Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH BIDAN DESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEPARA TAHUN 2016

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Faktor Determinan Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) oleh Kader di Wilayah Puskesmas di Kota Malang

Oleh : Suyanti ABSTRAK

KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan Desa dalam Kunjungan Neonatal di Kabupaten Pati

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Hubungan Mutu Pelayanan Persalinan Normal oleh Bidan Desa dengan Kepuasan Ibu Bersalin di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan

Analisis Faktor-faktor Motivasional yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan Desa dalam Pembinaan Kader Posyandu di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

Abstrak. berkembang dengan pendapatan perkapita rendah dan pelayanan kesehatan kurang memadai. (2)

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-312.html MIKM UNDIP Universitas Diponegoro Program Pascasarjana

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

ABSTRAK. Pengaruh Kompetensi Bidan di Desa dalam Manajemen Kasus Gizi Buruk Anak Balita terhadap Pemulihan Kasus di Kabupaten Pekalongan Tahun 2008

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

Hubungan Karakteristik Bidan Desa dengan Perilaku dalam Pelayanan Neonatus di Wilayah Puskesmas Kabupaten Klaten

DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa dalam Penerapan Standar Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin di Kabupaten Semarang

HUBUNGAN PERSEPSI KOMPENSASI TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS KABUPATEN PURBALINGGA

THE EFFECT OF INDIVIDUAL, PSYCHOLOGICAL AND ORGANIZATION VARIABLE TO THE PERFORMANCE OF MIDWIVES IN DELIVERING BABY-BIRTH AT RSKD FATIMAH IN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN STATUS KEPEGAWAIAN BIDAN DENGAN PENERAPAN PARTOGRAF DI KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

Tri Anasari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN IMUNISASI CAMPAK: APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAGOK KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN SIDOARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS, KECAMATAN SAPE, KABUPATEN BIMA

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN IBU

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG BUKU KIA DI POSYANDU WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA PUSKESMAS DAN KARAKTERISTIK PETUGAS DENGAN KINERJA PETUGAS GIZI PUSKESMAS DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2007

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

ERY SANDI NIM I

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia. Volume 4 No. 3 Desember 2016

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PENCAPAIAN TARGET CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS DI KABUPATEN SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

ANALISYS THE FULFILLMENT PARTOGRAPH IN MONITORING PHASE I FOR DECREASE MORTALITY IN DELIVERING BABY SeptiRianawati 1, YuliTrisnawati 2 ABSTRACT

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

UNIVERSITAS UDAYANA NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI

KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BALITA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

FAKTOR DETERMINAN KINERJA PETUGAS GIZI DALAM PENANGANAN GIZI BURUK DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN MOTIVASI DALAM MELAKUKAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA

Hubungan Fungsi Manajemen Program P2 ISPA dengan Ketercapaian Target Angka Cakupan Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Semarang

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Volume 02 No. 03 Desember 2014 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah (Studi pada Bidan yang Bekerja di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo) Factors Associated to the work Performance of Midwives in The Implementation on Stimulation, Early Detection and Intervention to Growth and Development of Infants and Pre-School Children (A Study on Midwives Working at Sidoarjo District Primary Healthcare Centers) Hanik Machfudloh 1, Martha Irene Kartasurya 2, Dharminto 2 1 Akademi Kebidanan Siti Khodijah Muhammadiyah Sepanjang- Sidoarjo Jl. Raya Rame Pilang No.4 Wonoayu Telp. 031-8962733 Fax. 031-8962740 Sidoarjo - Jawa Timur 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Rata - rata cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo tahun 2008, 2009 berturut-turut adalah 61,52% 46,93% dan masih dibawah SPM tahun 2009 yaitu 80%. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo. Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh bidan di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo berjumlah 375 bidan. Subjek penelitian sejumlah 77 bidan dipilih secara proportional random sampling berdasarkan Puskesmas. Pengumpulan data dengan angket dan observasi. Variabel bebas adalah pengetahuan, sikap, motivasi, beban kerja, peralatan dan persepsi supervisi sedangkan variabel terikat adalah kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah. Uji statistik menggunakan Chi-Square test dan Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian menunjukkan rerata umur Bidan 35 tahun dengan simpang baku 7,2 tahun. Seluruh subjek berpendidikan D III Kebidanan, dan 90,9% mempunyai status kepegawaian PNS. Rerata masa kerja 11,7 tahun dengan simpang baku 7,6. Bidan telah mendapatkan pelatihan SDIDTK dengan rerata 5,3 ± 3,2 tahun yang lalu. Sebagian besar bidan(59,7%) memiliki pengetahuan kurang, 62,3% sikap negatif, 57,1% motivasi kurang, 58,4% berpersepsi beban kerja berat, 57,1% peralatan kurang, 54,5% berpersepsi supervisi kurang, dan 54,5% mempunyai kinerja kurang. Ada hubungan positif antara pengetahuan, sikap, motivasi, peralatan dan persepsi supervisi dengan kinerja bidan. Ada hubungan negatif antara beban kerja dengan kinerja bidan. Kelengkapan peralatan, pengetahuan dan sikap berhubungan secara bersama-sama dengan kinerja bidan. Faktor yang paling berkaitan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah adalah kelengkapan peralatan. Disimpulkan bahwa kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK masih kurang. Hal ini berkaitan dengan kelengkapan peralatan, pengetahuan dan sikap bidan terhadap pelaksanaan SDIDTK. Kata kunci :, Bidan, Puskesmas, SDIDTK ABSTRACT The average of SDIDTK coverage of under-five and pre-school children in the work area of Sidoarjo district health office in 2008 and 2009 respectively was 61.52% and 46.93%. It was still below 190

