BAB I PENDAHULUAN. menggalakkan diri dalam pembangunan wilayahnya masing-masing, semua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

Bab 10. Dampak Industri Pariwisata Terhadap Ekonomi, Sosio-Budaya dan Lingkungan

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

3. Pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung (Homestay/Resort Wisata), dengan kriteria desain : a) Lokasi Homestay pada umumnya terpisah dari

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB I PENGANTAR. segenap potensi yang dimiliki daerah untuk membangun dan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

1. Bab I Pendahuluan Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mengembangkan Ekowisata Hutan Mangrove Tritih Kulon Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. langsungnya adalah bagi pemerintah, pengelola, dan masyarakat yang secara

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

BAB I PENDAHULUAN. menambah devisa negara. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam industri pariwisata dan terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

Besarnya dampak positif yang dihasilkan dari industri pariwisata telah mendorong setiap daerah bahkan negara di dunia, untuk menjadikannya sebagai

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan otonomi daerah yang bergulir sejak era reformasi di Indonesia secara otomatis merangsang seluruh daerah di tanah air menggalakkan diri dalam pembangunan wilayahnya masing-masing, semua potensi yang dimiliki daerah digali dan dikembangkan dengan seksama, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah melalui berbagai sektor, baik sektor migas maupun non migas. Untuk pengembangan sektor non migas, salah satu sektor yang mulai mendapat perhatian serius adalah sektor pariwisata. Pembangunan kepariwisataan memiliki peranan penting dalam mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memberikan perluasan kesempatan kerja. Peran tersebut, antara lain, ditunjukkan oleh kontribusi kepariwisataan dalam penerimaan devisa negara yang dihasilkan oleh kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), nilai tambah PDB, dan penyerapan tenaga kerja. Di samping itu, pariwisata juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaaan budaya bangsa dengan memperkenalkan produk-produk wisata seperti kekayaan dan keunikan alam dan laut, museum, seni dan tradisi kerakyatan dan alat yang efektif bagi pelestarian lingkungan alam dan seni budaya tradisional. 1

digilib.uns.ac.id 2 Pariwisata memiliki peran yang penting dalam meningkatkan devisa negara dengan mengupayakan peningkatan jumlah wisman dan peningkatan rata-rata pengeluaran wisman di Indonesia. Jumlah kunjungan wisman pada tahun 2012 sebanyak 8,04 juta atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,16% apabila dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada tahun 2011 sebanyak 7,64 juta kunjungan wisman. Rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan pada tahun 2012 sebesar USD 1.133,81 atau mengalami pertumbuhan sebesar 1,39% apabila dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan pada tahun 2011 sebesar USD 1.118,26. Peningkatan jumlah wisman dan rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan akan meningkatkan devisa yang akan diperoleh oleh negara, yaitu total penerimaan devisa dari wisman pada tahun 2012 sebesar USD 9.120,85 juta atau mengalami pertumbuhan sebesar 6,62% apabila dibandingkan dengan total penerimaan devisa dari wisman pada tahun 2011 sebesar USD 8.554,39 juta. Pada tahun 2012 perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) diperkirakan mencapai 245 juta perjalanan atau naik sebesar 3,48% dibandingkan tahun 2011 yaitu 236,75 juta perjalanan. Total pengeluaran pada tahun 2012 sebesar 171,50 triliun rupiah dengan rata-rata pengeluaran sebesar 700 ribu rupiah (www.parekraf.go.id). Menurut Suwantoro ( 1997 ), alasan pengembangan sektor pariwisata untuk dijadikan komoditi andalan di samping migas sebagai komoditi pendukung kelangsungan pembangunan nasional, antara lain adalah: 1. Pola perjalanan wisata di dunia yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun.

