BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. organisasi sektor publik (seperti: pemerintah pusat dan daerah, unit-unit kerja

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang. dilaksanakan secara periodik (Winidyaningrum, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan didukung oleh sebuah sistem akuntansi yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi ternyata memberikan dampak yang luas terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia namun juga di negara-negara lain (Indra Bastian, 2010:5).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan negara, fungsi perencanaan, pengorgamsas1an,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya otonomi daerah, mengakibatkan daerah memiliki. hak, wewenang dan kewajibannya dalam mengatur dan mengurus secara

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003

BAB I PENDAHULUAN. baik ( good governance government ). Hal tersebut dapat diwujudkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut seiring dengan fenomena yang terjadi dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. telah mendorong pemerintah untuk menerapkan akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak

BAB1 PENDAHULUAN. kuantitatif bersifat keuangan dalam kesatuan ekonomi yang dapat. Alat yang digunakan untuk menghasilkan informasi akuntansi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. principal. (Donaldson dan Davis, 1991). Teori stewardship berasumsi

BAB I PENDAHULUAN. dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Fungsi informasi dalam laporan keuangan tidak akan

BAB.I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah baik pihak internal dan eksternal yang informasi tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Laporan keuangan sebagai bukti pertanggung jawaban suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih meningkatkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui UU No. 22 Tahun Otonomi daerah memberikan Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dalam organisasi/instansi. Hal ini ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai pihak seperti pemerintah, pemegang saham, penanam

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Reformasi tata kelola pemerintahan dan organisasi sektor publik

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. berlebih sehingga untuk mengembangkan dan merencanankan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dimaknai dengan adanya kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KETERANDALAN PELAPORAN KEUANGAN DAERAH

IKA NUR MAULIDA AFFIANI B

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan. Awalnya bersifat terpusat kemudian mulai mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pemeriksa Keuangan ialah lembaga yang dimaksudkan. Selain

KETERANDALAN DAN KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN DAERAH DITINJAU DARI SUMBER DAYA MANUSIA, PENGENDALIAN INTERNAL DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2002). penyelenggaraan pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYU PUTRINING TYAS B

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah 1.3. Batasan Masalah 1.4. Keaslian Penelitian 1.5. Manfaat Penelitian 1.6.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga

BAB I. A. Latar Belakang. Fenomena pelaporan keungan pemerintahan daerah di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan mendasar dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 32

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan sektor publik khususnya laporan keuangan. pemerintah adalah wujud dan realisasi pengaturan pengelolaan dan

BAB I PENDAHULUAN Keadaan Ekonomi Daerah. Tabel 1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD. Realisasi Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2006, hal 17). Pemerintah harus mampu untuk

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban, serta pengawasan yang benar-benar dapat dilaporkan dan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. peranan pelaporan keuangan (ii) faktor yang mempengaruhi nilai informasi

BAB I PENDAHULUAN. satunya yang terpenting adalah keuangan (Kusuma, 2008). Dewasa ini tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dan berganti menjadi era Reformasi. Pada era ini, desentralisasi dimulai ketika

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melakukan reformasi dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini organisasi sektor publik berupaya memberikan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan hak publik. Mardiasmo, (2002).

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang jelas tentang aktivitas suatu entitas ekonomi dalam satu periode

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor publik diakhiri dengan proses pertanggungjawaban publik, proses inilah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam mengelola keungan dengan sebaik-baiknya guna mencapai

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu pelaporan.

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Irma Novalia B

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan pemerintahannya. Pemerintah pusat memberikan kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. peraturan baru di bidang pengelolaan keuangan Negara dan searah, diantaranya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah dengan diundangkannya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggung jawaban tersebut (Mardiasmo, 2002:20). Untuk menegakkan akuntabilitas khususnya pada kinerja finansial di daerah, pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mempublikasikan laporan keuangan kepada pemangku kepentingannya (stakeholder). Terdapat banyak pihak yang akan mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi tesebut harus bermanfaat bagi para pemakai (Mustafa dkk, 2010). 1

2 Dalam penyajian laporan keuangan, harus disadari bahwa banyak pihak yang akan mengandalkan informasi dalam laporan keuangan tersebut. Salah satu tujuannya adalah sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.oleh karena itu, informasi yang tersaji dalam laporan keuangan tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai (Adriani, 2010). Kebermanfaatan informasi merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan, pemakai dan keyakinan pemakai terhadap informasi. Kriteria ini secara umum disebut karakteristik kualitatif (qualitative characteristics) atau kualitas (qualities) informasi (Winidyaningrum dan Rahmawati, 2010). Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 menyebutkan kriteria dan unsur-unsur pembentuk kualitas informasi yang menjadikan informasi dalam laporan keuangan pemerintah mempunyai nilai atau manfaat. Disebutkan dalam bagian Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan terdiri dari: (a) relevan, (b) andal, (c) dapat dibandingkan dan (d) dapat dipahami. Banyak pihak yang akan mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai atau sama dengan kata lain, informasi harus mempunyai nilai. Informasi akan bermanfaat apabila informasi tersebut dipahami dan digunakan oleh pemakai dan juga bermanfaat kalau pemakai mempercayai informasi tersebut (Winidyaningrum dan Rahmawati, 2010).