2009 SPM (80%). Objective of this study was to identify factors affecting the work performance of midwives in the implementation of SDIDTK of under-five and pre-school children in the primary healthcare centers of Sidoarjo district. This was an observational-analytical study with cross sectional approach. Study population was all 375 midwives in the primary healthcare centers (puskesmas) in Sidoarjo district. Study subjects were 77 midwives who were selected using proportional random sampling method. Data collection was done using questionnaire and by conducting observation. Independent variables were knowledge, attitude, motivation, workload, instruments, and perception on supervision. Dependent variable was work performance of midwives in the implementation of SDIDTK of under-five and pre-school children. Chi-square test and multiple logistic regressions were applied in the data analysis. Results of the study showed that the average age of midwives was 35 years old with standard deviation of 7.2 years old. All subjects education level was D3 in midwifery; 90.9% were government civil servants (PNS). The average working period was 11.7 years with standard deviation of 7.6 years. Midwives had received SDIDTK training with the average of 5.3 ± 3.2 years ago. The majority of midwives had insufficient knowledge (59.7%), negative attitude (62.3%), low motivation (57.1%), heavy workload perception (58.4%), inadequate instruments (57.1%), inadequate supervision (54.5%), and inadequate work performance (54.5%). There was a positive association between midwives work performance and knowledge, attitude, motivation, instrument, and perception on supervision. There was a negative association between workload and midwives work performance. Completeness of instruments, knowledge, and attitude were jointly associated with the work performance of midwives. The most related factor to the work performance of midwives in the implementation of SDIDTK of under-five and pre-school children was the completeness of instruments. In conclusion, the work performance of midwives in the implementation of SDIDTK was still inadequate. This was related to the completeness of instruments, knowledge, and midwives attitude toward the implementation of SDIDTK. Keywords : SDIDTK, work performance, puskesmas, midwives PENDAHULUAN Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah suatu upaya pemantauan dan penjaringan melalui kegiatan pemeriksaan pertumbuhan, perkembangan dan mental emosional pada anak untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan dan mencegah terjadinya gangguan yang menetap dari pertumbuhan, perkembangan dan mental emosional pada balita dan anak prasekolah. 1 Kegiatan ini termasuk salah satu program pokok Puskesmas yang dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orangtua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga profesional. 1 Kegiatan SDIDTK tidak hanya dilakukan pada anak yang dicurigai mempunyai masalah saja, tetapi harus dilakukan pada semua balita dan anak prasekolah secara rutin setahun 2 kali. 1 Target pencapaian program SDIDTK di Kabupaten Sidoarjo adalah 80%. Rata - rata cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo tahun 2008 adalah 61,5% dan tahun 2009 menurun menjadi 46,9% serta masih dibawah target. Cakupan SDIDTK tertinggi di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo tahun 2008 adalah 114,9% dan terendah 21,7%. Tahun 2009 yang tertinggi adalah 112,3% dan terendah 13,9%. Bahkan pada tahun 2009 cakupan SDIDTK di 19 Puskesmas mengalami penurunan. 2 Pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort anak balita dan atau pencatatan pelaporan lainnya. Pemantauan pertumbuhan meliputi pengukuran berat badan per tinggi badan (BB/TB); pemantauan perkembangan meliputi penilaian perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian; pemeriksaan daya dengar, daya lihat. Jika ada 191

