BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul ada pada khususnya dalam anggota keluarga.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.

BAB I PENDAHULUAN. ciptaan makhluk hidup lainnya, Hal tersebut dikarenakan manusia diciptakan dengan disertai

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB III DESKRIPSI PASAL 44 AYAT 4 UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PIDANA KEKERASAN SUAMI KEPADA ISTERI DALAM RUMAH TANGGA

13 ayat (1) yang menentukan bahwa :

Wajib Lapor Tindak KDRT 1

BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sebuah kesatuan wilayah dari unsur-unsur negara, 1 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak pihak merasa prihatin dengan maraknya peristiwa kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. dari perkawinan itu adalah boleh atau mubah. Namun dengan melihat

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan. diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.

BAB III KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PRESPEKTIF HUKUM POSITIF (UNDANG-UNDANG R.I NOMOR 23 TAHUN 2004)

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan

TINJAUAN TERHADAP LANGKAH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MEMBUKTIKAN PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA YANG MENGGUNAKAN RACUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Adanya ketidakseimbangan antara perlindungan terhadap. korban kejahatan dengan perlindungan terhadap pelaku, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan menyenangkan bagi anggota keluarga, di sanalah mereka saling

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

BAB I PENDAHULUAN. dampak kemajuan teknologi dan informasi, serta perubahan gaya hidup yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

BAB I PENDAHULUAN. tangga itu. Biasanya, pelaku berasal dari orang-orang terdekat yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kategori kejahatan kemanusiaan (crime of humanity),apalagi

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN. dasar dari susunan masyarakat, untuk itulah lahir Undang-undang Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA AMELIA FEBRIANA / D

BAB I PENDAHULUAN. berpendidikan menengah ke atas dengan penghasilan tinggi sekalipun sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB I PENDAHULUAN. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. memberikan jaminan bahwa orang berhak membentuk suatu keluarga guna

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan

PERSPEKTIF GENDER DALAM UNDANG-UNDANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Wahyu Ernaningsih

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

I. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

"PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUANSEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LUWU TIMUR" BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak mendapat kepastian hukum setelah melalui proses persidangan di

BAB I PENDAHULUAN. sesutu tentang tingkah laku sehari-hari manusia dalam masyarakat agar tidak

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pelaksanaan dan penerapan ketentuan hukum pidana materiil,

I. PENDAHULUAN. Kekerasan dalam Rumah Tangga seperti yang tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan yang berlaku. Salah satu upaya untuk menjamin. dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP ).

BAB I PENDAHULUAN. kita jumpai di berbagai macam media cetak maupun media elektronik. Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. potensi dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa. 1 Anak adalah bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkawinan merupakan hal yang sakral bagi manusia, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang melekat dan menyatu pada

BAB I PENDAHULUAN. langsung merugikan keuangan Negara dan mengganggu terciptanya. awalnya muncul Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Negara Indonesia adalah negara bardasarkan hukum bukan

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. baik. Perilaku warga negara yang menyimpang dari tata hukum yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan yang buruk, yang akan membimbing, dan mengarahkan. jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.

Peran dan Masalah yang Dihadapi Penyidik Polri dalam Proses Perkara Tindakan Kekerasan dalam Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengendalian diri setiap orang di lingkup rumah tangga tersebut. 1

BAB I PENDAHULUAN. sudah memberikan perlindungan yang dimasukkan dalam peraturan-peraturan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua.

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan yuridis normatif, yuridis empiris dan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN F. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini masyarakat menghadapi berbagai masalah sosial yang berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan dalam masyarakat permasalahan yang muncul ada pada khususnya dalam anggota keluarga. Anggota keluarga yang dimaksud tidak hanya terdiri dari suami, istri dan anak saja, melainkan semua orang yang berada dalam lingkungan keluarga, termasuk juga pembantu rumah tangga 1. Masalah-masalah yang ada dalam keluarga bisa saja dilatar belakangi karena faktor ekonomi, emosional, kecemburuan, dan lain-lain, masalah-masalah tersebut dapat menimbulkan reaksi riil, antara lain timbulnya kekerasan seperti kekerasan fisik maupun kekerasan psikis. kenyataannya dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat kasus kekerasan fisik lah yang paling menonjol terjadi. Kekerasan dalam keluarga kebanyakan korbannya adalah pihak perempuan yang harus mendapat perlindungan dari Negara dan atau masyarakat agar terhindar dan terbebas dari kekerasan atau ancaman kekerasan, penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat dan martabat kemanusiaan 2. Kenyataannya korbannya tidak hanya pihak istri saja, biasa juga menimpa pada pihak suami, orangtua, anak,maupun yang bukan 1 http./www lbh apik.or.id/kdrt penjelasan % 20 pasal, HTM,LBH asosiasi perempuan Indonesia untuk keadilan Indonesia. 2 menimbang huruf c UU No 23 / 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. 1

2 anggota keluarga seperti pembantu rumah tangga. kesimpulannya semua orang yang berada di dalam lingkup rumah tersebut. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bukanlah persoalan domestic (privat) yang tidak boleh diketahui oleh orang lain. Kekerasan Dalam Rumah Tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi (pembedaan perlakuan terhadap sesama warga Negara, perbedaan warna kulit) 3 yang harus dihapuskan. sesuai dengan hal tersebut maka persoalan Kekerasan Dalam Rumah Tangga ini merupakan delik umum. Setiap warga negara berhak mendapat rasa aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan sesuai dengan falsafah pancasila dan UUD 45 4, maka dari itu jaminan yang harus diberikan Negara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga adalah dengan menindak pelaku KDRT, dan melindungi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga tersebut maka dari itu negara membuat Undang-Undang untuk melindungi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga yaitu dengan dikeluarkannya UU nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam hal ini kekerasan fisik dan bagaimanakah penegakan hukumnya merupakan menjadi salah satu tanggung jawab aparat penegak hukum, salah satunya adalah pihak kejaksaan yang mempunyai peran yang sangat vital dalam hal ini yaitu dalam hal Penuntutan. Melihat 3 Muhammad Ali, Kamus lengkap bahasa Indonesia modern, Pustaka Amani, Jakarta, hlm 84 4 Ibid. menimbang huruf a

