PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2007 WALIKOTA PRABUMULIH,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SABU RAIJUA,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS,

TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI DOMPU,

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN LEMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI LOMBOK TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAKALAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 22 TAHUN 2006 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG (BPK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 23 TAHUN 2006 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG Menimbang : bahwa untuk melaksanakan pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587), perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9) ; 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886) ; 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai PERDA / HUKUM / AGN / 2006 1

Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2952) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587) ; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2001 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah ; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 67 Tahun 2002 tentang Pengakuan Wewenang Kabupaten dan Kota ; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Lumajang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 17 Tahun 2002 ; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 21 Tahun 2002. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUMAJANG dan BUPATI LUMAJANG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lumajang ; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lumajang yang terdiri dari Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah ; 3. Pemerintahan Kabupaten adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistim dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lumajang sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah ; 5. Bupati adalah Bupati Lumajang ; 6. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Lumajang ; PERDA / HUKUM / AGN / 2006 2

7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasbatas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 8. Pemerintahan Desa adalah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa ; 10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa ; 11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa ; 12. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa ; 13. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan uang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa ; 14. Tokoh Masyarakat adalah Tokoh atau Pemuka Masyarakat baik dari kalangan Adat, Agama, Wanita, dan unsur tokoh lainnya yang bertempat tinggal di Desa yang bersangkutan ; 15. Musyawarah adalah rapat yang dilakukan bersama sama Tokoh atau Pemuka Masyarakat untuk mendapatkan mufakat ; 16. Mufakat adalah kesepakatan yang dicapai oleh segenap peserta dan atau undangan yang hadir dalam Musyawarah. BAB II KEDUDUKAN Pasal 2 BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.. BAB III ANGGOTA BPD Pasal 3 Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Pasal 4 Anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, terdiri dari ketua rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. PERDA / HUKUM / AGN / 2006 3

Pasal 5 Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Pasal 6 Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah gajil, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang dengan ketentuan : a. Jumlah penduduk sampai dengan 2.000 jiwa, jumlah Anggota BPD 5 (lima) orang ; b. Jumlah penduduk 2.001 sampai dengan 4.000 jiwa, jumlah Anggota BPD 7 (tujuh) orang ; c. Jumlah penduduk 4.001 jiwa sampai dengan 6.000 jiwa, jumlah Anggota BPD 9 (sembilan) orang ; dan d. Jumlah penduduk 6.001 jiwa lebih, jumlah Anggota BPD 11 (sebelas) orang. BAB IV PENCALONAN, PENETAPAN DAN PERESMIAN ANGGOTA BPD Bagian Pertama Pencalonan Pasal 7 ( 1 ) Calon Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa di wilayah Dusun yang bersangkutan berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat ; ( 2 ) Calon Anggota BPD hasil musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan sebagai Calon Anggota BPD pada musyawarah mufakat Desa yang bersangkutan ; ( 3 ) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pencalonan melalui keterwakilan wilayah ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Pasal 8 Anggota BPD ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat yang dihadiri oleh Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Pasal 9 Yang dapat dipilih menjadi calon anggota BPD adalah peserta musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada pasal 8, yang telah memenuhi syarat sebagai berikut : a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ; PERDA / HUKUM / AGN / 2006 4

b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan kepada Pemerintah ; c. berijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau sederajat ; d. berumur sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah ; e. berkelakuan baik ; f. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun ; g. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap ; h. mengenal desanya dan dikenal oleh masyarakat desa setempat dan terdaftar sebagai penduduk serta bertempat tinggal tetap di Desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan berturut-turut ; dan i. bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD. Pasal 10 Mekanisme musyawarah dan mufakat penetapan Anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 adalah sebagai berikut : a. musyawarah dan mufakat dipimpin oleh Kepala Desa ; b. Kepala Desa bertanggung jawab atas kelancaran jalannya Musyawarah dan Mufakat ; c. musyawarah dan mufakat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Undangan Peserta musyawarah dan mufakat ; d. Jumlah Undangan dan Daftar Undangan diusulkan oleh Kepala Desa kepada BPD ; e. undangan Peserta musyawarah dan mufakat ditandatangani oleh Kepala Desa dan diketahui oleh BPD ; f. undangan disampaikan kepada yang bersangkutan oleh Perangkat Desa disertai Tanda Bukti Penerimaaan Undangan ; g. musyawarah dan mufakat menetapan Anggota BPD ; h. Notulen dan Berita Acara Hasil Musyawarah dan Mufakat ditandatangani oleh Kepala Desa dan Anggota BPD Terpilih serta disaksikan oleh Undangan Peserta musyawarah dan mufakat ; dan i. seluruh Undangan Peserta Musyawarah dan Mufakat wajib mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Musyawarah dan Mufakat. Bagian Kedua Penetapan Pasal 11 ( 1 ) Anggota BPD Terpilih hasil musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, diusulkan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat untuk diresmikan ; ( 2 ) Pengusulan Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilampiri Berita Acara Hasil Musyawarah dan Mufakat serta Daftar Hadir Musyawarah dan Mufakat. PERDA / HUKUM / AGN / 2006 5

