JOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA. Abstrak

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

JURNAL OLEH: ADRIYAN MUTMAYANI E1M

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

JOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 53-59

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Putri Darma 25, Joko Waluyo 26, Pujiastuti 27

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH PEMBELAJARAN SCAFOLDING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP INTEGRAL MAHASISWA. Satrio Wicaksono Sudarman 1), Nego Linuhung 2)

Rahayu Sri Waskitoningtyas 1, Tri Atmojo Kusmayadi 2, Mardiyana 3

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SAINS FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TAMBANG

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.1, Maret 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

Reza Kusuma Setyansah 1) Budiyono 2) Sutrima 3)

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Dian Vitayana, Yusuf Kendek dan Fihrin Abstrak Kata Kunci :

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

Key words: CIRC models, pictures media, learning achievement, human excretory system

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

Beti Juwita Sari (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, (2)

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MALANG

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPOSITORY BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 21 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH PEMBELAJARAN DIAGRAM ROUNDHOUSE DISERTAI MODUL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MTSN DEWANTARA

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS SMART DENGAN STRATEGI TAI PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

RIDA BAKTI PRATIWI K

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA MENGGUNAKAN MODEL TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT 1. Oleh

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

JMP : Volume 4 Nomor 1, Juni 2012, hal

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

PENGARUH METODE INKUIRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR LISTRIK STATIS DALAM PEMBELAJARAN IPA ABSTRACT

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: IKA NOVIANTARI NIM S

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

OLEH: MIA BUDI AROFA NIM. E1M

Nurul Farida Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

Elida Tambunan dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Medan

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH IPA PESERTA DIDIK SMP KELAS VII

Pogram Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

(The Influence of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type to The Student Learning Result on Human Excretion System)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

MOHAN TAUFIQ MASHURI NIM

Transkripsi:

JOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA http://jurnal.unram.ac.id/index.php/jpp-ipa Vol 1, No, 2 Juli 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA. Susilawati 1, Susilawati 2, Nyoman Sridana 2 Program Studi Magister Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Mataram 123 susilawatihambali@yahoo.co.id Key Words Guided Inquiry Learning Model, Prior Knowledge, Science Concept Mastery Kata Kunci Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Kemampuan Awal, Penguasaan Konsep Sains Abstract This study aims to find out: (1) the differences in science concept mastery of students who take guided inquiry learning model with conventional learning, (2) the differences in science concept mastery of students that prior knowledge high and low prior knowledge. This method of research is an quasiexperimental with factorial 2x2 analysis design. The subject of this study was ten class of 8 th grade student in SMP 10 Mataram 2014/2015. Two class was chosen as sample using cluster random sampling technique, one classes as experimental group and one classes of control group. The research instrument is science mastery concept made by teacher. Data were analyzed using ANCOVA to find the effect of learning model and prior knowledge to science concept mastery. Analyses were performed using SPSS version 20 for Windows. Based on the analysis can be concluded that: 1) There are differences in science concept mastery of students who take guided inquiry learning model compared to conventional learning. 2) There is no difference in concept science mastery of students who have high and low prior knowledge of students. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) perbedaan penguasaan konsep sains siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pembelajaran konvensional, (2) perbedaan penguasaan konsep sains siswa berkemampuan awal tinggi dan siswa berkemampuan awal rendah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dengan rancangan faktorial 2x2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 10 mataram tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 10 kelas. Selanjutnya dua kelas dipilih sebagai sampel penelitian secara cluster random sampling kemudian masing-masing ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes penguasaan konsep sains buatan guru. Data hasil penelitian dianalisis dengan teknik anakova untuk menguji pengaruh model pembelajaran dan kemampuan awal terhadap penguasaan konsep sains. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20 for Windows. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan : 1) Ada perbedaan penguasaan konsep sains siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pembelajaran konvensional. 2) Tidak ada perbedaan penguasaan konsep sains siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah

PENDAHULUAN Tujuan pembelajaran IPA dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat menjadi wahana atau sarana untuk melatih para siswa agar dapat menguasai konsep dan prinsip IPA, memiliki kecakapan ilmiah, memiliki keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Agar mata pelajaran IPA dapat benar-benar berperan maka tidak dapat ditawar lagi bahwa pembelajaran IPA harus dikonstruksi sedemikian rupa sehingga proses pendidikan dan pelatihan berbagai kompetensi tersebut dapat benar-benar terjadi. Dalam mencapai tujuan pembelajaran IPA diperlukan suatu perubahan dalam kegiatan proses pembelajaran. Dalam hal ini guru merupakan unsur yang sangat penting untuk keberhasilan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu model pembelajaran. Keberhasilan implementasi model pembelajaran tergantung pada guru dalam menggunakan model pembelajaran tersebut. Proses pembelajaran IPA yang masih berorientasi pada guru hendaknya bergeser menjadi proses pembelajaran IPA yang berorientasi pada siswa. Dalam proses pembelajaran IPA di sekolah, guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa secara fisik dan mental untuk membangun sendiri konsepkonsep sains selaras dengan perkembangan berfikirnya agar mampu memahami tentang alam semesta dan lingkungan sekitar. Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran konstruktivisme yang mampu mengembangkan keterampilan berfikir siswa. Menurut Wena (2014) pembelajaran inkuiri dikembangkan untuk mengajar para siswa memahami proses meneliti dan menerangkan suatu kejadian. Pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi siswa berperan untuk menemukan konsep sendiri dari materi pelajaran sehingga konsep yang tertanam akan melekat dalam waktu jangka panjang (Sanjaya, 2012). Pembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada pada siswa, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan. Pada hakikatnya, inkuiri merupakan suatu proses. Proses ini bermula dari merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis dan menarik kesimpulan sementara, menguji kesimpulan sementara 103

supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf tertentu diyakini oleh siswa yang bersangkutan (Gulo, 2008). Keberhasilan proses pembelajaran selain dipengaruhi oleh model pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor siswa meliputi kemampuan dasar (kemampuan awal), pengetahuan dan sikap. kemampuan awal sangat penting dalam kegiatan pembelajaran karena kemampuan awal dapat berupa prasyarat untuk memilih metode atau model yang akan digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas. Jika siswa belum memiliki konsep atau pengetahuan awal tentang materi yang akan dipelajari maka guru dapat memilih model pembelajaran yang peranan guru masih banyak memberikan bimbingan. Sebaliknya jika siswa telah memiliki pengetahuan awal yang cukup maka guru dapat memilih model pembelajaran yang berorientasi pada kegiatan belajar siswa (Jufri, 2010). Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) perbedaan penguasaan konsep sains siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran konvensional, (2) Perbedaan penguasaan konsep sains siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi experimental research) dengan rancangan faktorial 2x2. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram yang berjumlah 380 siswa terdiri dari 10 kelas. Selanjutnya dari sepuluh kelas tersebut dua kelas dipilih sebagai sampel penelitian secara Cluster random Sampling kemudian masing-masing ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing sedangkan pada kelas kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes penguasaan konsep yang diberikan dua kali yaitu sebelum pembelajaran dimulai (pretest) untuk mengukur kemampuan awal siswa dan setelah pembelajaran dilakukan (posttest) untuk mengukur penguasaan konsep sains siswa terhadap materi indra penglihatan dan alat optik yang dibuat dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 25 soal yang telah diuji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran serta daya bedanya. Soal yang digunakan pada pretest dan posttest adalah sama. Selanjutnya data 104

hasil penelitian dianalisis menggunakan ANACOVA dengan bantuan SPSS versi 20 for windows pada taraf signifikansi 5 %. HASIL PENELITIAN Data kemampuan awal siswa yang diukur menggunakan pretest penguasaan konsep sains siswa sebelum diberikan perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dianalisis dengan bantuan program excel untuk mengelompokkan siswa dengan kategori kemampuan awal siswa rendah dan kemampuan awal siswa tinggi. Pemberian kategori kemampuan awal tinggi dan rendah didasarkan pada nilai pretest siswa terhadap nilai rata-rata pretest pada setiap kelas. Kategori kemampuan awal tinggi jika nilai pretest yang diperoleh siswa lebih tinggi atau sama dengan nilai rata-rata kelas. Kategori kemampuan awal rendah jika nilai pretest yang diperoleh siswa lebih rendah daripada nilai rata-rata kelas. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Deskripsi Data Kemampuan Awal Siswa Kelas Kemampuan Awal Jumlah Siswa Mean Std. deviasi Eksperimen Tinggi 17 39,29 4,06 Rendah 17 27,53 5,08 Kontrol Tinggi 13 39,08 4,37 Rendah 15 28,53 4,24 Pada akhir kegiatan penelitian dilakukan posttest terhadap penguasaan konsep sains siswa. Selanjutnya data penguasaan konsep sains dilakukan analisis uji normalitas dan homogenitas. Hasil analisis menyatakan bahwa data penguasaan konsep sains normal dan homogen. Deskripsi data penguasaan konsep sains pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan kemampuan awal disajikan dalam tabel 2. Tabel 2 Deskripsi Data Penguasaan Konsep Sains Siswa berdasarkan kemampuan Awal Siswa Kemampuan Pretest Posttest Kelas Awal Mean Std. deviasi Mean Std. deviasi Tinggi 39,29 4,06 66,82 9,57 Eksperimen Rendah 27,53 5,08 73,65 10,40 Tinggi 39,08 4,37 69,23 10,38 Kontrol Rendah 28,53 4,24 60,27 10,63 105

