HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU DAN MUTU PELAYANAN KIA DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN (K4) DI PUSKESMAS TELING MANADO TAHUN 2018 Sweetly Sanggelorang*, A. J. M Rattu*, Paul A.T Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Cakupan pelayanan kesehatan Ibu Hamil K1 dan K4 di Indonesia tahun 2005-2015 mengalami penaikan yang tidak lebih, K1 95,99 menjadi 95,75 dan K4 86,70 menjadi 87,48. Di Sulawesi Utara Jumlah Kunjungan pemeriksaan K-4 pada tahun 2005-2015 86,11. Data yang di dapatkan Puskesmas teling atas Manado di dapatkan bahwa tahun 2016 cakupan kunjungan K1 Puskesmas Teling Atas sebesar 100 % dari jumlah sasaran 528 Ibu Hamil dan 97,1% dari sasaran 528 Ibu hamil, dan juga ada beberapa Ibu yang memeriksakan Kehamilan walaupun tidak terdaftar dalam wilayah Kerja Puskesmas Teling. Penelitian ini adalah survey dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 57 ibu yang diambil dengan menggunakan total sampling. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square.hasil Penelitian ini Tidak terdapat hubungan antara Persepsi Ibu dan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan p=0,413 (p>0,05). Terdapat Hubungan antara Mutu Pelayanan KIA dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan p=0,027 (p<0,05). Kata Kunci : Persepsi Ibu, Mutu Pelayanan KIA, Kunjungan Pemeriksaan ABSTRACT K1 coverage is the number of pregnant women who have received antenatal care for the first time by health personnel compared to the target number of pregnant women in one work area within one year. While the coverage of K4 is the number of pregnant women who have received antenatal care according to the standard at least four times according to the recommended schedule in each trimester compared to the target number of pregnant women in one work area within a period of one year. The coverage of health services of Pregnant Women K1 and K4 in Indonesia in 2005-2015 has increased not more, K1 95.99 to 95.75 and K4 86.70 to 87.48. In North Sulawesi Number of K-4 inspection visits in 2005-2015 86.11. Data obtained by Community Health Center s teling over Manado was found that in 2016 coverage of K1 Community Health Center s Teling was 100% of the target number 528 Pregnant Women and 97.1% of the target 528 pregnant women, and also some mothers who checked Pregnancy although not registered within the Community Health Center s Teling Working Area. This research is survey with cross sectional design. The number of samples in this study were 57 mothers taken using total sampling. Data analysis was done by chi-square test. The result of this study There was no correlation between maternal perception and pregnancy examination visit p = 0,413 (p> 0,05). There is a correlation between Quality of KIA Service with Pregnancy Check Up p = 0,027 (p <0,05). Keywords: Mother Perception, Quality of MCH Service, Inspection Visit
PENDAHULUAN Pembangunan pada sekelompok masyarakat merupakan hal yang harus di tingkatkan dan untuk peningkatan dalam pembangunan kesehatan dari masyarakat dapat di mulai dari bagian kecil suatu masyarakat yaitu keluarga(rizali,2013). Permasalahan utama yang saat ini masih dihadapi berkaitan dengan kesehatan ibu di Indonesia adalah masih tingginya angka kematian ibu yang berhubungan dengan persalinan, penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan (Kemenkes 2015). Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi, Ibu hamil menghadapi risiko terjadinya kematian, sehingga salah satu upaya menurunkan tingkat kematian ibu adalah meningkatkan status kesehatan ibu hamil sampai bersalin melalui pelayanan ibu hamil sampai masa nifas. Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu hamil untuk mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir seluruh ibu hamil di Indonesia (95,4%) sudah melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) dan frekuensi kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilannya adalah 83,5 persen. Adapun untuk cakupan pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester pertama adalah 81,6 persen dan frekuensi ANC 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester3) sebesar 70,4 persen (Riskesdas, 2013). