BAB I PENDAHULUAN. keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau keduanya. 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketertarikan masyarakat dengan sistem ekonomi syariah dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada hukum Islam yang sah. Tujuan ekonomi Islam bagi bank

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. halnya bank syariah, koperasi syariah maupun lembaga keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang minus dana. Pihak-pihak surplus dana tersebut meliputi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Tabungan Wadi ah Terhadap Pembiayaan Pada PT. Bank

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat oleh bank disebut financing atau leading. Dalam menjalankan dua. kaidah- kaidah perbankan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang berada dibidang keuangan. terutama dalam memberikan biaya investasi pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan dana. Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang kegiatan usahanya yaitu. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. krisis, perbankan syariah mulai dapat berdiri sedangkan sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Dalam hal

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat oleh bank disebut financing atau leading. Dalam menjalankan dua

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia, khususnya perbankan syariah, terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Piutang Usaha terhadap Laba pada BMT Istiqomah Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan merupakan bagian integral sistem perekonomian modern. Tidak diragukan lagi bahwa lembaga keuangan memberikan peranan sangat penting dan bermanfaat bagi masyarakat modern dan tidak ada sistem ekonomi yang dapat mencapai kemajuannya tanpa bantuan lembaga keuangan misalnya perbankan dan lembaga keuangan mikro lainnya. Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau keduanya. 2 Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia yang dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu wujud dari perkembangan ekonomi syariah adalah dengan berkembangnya lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip syariah atau lembaga keuangan. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank-bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) sejak tahun 1992. Kehadiran Bank Syariah sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Peranan perbankan syariah dalam aktivitas ekonomi Indonesia tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Perbedaan mendasar antara hal. 2. 2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), 1

2 keduanya terletak pada prinsip-prinsip dalam transaksi keuangan atau operasional. Perkembangan perbankan syariah di Negara-Negara muslim berpengaruh terhadap perkembangan perbankan di Indonesia. Eksistensi perbankan syariah saat ini menempati posisi yang sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi di sektor riil dengan pemilik dana atau sebagai penyedia jasa tempat menyimpan kekayaan. Dengan adanya perbankan syariah diharapkan masyarakat dapat berinvestasi dan bermuamalah sesuai dengan syariah. Penyediaan kebutuhan modal untuk operasional perbankan syariah harus didapatkan dengan prinsip syariah. Operasional bank Islam di samping menggunakan modal sendiri, juga menghimpun dana dari masyarakat dengan menggunakan prinsip Wadiah (titipan) dan Mudharabah (bagi hasil) dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito, selanjutnya dana tersebut disalurkan ke kembali ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan dengan menggunakan prinsip murabahah (jual beli), mudharabah (bagi hasil), musyarakah (partnership), Ijarah (sewa), salam, istishna, dan lain-lain. 3 Penghimpunan dana akan berpengaruh terhadap jumlah pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank syariah. Dana dari masyarakat yang dihimpun ini akan disalurkan kembali ke masyarakat melalui pembiayaan. Semakin besarnya dana masyarakat yang dihimpun dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito di perbankan syariah maka semakin besar juga dana yang akan disalurkan oleh bank syariah dalam bentuk pembiayaan. Dengan demikian 3 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 801

3 dana yang di himpun oleh bank syariah tidaklah idle (diam) dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan dana dan kekurangan dana. PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) yang telah mempunyai nama dalam dunia perbankan di Indonesia. Melihat potensi perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010. Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA Finance. Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum syariah. 4 4 Bank BCAS, http://www.bcasyariah.co.id/profil-korporasi/sejarah/, (Diakses Pada 21 Oktober 2017, Pukul 08.40 WIB)

