BAB I PENDAHULUAN. perubahan ke arah lebih baik pada peserta didik. UU Sisdiknas Nomor 20

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat,bangsa dan negara. Pendidikan diarahkan untuk dapat. menciptakan sumber yang berkualitas dengan segala aspeknya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sa

BAB I PENDAHULUAN. baik, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20. Pendidikan diarahkan untuk dapat menciptakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa:

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, bertanggung jawab serta produktif. Pendidikan pada dasarnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: WAHYUSIH WARDANI A

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh : RISMAWATI RATNA ESTRI A

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No 20 tahun 2003 Pasal 1). Pendidikan memegang peranan

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak terlepas dari peranan tenaga pendidik, peserta

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan. meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

belajar yang diciptakan guru, yaitu sebagai subyek pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional (dalam Samino, 2010 : 36), disebutkan bahwa : tinggi dari komponen yang terkait dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar baik oleh peserta didik maupun pendidik, sehingga terjadi

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di tiap-tiap negara. Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Undang-Undang Dasar 1945

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses pemuliaan diri yang di dalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menjadi sarana transfer keilmuan dari guru dengan siswa yang

USAHA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang terencana untuk membuat perubahan ke arah lebih baik pada peserta didik. UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan diarahkan untuk dapat menciptakan sumber yang berkualitas dengan segala aspeknya. Dengan demikian perlu diciptakan sistem pembelajaran yang berkualitas. Sejalan perkembangan masyarakat dewasa ini pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan, salah satunya berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengan mengacu pada tujuan pendidikan nasional Indonesia. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 11 tahun 2006 Pasal 4 merumuskan Tujuan pendidikan nasional yaitu Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, 1

2 kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara memperbaiki proses belajar mengajar. Belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan dan sikap terbuka disamping kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif. Proses pembelajaran adalah suatu hal yang penting dalam sebuah pendidikan karena interaksi pembelajaran adalah kegiatan inti pembelajaran yang dapat menjadi sarana transfer keilmuan dari guru dengan peserta didik yang terstruktur dan terencana, sehingga akan menjadikan siswa paham akan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Proses pembelajaran yang baik hendaknya guru sebagai pengelola pembelajaran harus mampu menghidupkan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan serta mampu mengupayakan terbentuknya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Di dalam unit pendidikan, cara belajar secara aktif harus ditempuh untuk mendidik peserta didik agar berfikir secara mandiri. Kualitas kemandirian adalah ciri yang sangat dibutuhkan manusia dimasa depan. Pengajar berusaha mengembangkan belajar dengan caranya sendiri dan mereka berusaha menemukannya sendiri. Sikap seorang pengajar yang membuka peluang untuk peserta didik memperoleh gerak atau ruang kerja seluas-luasnya dalam waktu kerja dan caranya, ditandai dengan tidak menonjolnya peranan mengajar dalam kelas..

3 Kenyataan dalam pendidikan sekarang ini terdapat banyak masalah yang dihadapi pada saat proses pembelajaran. Salah satu masalah dari berbagai masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran adalah kurangnya kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas sehingga menjadikan proses pembelajaran hanya berorientasi pada guru semata. Untuk menciptakan pembelajaran yang lebih berkualitas, maka sebagai ujung tombaknya adalah sekolah sebagai penyelenggara pendidikan baik dari jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA/K. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kualitas pembelajaran yang berkualitas di SMP Al Islam 1 Surakarta adalah dengan melaksanakan bimbingan pada guru dalam melaksanakan pembelajaran, meningkatkan fasilitas pembelajaran dan memberikan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada kelas VIII C di SMP Al Islam 1 Surakarta belumlah berlangsung dengan optimal, masih banyak beberapa kekurangan sehingga menyebabkan hasil belajar tidak maksimal, seperti kemandirian peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM). Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Ekonomi yaitu Ibu Handrini, S.Pd bahwa pengajaran memang masih didominasi oleh guru, namun guru sudah berusaha untuk melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar dengan cara tanya jawab. Guru menunjuk siswa dan siswa menjawab, jika tidak sepert itu siswa