keluhan atau kecurigaan terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autisme serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. Bila ditemukan penyimpangan atau gangguan perkembangan harus dilakukan rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih memiliki kompetensi. 1 Studi pendahuluan melalui wawancara terhadap 10 bidan dari 5 Puskesmas yang diambil secara acak tentang pelayanan SDIDTK, menunjukkan hasil sebagai berikut: (1) Pelaksanaan SDIDTK tidak dilakukan secara lengkap meliputi penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala, penilaian motorik kasar, motorik halus bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. (2) Peralatan yang digunakan untuk deteksi penyimpangan perkembangan jumlahnya terbatas. (3) Tugas Bidan di Puskemas sangat banyak yaitu memberikan pelayanan kepada ibu, bayi, balita, anak prasekolah dan remaja juga sebagai pelaksana program lain yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak, termasuk pembuatan laporan (4) Dalam pelaksanaan SDIDTK, tidak ada umpan balik hasil supervisi dari kepala puskesmas maupun petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo telah melakukan berbagai upaya dalam mengembangkan pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas, antara lain : 1). Pelatihan SDIDTK bagi tenaga kesehatan (bidan) di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo sebanyak 248 bidan 2). Monitoring dan evaluasi tahunan pelayanan SDIDTK balita dan anak prasekolah. 3). Pengadaan buku pedoman SDIDTK, 4) Pengadaan formulir DDTK anak. Namun target program SDIDTK masih belum terpenuhi, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (1) faktor individu meliputi pengetahuan, umur, pendidikan (2) faktor organisasi meliputi sumber daya/peralatan, supervisi dan (3) faktor psikologis meliputi sikap, beban kerja, dan motivasi. Berdasarkan uraian di atas maka diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh bidan di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo berjumlah 375 bidan. Subjek penelitian sejumlah 77 bidan dipilih secara proportional random sampling berdasarkan Puskesmas. Pengumpulan data dengan angket dan observasi. Variabel bebas adalah pengetahuan, sikap, motivasi, beban kerja, peralatan dan persepsi supervisi sedangkan variabel terikat adalah kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah. Pengolahan dan analisis data menggunakan metode analisis univariat, bivariat dan multivariat. Uji statistik menggunakan Chi- Square dan regresi logistik ganda. HASIL PENELITIAN Gambaran karakteristik dari 77 responden adalah Rerata usia responden 35 tahun dengan simpang baku 7,2 tahun, termuda 23 tahun dan tertua 52 tahun. Pendidikan responden seluruhnya adalah D III Kebidanan (100%). Status kepegawaian, mayoritas responden adalah PNS (90,9%). Rerata masa kerja 11,7 tahun, dengan simpang baku 7,6 tahun. Sebagian besar sudah mengikuti pelatihan SDIDTK dengan waktu 5-10 tahun, rerata 5,3 tahun, dengan simpang baku 3,2 tahun. Gambar 1. Grafik kinerja Gambar 1 menunjukkan bahwa kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah adalah kurang. yang kurang tersebut adalah responden hanya melakukan kegiatan paling banyak pada kegiatan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dengan menimbang BB, mengukur tinggi badan dan mendokumentasikan hasil pelayanan SDIDTK pada dokumen pelaksanaan SDIDTK. 192

