BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi di suatu Negara itu sangat penting,

dokumen-dokumen yang mirip
I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan yang signifikan mengenai kedudukan dan peranan

ARAHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN BERAS KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berkembang, memiliki jumlah

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Kabupaten Jombang. Secara geografis Kabupaten Jombang terletak antara

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jombang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tersebut adalah melalui pembangunan. Menurut Tjokroamidjojo

BAB I PENDAHULUAN. masa sebelumnya. Menurut Sadono Sukiro (1996: 33), pertumbuhan dan

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN TERHADAP KERAWANAN PANGAN DI KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 PUBLIKASI ILMIAH

I. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran

BAB I PENDUHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi menjadi tujuan dari semua negara

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah usaha menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KONDISI UMUM BANJARMASIN

PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN TERHADAP KETIMPANGAN EKONOMI REGIONAL DI PROVINSI JAMBI

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

EVALUASI KINERJA TRIBULAN DINAS PETERNAKAN KABUPATEN JOMBANG

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENYUSUNAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2012 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah. Saat ini tidak ada satu teori pun yang mampu menjelaskan pembangunan ekonomi daerah secara komprehensif.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional jangka panjang secara bertahap dalam lima tahunan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai jenis pembelanjaan. Seperti halnya pengeluaran-pengeluaran

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JO MBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


KAJIAN HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN FISIK WILAYAH DENGAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN JOMBANG

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi di suatu Negara itu sangat penting, dengan adanya pembangunan ekonomi negara yang baik dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Semakin pesatnya perekonomian disuatu Negara dapat meningkatkan kemakmuran Negara tersebut. Pertumbuhan perekonomian suatu Negara tidak akan pernah lepas dari perekonomian regional di setiap daerah. Karena jika perekonomian daerah dalam suatu Negara mengalami kenaikan maka juga akan ikut menaikan perekonomian di Negara tersebut. Pembangunan ekonomi daerah sangat penting. Dalam pembangunan ekonomi daerah peran pemerintah daerah sangat penting dalam pembangunan ekonomi daerah. Pada saat pemerintah daerah melakukan perencanan pembangunan ekonomi di daerah, pemerintah daerah di tuntut untuk mampu mengelolah seluruh potensi sumber daya yang ada di daerahnya baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia dengan baik dan sesuai dengan Udangundang No 32 tahun 2004 tentang kewenangan pemerintah daerah untuk membangun daerahnya, Dengan diberlakukannya undang-undang tersebut diharapkan pelaksanan pembangunan ekonomi dearah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana. 1

2 Upaya pemerintah daerah dalam pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan peluang tenaga kerja di daerah tersebut,dalam hal ini tidak hanya pemerintah daerah yang bekerja sendiri akan tetapi pemerintah daerah dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengolah dan memanfaatkan potensi dan sumber daya alam yang ada di daerah tersebut agar semua proses perencanaan pembangunan ekonomi dapat terlaksana dengan baik. Segala upaya untuk mencapai peningkatan yang baik pemerintah daerah sebagai aparat yang menyelenggarakan pemerintahan di daerah harus bisa memanfaatkan dan mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang ada di daerah. Pemerintah harus lebih mengoptimalkan sektor-sektor ekonomi yang bisa meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Keberhasilan suatu pembangunan ekonomi daerah dapat diukur dengan beberapa indikator yang lazim digunakan sebagai alat ukur. Indikator yang lazim digunakan adalah produk domestik regional bruto (PDRB) yang biasa menjadi petunjuk kinerja perekonomian secara umum sebagai ukuran kemajuan suatu daerah. Indikator lain adalah tingkat pertumbuhan, pendapatan perkapita dan pergeseran atau perubahan struktur ekonomi (Sjafrizal, 2008). (sumber: http://eprints.ums.ac.id/30273/4/bab_i.pdf di akses tanggal 27 Oktober 2017 jam 16:20) Pembangunan selalu menimbulkan dampak positif maupun negatif, oleh sebab itu sangat diperlukan suatu indikator sebagai tolak ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan. Paradigma mengenai pembangunan cenderung mengidentikkan pembangunan dikatakan berhasil bila pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah relatif tinggi. Pertumbuhan suatu sektor perekonomian yang

