PENGARUH PERSEPSI SERTIFIKASI GURU DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU PADA GURU SMA NEGERI 2 SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Menyadari peran penting pendidikan tersebut, pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Disusun oleh : Putri Setya Wardani A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PENGARUH KOMUNIKASI GURU-SISWA DAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X DAN XI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. konstruktif yang pelaksanaannya diarahkan untuk membimbing, membina

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I PENDAHULUAN. peradapan bangsa yang bermartabat. untuk terus-menerus belajar. Seorang mahasiswa dalam meraih tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya proses pembelajaran. Pendidikan nasional diarahkan untuk. masalah hidup, serta membentuk manusia kreatif dan inovatif.

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Analisis Profesionalitas Guru. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

Transkripsi:

PENGARUH PERSEPSI SERTIFIKASI GURU DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU PADA GURU SMA NEGERI 2 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi Disusun oleh KOES HENDRATNO A 210 060 045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada masa ini yang begitu pesatnya, menuntut negara untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan yang berkompeten. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas bangsanya. Pendidikan yang berkualitas dan bermutu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia, karena dengan pendidikan yang berkualitas akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula, yang pada akhirnya dapat mendukung tercapainya target pembangunan nasional. Pendidikan merupakan titik tolak dari perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu mendapatkan perhatian khususnya di Negara Indonesia yaitu dengan dirumuskannya Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:7), pendidikan nasional berfungsi : Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat fundamental bagi perkembangan manusia, karena melalui pendidikan akan mengembangkan 1

2 karakter manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi tiap individu merupakan pengaruh dinamis dalam perkembangan jiwa, perasaan. sosial dan sebagainya. Beberapa indikator yang menjadi tolok ukur keberhasilan dalam pembangunan pendidikan nasional adalah sistem pendidikan yang efektif dan efisien, yang merata dan bermutu, dan peran serta masyarakat dalam pendidikan. Pendidikan yang berkualitas pada dasarnya merupakan proses usaha manusia dengan penuh tanggung jawab untuk membimbing peserta didik menuju pada suatu kedewasaan. Pendidikan yang terjadi di negara kita adalah pendidikan secara formal dan non formal. Pendidikan yang benar dan berkualitas adalah pendidikan yang dapat mengembangkan potensi masyarakat, mampu menumbuhkan kemauan, dapat membangkitkan generasi muda untuk menggali potensi dan mengembangkannya secara optimal bagi kepentingan pembangunan bangsa. Proses pendidikan yang terjadi secara formal merupakan kegiatan pokok pembelajaran, dimana penyelenggaraan pendidkan itu membutuhkan tenaga pendidikan supaya proses pembelajaran bisa berlangsung. Keberhasilan anak didik tidak lepas dari kinerja guru yang bersangkutan. Faktor yang berkaitan dengan keberhasilan kerja seorang guru adalah kemampuan untuk mengukur seberapa baik seorang guru berkarya dan bekerja guna memastikan bahwa pelaksanaannya memenuhi standar yang sudah ada. Guru merupakan salah unsur pokok dalam proses belajar mengajar karena jika hanya ada murid tanpa adanya guru maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar begitu pula sebaliknya.

3 Kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen), merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan. Namun demikian, posisi strategi guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional, faktor kesejahteraannya, dan lainlain. Untuk menjamin perluasaan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan akuntabilias pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu guru. Hal itu disadari pemerintah dengan mengeluarkan Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang- Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (2005:6) kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan : Untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu seorang guru harus mempunyai semangat yang tinggi dalam bekerja agar dapat memberikan motivasi seorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya. J. Winardi (2001:06) motivasi sebagai kekuatan potensi yang ada dalam diri seseorang manusia sendiri dapat dikembangkan sendiri atau sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil kerja secara positif atau negatif dimana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Menurut Hasibuan (2003:92) Motivasi berasal dari kata

4 latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Dengan demikian motivasi diartikan sebagai pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja sesorang, agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu mau berkerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Menurut Wayne F. Cascio dalam Hasibuan Malayu (2003:95) motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya. Menurut Sardiman (2001:71) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Motivasi biasa muncul dari dalam diri seorang guru atau dari luar diri seorang guru. Menurut Hasibuan (2003:110) Motivasi yang muncul dari dalam diri sesorang yaitu prestasi yang dimilki, rasa tanggung jawab, pengembangan potensi individu, dan pengakuan kedudukan guru melalui sertifikasi guru. dan kemampuan (ability) atau kompetensi guru yang harus dimiliki sebagai syarat menjadi seorang guru. Sedangkan motivasi dari luar individu lebih cenderung pada gaji atau upah, kondisi kerja dan hubungan antar pribadi. Tuntutan profesionalisme guru terus dibicarakan oleh berbagai kalangan di masyarakat kita, termasuk kalangan guru sendiri melalui berbagai organisasi guru yang ada, di samping tuntutan perbaikan taraf hidup guru. Mereka berharap, untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di