Gambar 2 menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden masih kurang, pengetahuan yang masih kurang adalah pelaksanaan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan, alat yang digunakan untuk deteksi dini penyimpangan pertumbuhan di tingkat Puskesmas, Jenis kegiatan SDIDTK pada penyimpangan perkembangan, penyimpangan mental emosional, dan pengertian Stimulasi. Gambar 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai motivasi kurang, motivasi yang kurang tersebut adalah tidak setuju sebagai pelaksana program SDIDTK, mengerjakan tugas yang diberikan pimpinan sesuai target pencapaian yang telah ditetapkan sebelumnya, mempunyai tugas tambahan selain melaksanakan program SDIDTK, SDIDTK yang menjadi tanggung jawab responden selalu dapat diselesaikan dengan baik. Gambar 2. Grafik pengetahuan Gambar 5. Grafik beban kerja Gambar 5 menunjukkan sebagian besar responden menyatakan beban kerja berat. Beban kerja yang berat adalah pada kegiatan Asuhan kehamilan, Asuhan neonatal dan Imunisasi, serta Keluarga Berencana. Gambar 3. Grafik sikap Sikap responden sebagian besar negatif terhadap pelaksanaan SDIDTK. Sikap yang negatif tersebut adalah tidak setuju setiap balita dan anak prasekolah perlu diukur tinggi badannya setahun minimal 2 kali, setiap anak usia 12 bulan keatas perlu dideteksi gangguan pendengaran minimal 2 kali dalam satu tahun dan setiap anak usia 36 bulan keatas perlu dideteksi adanya hiperaktivitas bila ada keluhan dari ibu. Gambar 6. Grafik peralatan Gambar 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan peralatan kurang lengkap. Peralatan yang kurang lengkap adalah alat Tes Daya Dengar, Grafik Lingkar Kepala, Checklist for Autism in Toddler dan Gangguan Pemusatan Perhatian. Gambar 4. Grafik motivasi Grafik 7. Grafik persepsi supervisi 193

Gambar 7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan persepsi supervisi kurang. Persepsi supervisi yang kurang adalah sangat tidak setuju pimpinan teliti mengecek kembali dokumen pelayanan SDIDTK dan tidak setuju Dinas Kesehatan melaksanakan pembinaan terhadap program SDIDTK pasca pendelegasian program kegiatan kepada Puskesmas. Tabel 1 menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja. Responden dengan kinerja kurang lebih banyak yang berpengetahuan kurang dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan baik. Tabel 2 menunjukkan ada hubungan antara sikap dengan kinerja. Responden dengan kinerja kurang lebih banyak yang bersikap negatif dibandingkan dengan responden yang bersikap positif. Tabel 3 menunjukkan ada hubungan antara motivasi dengan kinerja. Responden dengan kinerja kurang lebih banyak yang mempunyai motivasi kurang dibandingkan dengan responden yang mempunyai mootivasi baik. Tabel 4 menunjukkan ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja. Responden dengan kinerja kurang lebih banyak yang mempunyai beban kerja berat dibandingkan dengan responden yang mempunyai beban kerja ringan. Tabel 5 menunjukkan ada hubungan antara kelengkapan peralatan dengan kinerja. Responden Tabel 1. Hubungan antara Pengetahuan dengan No Pengetahuan bidan tentang SDIDTK f % f % f % 5 16,1 26 83,9 31 100 39 84,8 7 15,2 46 100 p - value = 0,0001 Tabel 2. Hubungan antara Sikap dengan No Sikap F % f % f % Positif 12 41,4 17 58,6 29 100 Negatif 32 66,7 16 33,3 48 100 p - value = 0,041 Tabel 3. Hubungan antara Motivasi dengan Motivasi No f % f % f % 13 39,4 20 60,6 33 100 31 70,5 13 29,5 44 100 p - value = 0,013 Tabel 4. Hubungan antara Beban Kerja dengan No Beban Kerja f % F % f % Ringan 13 40,6 19 59,4 32 100 Berat 31 68,9 14 31,1 45 100 p - value = 0,025 194