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini adalah Wilayah Kerja Puskesmas teling pada bulan Januari Maret 2018. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu yang mempunyai bayi berusia kurang dari 9 bulan dan pernah memeriksakan kehamilan di Puskesmas Teling Manado, yaitu sebanyak 86 ibu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara mendalam, kuesioner, alat tulis menulis dan kamera. Analisis Data dalam Penelitian ini adalah Analisis Univariat dan Analisi Bivariat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Responden n (57) % Umur 15-25 35 61.4 26-35 15 26.3 36-45 7 12.3 Pendidikan SD 1 1.8 SLTP 10 17.5 SLTA 41 71.9 Perguruaan 5 8.8 Tinggi Pekerjaan Tidak Bekerja 50 87.7 Pedagang, swasta 4 7 Pegawai Negeri 1 1.8 Mahasiswa 2 3.5 Responden pada hasil penelitian paling banyak dengan Kategori Umur 15-25 tahun yaitu 35 responden (61,4%), 26-35 tahun yaitu 15 Responden (26,3 %) dan yang paling sedikit 36-45 tahun yaitu 7 responden (12,3%). penddikan Responden pada hasil penelitian ini SD yaitu 1 responden (1,8 %), SLTP yaitu 10 responden (17,5 %), SLTA 41 respopnden (71,9 %) dan Peguruan Tinggi 5 Responden (8,8%). pekejaan Responden yang paling banyak yaitu Tidak Bekerja 50 responden (87,7%), Pedagang/Swasta 4 responden (7,0 %), Pegawai Negeri 1 Responden ( 1,8 %), dan yang masih mahasiwa 2 responden (3,5 %). Tabel 2. Analisis Univariat Variabel n(57) % Presepsi Ibu Baik 34 59,6 Kurang Baik 23 40.4 Mutu Layanan KIA Baik 31 54.4 Kurang Baik 26 45.6 Kunjungan Pemeriksaan Lengkap 31 54.4 Tidak Lengkap 26 45.6 Pesepsi Ibu yang Baik yaitu 34 Responden (59,6 %), dan Persepsi Ibu yang Kurang baik yaitu 23 Responden (40,4 %). Responden yang merasa Baik terhadap Mutu layanan Kesehatan 31 responden (54,4%) dan yang merasa Kurang Baik terhadap Mutu layanan Kesehatan yaitu 26 responden (45,6 %).Responden yang kunjungan Pemeriksaannya yang Lengkap yaitu 31 responden (54,4%) dan Kunjungan Pemeriksaan yang Tidak Lengkap 26 Responden (45,6%). Analisis Bivariat Tabel.3 Hubungan antara Persepsi Ibu dengan Kunjungan Pemeriksaan Ibu Presepsi Ibu Kunjungan Pemeriksaan Ibu Total p value Tidak Lengkap Lengkap N % n % n % Baik 14 41.2 20 58.8 34 59.7 Kurang Baik 12 52.2 11 47.8 23 40.3 0,413 Total 26 45.6 31 54.4 57 100
Berdasarkan tabel 3 dapat di ketahui bahwa dari total ibu sebanyak 57 ibu didapatkan sebanyak 34 ibu (59,7%) yang memiliki persepsi baik dan 23 ibu (40,3%) yang memiliki persepsi kurang baik. Dari 34 Ibu yang memiliki persepsi baik di dapatkan 11 ibu (41,2%) yang mempunyai kunjungan pemeriksaan Ibu yang tidak lengkap, dan sebanyak 20 ibu (58,8%) yang mempunyai kunjungan pemeriksaan yang lengkap. Sedangkan dari 23 Ibu yang memiliki persepsi kurang baik di dapatkan 12 ibu (52,2%) yang mempunyai Kunjungan pemeriksaan tidak lengkap dan sebanyak 11 Ibu (47,8%) yang mempunyai kunjungan pemeriksaan Ibu yang lengkap. Hasil analisis uji chi-square menunjukkan nilai p value sebesar 0,413 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara Persepsi Ibu dan Kunjungan Pemeriksaan KIA. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang di lakukan oleh Sari dkk (2017) jenis penelitian yang di gunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian yang di dapatkan adalah terdapat hubungan antara Persepsi Ibu dengan Pemanfaatan Pemeriksaan kehamilan (K4) dengan uji Chi-Square nilai p value yang di dapatkan 0.000 maka Ho ditolak dan disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Persepsi Ibu dengan Pemanfaatan Pemeriksaan Kehamilan. Dengan Hasil Penelitian tersebut dapat di Simulkan Bahwa Persepsi yang ada pada tiap Orang berbeda-beda Tergantung Bagaimana Pengetahuan yang mereka Ketahui tentang Pemeriksaan Kehamilan. Pengetahuan Merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu dan ini terjadi melalui panca indra manusia yang merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk domain seseorang (Notoatmodjo,2012). Tabel.4 Hubungan antara Mutu Layanan Kesehatan dengan Kunjungan Pemeriksaan Ibu Mutu Layanan Kunjungan Pemeriksaan Ibu Total p value Kesehatan Tidak Lengkap Lengkap n % n % n % Baik 10 32.3 21 67.7 31 54,4 Kurang