4 Berangkat dari sejarah awal mula pengakuisisian PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) menjadi BCA Syariah, maka peneliti memilih BCA Syariah untuk dijadikan sebagai obyek penelitian karena merupakan bank syariah yang memiliki kinerja yang sangat baik dan memiliki prospek masa depan yang menjanjikan di usianya yang masih muda. Hal ini bisa dilihat dari prestasi yang telah diraih, pertumbuhan asset, pembiayaan yang diberikan serta simpanan masyarakat yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 BCAS raih 4 penghargaan pada Islamic Finance Award 2016 sebagai The Most Expansive Funding, The Most Expansive Financing, The Most Prudent dan The Best Sharia Full Fledge Bank. Pada Tahun 2017 BCAS mendapatkan penghargaan kembali Diamond Award pada ajang Service Quality Award 2017. 5 Dan banyak prestasi bank BCA Syariah yang lain. Grafik di bawah ini menunjukkan adanya pertumbuhan total aset yang semakin meningkat pada Bank BCA Syariah dari tahun 2012-2016. 6 5 4 3 2 1 0 Gambar 1.1 Grafik Total Aset PT Bank Central Asia (BCA) Syariah Tahun 2012-2016 (dalam Miliar Rupiah) Tahun 2013, Tahun 2012, 2.041 1.602 Tahun 2014, 2.994 Tahun 2016, Tahun 2015, 4.995 4.349 Sumber: Laporan Tahunan PT Bank Central Asia (BCA) Syariah Tahun 2016 5 Bank BCAS, http://www.bcasyariah.co.id/category/berita-terkini/ (Diakses Pada 21 Oktober 2017, Pukul 08.40 WIB)

5 Pertumbuhan aset yang dimiliki oleh Bank BCA Syariah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, ini menunjukkan bahwasanya BCA Syariah mempunyai kinerja keuangan yang baik. Dapat dilihat bahwasanya pada tahun 2012 total aset berkisar 1,602 miliar rupiah, pada tahun 2016 naik menjadi 4,955 miliar rupiah dalam kurun waktu 5 tahun merupakan kenaikan yang baik bagi sebuah perusahaan yang baru beroperasi sekitar 7 tahun. Total aset yang dimiliki oleh Bank BCA Syariah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, maka peneliti memelih periode 2014-2016 yaitu 3 tahun terakhir karena merupakan data yang terbaru dari PT Bank BCA Syariah yang bisa diperoleh dan diharapkan dengan periode 3 tahun akan diperoleh hasil yang baik dalam menjelaskan pengaruh pembiayaan bagi hasil yang dipengaruhi oleh giro wadiah, tabungan wadiah, dan deposito mudarabah. Pertumbuhan aset Bank BCA Syariah tidak terlepas dari kegiatan operasional perbankan itu sendiri dari penghimpunan dan penyaluran dana. Penghimpunan dana dalam perbankan syariah ditujukan untuk mobilisasi dan investasi. Dalam Islam bank syariah menjalankannya dengan prinsip yang sesuai dengan syariah Islam. Produk penghimpunan dana bank Islam yakni giro wadiah, tabungan wadiah dan mudarabah, dan deposito mudarabah. Produk penghimpunan dana Bank BCA Syariah yakni giro wadiah, tabungan wadiah dan mudarabah, dan deposito mudarabah. Tabel di bawah ini menunjukkan adanya pertumbuhan total giro wadiah, tabungan wadiah

6 dan mudarabah, dan deposito mudarabah pada Bank BCA Syariah dari tahun 2012-2016. Tabel 1.1 Komposisi Penghimpunan Dana Bank BCA Syariah Periode 2014-2016 (Dalam Jutaan Rupiah) Produk Penghimpunan Dana Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Giro Wadiah 1,872,712 1,791,916 2,619,998 Tabungan Wadiah 1,458,955 1,890,097 1,807,431 Tabungan Mudarabah 457,974 461,824 880,001 Deposito Mudarabah 18,687,886 26,989,536 34,426,675 Sumber: Laporan Tahunan PT Bank Central Asia (BCA) Syariah periode Tahun 2014-2016 Dari keempat produk penghimpunan dana yang banyak diminati adalah deposito mudarabah karena keuntungan yang diberikan bank syariah tinggi tinggi. Dari data penghimpunan dana yang dilakukan oleh Bank BCA Syariah, maka peneliti memilih variabel giro wadiah, tabungan wadiah, dan deposito mudarabah, sebagai variabel bebas, karena giro wadiah dan deposito mudharabah banyak diminati. Dan peneliti juga lebih memilih tabungan wadiah di banding tabungan mudarabah karena dari data, jumlah penghimpunan dana pada tabungan wadiah lebih banyak dibandingkan tabungan mudarabah setiap tahunnya.