dengan kinerja kurang lebih banyak yang mempunyai peralatan kurang dibandingkan dengan responden yang mempunyai peralatan lengkap. Tabel 6 menunjukkan ada hubungan antara persepsi supervisi dengan kinerja. Responden dengan kinerja kurang lebih banyak yang mempunyai persepsi supervisi kurang dibandingkan dengan responden yang mempunyai persepsi supervisi baik Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel yang secara bersama-sama berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah adalah kelengkapan peralatan, pengetahuan dan sikap. Variabel yang paling berkaitan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah adalah kelengkapan peralatan. PEMBAHASAN Ada hubungan pengetahuan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK. Hasil dilakukan oleh Walin 3 yang menunjukkan ada hubungan pengetahuan dengan kinerja Perawat dalam penerapan Standar Asuhan Keperawatan.. Semakin rendah pengetahuan bidan maka semakin rendah pula kinerjanya dalam pelaksanaan SDIDTK. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, minat seseorang untuk berperilaku tertentu dipengaruhi oleh keyakinan yang merupakan komponen yang mempunyai aspek pengetahuan. 4 Ada hubungan sikap dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Susilowati 5 yang menunjukkan ada hubungan sikap dengan kinerja bidan desa dalam pelaksanaan surveilans gizi buruk. Sikap mempengaruhi perilaku dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan tertentu. 6 Perilaku kerja yang ditunjukkan karyawan merupakan cerminan sikap seseorang. 7 Sehingga sikap negatif seseorang dalam bekerja akan berkaitan dengan kinerja yang rendah. Ada hubungan motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Novitasariari 8 yang menunjukkan ada hubungan antara motivasi dengan kinerja Bidan desa dalam pelayanan kesehatan dasar. Motivasi adalah dorongan dalam diri yang tercermin dalam perilaku. 9 Sehingga motivasi yang kurang akan berdampak pada kinerja yang kurang. Ada hubungan beban kerja dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK. Hasil dilaksanakan oleh Supriyati 10 yang menunjukkan ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja bidan desa dalam pertolongan persalinan. Beban kerja yang berlebihan akan menurunkan efektifitas dan efisiensi hasil kerja. 7 Karena setiap individu Tabel 5. Hubungan antara Peralatan dengan No Peralatan f % f % f % Lengkap 14 42,4 19 57,6 33 100 30 68,2 14 31,8 44 100 p - value = 0,043 Tabel 6. Hubungan antara Persepsi Supervisi dengan No Supervisi f % F % f % 15 42,9 20 57,1 35 100 29 69 13 31 42 100 p - value = 0,037 195

mempunyai keterbatasan tenaga dalam bekerja, apabila waktu dan tenaganya terpusat pada suatu pekerjaan yang berlebihan secara terus menerus akan berakibat menurunnya kinerja. Ada hubungan kelengkapan peralatan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK. Hasil dilaksanakan oleh Supriyati 10 yang menunjukkan ada hubungan antara peralatan dengan kinerja bidan desa dalam pertolongan persalinan. Ketersediaan alat/sarana dan prasarana berpengaruh terhadap kinerja individu. 7 Dengan keterbatasan alat maka individu cenderung bekerja kurang maksimal yang berdampak pada kinerja tidak memuaskan. Ada hubungan persepsi supervisi dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK. Hasil dilakukan oleh Nugroho 11 tentang kinerja Perawat di Puskesmas yang menunjukkan ada hubungan antara supervisi dengan kinerja perawat. Supervisi merupakan salah satu faktor penentu dalam sistem manajemen dengan tujuan memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan. Apabila supervisi tidak pernah dilakukan maka individu yang mengalami kesalahan dalam bekerja tidak pernah ada bimbingan sehingga individu akan bekerja sesuai dengan persepsinya, dan berdampak pada kinerja yang kurang baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK masih kurang. Hal ini berkaitan dengan kelengkapan peralatan, pengetahuan dan sikap bidan terhadap pelaksanaan SDIDTK. Kelengkapan peralatan merupakan faktor yang paling berkaitan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI. (2007), Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Jakarta. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. (2009), Laporan Kegiatan KIA, Sie Kesga. 3. Walin. (2005), Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perawat Puskesmas Rawat Inap Dalam Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Kabupaten Kebumen, Tesis Program Studi Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. 4. Notoatmodjo,S. (2007), Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. 5. Tri Susilowati. (2010), Faktor Individu, Organisasi, dan Psikologis yang berhubungan dengan bidan desa dalam pelaksanaan surveilans gizi buruk di Kabupaten Demak, Tesis Program Studi Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. 6. Saifuddin, A. (2010), Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 7. Gibson. dkk. (1998), Organisasi: Perilaku- Struktur-Proses, Edisi 8, Jilid 1. PT. Binarupa Aksara, Jakarta. 8. Novitasari. (2008), Analisis Karakteristik Individu dan Faktor Intrinsik Yang Berhubungan Dengan Bidan Pelaksana Poloklinik Kesehatan Desa Dalam Pelayanan Kesehatan Dasar di Kabupaten Kendal, Tesis Program Studi Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. 9. Siagian, Sondang P. (2004). TeoriMotivasi dan aplikasinya, Rineka Cipta, Jakarta 10. Supriyati. (2007), Faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan desa dalam pertolongan persalinan di Kabupaten Tasikmalaya, Tesis Program Studi Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. 11. M. Kris Nugroho. (2004), Analisis Faktorfaktor Yang Berhubungan dengan Perawat Pegawai Daerah di Puskesmas Kabupaten Jepara, Tesis Program Studi Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. 12. Handoko, T.H. (2001), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi 2, BPFE Yogyakarta. 196