3 terjadi di suatu wilayah akan berdampak tidak hanya pada pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut, tetapi juga di wilayah lainnya yang memiliki keterkaitan ekonomi dengan wilayah tersebut. Otonomi daerah direalisasikan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam menentukan kebijakan dan program pembangunan yang terbaik bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah masing-masing. Latar belakang demografi, geografis, ketersediaan infrastruktur dan budaya yang tidak sama, serta kapasitas sumber daya yang berbeda, memiliki konsekuensi adanya keberagaman kinerja daerah dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan. Perbedaan kinerja selanjutnya akan menyebabkan ketimpangan pembangunan antar wilayah, meningkatnya tuntutan daerah, dan kemungkinan disintegrasi antar bangsa. (sumber: repository.ipb.ac.id diakses tanggal 27 Oktober 2017 jam 16.30) Perencanaan pembangunan, selain menentukan sektor basis ekonomi suatu daerah, diperlukan juga analisis mengenai faktor determinan yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. Di Indonesia penelitian tentang determinan pertumbuhan ekonomi sangat krusial sejak ditemukannya bahwa pertumbuhan eksogenous secara teoritis hanya dapat menerangkan proporsi kecil dari pola pertumbuhan ekonomi regional (Hill, Resosudarmo dan Widyattana: 2008). Sjafrizal (2008: 89), dalam Model Basis Ekonomi (Economic- Base Model) perekonomian suatu daerah dibagi menjadi kelompok sektor basis

4 dan sektor nonbasis. Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena mempunyai keunggulan kompetitif yang cukup tinggi. Sedangkan sektor basis merupakan sektor yang kurang potensial tetapi sebagai penunjang sektor basis. Hal ini didukung oleh Sjafrizal (2008: 26) yang menyebutkan bahwa kemampuan daerah untuk tumbuh sangat ditentukan oleh berbagai faktor ekonomi yang satu sama lain kadang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan identifikasi faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi daerah serta besarnya pengaruh faktor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Hasil identifikasi sektor basis ekonomi daerah dan hasil analisis faktor determinan pertumbuhan ekonomi daerah kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan pembangunan daerah. (sumber: etd.repository.ugm.ac.id diakses tanggal 27 Oktober 2017 jam 16.45) Konsep diatas juga sejalan dengan konsep pertumbuhan tidak berimbang yang dikemukakan oleh Prof A. O. Hirschman bahwa investasi pada industri atausektor perekonomian yang strategis dan potensial akan membuka peluang investasi baru dan jalan bagi pembangunan ekonomi lebih lanjut. Tentunya dengan catatan sektor strategis dan potensial tersebut harus memiliki keterkaitan yang tinggi dengan sektor-sektor lain sehingga akan terjadi pertumbuhan menjalar dari sektor-sektor ekonomi utama ke sektor ekonomi pendukungnya, dari industri yang satu ke industri lainnya, dari perusahaan yang satu ke perusahaan lainnya. Akan tetapi jika sektor yang dimaksud Hirschman tidak memiliki keterkaitan tinggi terhadap, maka sektor tersebut cenderung Footloose, yaitu mudah beralih dari wilayah yang satu ke wilayah yang lainnya. (Jhingan,2012). (sumber: repository.unpas.ac.id diakses tanggal 27 Oktober 2017 jam 17.00)

