PENGARUH AIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU K-175

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB IV METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL PEMBAHASAN

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN ABU TERBANG (FLY ASH ) TERHADAP SIFAT FISIK DAN SIFAT MEKANIK BETON NUR CHOIRI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN ANTARA BETON DENGAN PERAWATAN PADA ELEVATED TEMPERATURE & PERAWATAN DENGAN CARA PERENDAMAN SERTA TANPA PERAWATAN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

Jurasan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk

BAB 1 PENDAHULUAN. beton. Sebenarnya masih banyak alternatif bahan lain yang dapat dipakai untuk

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

III. METODE PENELITIAN

ANALISA KUAT LENTUR PADA BETON K-300 YANG DICAMPUR DENGAN TANAH KOHESIF

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

Pengaruh Pemanfaat Tailing Batu Apung... H. Surya Hadi 44

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. baja. Dewasa ini, beton amat mempengaruhi kehidupan manusia karena

PENGARUH GRADASI BUTIRAN BATU PECAH TERHADAP KEKUATAN BETON ABSTRAK

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB II DASAR TEORI 2.1. UMUM. Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat, air

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

BAB III METODE PENELITIAN

BETON STRUKTURAL MENGGUNAKAN AGREGAT PASIR - BATU ALAM

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

PERBANDINGAN EFISIENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACI DAN METODE SNI UNTUK MUTU BETON K-250 (STUDI KASUS MATERIAL LOKAL)

Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

BAB III METODE PENELITIAN

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH AIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU K-175 WIBOWO ABSTRAK Terjadinya instrusi air laut di wilayah Jakarta dan termasuk pula daerah Bekasi dan sekitarnya, makin lama mengkhawatirkan, dalam arti wilayah yang terkena instrusi air laut makin meluas. Untuk itu perlu diketahui dampak yang mungkin timbul akibat yang terjadi instrusi tersebut terutama pada beton. Dalam hal ini beton yang digunakan sebagai pondasi ataupun konstruksi lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah maupun air tanah. Penelitian ini melihat seberapa besar pengaruh air laut pada kuat tekan beton normal. Metodologi Penelitian yaitu dengan melakukan serangkaian uji material sehingga dinyatakan memenuhi syarat, kemudian dilakukan pembuatan dan pencetakan benda uji dengan mutu beton K-175 dan kemudian dirawat dengan air laut dan air tawar sesuai umur rencana lalu diuji dengan Alat Uji Kuat Tekan beton. Hasil Pengujian menunjukkan Beton normal K-175 yang dirawat menggunakan air laut mengalami penurunan kuat tekan sebesar 1,18 % pada usia 3 hari, 1,05% pada usia 7 hari, 1,24% pada usia 14 hari, 1,1% pada usia 28 hari. Untuk beton yang menggunakan air laut sebagai campuran beton mengalami penurunan kuat tekan beton terhadap beton normal sebesar 8,1 % pada usia 3 hari dan 7,24 % pada usia 7 hari. Kata Kunci: Air laut, Air tawar, Beton, Kuat Tekan, Agregat I. PENDAHULUAN Beton adalah jenis bahan bangunan buatan yang digunakan untuk konstruksi dan bahan tersebut diperoleh dengan cara mencampurkan semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan ini setelah dibentuk dan dicor atau dicetak, pada waktu tertentu akan mengeras yang berfungsi untuk menahan beban struktur. Meningkatnya pemakaian beton dalam suatu konstruksi dikarenakan beton terbuat dari bahan-bahan yang umumnya mudah diperoleh serta mudah diolah, sehingga menjadikan beton mempunyai sifat yang sesuai dengan keadaan atau kondisi pemakaian tertentu. Pemakaian beton sebagai bahan bangunan mempunyai kelebihan serta kekurangan. Kelebihan beton antara lain adalah bentuk dapat dicetak sesuai dengan kebutuhan, bahan-bahan susunan relatif mudah diperoleh, mudah dikerjakan dan relatif tidak memerlukan perawatan setelah beton mengeras. Adapun beberapa kelemahan sifat beton dalam penggunaan sebagai bahan struktur adalah kuat tekan, kuat tarik rendah, kekuatan lentur rendah serta keawetan sifat beton yang lain tergantung pada sifat-sifat bahan-bahan dasar, nilai perbandingan bahan-bahannya, cara pengadukan, cara pengerjaan selama penuangan adukan beton, cara pemadatan dan cara perawatan selama proses pengerasan.