digilib.uns.ac.id 3 2. Pariwisata tidak begitu terpengaruh gejolak ekonomi dunia, di samping pertumbuhannya yang lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi dunia. 3. Meningkatkan kegiatan ekonomi daerah dan pengaruh ganda dari pengembangan pariwisata tampak lebih nyata. 4. Komoditi pariwisata tidak mengenal proteksi atau quota seperti komoditi lainnya. 5. Potensi pariwisata Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang beranekaragam macamnya tak akan habis terjual. 6. Pariwisata sudah menjadi kebutuhan hidup manusia pada umumnya. Berpijak pada keenam alasan tersebut, sektor pariwisata sangatlah potensial untuk dikembangkan untuk mendukung pembangunan nasional yang pada akhirnya berujung pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Menurut Ismayanti (2010) pariwisata memberikan dampak positif dan negatif bagi perekonomian masyarakat Indonesia. Dampak positif dari pariwisata terhadap perekonomian diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Kontribusi pariwisata dalam devisa pada neraca penerimaan Negara 2. Menghasilkan pendapatan bagi masyarakat, Menghasilkan lapangan pekerjaan 3. Meningkatkan struktur ekonomi 4. Membuka peluang investasi

digilib.uns.ac.id 4 5. Mendorong aktifitas wirausaha (interpreneurships). Selain keuntungan-keuntungan tersebut, pariwisata juga memberikan dampak negatif, yaitu: 1. Bahaya ketergantungan (overdependence) terhadap industri pariwisata 2. Peningkatan inflasi dan nilai lahan 3. Peningkatan frekuensi impor 4. Produksi musiman 5. Pengembalian modal lambat (low rate return on investment) 6. Mendorong timbulnya biaya eksternal lain. Penting dan besarnya manfaat pembangunan pariwisata ini disadari betul oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang. Kabupaten Semarang memiliki potensi-potensi wisata yang dapat dikembangkan, antara lain adalah kekayaan di bidang industri, seni dan budaya, sejarah, serta potensi wisata alam. Selain mengembangkan potensi wisata yang sudah ada, Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata juga menciptakan sebuah destinasi wisata baru berupa Desa Wisata. Menurut situs Wikipedia, Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (www.wikipedia.org). Menurut Hadiwijoyo (2012) pengembangan konsep desa wisata memiliki manfaat, antara lain adalah sebagai berikut:

digilib.uns.ac.id 5 1. Dengan adanya desa wisata maka pengelola harus menggali dan mempertahankan nilai-nilai adat serta budaya yang telah berlangsung selama puluhan tahun di desa tersebut. Lestarinya nilai-nilai budaya merupakan daya tarik bagi wisatawan. Dengan kata lain suatu desa tidak akan memiliki daya tarik apabila tidak memiliki budaya, adat istiadat yang unik serta way of life yang eksotis. 2. Dengan konsep ini maka secara otomatis masyarakat desa yang notabene memiliki kemampuan ekonomi yang kurang, dapat berperan aktif dalam kelangsungan desa wisata. Dengan kata lain, timbul peluang kerja baru yang berpotensi bagi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa setempat. Akhir dari konsep ini tentu saja agar terdapat peningkatan taraf hidup dan perekonomian masyarakat. 3. Masyarakat desa dituntut untuk lebih bersahabat dengan alam sekitar. Lingkungan yang asri, pohon-pohon yang rindang serta terawat adalah salah satu komponen daya tarik desa wisata. Di wilayah Kabupaten Semarang ada beberapa desa wisata, salah satunya adalah Desa Wisata Bejalen. Desa Bejalen merupakan sebuah desa yang terletak di sebelah tenggara pusat Kota Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Desa Bejalen juga berada di tepi Rawa Pening, yang merupakan salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Semarang, jadi selain masyarakatnya yang masih memegang tradisi nenek moyang, Desa Bejalen

digilib.uns.ac.id 6 juga memiliki pemandangan yang indah. Secara administratif, Desa Bejalen termasuk sebuah desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Masyarakat Desa Bejalen sebagian besar menggantungkan hidupnya atau bermata pencaharian sebagai petani, industri, perdagangan, jasa kemasyarakatan, pemerintah dan perorangan serta sektor perikanan/nelayan di Rawa Pening. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1.1 Lapangan Usaha Utama Masyarakat Desa Bejalen tahun 2011 No Lapangan Usaha Utama Tahun 2011 1 Tanaman Pangan 93 2 Hortikutura 1 3 Perkebunan 0 4 Perikanan 144 5 Peternakan 17 6 Kehutanan 0 7 Pertambangan dan Penggalian 0 8 Industri 108 9 Listrik dan Gas 0 10 Konstruksi 9 11 Perdagangan 104 12 Hotel dan Rumah Makan 20 13 Transportasi dan Pergudangan 34 14 Informasi dan Komunikasi 3 15 Keuangan dan Asuransi 5 16 Jasa Pendidikan 30 17 Jasa Kesehatan 20 18 Jasa Kemasyarakatan, Pemerintahan dan Perorangan 113 19 Lainnya 4 Total 705 Sumber: BPS Kabupaten Semarang

