BAB IV ANALISIS ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105

dokumen-dokumen yang mirip
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Cece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

EKSISTENSI MANUSIA. ABDUL RACHMAN, S.S.,M.Pd.I. Modul ke: Fakultas Teknik. Program Studi Teknik Industri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

TEMA KAJIAN. 7. Penduduk surga dan neraka akan mendapatkan balasannya masing-masing

Etos Kerja adalah pandangan bagaimana melakukan kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai kesuksesan ASRORI, MA.

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

ISBN:

Pertama, simaklah firman Allah SWT. tentang beliau. Dalam Al-Qur an Allah SWT. menggambarkan pribadi Rasul Saw. sebagai berikut:

Pendidikan Agama Islam Etos Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KESEIMBANGAN DALAM BERISLAM UNTUK MENCAPAI KEMENANGAN DUNIA DAN AKHIRAT. Oleh : Mirza Azkia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

BAB I PENDAHULUAN. (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara. Amal usaha. perguruan tinggi yang berjumlah 172 buah 1.

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Istiqomah dalam menjaga ibadah ********************

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

Interaksi dengan Al Qur'an

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan untuk manusia, apalagi ajaran

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

Konsisten dalam kebaikan

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI KHUSUS. Meliputi ujian tentang ayat dan hadis yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Hadits-hadits Shohih Tentang

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam b. Semester : I c. Kompetensi Dasar :

Ramadhan Bulan Kesabaran

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PANDANGAN HAMKA DAN NURCHOLISH MADJID

BAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB IV ANALISIS DATA

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 Pengajar dan pendidik adalah sama. Keduanya tidak dapat dibedakan. Oleh karena itu, dalam konsep pendidikan mengarah kepada pembentukan akhlak, dalam prosesnya tidaklah digunakan kata ta dib tetapi ta lim. 1 Dengan demikian dapat dipahami bahwa profesi guru merupakan profesi yang paling mulia dan paling agung dibanding dengan profesi yang lain. Dengan profesinya itu seorang guru menjadi perantara antara peserta didik dengan Penciptanya, yakni Allah SWT. Kalau direnungkan, tugas guru adalah seperti tugas para utusan Allah SWT. Rasulullah merupakan guru pertama dalam Islam, beliau bertugas membacakan, menyampaikan dan mengajarkan ayat-ayat Allah kepada manusia, mensucikan diri dan jiwa dari dosa, menjelaskan, mana yang halal dan mana yang haram, serta menceritakan tentang manusia di zaman silam, mengaitkannya dengan kehidupan di zaman yang akan datang. Dengan demikian, tampaklah bahwa secara umum guru bertugas dan bertanggung jawab seperti Rasul, tidak terikat dengan ilmu atau bidang studi yang diajarkannya, yakni mengantarkan peserta didik dan menjadikannya manusia terdidik yang mampu menjalankan tugas-tugas kemanusiaan. Guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi bertanggung jawab pula memberikan wawasan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang mampu mengkaji keterbelakangan, menggali ilmu pengetahuan dan menciptakan lingkungan yang menarik dan menyenangkan. Agama Islam mengajarkan bahwa setiap umat muslim wajib mendakwahkan dan mendidikkan ajaran agama Islam kepada yang lain. 2 Oleh karenanya, siapapun dapat menjadi guru Pendidikan Agama Islam, asalkan dia memiliki pengetahuan dan kemampuan lebih, serta dapat menjadi panutan 1 Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghozali tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.63. 2 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, hlm.93. 53

penganut agama yang patut dicontoh dalam agama yang diajarkan, dan bersedia menularkan pengetahuan agama serta nilainya kepada yang lain. Akan tetapi menjadi seorang guru Pendidikan Agama Islam tidaklah mudah, karena dibutuhkan keahlian dan ilmu pengetahuan yang mumpuni sehingga bisa menjadi panutan bagi peserta didiknya. Karena gurulah yang secara langsung berhubungan dengan peserta didik. Pendidikan Agama Islam merupakan suatu kegiatan atau usaha-usaha dalam mendidikkan agama Islam. 3 Jadi, yang menjadi guru serta peserta didiknya harus beragama Islam. Sosok guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain komponen lainnya seperti tujuan, kurikulum, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, dan evaluasi. Dianngap sebagai komponen paling penting, karena guru mampu memahami, mendalami, melaksanakan dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan. Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan menigkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga bisa menjadi muslim yang berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta agar dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi. 4 Tugas guru Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengajar dan menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didiknya, akan tetapi guru Pendidikan Agama Islam juga harus memberikan bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik agar nantinya peserta didik dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Guru Pendidikan Agama Islam akan berhasil dalam menjalankan kewajibannya bilamana guru tersebut memiliki kompetensi personal religius, dan kompetensi profesional religius. 5 Jadi, menjadi guru Pendidikan Agama Islam tidak mudah, karena harus memenuhi beberapa hlm.4. 3 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam (Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan), 96 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.135. 5 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, hlm.97. 54