3 permasalahan-permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk menulis penulisan hukum dengan judul Pembuktian Jaksa Penuntut Umum pada Perkara Kekerasan Dalam Rumah Tangga. B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk membuktikan adanya perkara Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)?. 2. Kendala apa sajakah yang ada pada Jaksa Penuntut Umum dalam membuktika adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)?. C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tentang upaya pembuktian Jaksa Penuntut Umum (JPU) menangani perkara Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). 2. Untuk mengetahui kendala yang ada pada Jaksa Penuntut Umum. D. Manfaat Penelitian a) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini penulis mengharapkan untuk dapat mengembangkan wawasan pengetahuan dalam ilmu hukum khususnya mengenai peran jaksa penuntut umum dalam upaya pembuktian dalam perkara Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

4 b) Manfaat praktis Penulisan ini bertujuan agar hasil penelitian ini dapat menambah bahan bacaan kepustakaan mengenai peran jaksa dalam pelaksanaan penegakan hukum terhadap tindak penganiayaan dalam perkara Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). E. Keaslian Penelitian Dengan ini penulis menyatakan bahwa Penulisan Hukum / skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, bukan merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain. Jika Penulisan Hukum/ skripsi ini terbukti merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain, maka penulis bersedia menerima sanksi akademik dan / atau sanksi hukum yang berlaku. F. Batasan Konsep a) Pembuktian Kegiatan pembuktian diartikan hanyalah kegiatan pembuktian dalam persidangan, dan tidak termasuk kegiatan penyelidikan dalam mencari bukti dalam penyelidikan maupun mengumpulkan alat bukti dan atau barang bukti yang menjadi tugas penyidik dalam pekerjaan penyidikan 5. 5 Chazawi, op.cit.,hlm.17.

5 b) Jaksa Penuntut Umum Menurut pasal 1 (2) UU No 16 / 2004 tentang kejaksaan penutut umum adalah Jaksa yang diberi wewenang oleh Undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim. c) Proses Perubahan peristiwa dan lain-lain dalam perkembangan sesuatu ;perkara dalam pengadilan. 6 d) Perkara Suatu runtunan peristiwa /atau kejadian yang senyatanya terjadi dimana peristiwa tersebut senyatanya telah melanggar suatu aturan hukum yang berlaku 7. e) Kekerasan Dalam Rumah Tangga Menurut pasal 1 UU No 23 / 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan dalam rumah tangga adalah Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan/penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan /penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, /perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. 6 Muhammad Ali,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern,Pustaka Amani,Jakarta,hlm.325. 7 Ibid,hlm 309.

6 G. Metode penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Normatif yaitu pengumpulan data dari berbagai literature yang berkaitan erat dengan pokok permasalahan, misalnya buku-buku atau literature, dokumen, peraturan perundang-undangan, laporan hasil penelitian terdahulu, dan sumber-sumber lainya yang mempunyai relevansi atau hubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. 2. Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari : Data Sekunder adalah Data yang dikumpulkan dari bukubuku / Literatur,Dokumen,Peraturan Perundang-undangan,Laporan hasil penelitian terdahulu dan sumber-sumber lainya yang mempunyai Relevansi / hubungan dengan permasalahan. misalnya pasal 1, pasal 5, pasal 6, pasal 7, pasal 8, pasal 9, pasal 54, pasal 55 Undang-undang no 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalan Rumah Tangga (KDRT) ; pasal 351 KUHP ; pasal 184,dan pasal 185 KUHAP ; pasal 30 undang-undang No 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

7 Studi pustaka, yaitu untuk mengumpulkan atau memperoleh data-data sekunder, yakni dengan membaca buku-buku, jurnal hukum, hasil penelitian, peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian dan studi kasus. 4. Metode Analisis Data Semua data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan metode Deskriptif yaitu metode analisis data yang berdasarkan pada apa yang telah didapat dari Literature dan fakta yang terjadi kemudian diambil kesimpulan melalui metode Induktif yaitu menyimpulkan suatu hal yang khusus ke umum. H. Sistematika Penulisan Hukum Sistematika dalam penulisan hukum ini terdiri dari 3 bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN,Yang berisi Latar Belakang Masalah,Rumusan Masalah,Tujuan Penelitian,Manfaat Penelitian,Batasan Konsep,Metode Penelitian (Jenis Penelitian,Sumber Data,Metode Pengumpulan Data,Metode Analisis Data). BAB II : PERAN JAKSA PENUNTUT UMUM PADA PEMBUKTIAN PERKARA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA,Yang berisi Tinjauan Umum mengenai pembuktian tindak pidana (pengertian Pembuktian, pengertian Tindak Pidana sistem pembuktian dalam perkara pidana, macam-macam alat bukti dan kekuatan alat-alat bukti) ;Tinjauan Umum tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Pengertian Kekerasan Dalam Rumah

8 Tangga (KDRT),Jenis-jenis kekerasan Dalam Rumah Tangga, Faktor-faktor yang melatar belakanginya) ; Tinjauan Umum tentang fungsi,tugas,dan wewenang Kejaksaan (Tugas pokok dan fungsi Kejaksaan serta, tugas dan wewenang Kejaksaan) ; Pembuktian oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap penganiayaan perkara Kekerasan Dalam Rumah Tangga. BAB III : PENUTUP, Yang berisi Kesimpulan dan Saran.