BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan asupan makan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani. Masa-masa ini pula, wanita hamil sangat rentan terhadap menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal. Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan (Manuaba, 2003). Penyakit anemia terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa mengandung. Anemia ini secara sederhana dapat diartikan dengan kurangnya sel-sel darah merah di dalam darah daripada biasanya (Saifuddin, 2008). Anemia dalam kehamilan ialah suatu kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% terutama pada trimester I da tirmester III. Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2010 didapatkan data bahwa cakupan pelayanan K4 meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi 86,04% (tahun 2008), namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03% (tahun 2007) menjadi 48,14% (tahun 2008) (Depkes RI, 2008). Cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil pada tahun 2010 cenderung mengalami penurunan dari 74% pada tahun 2008 menjadi 53% pada tahun 2010 (Depkes RI, 2010). Di Jawa Tengah prevalensi anemia pada ibu hamil juga masih tinggi, yaitu sebesar 62,5 %. Hasil pemetaan anemia gizi menunjukkan bahwa prevalensi anemia gizi untuk ibu hamil berkisar 21,0 %-85,6 %. Prevalensi yang tinggi tersebut juga terjadi di kota Semarang, yaitu berdasarkan 1
2 rekaptulasi data status anemia ibu hamil tercatat sebanyak 53 % (Dinkes Jateng, 2010). Anemia pada masa kehamilan dapat mengakibatkan efek buruk baik pada wanita hamil itu sendiri maupun pada bayi yang akan dilahirkan. Anemia pada ibu hamil akan meningkatkan risiko dan cenderung mendapatkan kelahiran prematur atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya bila ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Sutjipto & Hadi, 2001). Anemia sendiri sering terjadi akibat defisiensi zat besi karena pada ibu hamil terjadi peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat peningkatan volume darah tanpa ekspansi volume plasma, untuk memenuhi kebutuhan ibu (mencegah kehilangan darah pada saat melahirkan) dan pertumbuhan janin. Diestimasi di bawah 50% ibu tidak mempunyai cadangan zat besi yang cukup selama kehamilannya, sehingga risiko defisiensi zat besi atau anemia meningkat bersama dengan kehamilan (Hinderaker dalam Fatimah, 2011). Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin, kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan, serta adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi merupakan faktorfaktor yang menyebabkan terhadinya anemia pada kehamilan (Manuaba, 2003). Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan predisposisi anemia defisiensi besi pada ibu hamil di Indonesia. Kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Penelitian yang dilakukan oleh Mirzaie, et al. (2010) tentang kejadian faktor resiko anemia pada wanita hamil di Kerman Iran mendapatkan bahwa faktor-faktor resiko yang meliputi paritas, konsumsi suplemen zat besi, usia memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kadar hemoglobin responden yang menyebabkan terjadinya anemia.
3 Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Pandanaran Semarang pada tahun 2011 berdasarkan catatan puskesmas terdapat 70 ibu hamil menderita anemia resiko tinggi dan 58 ibu hamil menderita anemia sedang. Ibu-ibu hamil yang menderita anemia ini rata-rata telah memiliki anak lebih dari 2 dengan status sosial ekonomi dalam kategori rendah. Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pandanaran Semarang. B. Perumusan masalah Kejadian anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan efek buruk seperti didapatkannya berat badan lahir bayi yang kurang, resiko perdarahan sebelum melahirkan hingga kematian. Anemia yang dialami oleh ibu hamil dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti ketersediaan zat besi dalam makanan, praktek pemberian makanan, status sosial ekonomi, paritas dan kehilangan darah yang dapat disebabkan oleh perdarahan kronis. Berkaitan dengan hal tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktorfaktor apa sajakah yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pandanaran? C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pandanaran. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan umur ibu hamil di Puskesmas Pandanaran Semarang b. Mendeskripsikan status sosial ekonomi ibu hamil di Puskesmas Pandanaran Semarang c. Mendeskripsikan paritas ibu hamil di Puskesmas Pandanaran Semarang
4 d. Mendeskripsikan kepatuhan minum suplemen zat besi ibu hamil di Puskesmas Pandanaran Semarang. e. Mendeskripsikan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pandanaran Semarang f. Menganalisis hubungan umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pandanaran Semarang. g. Menganalisis hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pandanaran Semarang. h. Menganalisis hubungan paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pandanaran Semarang. i. Menganalisis hubungan kepatuhan minum suplemen zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pandanaran Semarang. D. Manfaat penelitian 1. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi tenaga keperawatan untuk memanfaatkan ilmu yang telah dimiliki tentang pengetahuan anemia dan pentingnya minum tablet Fe pada ibu hamil, baik bagi diri sendiri maupun dalam pelayanan ksehatan di masyarakat dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan kepatuhan minum tabet Fe selama kehamilan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan mengenai kejadian anemia pada ibu hamil beserta faktor-faktor penyebabnya. 3. Bagi Peneliti a. Dapat meningkatkan kemampuan dibidang penelitian serta melatih kemampuan analisis peneliti. b. Dapat meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai hubungan pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil dan faktor-faktor
5 penyebabnya, serta hal ini dapat mengarahkan peneliti pada pemikiran terhadap solusi permasalahan kesehatan masyarakat. E. Bidang Ilmu Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu keperawatan maternitas.