syarat yang sudah tersebut tadi, karena pendidikan Islam sangat penting, sebab dengan pendidikan Islam orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan mendidik peserta didik diarahkkan kepada perkembangan jasmani dan rohani sehingga mempu membentuk kepribadian yang utama yang sesuai dengan ajaran agama Islam. dengan demikian seorang guru Pendidikan Agama Islam harus memiliki etos kerja guna meraih tujuan pendidikan Islam. Muhammad Alim menjelaskan di dalam bukunya, bahwa agama merupakan sumber etos kerja bagi seorang pemeluk agama, dan etos kerja muncul dari dorongan sikap yang terbentuk oleh nilai-nilai agama. 6 Dengan demikian, tindakan dan perbuatan yang dikerjakan oleh guru Pendidikan Agama Islam sudah sepatutnya tidak lagi dirasakan sebagai beban, melainkan sebagai sumber kepuasan batiniyyah. Pada bab sebelumnya juga telah dijelaskan bahwa etos kerja adalah suatu sikap jiwa seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan perhatian penuh. Dengan begitu, jika seorang guru Pendidikan Agama Islam dalam menjalankan tugasnya dengan penuh perhatian, maka pekerjaan yang dikerjakannya akan terlaksana dengan sempurna walaupun banyak kendala yang harus diatasi, baik karena motivasi kebutuhan atau karena tanggungjawab yang tinggi. Banyak orang yang berasumsi bahwa sekolah itu maju dan favorit, jika memiliki fasilitas yang komplit, gedung yang mewah, dan sarana dan prasarana yang serba modern dan canggih. Hal demikian itu yang menjadi ukuran banyak orang bahwa sekolah tersebut maju dan favorit. Ada juga yang mempunyai anggapan bahwa sekolah bisa dikatakan maju, jika para lulusannya dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang terkenal. Fasilitas yang komplit tidak akan berguna kalau tidak dimanfaatkan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan para gurunya tidak memiliki etos kerja atau mungkin SDM dari mereka yang kurang. Jadi, fasilitas yang komplit dan modern tidak menjamin kualitas sekolah tersebut menjadi baik. Sekolah yang memiliki fasilitas yang komplit akan sangat bermanfaat bila ditunjang dengan etos kerja 6 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam (Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim), hlm.11. 55

guru yang baik. Karena hal tersebut akan mempermudah kinerja gurunya, tidak terkecuali guru Pendidikan Agama Islam. dan hal demikian itu akan meningkatkan tingkat keberagamaan para peserta didik. Jadi, dapat dikatakan bahwa etos kerja sangat diperlukan oleh guru Pendidikan Agama Islam, untuk proses pembelajaran dan guna mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. karena dalam bab lain telah disebutkan bahwa, kemuliaan seorang manusia itu bergantung pada apa yang dikerjakannya. Dengan begitu, suatu pekerjaan yang mendekatkan seseorang kepada Allah merupakan suatu hal yang sangat penting serta patut untuk diberi perhatian. Pekerjaan yang demikian selain memperoleh keberkahan serta kesenangan dunia, juga ada yang lebih penting yaitu jalan yang menentukan tahap kehidupan seseorang di akhirat kelak, apakah golongan ahli surga atau golongan ahli neraka. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan, bahwa etos kerja guru PendidikanAgama Islam bisa diartikan ciri-ciri atau sifat mengenai cara bekerja, yang sekaligus mengandung makna kualitas esensialnya, sikap dan kebiasaannya serta pandangannya terhadap kerja yang dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Isla dalam melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pendidikan agama Islam di sekolah. Penjelasan tersebut diatas merupakan gambaran tugas, peranan, dan etos kerja guru Pendidikan Agama Islam dalam pendidikan. Sosok guru yang berkompeten bukan hanya guru yang memiliki ilmu tinggi, akan tetapi etos kerja yang baik juga harus dimiliki oleh guru. Beberapa unsur etos kerja yang harus dimiliki oleh guru Pendidikan agama Islam telah diuraikan juga pada bab sebelumnya. Dalam pembahasan pada bab ini mengenai analisis etos kerja guru Pendidikan Agama Islam dalam perspektif Al-Qur an Surat At-Taubah ayat 105. Yaitu, bahwasanya setiap amal yang dikerjakan akan di ketahui oleh Allah SWT, dan semua amal manusia akan di perlihatkan besok setelah hari kebangkitan dari kubur, setelah itu akan menerima balasan sesuai dengan amal perbuatan yang dikerjakan dimuka bumi. Adapun unsur-unsur etos kerja yang harus dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam yaitu sebagai berikut: 56

