1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Departemen Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dengan misi membuat masyarakat sehat melalui beberapa strategi yaitu menggerakkan dan membudayakan masyarakat hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan sistem monitoring dan informasi kesehatan, serta meningkatkan pembiayaan kesehatan (Yulifah, 2009, p.42). Prevalensi pertumbuhan di Indonesia dapat dilihat status balita yang dinilai dengan menggunakan antropometri berat badan dan tinggi badan, di mana Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) di Indonesia pada tahun 2007, menunjukkan angka balita kurang gizi sebanyak 18,4%. Dari profil kesehatan Indonesia 2008 dinyatakan bahwa 13% gizi kurang dan prevalensi gizi kurang ditahun 2009 sebanyak 13,5%. Namun, pada tahun 2010 mengalami penurunan yang menunjukkan angka balita kurang gizi sebanyak 17,9% (Depkes RI, 2009, p.143). AKABA (Angka Kematian Balita) di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 11,60% per 1000 kelahiran hidup, cenderung meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2008 10,12 per 1000 kelahiran hidup. AKABA tertinggi adalah di kota Semarang sebesar 23,50% per 1000 kelahiran hidup, dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG s (Millenium Development 1
2 Goals) ke 4 tahun 2015 yaitu 23 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan keadaan status gizi masyarakat di Jawa Tengah dapat tercermin dari data 2008 di mana jumlah balita yang di timbang sebesar 76,47% yang naik berat badannya (N) sebesar 74,95% dan masih ditemukan balita yang berada di Bawah Garis Merah (BGM) sebesar 2,99% (Dinkes Prov. Jawa Tengah, 2009, pp. 84 85). Pada tahun 2008, jumlah balita di Semarang yang di timbang di posyandu dari seluruh balita yang ada (117.119 anak) yaitu sejumlah 93.272 anak (79,64%) dengan rincian jumlah balita yang naik berat badannya sebanyak 74.775 anak (80,17%), Bawah Garis Merah (BGM) sebanyak 897 anak (0,97%) dan tercatat kasus gizi kurang sebanyak 245 anak (13, 82%), gizi buruk sebanyak 30 anak (1,69%). Pada tahun 2009, jumlah balita yang naik berat badannya sebanyak 75.985 anak (86,12%) dan tercatat kasus gizi kurang sebanyak 198 anak (8,62%), gizi buruk sebanyak 39 anak (1,69%) (DKK Semarang, 2009, pp. 114 145). Dari data Puskesmas Gayamsari Semarang dari bulan januari sampai dengan bulan Desember tahun 2010 ada menunjukkan bahwa dari jumlah balita yang datang dan di timbang untuk cakupan balita yang naik berat badannya di Gayamsari meliputi: Kelurahan Gayamsari 72,05%, Kelurahan Siwalan 65,10%, Kelurahan Sambirejo 73,61%, Kelurahan Pandean Lamper 74,18%, Kelurahan Kaligawe 69,71%, Kelurahan Sawah Besar 62,41 %, Kelurahan Tambak Rejo 64,95%. Peneliti mengambil lokasi di Gayamsari karena Standar Pelayanan minimal bidang
3 kesehatan untuk pemantauan pertumbuhan balita melalui kegiatan posyandu, balita yang naik berat badannya hanya 72.09%. Gayamsari belum dapat mencapai target pada kenaikan berat badan balita yang ada di Dinas Kesehatan Kota Semarang (DKK Semarang) sebanyak 80,17% yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan berdasarkan KEPMENKES No. 1457/ MENKES/ SK/ 2003. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Mengikuti dengan Kenaikan Berat Badan Balita usia 2 3 Tahun di Kelurahan Sawah Besar Gayamsari Semarang. B. Rumusan Masalah Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu mengikuti posyandu dengan kenaikan Berat Badan Balita usia 2 3 tahun. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu mengikuti posyandu dengan kenaikan berat badan balita usia 2 3 tahun di Kelurahan Sawah Besar Gayamsari Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu mengenai posyandu. b. Mendeskripsikan sikap ibu mengikuti posyandu.