5 Indonesia, diperlukan seorang guru yang profesional dalam mendidik siswasiswinya di sekolah. Sejalan dengan tuntutan profesionalisme guru itulah, maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang tersebut guru diposisikan sebagai suatu profesi sebagaimana profesi dokter, hakim, jaksa, akuntan dan profesi-profesi lain yang akan mendapat penghargaan sepadan sesuai dengan profesinya masing-masing. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No. 14 Tahun 2005: pasal 1). Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No. 14 Tahun 2005:pasal 2). Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional seperti yang dimaksudkan di atas dibuktikan dengan sertifikasi pendidik (UU No. 14 Tahun 2005 : pasal 2) Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang tentunya tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang dan hanya bisa dilaksanakan oleh orang-orang terdidik yang sudah disiapkan untuk menekuni bidang pendidikan. Sebagai profesi guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi

6 akademik yang disyaratkan bagi guru adalah guru harus mempunyai pendidikan sarjana atau diploma empat. Sedangkan kompetensi guru yang dipersyaratkan adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Sertifikasi pendidik diperoleh melalui program pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Broke and Stone dalam buku Mulyasa (2007:25) mengemukakan bahwa kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti. Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen kompetensi adalah seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku yang harus dimilki, dihayati dan dikusai oleh guru atau dosen dalam tugas keprofesionalan. Ada tiga tantangan yang dihadapi guru dalam melaksanakan tugas yang diembannya yaitu : tantangan bidang pengelolaan kurikulum, bidang pembelajaran dan bidang penilaian. Dalam menghadapi tantangan itu akan sangat tergantung pada kompetensi guru. Guru yang mempunyai keterampilan, kemampuan atau dengan kata lain guru yang professional akan memiliki motivasi kerja yang tinggi, sehingga dapat menumbuhkan semangat kerja dalam diri seorang guru. Kompetensi dapat memberikan suatu gambaran perilaku keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) seorang atau kelompok (team work), serta potensi diri seorang

7 guru terhadap kapasitas kemampuan (ability) dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kompetensi merupakan perilaku untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan pula. Dengan demikian jelas sudah bahwa kompetensi guru sangat diperlukan untuk menumbuhkan semangat kerja, kualitas dan aktivitas tenaga kependidikan. Persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan (Winkel 1996:249). Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulus) dan perbedaan antara rangsanganrangsangan yang ada, sehingga kemampuan penerimaan rangsangan berbeda antara individu satu dengan yang lain. Kaitannya dengan motivasi kerja, seorang guru memiliki pandapat atau penafsiran yang berbeda antara guru satu dengan yang lain tentang sertifikasi guru, serta adanya perbedaan tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Dengan adanya sertifikasi dan standar kompetensi guru maka diharapkan dapat memberikan motivasi kerja guru di SMA Negeri 2 Surakarta untuk menjadi guru yang profesional. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik ingin melakukan penelitian mengenai PENGARUH PERSEPSI SERTIFIKASI GURU DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU PADA GURU SMA NEGERI 2 SURAKARTA.

8 B. Pembatasan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas serta agar penelitian tetap pada fokusnya dan tidak terjadi pembiasan ke masalah-masalah lainnya, dan kareana adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, serta teori-teori maka penulis membatasi permasalahan penelitian yaitu : 1. Hanya membahas tentang persepsi sertifikasi guru, kompetensi guru dan motivasi kerja guru. 2. Obyek penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Surakarta dengan jumlah responden 46 guru yang sudah memiliki sertifikat guru. 3. Kompetensi guru yang akan diteliti hanya terbatas pada kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah serta pembatasan masalah seperti yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh persepsi sertifikasi guru terhadap motivasi kerja guru pada guru SMA Negeri 2 Surakarta? 2. Adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi kerja guru pada guru SMA Negeri 2 Surakarta? 3. Adakah pengaruh persepsi sertifikasi guru dan kompetensi guru terhadap motivasi kerja guru pada guru SMA Negeri 2 Surakarta?

9 D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi sertifikasi guru terhadap motivasi kerja guru pada guru SMA Negeri 2 Surakarta 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi kerja guru pada guru SMA Negeri 2 Surakarta. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi sertifikasi guru dan kompetensi guru terhadap motivasi kerja guru pada guru SMA Negeri 2 Surakarta. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat atau keguanaan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi, evaluasi, maupun untuk sebagai penambah ilmu pengetahuan. Dalam manfaat atau keguanaan penelitian ini dapat digolongkan menjadi tiga yaitu : 1.Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam hal sertifikasi guru, kompetensi guru dan motivasi kerja guru di SMA Negeri 2 Surakarta. 2.Bagi Penulis Penelitian ini sebagai sarana aktualisasi diri dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang secara teoritis telah dipelajari. 3.Bagi Pihak Lain

10 Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dan informasi untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan terhadap penelitian-penelitian yang serupa. F. Sistematika Skripsi BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penuliasan penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini menguraikan tentang pengertian motivasi, faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi, tujuan motivasi, jenis motivasi, indikator motivasi, pengertian persepsi, pengertian sertifikasi guru, tujuan dan manfaat sertifikasi guru, pelaksanaan sertifikasi guru, pengertian kompetensi guru, jenis kompetensi guru, hubungan antara persepsi sertifikasi guru dengan kompetensi guru terhadap motivasi kerja guru, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang pengertian metode penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, sampel, sampling, variabel penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

11 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, data dan pembahasan dari hasil penelitian BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Bab ini berisi tentang, kesimpulan dan saran-saran.