Bagian Ketiga Peresmian Pasal 12 ( 1 ) Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan Bupati ; ( 2 ) Anggota BPD sebelum memangku jabatannya mengucapkan Sumpah/Janji secara bersama-sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati dan atau Pejabat yang ditunjuk ; ( 3 ) Susunan kata-kata Sumpah/Janji Anggota BPD sebagai berikut : Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji : - bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku anggota BPD dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya; - bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara ; - dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara serta segala peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB V PIMPINAN BPD Pasal 13 ( 1 ) Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua, dan 1 (satu) orang Sekretaris ; ( 2 ) Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam Rapat BPD yang diadakan secara khusus ; ( 3 ) Rapat pemilihan Pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda. BAB VI FUNGSI, WEWENANG, HAK DAN KEWAJIBAN BPD Pasal 14 BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. BPD mempunyai wewenang : Pasal 15 a. membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa ; b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa ; c. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa ; d. membentuk panitia pemilihan kepala desa ; PERDA / HUKUM / AGN / 2006 6

e. menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat ; dan f. menyusun tata tertib BPD. BPD mempunyai hak : Pasal 16 a. meminta keterangan kepada Pemerintah Desa ; dan b. menyatakan pendapat. Pasal 17 ( 1 ) Anggota BPD mempunyai hak : a. mengajukan rancangan peraturan desa ; b. mengajukan pertanyaan ; c. menyampaikan usul dan pendapat ; d. memilih dan dipilih ; dan e. memperoleh tunjangan ; ( 2 ) Anggota BPD mempunyai kewajiban : a. mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan ; b. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa ; c. mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; d. menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat ; e. memproses pemilihan kepala desa ; f. mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan ; g. menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat ; dan h. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan. Pasal 18 ( 1 ) Selain kewajiban Anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (2), BPD mempunyai kewajiban menyampaikan informasi hasil kinerjanya kepada masyarakat ; ( 2 ) Penyampaian hasil kinerja BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan paling sedikit satu kali dalam satu tahun ; ( 3 ) Penyampaian hasil kinerja BPD dapat dilakukan melalui pertemuan atau media cetak dan media elektronik. PERDA / HUKUM / AGN / 2006 7

BAB VII LARANGAN ANGGOTA BPD Pasal 19 ( 1 ) Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa ; ( 2 ) Pimpinan dan Anggota BPD dilarang : a. sebagai pelaksana proyek desa ; b. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain ; c. melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya ; d. menyalahgunakan wewenang ; dan e. melanggar sumpah/janji jabatan. BAB VIII PERATURAN TATA TERTIB BPD Pasal 20 ( 1 ) Peraturan Tata Tertib BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD ; ( 2 ) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Bupati melalui Camat. Pasal 21 Ketentuan lebih lanjut Pedoman Peraturan Tata Tertib BPD diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB IX TUNJANGAN DAN PEMBIAYAAN BPD Pasal 22 ( 1 ) Pimpinan dan Anggota BPD menerima tunjangan sesuai dengan kemampuan keuangan desa ; ( 2 ) Tunjangan Pimpinan dan Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dalam APB Desa. Pasal 23 ( 1 ) Untuk kegiatan BPD disediakan kendaraan operasional oleh Pemerintah Desa sesuai dengan kemampuan keuangan Desa ; ( 2 ) Untuk kegiatan BPD disediakan biaya operasional sesuai kemampuan keuangan desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD ; ( 3 ) Biaya untuk kegiatan BPD ditetapkan setiap tahun dalam APB Desa. PERDA / HUKUM / AGN / 2006 8

