ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI BANGSAL MULTAZAM RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kronik atau disebut chronic kidney disease(ckd). Chronic kidney disease

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang beredar dalam darah). Penderita GGK harus menjalani terapi diet

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dari 2-3 bulan hingga tahun (Price dan Wilson, 2006).

GAMBARAN KEPATUHAN DIET PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUP

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1. Disusun oleh : ELYOS MEGA PUTRA J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

ABSTRAK PATOLOGI GAGAL GINJAL KRONIK

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

NOVIANI SABTINING KUSUMA PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit


BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis

LAMPIRAN Asuhan Keperawatan Pada, Mona Martin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN TBC PADA Sdr. H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. A KHUSUSNYA PADA NY.A DENGAN MASALAH UTAMA: HAMIL DENGAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ginjal dengan cepat sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan

PEMAKAIAN DIALIZER REUSE YANG LAYAK DIGUNAKAN PADA PASIEN DENGAN HEMODIALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015). Hipertensi. menjadi berkurang (Karyadi, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan sindrom klinis yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K DENGAN STROKE HEMORAK DI BANGSAL SHOFA RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KOTA SEMARANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADANy T DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE YANG MENGALAMI ANEMIA DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN: CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG GLADIOL ATAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB I.PENDAHULUAN. dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat irreversible, dimana kemampuan tubuh gagal untuk

PENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM. Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati **

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga diperlukan penanganan dan pencegahan yang tepat untuk

Transkripsi:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI BANGSAL MULTAZAM RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : MELISA J 200 090 082 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA (Melisa, 2012, 49 halaman) ABSTRAK Latar Belakang ; Penyakit Gagal Ginjal Kronik merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena penyakit ini dapat berlangsung lama dan mematikan. Disamping itu pula penyakit gagal ginjal kronik sangat membutuhkan biaya yang cukup banyak tetapi penyakit gagal ginjal kronik sangat sukar disembuhkan. Angka kejadian penyakit gagal ginjal kronik di RS PKU Muhammadiyah Surakarta sebanyak 128 orang. Tujuan ; Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik meliputi, pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Hasil ; Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil nafsu makan pasien sudah meningkat dari ½ porsi menjadi 1 porsi, keseimbangan intake dan output (600-700 cc) teratasi sebagian BAK nya 300 cc, pasien sudah tidak sesak nafas lagi dan tidak menggunakan alat bantu pernafasan. Kesimpulan ; Pada kasus Tn. H mengalami Gagal ginjal kronik dan didapatkan diagnosa antara lain pola nafas tidak efektif berhubungan dengan asidosis metabolik, kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme pengaturan, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat (mual, muntah). Hasil yang didapatkan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari mendapatkan hasil yaitu dari tiga diagnosa keperawatan yang di tegakkan penulis diagnosa nomer 1 dan 3 masalah teratasi dan nomer diagnosa 2 masalah teratasi sebagian. Kata kunci ; Gagal ginjal kronik, pola nafas, volume cairan.

NURSING CARE ON CLIENT WITH URINAL SYSTEM DISTURBANCE: CHRONIC URINAL FAILURE IN RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA (Melisa, 2012, 49 halaman) ABSTRACT Latar Belakang: Chronic urinal failure is a dangerous disease, because this disease can live longer and slewing. In the other hand, this disease needs a lot of expense but this disease is difficult to be healed. The incidence of chronic renal disease in RS PKU Muhammadiyah Surakarta as many as 128 people. Aim: to know nursing care on patient urinal system disturbance with chronic urinal failure, covers, investigation, intervention, implementation, and evaluation of nursing care. Result: after doing nursing care for about 3 x 24 hours, research gets result that the appetite increased from ½ portions becomes 1 portion, the balance of intake and output (600-700cc) resolved a half of BAK 300cc, the patient can breathe well and doesn t need any tool for breathing. Conclusion: on the case of Mr. H suffering chronic urinal failure and get diagnose such as the breathing pattern is not effective related to acidosis metabolic, lack of liquid volume related failure of mechanism setting, nutrition change (queasy, vomit). The result that got after doing nursing care for about 3 days get the result; three nursing diagnose ; diagnose 1 and 3 is resolved, and diagnose 2 is resolved a half. Key words: chronic urinal failure, breathing pattern, liquid volume