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep sains siswa berkemampuan awal tinggi pada kelas eksperimen lebih rendah daripada siswa berkemampuan awal tinggi pada kelas kontrol sedangkan nilai rata-rata penguasaan konsep sains siswa berkemampuan awal rendah pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa berkemampuan awal rendah pada kelas kontrol. Artinya siswa berkemampuan awal rendah lebih termotivasi untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing Data rata-rata penguasaan konsep sains kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat ditampilkan dalam bentuk gambar diagram 1 sebagai berikut. 80 70 60 70,24 64,43 50 40 30 33,41 33,43 Eksperimen Kontrol 20 10 0 pretes postes Gambar 1 Diagram Penguasaan Konsep Sains Berdasarkan Perlakuan kelas 1. Hasil Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui sebaran nilai data penguasaan konsep sains dengan menggunakan uji chi-square berbantuan program SPSS versi 20 for Windows. Keputusan uji dapat dinyatakan normal jika memenuhi syarat (Sig > 0.05) atau (X 2 hitung < X 2 tabel). 106

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Penguasaan Konsep Sains Nama Data Pretest Penguasaan Konsep Posttest Penguasaan Konsep Chi- Square (X 2 hitung) Asymp. Sig Chi- Square (X 2 tabel) Keputusan Uji 35,258,000 15,507 X 2 hitung > X 2 tabel,maka data Tidak Terdistribusi Normal 13,935,176 18,307 X 2 hitung < X 2 tabel,maka data Terdistribusi Normal b. Uji Homogenitas Variansi Data Uji homogenitas data dilakukan dengan uji F berbantuan program SPSS versi 20 for Windows. Keputusan uji dapat dinyatakan homogen jika memenuhi syarat (Sig > 0.05) atau (F hitung < F tabel ). Tabel 4 Hasil Uji Homogenitas Data Penguasaan Konsep Sains Nama Data Pretest Penguasaan Konsep Posttest Penguasaan Konsep df = N-1 F hitung df 1 df 2 F tabel Keputusan Uji 1,208 33 27 1,867 F hitung < F tabel, Homogen 1,169 27 33 1,827 F hitung < F tabel, Homogen 2. Hasil Uji Hipotesis Hasil uji hipotesis penguasaan konsep sains pada taraf signifikan 5% dapat ditampilkan pada tabel 4. Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis Penguasaan Konsep Sains Sumber Data F hitung Sig. df F tabel Keputusan Perlakuan Kelas 4,328 0,042 1 3,998 H a diterima Kemampuan Awal 0,011 0,918 1 3,998 H o diterima Hasil uji hipotesis dengan anakova pada taraf signifikan 0,05 menunjukkan bahwa : Hipotesis pertama, ada perbedaan penguasaan konsep sains siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pembelajaran konvensional (F hitung (4,328) > F tabel (3,998) dan sig (0,042) < 0,05). Hipotesis kedua, tidak ada perbedaan penguasaan konsep sains siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah (F hitung (0,011) < F tabel (3,998) dan sig (0,918) > 0,05). 107