4 tidak akan bersemangat apalagi untuk kelas VIII C pada pelajaran ekonomi mendapat giliran jam siang. Kemudian pada proses belajar mengajar masih menggunakan metode konvensional seperti tanya jawab dan ceramah, karena waktu yang kurang terkadang tidak bisa menggunakan metode lain. Untuk kemandirian, guru menyampaikan bahwa masih banyak kekurangan karena siswa hanya hanya terpaku pada guru dan buku jadi siswa sangat pasif dalam proses pembelajaran. Kemudian untuk menguatkan dilakukan observasi dengan cara peneliti mengikuti proses belajar mengajar kemudiaan melakukan pengamatan terhadap aktivitas peserta didik. Terdapat lima indikator penilaian yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu membaca materi, memperhatikan penjelasan guru, menyampaikan pertanyaan, menyampaikan pendapat/ menjawab pertanyaan dan mencatat penjelasan guru. Dari hasil pengamatan awal yang dilakukan pada tanggal 14 April 2014 pada kelas VIII C di SMP Al Islam 1 Surakarta menunjukan bahwa tingkat kemandirian peserta didik pada saat pembelajaran Ekonomi sangat rendah yaitu dari 35 peserta didik hanya sekitar 39,42 % yang mandiri dalam proses pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa 60,58% pembelajaran dikuasai oleh guru semata. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan didalam kelas. Maka dapat dikatakan bahwa perlu adanya suatu tindakan yang mampu untuk mengatasi permasalahan yang sedang terjadi khususnya pada kelas VIII C di SMP Al-Islam 1 Surakarta yaitu tentang bagaimana

5 memilih model pembelajaran yang tepat untu membangkitkan atau meningkatkan kemandirian para peserta didik sehingga mereka mampu menguasai,materi dengan baik dalam pelajaran ekonomi. Sikap mandiri pada peserta didik tidak terbentuk dengan cara yang mendadak, namun melalui sebuah proses yang tidak mudah ataupun sebentar. Dalam perilaku mandiri antara tiap individu tidak sama, kondisi ini dipengaruhi oleh banyak hal. Hal yang mempengaruhi atau faktor penyebab sikap mandiri dapat berasal dari dalam maupun luar. Kemandirian merupakan suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, mampu berfikir dan bertindak original atau kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari hasil usahanya. Misalnya seperti adanya ketidak beranian peserta didik dalam mengajukan pertanyaan kepada guru ketika diberi waktu untuk bertanya, entah itu dikarenakan malu, tidak percaya diri, atau takut pertanyaan kurang tepat. Dalam kasus seperti ini, diharapkan guru dapat menjadi sarana transformator terhadap peserta didik. Setidaknya dengan cara menimbulkan suasana kelas yang lebih mengasyikkan, namun tetap berorientasi pada visi dan misi pembelajaran. Jadi kemandirian belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk melakukan aktivitas belajar dengan cara mandiri atas dasar motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi tertentu sehingga bisa dipakai untuk

6 memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Sehingga dalam kemandirian belajar, peserta didik harus proaktif serta tidak tergantung pada guru. Berdasarkan kenyataan diatas bahwasanya seorang guru yang mengajar mata pelajaran Ekonomi, harus menemukan solusi untuk memecahkan masalah- masalah yang terjadi, maka guru perlu melakukan perubahan tindakanpembelajaran, untuk dapat mengatasi hal tersebut upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan penelitian tindakan kelas (PTK). Melalui penelitian tindakan kelas seorang guru dapat mengidentifikasi masalah dan menetapkan masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, serta selanjutnya mengadakan tindakan perbaikan terhadap masalah- masalah yang ada pada saat pembelajaran sehingga guru dapat menemukan solusi permasalahan dengan menerapkan tahaptahap penelitian yang dilakukan saat pembelajaran. Banyak strategi yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemandirian peserta didik yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi, memakai media pembelajaran dan meningkatkan prosfesional guru. Faktor yang paling penting adalah penerapan metode pembelajaran dalam meningkatkan hasil kemandirian peserta didik. Penggunaan model pembelajaran Learning start with a Questions dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Ada beberapa asumsi yang menyatakan bahwa model ini memiliki kedudukan yang sejajar dengan model- model pembelajaran lain. Menurut Howard (2008:63) Learning Start with a Question (LSQ) adalah suatu metode