7 Penghimpunan dana dalam bentuk giro pada bank syariah umumnya tetap sama dengan giro pada bank konvensional, dimana bank tidak membayar apapun kepada pemegangnya, bahkan tidak mengenakan biaya layanan. Dana giro ini boleh dipakai bank-bank syariah dalam operasi bagi hasil. Pembayaran kembali nilai nominal giro dijamin sepenuhnya oleh bank dan dilihat sebagai pinjaman depositor kepada bank. 6 Giro pada bank syariah ada dua macam yaitu giro wadi'ah dan giro mudharabah. Namun, Produk berupa giro wadi ah yang dikenal dalam sistem perbankan syariah. Secara singkat giro wadi ah dapat jelaskan sebagai bentuk simpanan yang penarikannya dilakukan tiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainya atau dengan cara pemindah bukuan yang didasarkan pada prinsip titipan. 7 Dalam kaitannya dengan produk giro, bank syariah menerapkan prinsip wadi ah yad dhamanah, yakni nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan bank syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi yang disertai hak untuk mengelola dana titipan dengan tanpa mempunyai kewajiban memberikan bagi hasil dari keuntungan tersebut. Namun demikian, bank syariah diperkenankan memberikan insentif berupa bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya. 8 6 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Azkia Publisher, 2009), hal. 49. 7 Abdul Ghafur Anshari, Perbankan Syariah Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2009), hal. 85-86. 8 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi Kelima, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016), hal. 352.

8 Untuk penghimpunan dana yang dilakukan dalam bentuk tabungan, Fatwa Dewan Syariah Nasional No 02/DSN-MUI/IV/2000, tabungan yang dibenarkan syariah adalah tabungan berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah. 9 Tabungan menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang bank syariah, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. 10 Sedangkan menurut Rachmadi Usman Tabungan adalah simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. 11 Dalam kaitannya dengan produk tabungan, tabungan wadiah adalah tabungan yang dijalankan dengan prinsip wadiah. Penghimpunan dana lain dilakukan dalam bentuk deposito mudharabah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang di maksud deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya 9 Ikit, Akuntansi Penghimpunan Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), hal. 202 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, hal. 5. 11 Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 232

9 dapat dilakukan pada waktu- waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Deposito merupakan produk dalam bank yang memang ditujukan untuk kepentingan investasi dalam bentuk surat-surat berharga, sehingga dalam perbankan syariah akan memakai prinsip mudharabah. Berbeda dengan perbankan konvensional yang memberikan imbalan berupa bunga bagi nasabah deposan, maka dalam perbankan syariah imbalan yang diberikan kepada nasabah deposan adalah bagi hasil (profit sharing) sebesar nisbah yang disepakati di awal akad. 12 Menurut DSN MUI Nomor 03/DSN-MUI/IV/2000 yang telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Deposito mudharabah adalah jenis investasi pada bank dalam mata uang rupiah dan valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo deposito (sesuai jangka waktunya). 13 Deposito mudharabah ini dengan akad antara pemilik dana sebagai shohibul maal (nasabah/pemilik dana) dengan bank sebagai pengelola dana atau mudhorib untuk mengelola dana dan memperoleh laba serta dibagi sesuai nisbah yang disepakati. Grafik di bawah ini menunjukkan giro wadiah, tabungan wadiah, deposito mudarabah pada Bank Central Asia Syariah dari periode tahun 2014-2016. 12 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009, hlm.71 13 Adiwarman A. Karim, Bank hal. 303

10 Gambar 1.2 Grafik Giro Wadi'ah, Tabungan Wadi'ah, dan Deposito Mudharabah PT Bank Central Asia (BCA) Syariah Tahun 2014-2016 (dalam Jutaan Rupiah) 2,500,000.00 50,000.00 1,000.00 Giro Wadiah 2014 Giro Wadiah 2015 Giro Wadiah 2016 Tabungan Wadiah 2014 Tabungan Wadiah 2015 Tabungan Wadiah 2016 Deposito Mudharabah 2014 Deposito Mudharabah 2015 Deposito mudharabah 2016 Sumber: Laporan Keuangan Bulanan PT Bank Central Asia (BCA) Syariah Tahun 2014-2016 Grafik diatas dapat diketahui bahwa pada giro wadiah dari tahun ke tahun, PT Bank BCA Syariah mengalami perkembangan. Terlihat bahwa mulai bulan januari tahun 2014 tercatat Rp 114.455 sampai bulan desember tahun 2014 tercatat Rp 161,710, bulan januari tahun 2015 tercatat Rp 123,494