digilib.uns.ac.id 7 Selain lapangan usaha seperti tersebut pada tabel 1.1 di atas, ada sebagian kecil dari masyarakat Desa Bejalen yang bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang jumlahnya mencapai 36 orang, terdiri dari 12 laki-laki dan 24 prempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Yang Bekerja di Luar Negeri dari Desa Bejalen Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011 No Jenis Kelamin Jumlah TKI 1 Pria 12 2 Wanita 24 Total 36 Sumber: BPS Kabupaten Semarang Masyarakat Desa Bejalen masih melestarikan tradisi Jawa semacam seni Karawitan dan Tari-tarian Jawa Klasik. Masyarakat Desa Bejalen masih memegang teguh tradisi nenek moyang mereka bahkan dalam hal bercocoktanam pun segala upacara tradisional masih dilaksanakan. Selain hal unik yang bersifat tradisional tersebut, Desa Bejalen memiliki pemandangan yang cukup indah, karena letak desa yang berada di tepi Rawa Pening dengan hamparan area persawahan yang asri, serta cukup jauh dari keramaian kota. Pada tahun 2007 Desa Bejalen dinobatkan sebagai desa wisata bersama tiga desa lainnya, yaitu Desa Kebondowo (Kecamatan Banyu Biru), Desa Sidomukti (Kecamatan Bandungan) dan Desa Keseneng (Kecamatan Sumowono). Pengunjung Desa Wisata Bejalen diperbolehkan berkeliling desa dengan pemandu sambil melihat aktifitas warga desa wisata tersebut, baik itu aktifitas bercocoktanam maupun aktifitas membuat makanan kudapan (yang

digilib.uns.ac.id 8 boleh dibeli langsung) seperti kripik wader, cethol dan belut yang merupakan hasil rawa pening. Selain itu wisatawan juga dapat secara langsung membeli salak dari kebun-kebun salak yang ada di desa tersebut dengan cara memetik sendiri. Wisatawan yang berniat untuk menginap juga dapat memanfaatkan fasilitas homestay, yaitu rumah-rumah penduduk yang memang disediakan pemiliknya untuk dipakai sebagai tempat menginap bagi wisatawan, wisatawan yang memanfaatkan fasilitas homestay ini dapat mengikuti kegiatan sehari-hari pemilik homestay, mulai dari kegiatan membersihkan rumah sampai mencari ikan di Rawa Pening atau bercocok tanam di sawah, semua kegiatan tersebut sesuai dengan mata pencaharian tuan rumah pemilik homestay, jadi wisatawan dapat benar-benar merasakan bagaimana rasanya hidup di desa khususnya di Desa Bejalen. Potensi pariwisata Desa Bejalen juga didukung dengan adanya Kampoeng Rawa, suatu tempat wisata buatan yang berkonsep one stop shopping, dengan posisi tetap menggunakan dermaga Rawa Pening milik Desa Bejalen. Pengembangan Kampoeng Rawa ini tetap mempertahankan keaslian alam sekitar Desa Bejalen, karena memang keindahan alamnya merupakan aset terpenting dalam pengembangan pariwisata di wilayah ini dan memang sejak awal Kampoeng Rawa ini dibangun untuk dapat bersinergi dan saling mendukung dengan keberadaan Desa Wisata Bejalen. Untuk mencukupi kebutuhan akan karyawan, Kampoeng Rawa yang dikelola Paguyuban Kampoeng Rawa ini sengaja mengambil tenaga kerja dari Desa Bejalen dan warga Kelurahan Tambakboyo, yang jumlahnya mencapai 75 %