PEMBAHASAN Tes awal penguasaan konsep (pretest) yang diberikan sebelum proses pembelajaran kepada siswa menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol memiliki tingkat penguasaan konsep awal yang sama. Hal ini dapat ditunjukkan dengan melihat nilai rata-rata pada kelas eksperimen (33,41) dan kelas kontrol (33,43). Setelah diberikan perlakuan yang sedikit berbeda pada kelas eksperimen mendapat perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas kontrol mendapatkan perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional, tes akhir (postest) menggunakan soal yang sama dengan tes awal (pretest) diberikan kembali kepada siswa sehingga menunjukkan peningkatan yang berbeda dari nilai pretest dan postest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji hipotesis penguasaan konsep sains menyatakan ada perbedaan yang signifikan penguasaan konsep sains siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing (nilai rata-rata 70,24) dengan model pembelajaran konvensional (nilai rata-rata 64,43). Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing secara keseluruhan menunjukkan penguasaan konsep sainsnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Tingginya perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen disebabkan karena model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan-pengetahuan yang ada dalam pikirannya sendiri yang diawali melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru, merancang percobaan, melakukan percobaan, melakukan kajian pustaka dari berbagai sumber belajar kemudian menghubungkannya dengan hasil percobaannya. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut siswa mampu menemukan konsep sendiri dengan bimbingan guru sehingga konsep tersebut akan tersimpan dalam memori jangka panjang siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Budiada (2011) yang menyatakan bahwa melalui penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa akan menggali dan menemukan sendiri konsep-konsep yang terkait dengan materi pelajaran. Penemuan konsep melalui menemukan sendiri akan menjadikan belajar siswa lebih bermakna (meaningful learning), kebermaknaan dalam belajar akan berdampak pada daya ingat dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang lebih kuat sehingga akan berdampak positip terhadap hasil belajar. Selanjutnya Sukiman & Jufri (2010) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Sains Berbasis Inkuiri (PSBI) dapat membantu siswa untuk mengembangkan 108

kompetensi yang berkaitan dengan berbagai indikator hasil belajar. Semakin banyak keterlibatan siswa akan semakin tinggi pula hasil belajar kognitifnya. Melalui kegiatan inkuiri dalam pembelajarannya, siswa terkondisi untuk mengkonstruksi informasi sendiri. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan penguasaan konsep sains siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal tidak memberi pengaruh terhadap penguasaan konsep sains siswa. Pernyataan di atas sejalan dengan penelitian yang dilakukan Syaifuddin (2013) yang menyatakan bahwa siswa dengan kategori kemampuan awal tinggi memiliki prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki kemampuan awal sedang maupun rendah. Akan tetapi mengacu kepada penelitian yang dilakukan Santoso (2009) menyatakan bahwa kemampuan awal adalah kemampuan yang dimiliki seorang siswa sebelum siswa tersebut memperoleh pembelajaran kimia. Siswa yang memiliki jenjang kemampuan awal tinggi akan memiliki tingkat kesiapan yang tinggi dalam menerima pelajaran. Siswa dalam kelompok ini memiliki keinginan belajar yang kuat serta berani mengutarakan pendapatnya jika mengalami kesulitan dalam mempelajari kimia, sehingga hasil prestasi belajar kimianya tinggi. Siswa yang memiliki jenjang kemampuan awal rendah akan memiliki tingkat kesiapan menerima pelajaran yang rendah pula. Siswa yang demikian mempunyai keinginan belajar tidak sekuat siswa yang jenjang kemampuan awalnya tinggi, sehingga dalam pembelajaran kimia bersikap pasif, akhirnya hasil prestasi belajar kimianya menjadi rendah. Hasil penelitian di atas, tentunya bertentangan dengan hasil penelitian ini, karena siswa yang berkemampuan awal rendah pada kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata lebih tinggi daripada siswa yang berkemampuan awal tinggi. Berdasarkan tabel 2 pada kelas eksperimen nilai rata-rata penguasaan konsep sains siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi lebih kecil dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata penguasaan konsep sains siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi lebih besar dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Hal ini disebabkan karena siswa yang berkemampuan awal rendah pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing menunjukkan kemauan yang keras untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dalam menyeimbangi siswa berkemampuan awal tinggi. 109

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada perbedaan penguasaan konsep sains siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pembelajaran konvensional 2. Tidak ada perbedaan penguasaan konsep sains siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah. DAFTAR PUSTAKA Budiada. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Asesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Ditinjau Dari Adversity Quotient. Jurnal Tesis. Singaraja: Program Pasca Sarjana Undiksha. Jufri, W. 2010. Belajar dan Pembelajaran Sains. Mataram : Arga Puji Press. Gulo, W. 2008. Strategi belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. Sanjaya, W. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta :Kencana Prenada Media Group. Santoso, E. 2009. Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Prestasi Belajar Kimia Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa. Tesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sukiman, M.S & Jufri, W. 2010. Pengaruh Pembelajaran Sains Berbasis Inkuiri Melalui Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMPN 2 Mataram. Makalah Seminar Nasional. Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Mataram. Syaifuddin, M.W. 2013. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) Pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa. Magistra No. 83 Th. XXV Maret 2013 11 ISSN 0215-9511. Pendidikan Matematika UNWIDHA Klaten. Wena, Made. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara 110