A. Kedisiplinan Kerja Guru Pendidikan Agama Islam Kedisiplinan merupakan suatu hal yang sangat berat dilakukan oleh seorang guru manakala menjalankan suatu kewajiban bagi seorang guru, tidak terkecuali guru Pendidikan Agama Islam, kecuali orang-orang yang telah mempunyai komitmen serta melatih dirinya untuk selalu berdisiplin dalam menjalankan kewajibannya. Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, kedisiplinan memiliki dampak yang sangat besar dalam mendidik peserta didik guna mencapai tujuan yang hendak dicapai, yaitu tujuan Pendidikan Agama Islam. Adapun dampak positif yang akan ditimbulkan dari kedisiplinan para guru Pendidikan Agama Islam yaitu, peserta didik akan semangat mengikuti, dan memperhatikan materi yang disampaikan, mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru, serta mereka semangat dalam mengamalkan ilmu yang telah mereka peroleh dari bangku sekolah, dan mereka akan giat dalam menjalankan ibadah. Kata disiplin memiliki dua pengertian, yaitu, disiplin dimaknai sebagai kepatuhan terhadap aturan atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian. Dan disiplin diartikan sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar bisa berperilaku tertib. 7 Guru Pendidikan Agama Islam jika dalam menjalankan tugasnya sangat disiplin, maka tugas-tugasnya akan terselesaikan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga tidak menimbulkan kerugian. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat al- Ashr ayat 1-3: Wal- ashr, sesungguhnya manusia pasti dalam kerugian, kecuali mereka yang beramal saleh, saling berwasiat dalam kebaikan dan dalam kesabaran. Dalam bab dua juga telah dijelaskan bahwa Seseorang yang memiliki kedisiplinan dalam bekerja, orang tersebut akan selalu mengerjakan pekerjaannya secara konsisten untuk melakukan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan 7 Irma Anwarudin, Pembelajaran Studi Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.125. 57

tuntutan dan kesanggupannya. Antara disiplin dan konsisten merupakan dua hal yang sangat erat kaitannya. Karena orang yang displin itu artinya dia mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam situasi yang sangat menekan. 8 Serta orang yang disiplin sangat berhati-hati dalam mengelola pekerjaan dan penuh tanggung jawab memenuhi kewajibannya. Mata hati dan profesinya terarah pada hasil yang akan diraih, sehingga mampu menyesuaikan diri dalam situasi yang menantang. Jadi, hal tersebut harus dimiliki oleh seorang guru Pendidikan Agama Islam, sehingga dapat menjadi contoh bagi peserta didiknya, serta untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan agama Islam. karena hal tersebut juga telah disebutkan dalam tafsirnya surat At-Taubah ayat 105 yang artinya, bahwa setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh seorang mukmin akan dilihat oleh Allah, Rasul- Nya, serta orang-orang mukmin lainnya. Dan amal-amal mereka akan dibalas oleh Allah SWT, jika amal perbuatan mereka baik, maka akan mendapat surga, dan jika mereka berbuat maksiat akan mendapat siksa dan akan dimasukkan ke neraka. Dengan demikian, guru Pendidikan Agama Islam diwajibkan memiliki kedisiplinan dalam bekerja. B. Sikap Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Pekerjaan Sikap terhadap pekerjaan merupakan landasan bagi guru Pendidikan Agama Islam yang paling berperan, karena sikap mendasari arah dan intensitas unjuk kerja. Perwujudan unjuk kerja yang baik, didasari oleh sikap dasar yang positif dan dan wajar terhadap pekerjaannya. Mencintai pekerjaannya sendiri adalah salah satu contoh sikap terhadap kerja. Adapun yang dimaksud dengan sikap terhadap pekerjaan disini adalah istiqamah. Islam menganjurkan kepada umatnya agar memiliki sikap kerja keras dan berusaha untuk mengubah nasib, rajin, dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan suatu pekerjaan. 9 Manusia yang mau berusaha, bekerja keras, dan sungguhsungguh akan memperoleh kesuksesan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Allah telah berfirman dalam Surat Ar-Ra d ayat 11 berbunyi. 8 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, hlm.88. 9 Irma Anwarudin, Pembelajaran Studi Sosial, hlm. 129. 58