1. Pendahuluan a. Latar Belakang Penyakit Gagal Ginjal Kronik merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena penyakit ini dapat berlangsung lama dan mematikan. Disamping itu pula penyakit gagal ginjal kronik sangat membutuhkan biaya yang cukup banyak tetapi penyakit gagal ginjal kronik sangat sukar disembuhkan. Gagal Ginjal Kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah ganguan fungsi ginjal yang menahun bersifat prognetif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia ( retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) Brunner Suddarth (2002). Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat biasanya berlangsung beberapa tahun (Price, Sylvia, 2005). Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah ( Muttaqin Arif, 2011 ). Gagal ginjal sebenarnya bukan penyakin baru, American Kidney Asosiation misalnya, menyebutkan gagal ginjal menjadi penyebab kematian nomor lima di Amerika pada tahun 2008. (Misnardiarly, 2008). Di negara Afrika, insiden Gagal ginjal kronik 3-4 kali lipat dibandingkan negara maju. Angka kematiannya mencapai 200 kejadian

perjuta penduduk. Kejadian baru 34-200 perjuta populasi Afrika Selatan. ( Arizal, 2009). Berdasarkan data dari Indonesia Renal Regestry pada tahun 2008 jumlah pasien hemodialisis 2260 orang dari 2148 orang pada tahun 2007. Dari data PT Askes 2009 menunjukan insidensi gagal ginjal di Indonesia mencapai 350 per 1 juta penduduk, saat ini terdapat sekitar 70.000 penderita gagal ginjal kronik yang memerlukan cuci darah (Muhsin. 2009). Kasus gagal ginjal di Jawa Tengah tahun 2009 dengan tindakan hemodialisa yang berjumlah sekitar 32010 tindakan. Kasus gagal ginjal di pekalongan pada tahun 2008 menduduki urutan ke 4 dari 10 besar penyakit tidak menular dengan jumlah pasien 270 orang, sedangkan tahun 2009 meskipun kasus gagal ginjal terjadi penurunan angka dari tahun sebelumnya tapi masih merupakan 10 besar penyakit terbanyak di pekalongan dengan jumlah pasien 139 orang. (Profil Kesehatan Jateng. 2009). Berdasarkan hasil studi dokumentasi dari pencatatan dan pelaporan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, tercatat selama kurun waktu bulan April 2011 sampai April 2012, klien yang dirawat dengan gagal ginjal kronik mencapai 128 orang. (Rekam Medik RS. PKU Muhammadiyah Surakarta, 2012)

b. Tujuan 1) Tujuan Umum Tujuan umum penulisan ini adalah penulis dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien Tn. H dengan gagal ginjal kronik. 2) Tujuan Khusus Secara khusus penulisan ini bertujuan agar mahasiswa dapat: a) Melakukan pengkajian pada pasien Tn. H dengan gagal ginjal kronik. b) Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien Tn. H dengan gagal ginjal kronik. c) Menyusun intervensi keperawatan pada pasien Tn. H dengan gagal ginjal kronik. d) Melakukan implementasi keperawatan pada pasien Tn. H dengan gagal ginjal kronik. e) Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Tn. H dengan gagal ginjal kronik. 2. Landasan Teori/Tinjauan Pustaka Menurut Smeltzer, S.C & Bare, B. G. (2002) gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah ganguan fungsi ginjal yang menahun bersifat prognetif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).

Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat biasanya berlangsung beberapa tahun (Price, Sylvia, 2005). Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah (Muttaqin Arif, 2011 ). Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme profein ( yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah terjadi uremia dan mempengaruhi setiap system tubuh. Semakin banyak timbunan produksi sampah maka gejala akan semakin berat banyak ginjal uremia membaik setelah dialysis (Smeltzer, S. C & Bare, B. G, 2002). Pada awal gagal ginjal kronik fungsi renal menurun, produk akhir metabolism protein yang normalnya dieksresikan didalam urin tertimbun dalam darah. Terjadinya uremia dan mempengaruhi setiap system darah. Semakin banyak timbunan dalam sampah, maka gejala samkin berat. Penurunan jumlah glomeroli yang normal menyebabkan penurunan kliens substansi darah ynag seharsunya dibersihkan oleh ginjal. Dengan menurunya glomerulo filtrate rate (GFR) mengakibatkan klirens kreaini dan peningkatan kadar kreatinin serum. Hal ini menimbulkan gangguan metabolism protein dalam usus yang mengakibatkan anoreksia, nausea maupun vomitus yang menimbulkan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Peningkatan ureum kreatini sampai ke otak mempengaruhi fungsi kerja, mengembangkan gangguan pada saraf, terutama pada neurosensori. Selain Blood Ureum