5 Tabel 1 Luas Daerah dan Pembagaian Daerah Adiministrasi Menurut Kecamatan di Kabupaten Jombang tahun 2009 Nomor Kecamatan Jumlah Luas wiayah desa (Ha) 1 Bandar 11 3.250 Kedungmulyo 2 Perak 13 2.905 3 Gudo 18 3.439 4 Diwek 20 4.770 5 Ngoro 13 4.986 6 Mojowarno 19 7.862 7 Bareng 13 9.427 8 Wonosalam 9 12.163 9 Mojoagung 18 6.018 10 Sumobito 21 4.764 11 Jogoroto 11 2.828 12 Peterongan 14 2.947 13 Jombang 20 3.640 14 Megaluh 13 2.841 15 Tembelang 15 3.294 16 Kesamben 14 5.172 17 Kudu 11 2.754 18 Ngusikan 11 5.021 19 Ploso 13 2.596 20 Kabuh 16 13.233 21 Plandaan 13 12.040 Jumlah 306 115.950 Sumber: Penyusunan Indikator Ekonomi daerah Kabupaten Jombang tahun 2009 Menciptakan peningkatan pertumbuahn ekonomi daerah,peran pemerintah daerah sangatlah besar dalam memberikan kontribusi dengan suatu kebijakan untuk mengalokasikan pengeluaran pemerintah dengan memprioritaskan sektor unggulan. Dengan pengalokasian pengeluaran pemerintah untuk sektor unggulan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Jombang.

6 Kewenangan otonomi yang luas yang mencakup kewenangan yang utuh dan bulat bagi pemerintah darah dalam pengambilan keboijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik untuk melakukan perencanaan,pelaksanaan,pengawasan,pengendalian dan evaluasi,maka daerah harus mengembangkan sumbuer daya yang terutama adalah sumber daya manusia dalam upaya untuk mengali dan memanfaatkan sumber daya alam untuk mningkatkan pembangunan dan perekonomian di Kabupaten jombang agar tidak tertinggal dengan daerah-daerah lainnya. Salah satu realitas pembangunan daerah adalah terciptanya pembangunan antar daerah dan kawasan. Pendekatan pengembangan wilayah tersebut dilakukan melalui penempatan tata ruang yang bertujuan untuk mengembangkan pola dan struktur ruang nasional melalui pendekatan wawasan dan implementasikan melalu penetapan kawasan andalan (Kuncoro 200:215). Kawasan adalah merupakan kawasan yang ditetapkan sebagai penggerak ekonomi (Prime Wover) yang memiliki kriteria sebagai kawasan yang cepat tumbuh dibandingkan dengan daerah lainnya dalam suatu provinsi,memiliki sektor unggulan dan memilik keterkaitan ekonomi dengan daerah sekitarnya (hinterland) (Kuncoro 200:215-216) Ditingkat regional,pengembangan wilayah yang ditinjau dari aspek ekonomi harus menjadi prioritas utama dalam menggerakkan ekonomi nasional. Sebagai contoh,propinsi Jawa Timur yang secara terus-menerus memetakan potensi ekonomi dalam pengembangan wilayah,mengingat potensi ekonomi regional yang ada di Propinsi Jawa Timur sangat besar. Potensi ekonomi yang paling utama adalah sektor pertanian,industri pengolahan dan perdagangan.

