BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya agar cerdas,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pembelajaran, juga terkait dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (dalam

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan atau mewujudkan pendidikan nasional yaitu menurut Undangundang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN X. Pilemon Poly Maroa, Charles Kapile, dan Abdul Hamid

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada pemikiran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan. untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran IPS.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Hulgard dan Bower dalam buku Theories of Learning (1975) seperti dikutip oleh Purwanto (1998 : 84) dikemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya : kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya). Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakuyang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang ulang dalam interaksi dengan lingkungannya sehingga terjadi suatu perubahan yang menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seperti : perubahan didalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 200), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. 6

7 Menurut Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan bahwa hasil belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes hasil belajar. Tes hasil belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes hasil belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes hasil belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berfikirserta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Dalam KBM antara guru dengan siswa terjadi interaksi untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Siswa memperoleh hasil belajar saat diadakan evaluasi berupa tesuntuk kerja diskusi dan pengamatan secara kelompok yang diberi skor oleh guru untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar diambil saat proses pembelajaran, ketika siswa melakukan kegiatan dengan siswa lainnya yang diberikan oleh guru. Hasil belajar diperoleh pada kegiatan akhir yang diisi dengan pemberian evaluasi terhadap siswa dan dilakukan didalam kelas. Pengambilan hasil belajar digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan belajar dan menunjukan kompetensi siswa melalui pengadaan tes bagi siswa. 2.1.2 Ilmu Pengetahuan Sosial a. Hakekat IPS Permendiknas no. 22 tahun 2006 menyebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB, sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat 7

8 menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai. Masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dinamis, dan terpadu dalam proses pembelajaranmenuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. b. Tujuan Mata Pelajaran IPS Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Mengenal konsep konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sehari hari. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai nilai sosial dan kemanusiaan. c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek aspek sebagai berikut : 1) Manusia, tempat, dan lingkungan. 2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. 3) Sistem sosial dan budaya. 4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. 8

9 Hakekat IPS menurut pendapat penulis adalah perkembangan manusia sejak lahir sampai dewasa dalam berinteraksi sosial baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. IPS juga ilmu yang mempelajari tentang sosial budaya, ekonomi, geografi, dan sejarah. 2.1.3 Pengertian Media Gambar a. Pengertian Media Menurut Miarso (1992 : 5), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga bisa mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Menurut Sudjarwo (1992: 5) memberi batasan pada media sebagai bentuk fisik teknologi pendidikan yang antara lain berupa kata-kata atau kalimat-kalimat, film, tape, slide, video, dan sebagainya. Jadi media dapat diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa yang dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat, film, tape, slide, video, gambar, dan sebagainya sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. b. Pengertian Media Gambar dan Penggunaan dalam Pembelajaran Menurut Tim Dosen Media Pengajaran (1992:23) gambar sebagai media pengajaran cukup banyak dimanfaatkan untuk keperluan proses belajar mengajar. Gambar adalah media yang paling umum dipakai karena pengadaannya relatif lebih murah dan mudah diperoleh. Misalnya dari koran bekas, majalah bekas, kalender bekas dan sebagainya. Yang termasuk media gambar adalah kartun, komik, gambar tempel, dan foto. Menurut Wibawa dan Mukti (1993 : 60) menyebutkan bahwa gambar adalah termasuk media sederhana yang dapat digunakan dengan baik di SD, sebab gambar itu disukai siswa, murah harganya, tak sulit mencarinya. 9

10 Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media gambar adalah salah satu media pengajaran yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan proses belajar mengajar. Gambar merupakan media sederhana yang murah dan mudah memperolehnya, misalnya dari koran bekas, contoh : kartun, komik, gambar tempel dan foto. c. Peranan media gambar dalam pendidikan. Menurut Rinanto (1992 : 2) media visual adalah semua media yang dapat dinikmati oleh indera mata dan mampu menimbulkan rangsangan untuk berefleksi, misalnya gambar/lukisan, foto, slide, poster, dan sebagainya Gambar/lukisan merupakan contoh media visual yang dapat digunakan untuk menimbulkan rangsangan untuk berefleksi. Menurut Tim Dosen Media Pengajaran (1992 : 23) gambar dalam posisinya sebagai media pengajaran mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1. Membuat kongkrit belajar, sehingga mengurangi kecencderungan verbalisme. 2. Gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu, karena tidak semua objek belajar dapat dimasukkan dalam ruang kelas. 3. Dapat menyajikan visualisasi benda-benda objek belajar yang sulit dilihat dengan mata telanjang 4. Dapat memperjelas objek belajar terutama bermanfaat sekali untuk proses pemahaman siswa terhadap masalah tertentu 5. Dapat membangkitkan minat belajar siswa dan mengurangi kejenuhan belajar. 6. Murah dan mudah pengadaannya. Menurut Sastradiraja (1971: 1-3) mengemukakan bahwa pembelajaran menggunakan media gambar mempunyai manfaat yaitu media tersebut dapat membantu: 10