Fungsi dari agregat kasar kerikil dan agregat halus pasir adalah sebagai bahan pengisi sedangkan fungsi semen sebagai bahan pengikat. Pasir berfungsi sebagai pengisi ruang kosong diantara butir-butir agregat kasar, sedangkan ruang kosong diantara butir-butir pasir sendiri diisi oleh semen sebagai bahan pengikat. Pasir sebagai agregat halus bersama semen dan air dalam suatu adonan akan membentuk mortar dan agregat kasar sebagai bahan pengisi akan memberikan kekuatan dan memperkecil penyusutan. Mortar akan menutupi seluruh agregat kasar, mengisi celah dan rongga antar butirannya, kemudian mengeras mempersatukan keseluruhannya menjadi masa yang kompak dan padat. Air merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia, baik itu berupa air tawar maupun air laut, termasuk pula didalamnya kebutuhan manusia akan konstruksi bangunan, baik itu berupa tempat tinggal maupun sarana lainnya, yang apabila konstruksi bangunan tersebut menggunakan beton, maka pada beton air berfungsi untuk menghidrasi semen, dan diperlukan pula pada masa perawatan beton. Sebagaimana diketahui bersama bahwa terjadinya instrusi air laut di wilayah Jakarta dan termasuk pula daerah Bekasi dan sekitarnya, makin lama mengkhawatirkan, dalam arti wilayah yang terkena instrusi air laut makin meluas. Untuk itu perlu diketahui dampak yang mungkin timbul akibat yang terjadi instrusi tersebut terutama pada beton. Dalam hal ini beton yang digunakan sebagai pondasi ataupun konstruksi lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah maupun air tanah. II. III. IV. Rumusan Masalah permasalahan yang dirumuskan adalah berapa besar pengaruh air laut pada kuat tekan beton normal. Dalam hal ini beton dengan mutu K 175 yang dilakukan curing dengan menggunakan air laut yang selanjutnya dilakukan perbandingan dengan beton K 175 yang menggunakan air tawar. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prosentase perubahan kuat tekan beton K 175, yang dilakukan curing dengan menggunakan air laut terhadap kuat tekan beton K175 yang dicuring dengan air tawar. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan informasi kepada berbagai pihak tentang pengaruh air laut terhadap beton K 175. Dalam hal ini konstruksi yang berhubungan langsung dengan tanah dan air tanah. 2. Mengetahui kuat tekan beton K 175, akibat terendam air laut, sehingga hasil uji tekan beton tersebut dapat dijadikan acuan dan rencana dalam membuat konstruksi bangunan. V. Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan pada beton normal mutu K 175, yang selanjutnya dilakukan curing dengan menggunakan air laut dan air tawar. Bahan-bahan yang digunakan pada campuran beton K 175 ini adalah pasir mundu dari Kuningan, kerikil (split) dari Cibarusah, semen portland produksi Indocement type I, air tawar dari air tanah di Unisma, dan air laut dari Ancol- Jakarta.

VI. Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan melalui tiga tahap yaitu: 1. Studi referensi, yaitu mengumpulkan dan mempelajari berbagai referensi pendukung. 2. Studi laboratorium, yaitu penelitian bahan, penelitian beton normal mutu K 175, pengujian kuat tekan beton pada umur 3, 7, 14 dan 28 hari. 3. Analisa hasil penelitian, yaitu analisa hasil uji kuat tekan beton dan selanjutnya dapat diketahui prosentase perubahan kuat tekan beton K 175. Perencanaan campuran beton yang akan digunakan dalam pelaksanaan teknologi beton, harus menghasilkan beton yang memenuhi syarat-syarat. a. persyaratan kekuatan (strength) b. persyaratan derajat keawetan (durability) c. persyaratan kemudahan pekerjaan (workability) d. persyaratan ekonomis Untuk mendapatkan campuran beton yang memenuhi persyaratan tersebut diatas, maka harus dilakukan beberapa percobaan campuran beton sehingga memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. kekuatan maksimum 2. pemakaian bahan maksimum 3. faktor air semen maksimum 4. konsistensi slump maksimum dan minimum Pada setiap percobaan harus diperiksa dan diperhitungkan mengenai faktor air, semen, slump, dan kekuatan beton. VII. Tahapan dan Prosedur Penelitian Semen Gresik tipe 1 Agregat Halus (Pasir) dari Mundu Agregat kassar (batu pecah/split) Air Uji coba : - Pemeriksaan BJ Uji coba : - Analisa saringan - Pemeriksaan BJ Uji coba : - Analisa saringan