11 sampai bulan desember tahun 2015 tercatat Rp 167,915, dan bulan januari tahun 2016 tercatat Rp 216,767 sampai bulan desember tahun 2016 tercatat Rp 221,401. Perkembangan penghimpunan dana giro wadiah setiap tahunnya fluktuatif karena tidak tetapnya maka bank Bank BCA Syariah harus mampu mengelola dana semaksimal mungkin. Grafik diatas dapat diketahui bahwa pada tabungan wadiah dari tahun ke tahun, PT Bank BCA Syariah berkembang secara fluktuatif namun cenderung stabil. Terlihat bahwa mulai bulan januari tahun 2014 tercatat Rp 111,547 dan bulan desember tahun 2014 tercatat Rp 135,501, bulan januari tahun 2015 tercatat Rp 130,026 sampai bulan desember tahun 2015 tercatat Rp 183,833, dan bulan januari tahun 2016 tercatat Rp 162,444 sampai bulan desember tahun 2016 tercatat Rp 143,864 perkembangan penghimpunan dana tabungan wadiah setiap tahunnya fluktuatif akan tetapi terus meningkat. Grafik diatas dapat diketahui bahwa pada deposito mudarabah dari tahun ke tahun, PT Bank BCA Syariah mengalami perkembangan yang stabil. Terlihat bahwa mulai bulan januari tahun 2014 tercatat Rp 1,418,342 (dalam jutaan) sampai bulan desember tahun 2014 tercatat Rp 2,009,943 (dalam jutaan), bulan januari tahun 2015 tercatat Rp 1,916,967 (dalam jutaan) sampai bulan desember tahun 2015 tercatat Rp 2,858,733 (dalam jutaan), dan bulan januari tahun 2016 tercatat Rp 2,773,636 (dalam jutaan) sampai bulan desember tahun 2016 tercatat 3,365,266 (dalam jutaan). Namun dapat dilihat dari grafik lebih banyaknya nominal deposito mudarabah di banding dengan penghimpunan dana giro wadiah dan tabungan wadiah yang dilakukan

12 masyarakat. Hal ini disebabkan karena deposito mudarabah lebih besar memberikan keuntungan di banding giro wadiah dan tabungan wadiah. Setelah sukses menghimpun dana dari masyarakat, bank akan kembali menyalurkan dananya kepada masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan bank ini diambil dari selisih antara keuntungan yang diambil dari proses penghimpunan dana (funding) dan penyaluran dana (financing) kepada masyarakat atau lebih dikenal dengan istilah kredit. Sedangkan kegiatan menyalurkan dana pada perbankan syariah dikenal dengan istilah pembiayaan. Menurut Rivai pembiayaan merupakan pendanaan yang dilakukan oleh bank untuk membiayai proyek keperluan nasabah. 14 Tabel dibawah ini merupakan proporsi pembiayaan bagi hasil pada Bank BCA Syariah dari Tahun 2014-2016. Tabel 1.2 Proporsi Pembiayaan Bagi Hasil Bank BCA Syariah Periode 2014-2016 (Dalam Jutaan Rupiah) Bulan Pembiayaan Bagi Hasil 2014 2015 2016 Januari 737,310 1,075,280 1,360,973 Februari 737,070 1,077,245 1,302,399 Maret 733,736 1,146,879 1,325,521 April 782,043 1,142,392 1,241,556 Mei 810,793 1,190,114 1,351,848 Juni 800,120 1,208,924 1,397,108 Juli 792,505 1,133,563 1,347,539 14 Veithzal Rivai, Bank and Financial Institution Management, (Jakarta: PT Rajagrafmdo Persada, 2007), hal. 470.