11 1. Murid belajar lebih banyak 2. Meningkatkan daya ingat lebih lama 3. Melengkapi rangsangan yang efektif untuk belajar 4. Menjadikan belajar lebih kongkret (nyata) 5. Membawa dunia ke dalam kelas 6. Memberikan pendekatan-pendekatan bayangan yang bermacam-macam dari satu subjek yang sama. Sejalan dengan pendapat di atas Sudjana (2000:100), mengatakan bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran mempunyai nilai: 1. Dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir 2. Dapat memperbesar minat dan perhatian 3. Dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap 4. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan 5. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa 6. Membantu berkembangnya efisien dan pengalaman belajar yang lebih sempurna Menurut Hamalik (1994: 81) ada beberapa alasan dasar penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran, sebagai berikut: 1. Gambar bersifat kongkret Melalui gambar siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu yang dibicarakan atau didiskusikan di kelas. 2. Gambar mengatasi ruang dan waktu Misal : gambar sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ( batu bara, minyak bumi, dll) dapat dipelajari di kelas tanpa harus membawa benda aslinya ke dalam kelas. 3. Gambar dapat dipergunakan untuk memperjelas suatu masalah, karena itu bernilai terhadap semua pelajaran di sekolah. 11

12 4. Gambar mudah di dapat dan harganya murah Untuk sekolah yang dananya terbatas, gambar bernilai ekonomis dan menguntungkan. 5. Gambar mudah digunakan baik perorangan dan kelompok, satu gambar dapat dilihat oleh seluruh siswa di kelas. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa gambar adalah salah satu alat yang penting bagi pengajaran dan pendidikan, maka gambar yang akan digunakan sebagai media pendidikan akan berhasil dengan baik dan efektif apabila disesuaikan dengan kematangan anak, tujuan yang akan dicapai dan teknik penggunan media dalam situasi belajar. 2.2 Metode Pembelajaran Pada penelitian kali ini penulis menggunakan metode diskusi kelompok. 2.2.1 Pengertian Diskusi Kelompok Menurut Dharma (2008 : 18) metode diskusi adalah cara menyajikan pengajaran dimana siswa dihadapkan suatu masalah yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan di pecahkan secara bersama. Diskusi tidak sama dengan percakapan. Percakapan dapat terjadi dengan bebas dan pembicara tidak terikat dengan masalah tertentusaja tetapi dapat berbagai hal sekalipun tidak ada hubungan satu dengan yang lain sesuai dengan keinginan pembicara, sedangkan diskusi akan terjadi apabila ada masalah yang timbul. Masalah timbul apabila ada kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan. Diskusi dapat dilakukan secara kelompok atau klasikal, suatu diskusi di nilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah. Adapun prinsip prinsip dalam diskusi: a) Harus ada pemimpin dan anggota. b) Topik jelas dan menarik. c) Peserta diskusi dapat menerima dan memberi. d) Suasana tanpa tekanan. 12

13 Dalam diskusi kelompok juga terdapat keuntungan dan kelemahannya. a. keuntungannya : a) diskusi kelompok melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar. b) Siswa dapat menguji tingkat pengetahuannya dan penguasaan bahan pelajaran masing masing. c) Diskusi kelompok dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah. d) Dapat mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi. Diharapkan siswa dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuannya. e) Diskusi kelompok dapat menunjang usaha usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. b. kelemahannya a) memakan waktu lama. b) Sulit bagi guru untuk meramalkan arah penyelesaian diskusi. c) Sulit bagi siswa untuk mengatur berfikir secara ilmiah. 2.2.2 Langkah langkah penggunaan diskusi kelompok menurut Dharma (2008 : 20) a) Guru mengemukakan masalah yang akan di diskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara cara pemecahan masalah. b) Siswa dibawah pimpinan guru membentuk kelompok diskusi. c) Siswa berdiskusi dalam kelompok masing masing sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk menjaga keterlibatan siswa. d) Tiap kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah dicapainya. 13