Gambar Tahapan Penelitian

VIII. HASIL DAN PEMBAHASAN Kuat Tekan Beton Normal K 175. Tabel kuat tekan beton normal K 175 curing dengan air tawar dan air laut usia 3 hari Umur Beton (hari) 3 Direndam Dengan Air Tawar Temperatur Perawatan ( C) 26 Berat Contoh (gram) 7611 7589,5 7589,5 Kuat Tekan Maksimum (KN) 193 194 200 Konversi KN ke Kg (Kg) 19300 19400 20000 Kuat Tekan Beton (Kg/Cm²) 85,77778 86,22222 88,88889 Rata (Kg/Cm²) 86,96 Umur Beton (hari) 3 Direndam Dengan Air Laut Temperatur Perawatan ( C) 25 Berat Contoh (gram) 7611 7589,5 7589,5 Kuat Tekan Maksimum (KN) 197 208 175 Konversi KN ke Kg (Kg) 19700 20800 17500 Kuat Tekan Beton (Kg/Cm²) 87,55556 92,44444 77,77778 Rata (Kg/Cm²) 85,93 Beton normal K 175 usia tiga hari yang dicuring dengan air laut mengalami penurunan kuat tekan sebesar 1,18 % terhadap curing air tawar

Tabel kuat tekan beton normal K 175 curing dengan air tawar dan air laut usia 7 hari Umur Beton (hari) 7 Direndam Dengan Air Tawar Temperatur Perawatan ( C) 26 Berat Contoh (gram) 7632,5 7740 7568 Kuat Tekan Maksimum (KN) 308 315 330 Konversi KN ke Kg (Kg) 30800 31500 33000 Kuat Tekan Beton (Kg/Cm²) 136,8889 140 146,6667 Rata (Kg/Cm²) 141,19 Umur Beton (hari) 7 Direndam Dengan Air Laut Temperatur Perawatan ( C) 25 Berat Contoh (gram) 7632,5 7740 7568 Kuat Tekan Maksimum (KN) 310 320 313 Konversi KN ke Kg (Kg) 31000 32000 31300 Kuat Tekan Beton (Kg/Cm²) 137,7778 142,2222 139,1111 Rata (Kg/Cm²) 139,70 Beton normal K 175 usia tiga hari yang dicuring dengan air laut mengalami penurunan kuat tekan sebesar 1,05 % terhadap curing air tawar

Tabel kuat tekan beton normal K 175 curing dengan air tawar dan air laut usia 14 hari Umur Beton (hari) 14 Direndam Dengan Air Tawar Temperatur Perawatan ( C) 26 Berat Contoh (gram) 7632,5 7632,5 7514,25 Kuat Tekan Maksimum (KN) 430 429 430 Konversi KN ke Kg (Kg) 43000 42900 43000 Kuat Tekan Beton (Kg/Cm²) 191,1111 190,6667 191,1111 Rata (Kg/Cm²) 190,96 Umur Beton (hari) 14 Direndam Dengan Air Laut Temperatur Perawatan ( C) 25 Berat Contoh (gram) 7632,5 7632,5 7514,25 Kuat Tekan Maksimum (KN) 416 422 435 Konversi KN ke Kg (Kg) 41600 42200 43500 Kuat Tekan Beton (Kg/Cm²) 184,8889 187,5556 193,3333 Rata (Kg/Cm²) 188,59 Beton normal K 175 usia tiga hari yang dicuring dengan air laut mengalami penurunan kuat tekan sebesar 1,24 % terhadap curing air tawar

Tabel kuat tekan beton normal K 175 curing dengan air tawar dan air laut usia 28 hari Umur Beton (hari) 28 Direndam Dengan Air Tawar Temperatur Perawatan ( C) 26 Berat Contoh (gram) 7610 7690 7610 Kuat Tekan Maksimum (KN) 470 510 486 Konversi KN ke Kg (Kg) 47000 51000 48600 Kuat Tekan Beton (Kg/Cm²) 208,8889 226,6667 216 Rata (Kg/Cm²) 217,19 Umur Beton (hari) 28 Direndam Dengan Air Laut Temperatur Perawatan ( C) 25 Berat Contoh (gram) 7610 7620 7630 Kuat Tekan Maksimum (KN) 470 495 485 Konversi KN ke Kg (Kg) 47000 49500 48500 Kuat Tekan Beton (Kg/Cm²) 208,8889 220 215,5556 Rata (Kg/Cm²) 214,81 Beton normal K 175 usia tiga hari yang dicuring dengan air laut mengalami penurunan kuat tekan sebesar 1,1 % terhadap curing air tawar