13 Agustus 833,917 1,148,549 1,344,639 September 843,426 1,222,575 1,449,759 Oktober 847,124 1,234,986 1,398,052 November 938,079 1,253,245 1,423,909 Desember 1,007,345 1,348,175 1,646,643 TOTAL 9,863,468 14,181,927 16,589,946 Sumber: Laporan Keuangan Bulanan PT Bank Central Asia (BCA) Syariah Tahun 2014-2016 Dalam mengalokasikan dananya dalam bentuk pembiayaan perbankan syariah, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi diantaranya adalah dana pihak ketiga baik dalam bentuk tabungan, giro, maupun deposito. 15 Tabel dibawah ini merupakan data pembiayaan secara keseluruhan pada Bank BCA Syariah dari Tahun 2014-2016. Tabel 1.3 Komposisi Pembiayaan Bank BCA Syariah Periode 2014-2016 (Dalam Jutaan Rupiah) Produk Pembiayaan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Murabahah 8,729,902 14,315,459 18,338,207 Musyarakah dan Mudharabah 9,863,468 14,181,927 16,589,946 Salam 0 0 0 Istishna 0 0 0 Ijarah 1,415,139 1,999,099 2,981,053 Qardh 5,625 21,907 8,746 TOTAL 20,014,134 30,518,392 37,917,952 Sumber: Laporan Tahunan PT Bank Central Asia (BCA) Syariah periode Tahun 2014-2016 15 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic hal. 687

Jumlah Pembiayaan Bagi Hasil 14 Bank syariah menyalurkan dananya melalui pembiayaan. Pembiayaan pada perbankan syariah dengan akad yang bermacam-macam sesuai dengan pripsip syariah yang akan memberikan kemudahan bagi nasabah. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa produk pembiayaan pada Bank BCA Syariah dominan adalah pembiayaan dengan prinsip murabahah dan bagi hasil. Penulis menggunakan variabel pembiayaan bagi hasil untuk diteliti. Pembiayaan mudarabah dan musyarakah merupakan jenis pembiayaan yang berprinsipkan bagi hasil. 16 Gambar grafik dibawah ini merupakan perkembangan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 Gambar 1.3 Grafik Pembiayaan Bagi Hasil PT Bank Central Asia (BCA) Syariah Tahun 2014-2016 (dalam Jutaan Rupiah) 0 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Sumber: Laporan Keuangan Bulanan PT Bank Central Asia (BCA) Syariah Tahun 2014-2016 Grafik diatas dapat diketahui bahwa pada pembiayaan bagi hasil yang disalurkan setiap bulannya PT Bank Central Asia (BCA) Syariah fluktuatif, meskipun penurunan dan peningkatan jumlah penyaluran pembiayaan tidak terlalu signifikan. Hal tersebut disebabkan karena dana yang dihimpun dari 16 Ibid.,

15 masyarakat dan yang disalurkan kembali kemasyarakat dalam bentuk pembiayaan harus di perhitungkan terlebih dahulu oleh perbankan syariah agar risiko dalam penyaluran pembiayaan dapat di hindari. Bank Central Asia (BCA) Syariah adalah bank umum yang berdasarkan prinsip syariah yang bergerak di bidang penyediaan jasa penghimpunan dana dan penyaluran dana bagi para nasabahnya. Di tengah persaingan yang sangat dengan Bank- Bank pemerintah maupun swasta yang lainnya Bank BCA syariah mempunyai banyak prestasi dan terus berusaha untuk memperbaiki sistem operasional dalam penghimpunan dana dan juga penyaluran dana bagi masyarakat. Pada saat ini sangat penting bagi peneliti untuk melakukan penelitian dan juga begitu pentingnya variabel-variabel yang dapat memengaruhi pembiayaan bagi hasil di Bank Central Asia (BCA) Syariah, dengan menilai segala sesuatu dari sudut pandang. Didasarkan pada keadaan diatas maka peneliti tertarik dalam memilih judul Pengaruh Giro Wadiah, Tabungan Wadiah, dan Deposito Mudarabah Terhadap Pembiayaan Bagi Hasil Pada Bank Central Asia (BCA) Syariah Periode 2014-2016. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan penjelasan mengenai kemungkinankemungkinan cakupan yang dapat muncul dalam penelitian. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang terkait dengan pengaruh giro wadiah, tabungan wadiah, dan