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan di belakangnya, mereka menjaga atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Dalam pembahasan pada bab penafsiran ayat telah dijelaskan bahwa semua perbuatan yang dilakukan oleh manusia dilihat oleh Allah, serta akan disaksikan oleh Rasul-Nya dan orang-orang mukmin. Kemudian amal perbuatan yang dikerjakan oleh manusia akan dikembalikan kepada orang tersebut setelah hari kiamat. Setelah itu manusia akan menerima imbalan sesuai apa yang dikerjakan manusia dimuka bumi. Jika berbaut baik, maka mereka akan mendapat pahala, dan jika menjalankan kemaksiatan akan memperoleh siksa dari Allah SWT. Jika seorang guru Pendidikan Agama Islam yang memiliki sikap terhadap pekerjaan, berarti guru tersebut bersikap istiqamah, yang artinya mempunyai sikap teguh yang berpegang kepada sesuatu yang diyakini kebenarannya, dan dia tidak mau merubah keyakinannya itu walau dalam keadaan bagaimana pun. Baik dalam keadaan senang, atau bahkan susah sekali pun, dalam keadaan sendiri maupun dalam keadaan sedang bersama-sama dengan orang lain. 10 Setelah memiliki sikap terhadap pekerjaan yang teguh, maka barulah akan memperoleh kebahagiaan hidup. Ketika seorang guru Pendidikan Agama Islam memiliki sikap terhadap pekerjaan, maka orang lain akan menyegani dan menaruh rasa hormat kepadanya. Jadi, untuk maraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat selain beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, yaitu dengan memiliki sikap terhadap pekerjaan yang teguh pendirian. Karena hal tersebut telah ditegaskan dalam tafsir ayat ini, bahwa Allah akan membalas semua amal perbuatan manusia, baik maupun yang buruk. hlm.78. 10 Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 59

Muhammad Nurdin mengatakan di dalam bukunya, bahwa seseorang bisa disebut memperoleh derajat istiqamah, apabila dia memiliki sikap hidup yang jelas dan kuat, naik ketika mendapat kesenangan maupun ketika tertimpa musibah. 11 Dengan demikian, seorang guru Pendidikan Agama Islam yang memiliki sikap terhadap pekerjaan yang teguh pendirian, guru terebut menjadi manusia yang tangguh yang tidak mudah terpengaruh oleh berbagai arus kehidupan yang melandanya. Dia akan akan tetap teguh dalam tindakan sesuai dengan cara dan jalan kebenaran yang diyakininya. Begitu pentingnya sikap teguh terhadap pekerjaan, maka untuk meraih hasil yang optimal dalam proses pembelajaran harus memperhatikan hal tersebut. Jadi, untuk mengisi fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi, menuntut guru untuk melakukan proses pembelajaran dengan melalui sikap yang teguh terhadap pekerjaan atau istiqomah. Pada zaman sekarang, yang kata sebagian orang zaman materialisme, sikap teguh terhadap pekerjaan harus dimiliki oleh seorang guru Pendidikan Agama Islam. Karena kalau guru tidak mempunyai sikap, bagaimana mungkin peserta didiknya akan bersikap teguh dalam pendiriannya. Hal tersebut juga bisa berpengaruh terhadap lingkungan yang lebih luas lagi. Ketika seorang guru Pendidikan Agama Islam tidak mempunyai sikap yang teguh, maka dia akan diguncang oleh suasana yang semakin hari semakin tidak menentu. Apalagi ditambah dengan kecerobohan dalam bertindak, tidak berpendirian dalam menentukan pilihan, dan mengajar hanya dijadikan pelarian saja, sehingga tidak ada yang diharapkan dari guru yang seperti ini. Berbeda dengan hal tersebut, guru Pendidikan Agama Islam yang mempunyai sikap teguh terhadap pekerjaan akan bekerja dengan hati-hati, baik terhadap peserta didiknya maupun terhadap lingkungan sekitar. Serta dia tidak akan mengatakan bahwa mengajar hanya sebuah pelarian saja, akan tetapi dia akan mengatakan bahwa mengajar adalah sebuah kebutuhan bagi penanaman sumber daya manusia pembangunan. 11 Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, hlm.80. 60