digilib.uns.ac.id 9 dan 25 % lainnya adalah tenaga-tenaga professional yang diambil dari daerah-daerah lain. Penobatan Desa Bejalen sebagai desa wisata oleh Pemerintah Kabupaten Semarang serta pengembangan pariwisata di sekitarnya (Kampoeng Rawa) memiliki pengaruh terhadap kegiatan ekonomi masyarakatnya, terutama sejak dibukanya Kampoeng Rawa pada tahun 2012, mata pencaharian penduduk semakin beragam karena kebutuhan akan karyawan di Kampoeng Rawa, mulai dari sekuriti hingga operator permainan anak dan juru mudi perahu/speed boat. Jumlah pengangguran di Desa Bejalen pun berkurang dan pendapatan warga pun semakin meningkat, yang berujung pada meningkatnya taraf hidup masyarakat desa. Secara keseluruhan Desa Wisata Bejalen memiliki keunggulan diatas ketiga desa wisata lainnya, karena letak Desa Bejalen yang berada di tepi Rawa Pening menyajikan pemandangan yang indah dan posisinya persis disamping Ring Road Ambarawa, sehingga memudahkan aksesnya, karena selain mudah dicapai dengan kendaraan pribadi, Desa Wisata Bejalen juga dilewati angkutan umum. Selain itu, potensinya relatif lebih komplit, yaitu: tersedianya pemandangan indah sebagai wisata alam, toko souvenir, makanan atau kudapan khas (salak dan produk olahan ikan rawa) juga keberadaan kelompok kesenian tradisional. Segala potensi wisata yang dimiliki Desa Wisata Bejalen tersebut menjadi semakin menonjol dengan keberadaan Kampoeng Rawa, sebelum dibukanya Kampoeng Rawa, perkembangan Desa Wisata Bejalen relatif lambat dan malah terkesan stagnan, tetapi dengan

digilib.uns.ac.id 10 dibukanya Kampoeng Rawa, perkembangannya mulai mencolok dilihat melalui jumlah pengunjung yang datang ke Kampoeng Rawa yang menjadi bagian dari potensi wisata yang dimiliki Desa Wisata Bejalen. Oleh karena hal tersebut diatas, untuk mengetahui bagaimana peranan Desa Wisata Bejalen dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Bejalen, penulis merasa perlu mengadakan penelitian dengan judul Dampak Ekonomi Pariwisata Desa Wisata Bejalen Setelah Dibukanya Kampoeng Rawa Bagi Masyarakat Desa Bejalen, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana profil Desa Wisata Bejalen? 2. Bagaimana pengelolaan Desa Wisata Bejalen dalam menciptakan kegiatan ekonomi bagi masyarakat lokal? 3. Bagaimana dampak ekonomi pariwisata bagi masyarakat Desa Bejalen dengan adanya Program Desa Wisata ini terutama setelah dibukanya Kampoeng Rawa? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a) Tujuan : 1. Untuk mengetahui profil atau gambaran umum tentang Desa Wisata Bejalen.

digilib.uns.ac.id 11 2. Untuk mengetahui pengelolaan Desa Wisata Bejalen dalam menciptakan kegiatan ekonomi masyarakat lokal. 3. Untuk mengetahui dampak ekonomi pariwisata bagi masyarakat Desa Bejalen dengan adanya Program Desa Wisata Bejalen terutama setelah dibukanya Kampoeng Rawa. b) Manfaat: 1. Dapat memberikan masukan dan informasi kepada Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang selaku pembuat kebijakan, agar pengembangan dan pengelolaan Desa Wisata Bejalen dapat lebih baik. 2. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian sejenis. 3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran dalam menerapkan pengembangan ekonomi pariwisata beserta kebijakannya. 4. Untuk umum, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah pengetahuan baru tentang pengembangan potensi Desa Wisata Bejalen sehingga masyarakat umum juga dapat mendukung pengembangan potensi Desa Wisata Bejalen, diharapkan akan ada kerja sama antara pengelola dan masyarakat pada umumnya.