16 deposito mudarabah terhadap Pembiayaan Bagi Hasil Pada Bank Central Asia (BCA) Syariah. Hal tersebut dikarenakan tinggi rendahnya giro wadiah, tabungan wadiah, dan deposito mudarabah dapat mempengaruhi pemberian Pembiayaan Bagi Hasil Pada Bank Central Asia (BCA) Syariah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah giro wadiah berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bagi hasil pada PT Bank Central Asia (BCA) Syariah periode 2014-2016? 2. Apakah tabungan wadiah berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bagi hasil pada PT Bank Central Asia (BCA) Syariah periode 2014-2016? 3. Apakah deposito mudarabah berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bagi hasil pada PT Bank Central Asia (BCA) Syariah periode 2014-2016? 4. Apakah giro wadiah, tabungan wadiah, dan deposito mudarabah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bagi hasil pada PT Bank Central Asia (BCA) Syariah periode 2014-2016? D. Tujuan Penelitian Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguji pengaruh signifikan giro wadiah terhadap pembiayaan bagi hasil pada PT Bank Central Asia (BCA) Syariah periode 2014-2016.

17 2. Untuk menguji pengaruh signifikan tabungan wadiah terhadap pembiayaan bagi hasil pada PT Bank Central Asia (BCA) Syariah periode 2014-2016. 3. Untuk menguji pengaruh signifikan deposito mudarabah terhadap pembiayaan bagi hasil pada PT Bank Central Asia (BCA) Syariah periode 2014-2016. 4. Untuk menguji pengaruh signifikan giro wadiah, tabungan wadiah, dan deposito mudarabah secara bersama-sama terhadap pembiayaan bagi hasil pada PT Bank Central Asia (BCA) Syariah periode 2014-2016. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan tentang lembaga keuangan syariah, serta pemahaman tentang giro wadiah, tabungan wadiah, dan deposito mudarabah terhadap pembiayaan bagi hasil. 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pemahaman, keilmuan tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi PT Bank Central Asia (BCA) Syariah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada lembaga keuangan syariah khususnya PT Bank Central Asia Syariah.

18 b. Bagi peneliti yang akan datang Dapat menjadi bahan tambahan informasi dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya di bidang lembaga keuangan syariah sebagai bahan perbandingan untuk menambah pengetahuan khususnya bagi pihak-pihak yang terkait pada masalah yang dibahas. c. Bagi akademik Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan IAIN Tulungagung untuk dijadikan referensi bagi mahasiswa yang akan membuat tugas akhir khususnya jurusan perbankan syariah. F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah Giro Wadiah, Tabungan Wadiah, dan Deposito Mudarabah yang mempengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil PT Bank BCA Syariah periode 2014-2016 dengan indikator sebagai berikut: a. Giro Wadiah, indikator yang digunakan adalah data Giro Wadiah pada laporan keuangan bulanan PT Bank BCA Syariah periode 2014-2016 di web resmi Bank BCA Syariah. b. Tabungan Wadiah, indikator yang digunakan adalah data Tabungan Wadiah pada laporan keuangan bulanan PT Bank BCA Syariah periode 2014-2016 di web resmi Bank BCA Syariah.

19 c. Deposito Mudarabah, indikator yang digunakan adalah data Deposito Mudarabah pada laporan keuangan bulanan PT Bank BCA Syariah periode 2014-2016 di web resmi Bank BCA Syariah. d. Pembiayaan Bagi Hasil, indikator yang digunakan adalah data Tabungan pada laporan keuangan bulanan PT Bank BCA Syariah periode 2014-2016 di web resmi Bank BCA Syariah. 2. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hanya terbatas pada satu objek reserve yaitu pada PT Bank BCA Syariah Indonesia. PT Bank BCA Syariah Indonesia merupakan Bank Syariah yang eksis sampai saat ini. Penelitian Peneliti ini berfokus pada variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Dimana variabel bebas adalah Giro Wadiah (X1), Tabungan Wadiah (X2), dan Deposito Mudarabah (X3), dan variabel terikatnya Pembiayaan Bagi Hasil (Y) PT Bank BCA Syariah periode 2014-2016. G. Penegasan Istilah 1. Definisi Konseptual a. Giro wadiah Giro adalah simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau surat perintah pembayaran lain atau dengan cara pemindah bukuan. 17 Wadi ah adalah titipan murni dari pihak penitip (muwaddi ) yang mempunyai barang/aset hal. 365 17 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),

20 kepada pihak penyimpan (mustawda ) yang diberikan amanah/kepecayaan, baik individu maupun badan hukum, tempat barang yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan, kerugian, keamanan, dan keutuhannya, dan dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki. 18 Giro wadi ah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad wadi ah, yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. 19 b. Tabungan wadiah Tabungan adalah tempat menabungkan uang. 20 Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. 21 Al-wadi ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si pemilik menghendaki. 22 Tabungan wadiah simpanan di bank yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki 18 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGarafindo Persada, 2008), hal. 42. 19 Adiwarman A. Karim, Bank hal. 351. 20 Tim Penyusun Kamus, Kamus hal. 1117. 21 Rachmadi Usman, Aspek hal. 232. 22 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hal. 95.