7 pembelajaran aktif dalam bertanya. Agar siswa aktif bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu dengan membaca terlebih dahulu, dengan membaca maka siswa akan memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari, sehingga apabila dalam membaca atau membahas materi tersebut terjadi kesalahan konsep akan terlihat dan dapat dibahas serta dibenarkan secara bersama-sama. Karena dalam metode ini peserta didik dituntut untuk berperan secara lebih mandiri dan aktif selama proses belajar mengajar berlangsung. Selama proses belajar mengajar, peserta didik bersifat sebagai subjek atau pusat, dalam arti peserta didik memiliki porsi lebih banyak dibandingkan guru. Guru hanya bersifat sebagai pelengkap, nara sumber, serta bertugas memberikan pengarahan kepada peserta didik selama penerapan metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan yang ada dalam bentuk tulisan yang berkaitan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan memberi judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTIONS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK DALAM PELAJARAN EKONOMI PADA KELAS VIII C DI SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN 2013/2014.

8 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasikan permasalahan sebagai berikut : a. Kemandirian belajar yang kurang memuaskan dari pelajaran Ekonomi hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor dari dalam diri peserta didik maupun faktor dari dari luar. b. Metode konventional yang diterapkan guru kurang bisa diterima oleh peserta didik. C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat luas dan tidak mungkin permasalahan dapat teratasi semua, sehingga perlu adanya pembatasan dan pemfokusan masalah agar penelitian ini dapat lebih terarah. Pembatasan masalah tersebuat adalah sebagai berikut : 1. Rancangan pembelajaran ekonomi yang akan diterapkan dengan menggunakan metode Learning Start with a Question. 2. Kemandirian siswa dalam PBM, dikhususkan pada kemandirian siswa dalam menguasai materi, membuat pertanyaan serta, berinteraksi dalam menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat atau ide, serta dalam kegiatan berkelompok. D. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran learning start with a questions dapat meningkatan

9 kemandirian peserta didik dalam pelajaran ekonomi pada kelas VIII C di SMP Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014?. E. Tujuan Penelitian Sebuah tindakan pasti memiliki tujuan begitu pula dengan penelitian ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum meliputi: a. Untuk mengetahui peningkatan kemandirian belajar peserta didik dalam proses pembelajaran ekonomi. b. Untuk melatih peserta didik dalam membuat pertanyaan, mengemukakan jawaban dan mengemukakan pendapat. c. Untuk melatih peserta didik agar berani menggali permasalahan dan menyelesaikannya. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kemandirian peserta didik dalam Pembelajaran Ekonomi dengan Menerapkan Metode Learning Start With A Questions pada kelas VIII C di SMP Al Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2013/2014. F. Manfaat penelitian Sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini memberikan manfaat pada pembelajaran ekonomi. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan kepada pelajaran ekonomi, dan sebagai salah satu cara

10 dalam meningkatkankemandirian peserta didik dalam Pembelajaran Ekonomi dengan Menerapkan Metode PembelajaranLearning Start With A Questionspada kelas VIII C di SMP Al Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2013/2014. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan. 2) Memberi wacana baru tentang pembelajaran aktif melalui model pembelajaran LSQ (Learning Start With A Questions). 3) Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik maka dapat mewujudkan peserta didik yang mandiri, aktif, cerdas, terampil, bersikap baik dan berprestasi. b. Bagi Siswa 1) Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan oleh guru. 2) Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan kreatif. 3) Meningkatkan tanggungjawab dan rasa kebersamaan bagi setiap kelompok kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

11 c. Pihak Sekolah Sebagai instruksi untuk memotivasi tenaga kependidikan agar lebih menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.