A. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2009), hlm Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. serta sumber belajar. Pendidikan dan pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN !"#$% &'(! -.(/"#0 7!"18 9 $18 :;<;=

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006, hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

íóñúýóúö Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ ãöäúßõãú æóçáøóðöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúÚöáúãó ÏóÑóÌóÇÊò. 2

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009), hlm Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 2000), hlm Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Aditya Media,

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaharuan pada. beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tujuan Pendidikan Nasional pada undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1999), hlm Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi Filsafat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2012 M / 1433 H

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat umum dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini peranan pendidikan dianggap sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa. Adanya kemajuan dalam pendidikan menimbulkan dorongan untuk melakukan inovasi pendidikan agar tercapai tujuan seperti apa yang diharapkan. Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. 1 Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua (keluarga), sekolah, maupun masyarakat. Dengan demikian perlu adanya kerjasama dan pengertian bahwa perhatian dari pihak orang tua dalam keluarga sangat dibutuhkan anak-anaknya dalam melakukan aktifitas belajar. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan faktor utama pendorong atau motivasi utama dalam menentukan dan membentuk pola kepribadian masingmasing anak. Orang tua merupakan motivator pertama dalam kegiatan belajar anaknya. Namun demikian kerjasama yang terpadu dari ketiga macam lingkungan pendidikan tersebut dapat membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang baik untuk bangsa, negara, dan agama. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan salah satu wadah untuk mewujudkan tujuan tersebut melalui kegiatan pembelajaran. Sekarang ini berbagai pendekatan maupun metode mengajar banyak digunakan agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Sampai saat ini pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai pusat pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Secara singkat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku 1 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992, hal.11 1

2 secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan. 2 Menurut pengamatan penulis selama ini pembelajaran aqidah akhlak MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabapaten Batang menjumpai adanya beberapa permasalahan diantaranya adalah kurangnya guru dalam menggunakan pendekatan dan metode yang tepat sehingga siswa kurang aktif dan bergairah dalam mengikuti pembelajaran di kelas sehingga prestasi belajar yang diharapkan belum maksimal. Masih banyak siswa yang nilainya dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Aqidah akhlak merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengakuan peserta didik tentang aqidah dan akhlak Islam. Penekanan pembelajaran aqidah Akhlak bukan sekedar pada penguasaan ilmunya tetapi bagaimana menumbuhkan kesadaran peserta didik memiliki kekokohan aqidah dan keluhuran akhlak yang diwujudkan dalam kehidupan sehari- hari. Pendidikan akidah akhlaq di MI sebagai bagian integral dari pendidikan, agama, memang bukan satu-satuanya faktor yang memerlukan dalam pembentukan watak dan kerpibadian peserta didik, tatapi secara subtansial mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan aklaqul karimah dalam kehidupan seharihari. 3 Pendidikan aqidah akhlak adalah upaya sadar dan berencana dalam menyiapakan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Alloh SWT, dan mentaati-nya dalam perilaku akhlaq mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk 2 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2004, hal.28 3 Kurikulum 2004, Standar Kompetensi. ( Jakarta : Depag RI ) hlm. 17

3 dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa. Fungsi mata pelajaran aqidah akhlak di madrasah adalah : a. Penanaman nilai dan ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat. b. Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta pengembangan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan pendidikan yang telah lebih dahulu dilaksanakan dalam keluarga. c. Penyesuaian mental dan diri peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial dengan bekal aqidah akhlak. d. Perbaikan kesalahan-kesalaha, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari. f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlaq, serta sistem dan fungsionalnya g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami aqidah akhlak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu digunakan suatu pendekatan yang memberdayakan siswa. Salah satunya adalah melalui pendekatan (CTL). Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat 4. Dengan pendekatan pembelajaran CTL ini diharapkan proses belajar mengajar akan lebih kongkret, aktual, menyenangkan dan lebih 4 Muslich Mansur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hal.41

4 bermakna bagi siswa. Penerapan pendekatan CTL dapat memberikan pengalaman belajar kreatif yang bermakna pada siswa dalam mencapai ketuntasan belajar. Kemampuan siswa menjadi berkembang sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar dalam bidang akademis dan spiritualitas siswa. Maka peneliti bermaksud mencari tahu dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Peningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Pada siswa Kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2011/2012. B. PENEGASAN ISTILAH Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan dan memahami pokok kajian penelitian ini, maka perlu dijelaskan batas-batas pengertian dan maksud dari penelitian ini. Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan hingga terbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan maksud sebenarnya dari judul penelitian ini antara lain: 1. Upaya Usaha untuk mencapai tujuan.maksudnya yaitu usaha atau cara yang dilakukan untuk bisa meningkatkan perhatian dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas III. 2. Meningkatkan Yaitu menaikkan (taraf, derajat, dan sebagainya). Dalam hal ini menaikkan perhatian, motivasi, dan prestasi siswa. 5 3. Prestasi Belajar Suatu pengertian yang terdiri dari serangkaian dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi yaitu suatu proses yang dicapai (dari yang 5 Departemen pendidikan dan kebudayaan,.kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :Balai Pustaka, 2005, hal.204

5 telah dikerjakan atau telah dilakukan). Prestasi belajar adalah (berlatih) supaya mendapatkan kepandaian atau pada pokoknya didapatkannya kecakapan-kecakapan dan perubahan-perubahan yang terjadi karena usaha. 4. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap Asmaul Husna serta penciptaan suasana dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh- contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari- hari. 6 5. Siswa Siswa adalah murid (terutama pada tingkat sekolah dasar),pelajar. 6. Pendekatan Contextual Teaching and Learning Pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah model pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata yang berkembang atau terjadi di lingkungan peserta didik sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka. 7 7. MI Islamiyah Sukorejo Limpung Batang MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar yang menerapkan pendekatan CTL. Berdasarkan definisi operasional tersebut di atas maka yang dimaksud dengan judul suatu Penelitian Tindakan Kelas yang mengkaji dan mempelajari tentang penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa di MI Islamiyah Sukorejo Limpung Batang. 6 Departemen Agama,. Kurikulum KTSP dan Silabus, Semarang, 2006, hal.21 7 Johnson Elaen, Contextual Teaching and Learning, Bandung,:MLC, 2002, hal.88

6 C. RUMUSAN MASALAH Berawal dari latar belakang yang telah peneliti ungkapkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah pendekatan CTL dapat meningkatkan perhatian belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2011/2012? 2. Apakah pendekatan CTL meningkatkan motivasi belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2011/2012? 3. Apakah pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2011/2012? D. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah: 1. Pendekatan CTL diharapkan mampu meningkatkan perhatian belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. 2. Pendekatan CTL diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. 3. Pendekatan CTL mampu meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat bagi peserta didik a. Meningkatkan hasil belajar dan prestasi peserta didik b. Meningkatkan kemajuan peserta didik dalam belajar Aqidah Akhlaq

7 2. Manfaat bagi guru a. penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam meningkatkan kualitas sekolah melalui profesionalisme guru b. Memberikan pengertian akan pentingnya alat metode yang diterapkan di depan kelas c. Melatih guru dalam melakukan penelitian khususnya penelitian tindakan kelas 3. Manfaat bagi Peneliti a. Dapat menambah wawasan dalam penerapan media dan metode pembelajaran sehingga dapat terus dikembangkan. b. Termotivasi dalam menciptakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.