21 c. Deposito mudarabah Deposito adalah tindakan menyimpan uang di bank dan deposito berjangka simpanan di bank yang penarikannya dapat dilakukan setelah masa tertentu yang diperjanjikan atau setelah pemberitahuan sebelumnya. 23 Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. 24 Deposito mudharabah adalah simpanan di bank yang penarikannya dapat dilakukan setelah masa tertentu yang diperjanjikan dengan akad antara pemilik dana dengan pengelola dana dengan akad Mudarabah dan membagi keuntungan sesuai nisbah yang disepakati. d. Pembiayaan bagi hasil Pembiayaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya. 25 Pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syari ah, kepada nasabah. 26 Bagi hasil adalah Bagi Hasil adalah bentuk return (perolehan kembaliannya) dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar-kecilnya perolehan kembali itu bergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi. 27 Pembiayaan bagi hasil adalah pembiayaan yang berdasarkan pembagian hasil 23 Tim Penyusun Kamus, Kamus hal. 254 24 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hal. 95 25 Umi Chulsum dan Windy Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kashiho, 2006), hal. 147 26 Muhammad, Manajemen Bank Syari ah, (Yogyakarta: AMPYKPN, 2005), hal. 304. 27 Adiwarman Karim, Bank hal. 191

22 usaha antara penyedia dana dan pengelola dana, yang terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah. 28 2. Definisi Operasional Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan kejelasan mengenai judul penelitian pada PT Bank BCA Syariah periode 2014-2016 dengan obyek Giro wadiah, Tabungan wadiah, Deposito mudarabah, dan Pembiayaan Bagi Hasil, agar tidak muncul berbagai penafsiran terhadap judul penelitian. Yang dimaksud pengaruh giro wadiah, tabungan wadiah, dan deposito mudarabah terhadap pembiayaan bagi hasil adalah seberapa besar pengaruh giro wadiah, tabungan wadiah, dan deposito mudarabah, dan pendapatan bagi hasil terhadap pembiayaan bagi hasil. H. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang cukup jelas mengenai sistematika penelitian ini maka peneliti mengemukakan sistematika penyusunan skripsi sebagai berikut: 1. Bagian Awal Bagian ini memuat tentang halaman sampul depan, halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan skripsi, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, dan halaman abstrak. hlm.74 28 Sudarsono Heri, Bank & Lembaga Keuangan Syari ah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2008),

23 2. Bagian Utama Bagian ini terdiri dari: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini di dalamnya berisi uraian mengenai (a) latar belakang masalah, (b) identifikasi masalah, (c) rumusan masalah, (d) tujuan penelitian, (e) kegunaan penelitian, (f) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, (g) penegasan istilah, dan (h) sistematika skripsi. BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas uraian tentang (a) teori giro wadiah, (b) teori tabungan wadiah, (c) teori deposito mudarabah, (d) teori pembiayaan bagi hasil, (e) kajian penelitian terdahulu, (f) kerangka konseptual, dan (g) hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang (a) pendekatan dan jenis penelitian, (b) populasi, sampling dan sampel penelitian, (c) sumber data, variabel dan skala pengukurannya, (d) teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, dan (e) teknik analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang (a) deskripsi data dan (b) uji analisis data.

24 BAB V : PEMBAHASAN Pembahasan yang berisi tentang pengaruh giro wadiah terhadap pembiayaan bagi hasil, pengaruh tabungan wadiah terhadap pembiayaan bagi hasil, pengaruh deposito mudarabah terhadap pembiayaan bagi hasil, dan pengaruh giro wadiah, tabungan wadiah, dan deposito mudarabah terhadap pembiayaan bagi hasil. BAB VI : PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran 3. Bagian Akhir Bagian ini memuat uraian tentang daftar rujukan, lampiranlampiran, surat pernyataan keaslian tulisan/skripsi dan daftar riwayat hidup.