Baik 16 61.5 10 38.5 26 45,6 0,027 Total 26 45.6 31 54.4 57 100 Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa dari 57 ibu terdapat sebanyak 26 ibu (45,6%) yang merasa Kurang Baik dengan Mutu Layanan Kesehatan dan sebanyak 31 Ibu (54,4%) merasa Baik dengan Mutu Layanan Kesehatan. Dari 26 ibu yang merasa Mutu Layanan Kesehatan Kurang Baik tedapat 16 ibu (61,5%) yang memiliki Kunjungan pemeiksaan Ibu yang tidak lengkap dan tedapat 10 ibu (38,5%) yang memiliki kunjungan pemeriksaan yang lengkap. Sedangkan dari 31 ibu yang merasa baik dengan Mutu Layanan Kesehatan di dapatkan sebanyak 10 ibu (32,3%) yang mempunyai Kunjungan Pemeriksaan yang tidak lengkap dan Sebanyak 21 ibu (67,7%)
memiliki Kunjungan Pemeriksaan Ibu yang lengkap. Hasil Analisis uji chi-square menunjukkan nilai p value sebesar 0,027 < 0,05 sehingga dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara Mutu Layanan Kesehatan dengan Kunjungan Pemeriksaan kehamilan (K4) pada Ibu. Sama halnya dengan penelitian yang di lakukan oleh Andriani (2017) menggunakan jenis penelitian Survey Analitik dengan pendekatan cross sectional nila p value yang di dapatkan 0.067 maka Ho ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat Hubungan antara mutu layanan kesehatan dengan kepuasan pasien dalam pemeriksaan kehamilan. Hal ini merupakan bukti bahwa antenatal care belum merupakan prioritas bagi ibu hamil. Alasan lain adalah fasilitas kesehatan yang dibutuhkan masih kurang, waktu pemeriksaan bentrok dengan jam kerja, keluarga acuh pada kehamilan karena menganggap kehamilan suatu proses yang alamiah, para petugas kesehatan tidak simpati, tidak responsive dan kurang ramah serta alasan takut dokter, takut pergi ke rumah sakit, biaya yang mahal dan berdasarkan pengalaman sendiri bahwa pengobatan yang lalu bisa mendatangkan kesembuhan sehingga menjadikan ibu hamil tidak melaksanakan kunjungan antenatal care (Mukaromah ; Saenun,2014). KESIMPULAN Hasil penelitian yang dapat dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tidak Terdapat Hubungan antara Persepsi Ibu dengan Kunjungan Pemeriksaan KIA. 2. Terdapat Hubungan antara Mutu Pelayanan KIA dengan Kunjungan Pemeriksaan KIA. SARAN 1. Bagi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Teling Atas Diharapkan kepada petugas kesehatan di Puskesmas Teling Atas untuk tetap lebih cepat dalam melayani apa yang di pelukan pasien dan selalu menyediakan apa yang di perlukan oleh pasien dalam memeriksakan kehamilan, dan bisa membuat strategi Promosi Kesehatan untuk menyediakan media yang dapat dilihat sehingga Ibu tertarik untuk memperhatikan informasi yang ada di Media tersebut. 2, Bagi Orang Tua Khususnya Ibu diharapkan untuk tetap memeriksakan kehamilan sampai pada K4 sehingga pemeriksaan kehamilan akan tetap tearah 3. Bagi Peneliti selanjutnya untuk mengkaji mengenai Faktor Faktor lainnya yang mempengaruhi Mutu Layanan Kesehatan sehingga bisa mempengaruhi Kunjungan Pemeriksaan kehamilan (K4) DAFTAR PUSTAKA Rizali,M,Ikhsan,M dan Salmah, U. 2013. Faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode Kontrasepsi Suntik di Keluarga Mattoangin Kecamatan Mariso Kota Makassar. Makassar. Vol.9,No.3:176-183 : Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. Kementrian Kesehatan Indonesia, 2015. Profil Kesehatan Indonesia.Jakarta :Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2013. Diakses: 30 April 2017,dari http://www.depkes.go.id/resources/downloa d/general/hasil%20riskesdas%202013.pdf Sari,R, Arso,S,Wigati,P.2017. Hubungan Persepsi Ibu Hamil Tentang Mutu Pelayanan Antenatal dengan Minat Kunjungan Ulang di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang.Semarang. Vol.5, No.4: 119-126. : Jurnal Kesehatan Masyarakat. Notoatmodjo,S.2012.Promosi Kesehatan dan ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Andriani A, 2017. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Diruangan Poli Umum Puskesmas Bukittinggi. Vol 2, No.1 :45-52: Journal Endurance Mukaromah,H, Saenun. 2014. Analisis Faktor Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Caredi Puskesmas Siwalankerto Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya. Surabaya. Vol. 2 No. 1: 39-48 : Jurnal Promkes