BAB X SEKRETARIAT DAN ALAT KELENGKAPAN BPD Pasal 24 ( 1 ) Dalam melaksanakan tugasnya, BPD dibantu Sekretariat BPD ; ( 2 ) Sekretariat BPD dipimpin oleh Sekretaris BPD ; ( 3 ) Sekretaris BPD dipilih dan ditetapkan dari anggota BPD ; ( 4 ) Alat kelengkapan BPD dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan ditetapkan dengan Keputusan BPD. BAB XI RAPAT BPD Pasal 25 ( 1 ) Rapat BPD dipimpin oleh Pimpinan BPD ; ( 2 ) Rapat BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurangkurangnya 1/2 (satu perdua) dari jumlah anggota BPD, dan keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak ; ( 3 ) Dalam hal tertentu Rapat BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota BPD,dan keputusan ditetapkan dengan persetujuan sekurangkurangnya 1/2 (satu perdua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD yang hadir ; ( 4 ) Hasil rapat BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilengkapi dengan notulen rapat yang dibuat oleh Sekretaris BPD ; ( 5 ) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan ayat (3), ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD. BAB XII PEMBERHENTIAN DAN PERGANTIAN ANTAR WAKTU Pasal 26 ( 1 ) Keanggotaan BPD berhenti atau diberhentikan, karena : a. meninggal dunia ; b. permintaan sendiri ; dan/atau c. diberhentikan ; ( 2 ) Anggota BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c), karena : a. berakhir masa keanggotaan dan telah diresmikan Anggota BPD yang baru ; b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan ; c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Anggota BPD ; d. dinyatakan melanggar sumpah/janji Anggota BPD ; PERDA / HUKUM / AGN / 2006 9

e. tidak melaksanakan kewajiban Anggota BPD ; dan/atau f. melanggar larangan bagi Anggota BPD ; Pasal 27 ( 1 ) Anggota BPD yang berhenti karena meninggal dunia dan/atau atas permintaan sendiri diusulkan oleh BPD dan ditetapkan dengan Keputusan BPD ; ( 3) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk mendapatkan pengesahan. Pasal 28 Anggota BPD berhenti bersama-sama pada saat anggota BPD yang baru telah diresmikan. Pasal 29 ( 1 ) Kepala Desa memberitahukan kepada Pimpinan BPD, 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan BPD ; ( 2 ) Sebelum berakhirnya masa jabatan BPD, pimpinan BPD membuat Laporan Pertanggungjawaban kepada masyarakat dalam Forum Rapat Desa ; ( 3 ) Dalam Laporan Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Desa bersama BPD mengundang Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Pasal 30 Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan sebelum berakhir masa jabatannya diadakan pergantian.; Pasal 31 ( 1 ) Anggota BPD yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (1) huruf b dan huruf c, harus mendapatkan persetujuan 2/3 jumlah anggota BPD ; ( 2 ) Anggota BPD yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan oleh BPD dan ditetapkan dengan Keputusan BPD ; ( 3 ) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disampaikan Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat untuk mendapatkan pengesahan. Pasal 32 ( 1 ) Masa jabatan keanggotaan BPD pengganti adalah sisa waktu yang belum dijalankan oleh anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan ; PERDA / HUKUM / AGN / 2006 10

( 2 ) Mekanisme penetapan anggota BPD pengganti dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat yang diambilkan dari unsur Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan sebelum berakhir masa jabatannya tersebut. Pasal 33 Paling lambat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah penggantian anggota BPD, Bupati menerbitkan Keputusan Pengesahan. Pasal 34 ( 1 ) Apabila pimpinan BPD berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir, diadakan penggantian pimpinan BPD ; ( 2 ) Mekanisme penggantian pimpinan BPD dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat ; ( 3 ) Masa jabatan pimpinan BPD pengganti adalah sisa waktu masa jabatan yang belum dijalani oleh pimpinan BPD yang berhenti atau diberhentikan. BAB XIII HUBUNGAN KERJA Pasal 35 ( 1 ) Hubungan kerja BPD dengan Kepala Desa, merupakan hubungan kemitraan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan ; ( 2 ) Hubungan kerja BPD dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa lainnya merupakan hubungan konsultatif. BAB XIV PEMBIAYAAN Pasal 36 Biaya pelaksanaan musyawarah mufakat penetapan Anggota BPD dibebankan pada APB Desa. BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 37 Ketentuan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini menjadi pedoman dalam penyusunan Peraturan Desa. Pasal 38 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Pembentukan Badan Perwakilan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2000 Seri C PERDA / HUKUM / AGN / 2006 11