C. Kebiasaan- kebiasaan Guru Pendidikan Agama Islam Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa kebiasaan kerja merupakan pola-pola perilaku kerja yang ditunjukkan oleh pekerja secara konsisten. Oleh karena itu, guru Pendidikan Agama Islam dalam bekerja sepatutnya memiliki pola-pola perilaku secara konsisten. Sehingga apa yang dikerjakan sesuai dengan peraturan dan tetap dalam koridor sebagai pendidik. Adapun kebiasaan-kebiasaan kerja yang harus dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam yaitu, kebiasaan dalam mengatur waktu, kebiasaan mengembangkan diri, disiplin dalam menunaikan tugas sebagai guru, kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam berhubungan dengan sesama, dan kebiasaan bekerja keras. Uraian tersebut sesuai dengan apa yang difirmankan Allah SWT dalam Surat At-Taubah ayat 105. ا لى و ق ل اع م ل و اف س ي ر ى االله ع م ل ك م و الش ه اد ة ف ي ن ب ي ك م بم ا ك ن ت م ت ع م ل و ن ال غ ي ب ع ا لم و س ت ر د و ن و ال م و م ن و ن و ر س و ل ه Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Al- Qur an Surat At-Taubah, ayat 105). Sikap malas, lemahnya kesadaran terhadap waktu dan kebiasaan hidup santai pada seorang guru Pendidikan Agama Islam akan berimplikasi pada sikap acuh tak acuh dalam bekerja, kurang peduli terhadap proses dan hasil kerja yang bermutu, suka memandang enteng bentuk-bentuk kerja yang dilaksanakannya, kurang sungguh-sungguh dan tidak teliti, tidak efisien, dan efektif, dan kurang memiliki dinamika dan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya. Sehingga hal tersebut akan membuat Pendidikan Agama semakin marginal dan kurang memberikan makna bagi pengembangan wawasan, sikap dan mental yang religius bagi para peserta didik dan masyarakat sekolah itu sendiri. Hal demikian diperparah dengan jam pelajaran Pendidikan Agama Islam disekolah umum hanya dua jam pelajaran. Oleh karena itu, sudah seharusnya guru Pendidikan Agama Islam mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri, peserta didik, dan masyarakat pada umumnya. Karena, apa yang 61

dikerjakan oleh guru Pendidikan Agama Islam akan dilihat oleh Allah SWT, Rasul-Nya, serta akan disaksikan oleh orang-orang Mukmin. Dan semua pekerjaan yang dilakukannya akan dikembalikan kepadanya besok setelah hari kebangkitan manusia, selanjutnya semua pekerjaan yang dilakukannya akan mendapat balasan dari Allah SWT, jika berbuat bijak akan mendapat pahala, dan jika berbuat maksiat akan mendapat siksa dari Allah SWT. Dengan demikian etos kerja harus dimiliki oleh setiap guru Pendidikan Agama Islam, karena akan menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran, serta untuk menggapai tujuan pendidikan. Karena semua apa yang dikerjakan oleh guru Pendidikan Agama Islam akan disaksikan oleh Allah, Rasul-Nya, serta orang-orang mu min, dan perbuatannya akan dikembalikan setelah hari kebangktian, serta akan mendapatkan sesuai apa yang dikerjakan semasa di dunia. 62