Nitrogen (BUN) biasanya juga meningkat. Pada penyakit ginjal tahap terakhir urin tidak dapat di konsentrasikan atau diencerkan secara normal sehingga terjadi ketidakkeseimbangan cairan elektrolit. Natrium dan cairan tertahan meningkatkan resko gagal jantung kongestif. Penderita dapat menajdi sesak nafas, akibat ketidakkeseimbangan sampai oksigen denga kebutuhan, sehingga perlu di monitor balance ginjal menjelaskan kresikan muatan asam (H positif) yang berlebihan. Terjadi penurunan produksi eritoprotein yang mengakibatkan terjadinya anemia. Sehingga pada penderita dapat timbul kelemahan dan kulit terlihat pecah menyebabkan tubuh tidak toleran terhadap aktivitas. Dengan menurunya fitrasi melalui glomereulus ginjal terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan penuruanan kadar serum kalsium. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathorman dari kalenjar paratiroid. Lanjut penurunan fungsi ginjal dan perkembangan gagal ginjal kronis berkaitan dengan gangguan yang mendasari, ekskresi protein dalam urin dan adanya hipertensi (Smeltzer,. S. C & Bare, B. G, 2002) 3. Hasil Penelitian Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil nafsu makan pasien sudah meningkat dari ½ porsi menjadi 1 porsi, keseimbangan intake dan output (600-700 cc) teratasi sebagian BAK nya 300 cc, pasien sudah tidak sesak nafas lagi dan tidak menggunakan alat bantu pernafasan.

4. Simpulan Dan Saran a. Simpulan Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. H selama tiga hari dan melakukan pengkajian kembali baik secara teoritis maupun secara tinjauan kasus didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1) Pengkajian yang dilakukan terhadap Tn. H didapatkan hasil pasien mengatakan sesak nafas, BAK hanya sedikit 500 cc, tidak nafsu makan dan mual, makan habis hanya ½ porsi. 2) Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul tiga diagnosa pada pasien. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan edema paru, asidosis metabolik, perikarditis. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme pengaturan. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat anoreksia, mual, muntah. 3) Intervensi yang disusun penulis adalah pada diagnose pertama berikan posisi semi fowler, berikan oksigen sesuai indikasi, observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktifitas, pada diagnose kedua lakukan monitor tekanan darah, batasi masukan cairan, kaji turgor kulit, hitung balance cairan, pada diagnosa ketiga lakukan kaji status nutrisi, berikan sedikit tapi sering, timbang berat badan. 4) Implementasi pada pasien gagal ginjal kronik adalah diagnosa pertama menambah air oksigen, mengkaji turgor kulit, memberikan posisi semi fowler, pada diagnosa kedua mengkaji dan menghitung balance cairan,

mengkaji tanda-tanda vital, pada diagnosa ketiga mengkaji status nutrisi pasien, menimbang berat badan pasien, memotivasi makan sedikit tapi sering. 5) Hasil yang didapatkan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari mendapatkan hasil yang cukup mengurangi keluhan pasien, yaitu dari tiga diagnosa, dua diantaranya masalah sudah teratasi yaitu Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan edema paru, asidosis metabolik, perikarditis. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat (mual, muntah, anoreksia). Selain itu ada satu diagnosa yang teratasi sebagian yaitu Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme pengaturan. b. Saran Setelah penulis melakukan studi kasus, penulis mengalami beberapa hambatan dalam penulisan ini. Namun, dengan bantuan dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Demi kemajuan selanjutnya maka penulis menyarankan kepada : 1) Pasien lebih kooperatif, selalu memperhatikan serta tidak melakukan hal-hal yang menyimpang dari petunjuk dokter/perawat. Bila dirumah harus dapat menjaga diri agar tidak terjadi kondisi yang memperparah penyakitnya.

2) Untuk perawatan pasien dengan gagal ginjal kronik, harus ada kerjasama antara perawat ruangan dan keluarga agar selalu memberikan informasi tentang perkembangan kesehatan pasien dan memberi pendidikan kesehatan tentang hemodialisa, pengobatan, penyakit yang diderita pasien pada keluarga yang paling sederhana dan senantiasa memotivasi pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kesehatan pasien. 3) Perawat sebagai tim kesehatan yang paling sering berhubungan dengan pasien sangat perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan agar mampu merawat pasien secara komprehensif dan optimal. Dan perawat juga harus bekerjasama dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, psikiatri dan pekerja sosial) dalam melakukan perawatan / penanganan pasien dengan gagal ginjal kronik. 5. Daftar Pustaka Muhsin. 2009. Gagal Ginjal Kronik. http://www. PPPI. Depkes.go.id. diakses pada tanggal 15 Mei 20121. Muttaqin Arif, Sari Kumala. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika. Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ahli Bahasa: Brahm U. Pendit. Editor: Huriawati Hartanto. Edisi VI. Jakarta: EGC. Profil Kesehatan Jawa Tengah. 2009. Gagal Ginjal di Jawa tengah. Diunduh dari http://www. Profil Kesehatan Jawa Tengah.go.id/dokumen/profil 2009/htn. Diakses pada tanggal 20 Mei 2012.

Rekam Medik Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Kasus Gagal Ginjal dalam rentang waktu tahun 2011-2012. Didapat pada tanggal 09 Mei 2012. Smeltzer, S. C. & Bare, B. G Brunner and Suddarth s 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3. Edisi 8. Jakarta: FKUI.