Diundangkan di Lumajang Pada tanggal 6 Juli 2006 Nomor 10) dengan segala perubahannya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 39 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Bupati dengan berpedoman pada ketentuan Peraturan Daerah ini. Pasal 40 Peraturan Daerah ini berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TTD ENDRO PRAPTO ARIYADI, SH Pembina Utama Muda NIP. 510 058 267 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2006 SERI E NOMOR 15. Ditetapkan di Lumajang pada tanggal 18 Mei 2006 BUPATI LUMAJANG TTD ACHMAD FAUZI PERDA / HUKUM / AGN / 2006 12

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 23 TAHUN 2006 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA I. PENJELASAN UMUM Sejalan penyesuaian pengaturan mengenai desa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka perlu maka perlu disesuaikannya Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Pembentukan Badan Perwakilan Desa. Pengaturan tersebut sejalan dengan perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa yang harus disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 8 tentang Perubahan atas Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Walaupun terjadi pergantian Undang-Undang namun prinsip dasar sebagai landasan pemikiran pengaturan mengenai Badan Permusyawaratan Desa yaitu keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Keanekaragaman memiliki makna pembentukan Badan Permusyawaratan Desa disesuaikan dengan asal-usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat, hal ini berarti pembentukan Badan Permusyawaratan Desa harus menghormati sistem nilai yang berlaku pada masyarakat setempat namun harus tetap mengindahkan sistem nilai bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Partisipasi memiliki makna bahwa tugas Badan Permusyawaratan Desa dan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar masyarakat senantiasa memiliki dan turut serta bertanggungjawab terhadap perkembangan kehidupan bersama sebagai sesama warga desa. Otonomi asli memiliki makna bahwa Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus masyarakat setempat didasarkan pada hak asal-usul dan nilai-nilai sosial budaya yang terdapat pada masyarakat setempat namun harus diselenggarakan dalam perspektif adiminstrasi pemerintahan negara yang selalu mengikuti perkembangan jaman. Demokratisasi memiliki makna bahwa Badan Permusyawaratan Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat yang diartikulasi dan diagregasi dan sebagai mitra Pemerintah Desa. Pemberdayaan masyarakat memiliki makna Badan Permusyawaratan Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui PERDA / HUKUM / AGN / 2006 13

penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu perlunya pengaturan penetapan Peraturan Daerah mengenai Badan Permusyawaratan Desa yang disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 dan sejalan dengan prinsip dasar sebagai landasan pemikiran pengaturan mengenai desa. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Yang dimaksud dengan keterwakilan wilayah adalah keterwakilan wilayah Dusun. Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Yang dimaksud dengan bertaqwa adalah taat dalam menjalankan kewajiban agamanya. Yang dimaksud dengan setia adalah tidak pernah terlibat gerakan sparatis, tidak pernah melakukan gerakan secara inkonstitusional atau dengan kekerasan untuk mengubah Dasar Negara serta tidak pernah melanggar Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19945. Yang dimaksud dengan setia kepada Pemerintah adalah yang mengakui pemerintah yang sah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19945. Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Cukup jelas PERDA / HUKUM / AGN / 2006 14

Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Yang dimaksud dengan memproses pemilihan kepala desa adalah membentuk panitia pemilihan, menetapkan calon kepala desa yang berhak dipilih, menetapkan calon kepala desa terpilih dan mengusulkan calon kepala desa terpilih kepada Bupati untuk disahkan menjadi kepala desa terpilih. Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Yang dimaksud dengan hal tertentu adalah rapat BPD yang akan membahas dan memutuskan kebijakan yang bersifat prinsip dan strategis bagi kepentingan masyarakat desa seperti usul pemberhentian kepala desa dan melakukan pinjaman. Pasal 26 Pasal 27 PERDA / HUKUM / AGN / 2006 15

Pasal 28 Pasal 29 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan laporan pertanggungjawaban adalah laporan semua kegiatan BPD berdasarkan tugas dan kewenangannya yang ada serta keuangan dari desa. Ayat (3) Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 Pasal 38 Pasal 39 Pasal 40 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 16 PERDA / HUKUM / AGN / 2006 16