3 Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial Negara (Suwardjono, 2012:101). Fenomena pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut.kenyataannya di dalam laporan keuangan pemerintah masih banyak disajikan data yang tidak sesuai. Selain itu, juga masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dalam pelaksanaan audit laporan keuangan pemerintah (Mardiasmo, 2002:104). Pengelolaan keuangan pemerintah daerah harus dilakukan berdasarkan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu pengelolaan keuangan yang dilakukan secara transparan dan akuntabel, yang memungkinkan para pemakai laporan keuangan untuk dapat mengakses informasi tentang hasil yang dicapai dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Oleh karena itu, informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) harus bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan para pemakai (Zuliarti, 2012). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 bagian Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Lampiran 1 (Paragraf 38) dinyatakan bahwa informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi

4 tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Oleh karena itu, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunaannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation). Demi terselenggaranya keterandalan pelaporan keuangan yang baik, maka harus ada sumber daya manusia yang berkualitas, pemanfaatan teknologi yang baik dalam penggunaan sistem pelaporan keuangan dan pengendalian internal. Kualitas Informasi dalam pembuatan laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang bekerja dengan baik dalam penyusunan laporan keuangan. Sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap kualitas tenaga kerja yang tepat, untuk mengisi berbagai kedudukan, jabatan, masa kerja persyaratan jabatan kepegawaian dan kepangkatannya untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia adalah orang yang siap, mau dan mampu memberikan sumbangan dalam usaha pencapaian tujuan organisasional (Hullah, dkk., 2012). Teknologi informasi selain sebagai teknologi komputer (hardware dan software) untuk pemrosesan dan penyimpangan informasi, juga berfungsi sebagai teknologi komunikasi untuk penyebaran informasi. Penelitian Indriasari dan Ertambang (2008) menunjukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

5 Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan pasal 1 disebutkan bahwa Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan. Pasal 1 (2) menyebutkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.penelitian Indriasari dan Ertambang (2008), menunjukkan bahwa pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Beberapa penelitian tentang keterandalan pelaporan keuangan daerah diantaranya dilakukan oleh Indriasari dan Ertambang (2008). Penelitian ini menguji pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern akuntansi terhadap, nilai informasi pelaporan keuangan Pemerintah Daerah pada Pemerintah kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir. Hasilnya menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusi tidak mempunyai pengaruh positif, sedangkan pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian internal berpengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah di Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir.

6 Hullah, dkk. (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap keterandalan pelaporan keuangan pada pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Hasilnya menyatakan bahwa sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan. Winidyaningrum dan Rahmawati (2010) menyatakan bahwa kinerja sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan) atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsifungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitasnya harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran (output) dan hasil-hasil (outcomes). Hasil penelitiannya menemukan bahwa sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, demikian juga halnya pemanfaatan teknologi informasi. Dengan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas, ditambah pemanfaatan teknologi informasi yang tepat diharapkan dapat membantu dan memperlancar proses keterandalan pelaporan keuangan, sehingga dapat menghasilkan laporan keungan yang baik dan berkualitas. Selain itu sumber daya manusia yang baik dan pemanfaatan teknologi yang tepat, terdapat hal yang lebih penting yaitu pengendalian internal. Dengan mempertimbangkan penelitian Indriasari dan Ertambang (2008), Winidyaningrum dan Rahmawati (2010) dan Hullah, dkk.(2012), penelitian ini bermaksud melanjutkan penelitian tersebut. Akan tetapi,

7 penelitian ini akan dilakukan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) di wilayah Eks Karisidenan Surakarta pada tahun 2013 sedangkan penelitian penelitian sebelumnya dilakukan diwaktu dan wilayah yang berbeda. Berdasarkan penjelasan tentang latar belakang penelitian ini, maka penelitian ini mengambil judul PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KETERANDALAN PELAPORAN KEUANGAN DAERAH (studi Empiris pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Wilayah Eks Karesidenan Surakarta). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah sumber daya manusia berpengaruh terhadap keterandalan pelaporan keuangan daerah? 2. Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap keterandalan pelaporan keuangan daerah? 3. Apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap keterandalan pelaporan keuangan daerah?

8 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh sumber daya manusia terhadap keterandalan pelaporan keuangan daerah. 2. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap keterandalan pelaporan keuangan daerah. 3. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh pengendalian internal terhadap keterandalan pelaporan keuangan daerah. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini antara lain adalah: 1. Bagi Pemerintah Daerah (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) Dapat mengetahui pentingnya sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan peranan pengendalian internal terhadap keterandalan pelaporan keuangan Pemerintah Daerah terutama yang dilaksanakan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD). 2. Bagi Masyarakat Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat.

9 3. Bagi Akademisi Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pengembangan untuk penelitian selanjutnya dan untuk memberikan informasi kepada para mahasiswa mengenai keterandalan pelaporan keuangan daerah. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yang diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menguraikan tentang tinjauan pustaka yang membahas mengenai konsep relevan yang mendukung dalam penelitian ini, antara lain: Laporan keuangan daerah, pelaporan keuangan daerah, keterandalan pelaporan keuangan daerah sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian internal, tinjauan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas jenis dan objek penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan sumber data, teknik

10 pengumpulan data, definisi operasional variabel, uji kualitas data serta teknik analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan dan dijelaskan tentang hasil pengumpulan data, analisis data dan pembahasan untuk dukungan hipotesis yang telah dikemukakan. BAB V PENUTUP Mengemukakan kesimpulan yang diperoleh, keterbatasan penelitian serta saran untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.