4 c. Mendeskripsikan kenaikan berat badan balita usia 2 3 tahun. d. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu mengikuti posyandu dengan kenaikan berat badan balita usia 2 3 tahun. e. Menganalisis hubungan sikap ibu mengikuti posyandu dengan kenaikan berat badan balita usia 2 3 tahun. D. Manfaat Penelitian 1. Praktis a. Bagi Puskesmas Gayamsari Memberikan informasi berkaitan dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu sehingga diharapkan dapat mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut. b. Bagi Masyarakat Memberikan informasi tentang pentingnya kegiatan posyandu untuk memantau pertumbuhan balita 2 3 tahun terutama kenaikan berat badan. c. Pelaksana Kegiatan Memberikan motivasi masyarakat agar lebih berpartisipasi dalam kegiatan posyandu sehingga pelaksanaan program di dapat mencapai tujuan. d. Bagi Institusi pendidikan Sebagai sumber untuk penelitian selanjutnya dan untuk perkembangan Ilmu Pengetahuan.
5 e. Bagi Dinas Kesehatan Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kesehatan pada balita melalui kegiatan posyandu. 2. Teoritis Bagi Ilmu Pengetahuan dan Metodologi Penelitian Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk dilakukan penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian No Judul, Nama, Tahun Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Sasaran Metode Hasil 1. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak usia di Bawah 3 Tahun (Studi di Desa Kuripan Karang Asem Kabupaten Demak), Puspitasari, D. 2009. 2. Analisis Motivasi dan Sikap Ibu Balita dengan Keikutsertaan nya dalam Penimbangan Balita di Desa Berahan Wetan memiliki anak usia dibawah 3 tahun di desa Kuripan. memiliki balita datang ke posyandu di posyandu Desa Berahan Wetan bebas: tingkat pengetahuan ibu tentang gizi Pertumbuhan dan perkemba ngan anak usia dibawah 3 tahun bebas: sikap ibu balita dan motivasi ibu balita keikutsertaan dalam penimbangan Balita Cross Sectional Cross Sectional antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan amak usia di bawah tiga tahun yang menunjukkan bahwa p value = 0,003 yang signifikan antara motivasi ibu balita dengan keikutsertaan nya dalam penimbangan balita di.
6 No Judul, Nama, Tahun Lanjutan Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Sasaran Metode Hasil 2. wedung Kabupaten Demak, Triyani, E. 2008. 3. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Pertumbuhan Balita di Wilayah RW III Kelurahan Siwalan Gayamsari Semarang, Istiqomah, A. N. 2010. 4. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan Ibu dengan Kunjungan Balita di pada Bulan Vitamin A di Desa Katonsari Demak Kabupaten Demak, Fatmawati, E. 2010. memiliki balita di RW III Kelurahan Siwalan Gayamsa ri memiliki balita yang datang ke pada bulan vitamin A di Desa Katonsari di Tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu balita dengan keikut sertaannya dalam penimbangan balita di posyandu. Cross bebas: tingkat Sectional yang signifikan pendidikan ibu antara tingkat pendidikan dengan pertumbuhan pertumbuhan balita balita berdasarkan berat badan Tidak ada bebas: tingkat pengetahuan ibu dan pendidikan ibu variabel kunjungan balita di Cross Sectional hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pertumbuhan balita berdasarkan lingkar kepala. antara tingkat pengetahuan ibu dengan kunjungan balita di Poyandu pada bulan vitamin A. antara pendidikan ibu dengan kunjungan balita di posyandu pada bulan vitamin A.
7 Mengacu pada hasil penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian di Kelurahan Sawah Besar Gayamsari Semarang Tahun 2011 dan terletak pada variabel yaitu 3 terdiri dari 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat, yang meliputi variabel bebas Tingkat Pengetahuan ibu mengenai posyandu dan sikap ibu mengikuti, variabel terikat kenaikan berat badan balita Usia 2 3 tahun.