KUAT TEKAN BETON ( Kg/cm²) 250 200 150 100 50 0 (hari) 1,1% K175 (air tawar ) 1,24% K175 (air laut ) 1,05% 1,18% 7 28 USIA BETON ( HARI) Grafik Kuat Tekan beton Rata Rata Grafik kuat tekan mengalami peningkatan pada usia hari akan tetapi prosentase penurunan kuat tekan terhadap beton yang dicuring dengan air laut tidak nampak karena kecilnya selisih nilai kuat tekan. Tabel kuat tekan beton yang menggunakan air laut sebagai bahan campuran beton, curing dengan air tawar dan air laut usia 3 hari Umur Beton (hari) 3 Direndam Dengan Air Tawar Temperatur Perawatan ( C) 26 Berat Contoh (gram) 7583 7590 7569 Kuat Tekan Maksimum (KN) 250 260 243 Konversi KN ke Kg (Kg) 25000 26000 24300 Kuat Tekan Beton (Kg/Cm²) 111,1111 115,5556 108 Rata (Kg/Cm²) 111,56

Umur Beton (hari) 3 Direndam Dengan Air Laut Temperatur Perawatan ( C) 26 Berat Contoh (gram) 7690 7647 7654 Kuat Tekan Maksimum (KN) 220 243 229 Konversi KN ke Kg (Kg) 22000 24300 22900 Kuat Tekan Beton (Kg/Cm²) 97,77778 108 101,7778 Rata (Kg/Cm²) 102,52 Beton dengan campuran air laut usia tiga hari yang dicuring dengan air laut mengalami penurunan kuat tekan sebesar 8,1 % terhadap curing air tawar Tabel kuat tekan beton yang menggunakan air laut sebagai bahan campuran beton, curing dengan air tawar dan air laut usia 7 hari Umur Beton (hari) 7 Direndam Dengan Air Tawar Temperatur Perawatan ( C) 26 Berat Contoh (gram) 7510 7600 7630 Kuat Tekan Maksimum (KN) 390 390 380 Konversi KN ke Kg (Kg) 39000 39000 38000 Kuat Tekan Beton (Kg/Cm²) 173,3333 173,3333 168,8889 Rata (Kg/Cm²) 171,85

KUAT TEKAN BETON (Kg/cm²) Umur Beton (hari) 7 Direndam Dengan Air Laut Temperatur Perawatan ( C) 26 Berat Contoh (gram) 7550 7530 7420 Kuat Tekan Maksimum (KN) 366 360 350 Konversi KN ke Kg (Kg) 36600 36000 35000 Kuat Tekan Beton (Kg/Cm²) 162,6667 160 155,5556 Rata (Kg/Cm²) 159,41 Beton dengan campuran air laut usia tiga hari yang dicuring dengan air laut mengalami penurunan kuat tekan sebesar 7,24 % terhadap curing air tawar 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 hari K 175 (air tawar) 7,24 % 8,1% K 175 (air laut) 3 7 USIA BETON ( hari) Rata

IX. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : 1. Beton normal K-175 yang dirawat menggunakan air laut mengalami penurunan kuat tekan sebesar: 1,18 % pada usia 3 hari. 1,05% pada usia 7 hari 1,24% pada usia 14 hari 1,1% pada usia 28 hari. 2. Beton yang menggunakan air laut sebagai campuran beton mengalami penurunan kuat tekan beton terhadap beton normal : 8,1 % pada usia 3 hari. 7,24 % pada usia 7 hari. Saran : Melihat penurunan kuat tekan beton pada beton yang dirawat dengan air laut maupun air tawar maupun beton yang menggunakan air laut sebagai campuran beton maka perlu untuk mempertimbangkan kembali penggunaan semen type II yang merupakan semen yang biasa digunakan untuk mendirikan bangunan di daerah khusus yaitu daerah yang terintrusi air laut sebagai salah satu solusi. DAFTAR PUSTAKA,1998, Annual Book of ASTM Standarts "Concrete and Agregates" Volume 04.02., 2008, SNI 1968:2008, Metode Pengujian Tentang Analisa Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar, Departemen Pekerjaan Umum, 2008, SNI 1969:2008, Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar, Departemen Pekerjaan Umum, 2008, SNI 1974:2008, Metode Pengujian Kekentalan (Slump) Beton, Departemen Pekerjaan Umum., 2010, SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton, Kementerian Pekerjaan Umum., 2010, SNI 03 2493-1991, Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium, Kementerian Pekerjaan Umum., 2010, SNI 1972: 2008, Cara Uji Slump Beton, Kementerian Pekerjaan Umum., 2008, Panduan Praktikum Beton, Puslitbang Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum