanatisme, 2) menumbuhkan sikap intoleran di kalangan peserta didik dan masyarakat Indonesia, 3) memperlemah kerukunan hidup beragama serta persatuan dan kesatuan nasional. 5 Sebagaimana tercakup dalam ajaran Islam, bahwa ajaran Islam memberikan penekanan secara seimbang antara aspek jasmani-rohani, duniaakhirat, ilmu-amal, hubungan manusia dengan Tuhan, dan juga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Prinsip keseimbangan ini diturunkan dalam konsepsi pendidikan Islam. Rasulullah Muhammad SAW diutus oleh Allah agar manusia meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Mengabaikan salah satu dari keduanya akan berimplikasi pada ketidakseimbangan pada manusia. Dalam konteks pendidikan, keseimbangan ini dapat diimplementasikan dalam bentuk keseimbangan antara teori dengan praktek. Segenap teori yang diajarkan tidak akan memberikan makna secara komprehensif manakala hanya berhenti pada dataran teori. Sementara praktek tanpa landasan teori juga akan kering dari landasan yang kokoh. Oleh karena itu, pendidikan harus memilih 3 Ngainun Naim, dkk, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) cet.1. hlm.2 4 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), (Yogyakarta: Media Abadi, 2005), cet I, hlm. 9 5 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), cet. I hlm. 75

3 pendekatan yang tepat agar peserta didik mampu menguasai teori dengan baik sekaligus dapat mempraktekkannya. 6 Tujuan dalam proses kependidikan Islam adalah idealita (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islami yang hendak dicapai dalam proses pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap. Tujuan pendidikan Islam dengan demikian merupakan penggambaran nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi peserta didik pada akhir dari proses tersebut. Dengan istilah lain tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi peserta didik yang diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses yang terminal pada hasil atau (produk) yang berkepribadian Islam yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat. 7 Sebelum menggunakan metode pendidikan seperti tersebut, seorang pendidik terlebih dahulu menyadari tentang kepribadiannya sebagai muslim, sehingga langkah-langkah pengajarannya mampu mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan peserta didik dan mampu menghubungkan semua disiplin ilmu pengetahuan secara Islami. 8 Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan atau materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Oleh karena itu penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien. Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan. Karena metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil 6 Ngainun Naim, dkk, op, cit, hlm.111 7 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000). Cet. 5. hlm.224 8 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 47

4 tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran. 9 Dalam pembelajaran PAI di MI Nurul Huda Raji Demak masih bersifat teoritis dengan menggunakan metode ceramah sebagai metode dominan. Hal ini menyebabkan peserta didik kurang aktif serta kurang tertarik terhadap pembelajaran PAI, terutama materi shalat. Karena peserta didik dituntut dapat mempraktekkan gerakan shalat serta bacaannya dengan baik dan benar. Apabila dalam proses pembelajaran metode yang digunakan kurang tepat, dapat berdampak pada hasil belajar peserta didik yang kurang memuaskan. Mengingat hal tersebut maka metode demonstrasi adalah metode yang tepat untuk melatih peserta didik menjadi aktif dan termotivasi dalam belajar. Di mana dengan metode demonstrasi hasil belajar peserta didik akan meningkat. Demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode ini menghendaki guru lebih aktif dari pada peserta didik. Karena memang gurulah yang memperlihatkan sesuatu kepada peserta didik. Guru yang melakukan kegiatan memperagakan suatu proses dan kerja suatu benda, misalnya bagaimana menggunakan kompor, bel listrik, cara kerja tubuh manusia, penggunaan gunting, dan jalannya mesin jahit. Di lain waktu peserta didik juga dapat melakukan demonstrasi, baik secara berkelompok atau klasikal, dengan mendapat bimbingan dari guru bila diperlukan. Dengan metode ini peserta didik dituntut memperlihatkan suatu objek atau proses dengan mendemonstrasikan. 10 Untuk mengajarkan suatu materi pelajaran sering kali tidak cukup jika guru hanya menjelaskan secara lisan saja. Terutama dalam mengajarkan materi, anak lebih mudah mempelajarinya dengan cara menirukan seperti apa yang dilakukan oleh gurunya. Dalam pembelajaran PAI materi shalat, guru 9 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 31 10 Syaiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Imteraksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2005 ), hlm. 201

5 dapat menjelaskan sambil menunjukkan kepada anak bagaimana cara melakukan gerakan shalat beserta bacaannya. Pengajaran dikatakan efektif bila guru dapat membimbing peserta didik untuk memasuki situasi yang memberikan pengalaman yang dapat menimbulkan kegiatan belajar pada anak. Guru secara terus menerus membimbing peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dan tekun mengikuti pengajaran secara suka rela. Oleh karena itu, pengalaman belajar yang diberikan guru dalam kegiatan demonstrasi harus relevan dengan kehidupan dan ada kesinambungan dengan pengalaman yang lalu maupun dengan pengalaman yang akan datang. Dengan kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran. Peserta didik diminta untuk melihat dan mendengarkan baik-baik semua keterangan guru. Sehingga ia lebih paham tentang cara mengajarkan sesuatu. Dengan demikian selanjutnya anak dapat meniru bagaimana caranya melakukan hal tersebut seperti yang dicontohkan oleh guru. 11 Atas dasar masalah di atas, peneliti mencoba menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran PAI, terutama pada materi shalat, dengan harapan peserta didik dapat termotivasi dan akhirnya hasil belajar mereka dapat meningkat. B. PENEGASAN ISTILAH Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penafsiran, sebelum membahas yang lebih lanjut, maka penulis akan menjelaskan judul penelitian dalam skripsi ini yaitu sebagai berikut: 1. Upaya Upaya adalah usaha, akal, ikhtisar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya). 12 11 Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak- Kanak, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1999 ) hlm. 112-113 12 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Edisi III, 2005), hlm, 1021

6 2. Meningkatkan Berasal dari kata tingkat yang berarti menaikkan (derajat, taraf) mempertinggi, memperhebat mendapat awalan me dan akhiran an yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik. 13 3. Hasil Belajar Hasil adalah pendapatan, sesuatu yang diciptakan, sukses. 14 Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku antara individu dan lingkungan. 15 Jadi hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. 16 4. Peserta Didik Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.. 17 5. Shalat Shalat adalah bentuk ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dari takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan. 18 13 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet 3, 2006), hlm, 1280-1281 14 Hamzah Ahmad & Ananda Santoso, Kamus Pintar Bahasa Indonedia, ( Surabaya : Fajar Mulya,1996), hlm. 147 15 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, Cet. 2, 2001), hlm 4 16 Soedijarto, Menuju Pendidikan nasional yang Relevan dan Bermutu, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1993 ), hlm 49 17 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)No.3 Tahun 2001, (Yogyakarta: Media Abadi, 2005), cet I, hlm. 99 18 Imam Bashori Assayuthi, Bimbingan Ibadah Shalat Lengkap, ( Surabaya : Mitra Umat, 1998), hlm.30

7 6. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. 19 Metode demonstrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan sebuah metode dalam pembelajaran melalui proses demonstrasi pada pembelajaran shalat yang dilakukan oleh guru Kelas II MI Nurul Huda Raji Demak kepada peserta didiknya dalam pembelajaran PAI. Jadi penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan tindakan kelas untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik Kelas II MI Nurul Huda Raji Demak pada pembelajaran PAI materi Shalat dengan menggunakan metode demonstrasi. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalahnya oleh peneliti sebagai berikut: 1. Bagaimana prestasi belajar materi pokok shalat pada siswa Kelas II di MI Nurul Huda Raji Demak? 2. Bagaimana penerapan metode demonstrasi pada materi pokok shalat pada siswa Kelas II di MI Nurul Huda Raji Demak? 3. Apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas II di MI Nurul Huda Raji Demak? D. PEMBATASAN MASALAH Agar tidak terjadi perluasan obyek dan permasalahan, maka penelitian ini peneliti batasi pada: 1. Pembelajaran materi shalat di kelas II MI Nurul Huda Raji Demak. 2. Materi shalat peserta didik pada aspek keterampilan bacaan dan gerakan shalat peserta didik. 19 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang: : Rasail Media Grup, 2008 ) hlm. 20

8 E. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak yang terkait dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi sekolah Sebagai bahan masukan serta informasi bagi pihak sekolah guna meningkatkan prestasi belajar shalat di MI Nurul Huda Raji Demak. 2. Bagi peserta didik Dengan skripsi ini dapat digunakan sebagai wacana belajar peserta didik, guna meningkatkan hasil belajar melalui metode demonstrasi dalam materi belajar shalat. 3. Bagi guru Dapat memberikan masukan dan informasi bagi guru, tentang penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran PAI, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 4. Bagi penulis Dapat menambah wawasan dan pengalaman baru yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di masa mendatang. F. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Secara garis besar sekripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab memuat sub bab adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut. Bab I adalah pendahuluan. Bab pertama ini merupakan gambaran awal dari keseluruhan masalah yang dikaji. Bab ini memuat latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II adalah landasan teori yang menjelaskan tentang Prestasi Belajar, pengertian, serta penerapannya dalam metode demonstrasi dalam shalat.

9 Bab III menjelaskan tentang metode penelitian, tujuan penelitian, waktu penelitian, objek penelitian dan analisa penelitian pembelajaran shalat di Kelas II MI Nurul Huda Raji Demak. Bab IV adalah Hasil analisa dan pembahasan pembelajaran shalat di Kelas II MI Nurul Huda Raji Demak Tahun 2011. Bab V penutup. Bab ke lima merupakan rangkaian terakhir dari penulisan skripsi yang memuat kesimpulan, saran-saran dan penutup, serta diikuti dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.