14 e) Siswa mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi. 2.2.3 Tujuan penggunaan diskusi kelompok a) Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada orang lain. Mungkin perbedaan segi pandang, sehingga memberi jawaban yang berbeda beda. Hal ini tidak menjadi masalah, yeng penting pendapat tersebut dapat diterima secara logis dan mendekato kebenaran. b) Siswa menyatakan pendapat secara lisan, karena hal itu perlu untuk melatih kehidupan demokratis. c) Memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama. 2.2.4 Peran guru dalam diskusi kelompok a) Guru sebagai ahli yang mengetahui banyak mengenai berbagai hal pada siswa. b) Guru sebagai pengawas. c) Guru sebagai penghubung kemasyarakatan. d) Guru sebagai pendonor. 2.2.5 Pembelajaran menggunakan media gambar dalam diskusi kelompok 1. Langkah persiapan a) Mempersiapkan media gambar yang diperlukan Gambar yang disiapkan disini sesuai dengan materi. b) Mempersiapkan ruangan untuk diskusi Guru bersama siswa mempersiapkan ruang kelas untuk diskusi,posisi tempat untuk masing masing kelompok. c) Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama diskusi kelompok. Guru membuat tata tertib selama kegiatan diskusi agar siswa fokus 14

15 dan bisa melaksanakan kegiatan baik dengan baik. 2. Langkah pelaksanaan a. Membentuk kelompok diskusi 1.Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok diskusi. b. Mengemukakan masalah 1. Guru memberikan imajinasi umum tentang materi yang akan dipelajari. 2. Guru membagikan gambar kepada masing masing kelompok. 3. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan menggunakan media gambar. c. Siswa melakukan diskusi kelompok 1. Siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok. 2. Guru berkeliling mengamati penggunaan media dalam diskusi kelompok. 3. Tindak lanjut diskusi kelompok menggunakan media gambar a. Siswa menyajikan hasil diskusi 1. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi. 2. Siswa mencatat hasil diskusi. 3. Guru mengumpulkan hasil diskusi. b. Evaluasi hasil diskusi 1. Guru memberikan evaluasi terhadap hasil diskusi. 2. Guru melakukan pemantapan dan tindak lanjut. 2.3 Hasil Penelitian-penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang dapat penulis rangkum antara lain: 15

16 1. Hasil penelitian Suyatinah,dkk (2004:68) dalam penelitianya Peningkatan Keterampilan Membaca pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar melalui Penerapan Metode SAS dan Alat Peraga Gambar menyimpulkan bahwa dengan ditetapkannya metode SAS dan alat peraga gambar sebanyak tiga siklus dapat meningkatkan secara signifikan keterampilan membaca, motivasi, perhatian, dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca. 2. Hasil Penelitian R. Santana AWP (1999) dalam penelitianya Menggalakan Minat Baca Anak Sekolah Dasar Melalui media Cerita Bergambar Menyimpulkan bahwa dengan menggunakan media cerita bergambar siswa menangkap respon yang baik dan meningkatkan secara signifikan dalam mengikuti pelajaran membaca. 3. Hasil Penelitian Harry (2007) dalam penelitiannya Pengaruh Mading Terhadap Minat Baca Siswa menyimpulkan bahwa keberadaan mading ternyata mampu meningkatkan minat baca siswa sebesar : kelas I = 9,1 %, kelas II = 9,8 % dan kelas III = 8,9 % secara keseluruhan, rata-rata minat baca siswa meningkat sebesar 9,3 %. 2.4 Kerangka Berpikir Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang penting dan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari karena selalu berhubungan dengan kehidupan dan berada di lingkungan sekitar anak, tetapi sangat disayangkan bahwa nilai hasil mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial selalu rendah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial akan menambah wawasan bagi anak baik secara langsung melihat, mengalami sendiri maupun dengan belajar menggunakan media gambar. Belajar yang dimaksud di sini dalam arti yang sebenarnya adalah aktifitas mental yang sangat kompleks yang dapat menghasilkan perubahanperubahan yang bersifat kualitatif. Perubahan kualitatif tersebut sangat 16

17 dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah penggunaan media yang digunakan guru dalam membantu untuk memperoleh perubahan tersebut. Ilmu Pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengarah pada objek dasar abstrak, sedangkan taraf berfikir anak adalah taraf berfikir kongkrit. Untuk membantu anak dalam berfikir abstrak diperlukan media yang dapat membantu mengkonkritkan hal-hal yang abstrak. Salah satu media yang diperlukan adalah media gambar. Dalam Proses Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan media gambar, anak akan aktif, tertarik dan mudah memahami makna. Sehingga diperoleh hasil belajar yang lebih baik. Dengan demikian nilai Ilmu Pengetahuan Sosial yang tadinya rendah akan lebih meningkat. 2.5 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berfikir tersebut diatas dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : Dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD Tingkir-tengah 02, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. 17