7 Kabupaten Jombang adalah kabupaten yang memiliki potensi ekonomi regional yang sangat baik di Propinsi Jawa Timur. Dengan jumlah penduduk yang besar Kabupaten Jombang dapat dikatakan memilik PDRB yang sangat baik,karena selama kurunu waktu 2010-2015. PDRB Kabupaten Jombang terus mengalami penigkatan. Untuk itu,pembangunan suatu wilayah harus melihat dengan jelas struktru ekonomi guna menjadi priritas Pemerintah Kabupaten Jombang,untuk memanfaatkan dan meningkatkan sektor unggulan. Selama ini banyak sektor atau potensi wilayah Kabupaten Jombang belum digunakan dan dieksplorasi secara maksimal. Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan dataran rendah, yakni 90% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 500 meter dpl. Secara umum Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi 3 bagian: Bagian utara, terletak di sebelah utara Sungai Brantas, meliputi sebagian besar Kecamatan Plandaan, Kecamatan Kabuh, dan sebagian Kecamatan Ngusikan, dan Kecamatan Kudu. Merupakan daerah perbukitan kapur yang landai dengan ketinggian maksimum 500 m di atas permukaan laut. Perbukitan ini merupakan ujung timur Pegunungan Kendeng. Bagian tengah, yakni di sebelah selatan Sungai Brantas, merupakan dataran rendah dengan tingkat kemiringan hingga 15%. Daerah ini merupakan kawasan pertanian dengan jaringan irigasi yang ekstensif serta kawasan permukiman penduduk yang padat. Bagian selatan, meliputi Kecamatan Wonosalam, dan sebagian Kecamatan Bareng, dan Mojowarno. Merupakan daerah pegunungan dengan kondisi wilayah yang bergelombang. Semakin ke tenggara, semakin tinggi. Hanya sebagian Kecamatan Wonosalam yang memiliki ketinggian di atas 500 m. Wilayah Kabupaten

8 Jombang mempunyai letak geografi antara 5.20-5.30 Bujur Timur, dan antara :7.20' dan 7.45' lintang selatan dengan luas wilayah 115.950 Ha atau 2,4 % luas Provinsi Jawa Timur. Keadaan iklim khususnya curah hujan di Kabupaten Jombang yang terletak pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut mempunyai curah hujan relatif rendah yakni berkisar antara 1750-2500 mm pertahun. Sedangkan untuk daerah yang terletak pada ketinggian lebih dari 500 meter dari permukaan air laut, rata-rata curah hujannya mencapai 2500 mm pertahunnya.kabupaten Jombang adalah termasuk yang mempunyai iklim tropis, sedangkan berdasarkan hasil perhitungan menurut klasifikasi yang diberikan oleh Smidt, dan Ferguson termasuk tipe iklim D. Di mana tipe ini biasanya musim penghujan jatuh pada bulan Oktober sampai April, dan musim kemarau jatuh pada bulan mei sampai dengan bulan oktober. (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_jombang diakses tanggal 20 Oktober 2017 jam 16.00) Berbagai dukungan dari semua elemen masyarakat dan Pemerintah daerah,diharapkan pembangunan wilayah Kabupaten Jombang dapat menjadi lebih baik. Dalam rangka pengembangan potensi wilayah yaitu dengan melakukan identifikasi terhadap potensi sektor kegiatan ekonomi yang dimilik dan identifikasi kinerja ekonomi wilayahnya dengan menganalisis pertumbuhan wilayah dan mengukur sektor ekonomi apa yang menjadi sektor ekonomi basis wilayah tersebut.

9 B. Rumusan Masalah 1. Apa saja yang menjadi sektor unggulan dan non unggulan di dalam perekonomian Kabupaten Jombang. 2. Sektor apa saja memiliki potensi dan keunggulan kompetitif serta spesialisasi di Kabupaten Jombang. C. Batasan Masalah Agar pembahasan dalam penelititian ini tidak meluas dan terarah, maka penelitian membatasi permasalahan yang berkaitan dengan Analisis Sektor Unggulan di Kabupaten Jombang tahun 2011-2015 penelitian ini hanya membahas sektor-sektor ekonomi apa saja yang menjadi sektor basis di Kabupaten Jombang. D. Tujuan penulisan 1. Untuk mengetahui sektor ekonomi apa saja yang menjadi sektor basis dan non basis di dalam perekonomian Kabupaten Jombang. 2. Untuk mengetahui sektor apa saja memiliki potensi keunggulan kompetitif serta spesialisasi di Kabupaten Jombang. E. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya secara luas dalam melakukan penelitian yang sejenis dan sumbangan pemikiran tentang potensi sektor unggulan dan perubahan sektor perekonomian. 2. Sebagai bahan masukan dan rekomendasi bagi pembuat kebijakan khususnya.