BAB I PENDAHULUAN. manusia akan menikah, di dalam bidang hukum perkawinan hal yang demikian ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

BAB IV. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENOLAKAN HAK ASUH ANAK DI PA.MOJOKERTO DALAM PUTUSAN NOMOR 1298/PDT.G/2014/PA.Mr

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Agama Islam Negeri Kendari dengan judul "Hadhanah Menurut Hukum Islam dan

H}AD}A>NAH ANAK BELUM MUMAYYIZ KEPADA AYAH

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN NAFKAH ANAK ATAS DASAR EX AEQUO ET BONO DALAM STUDI PUTUSAN No.1735/Pdt.G/2013/PA.

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB III PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM PUTUSAN NOMOR: 0151/Pdt.G/2014/PA.Mlg

BAB IV. A. Analisis Dasar dan Pertimbangan Hakum yang Digunakan oleh Majlis Hakim dalam H{Ad{A>Nah Anak kepada Ayah karena Ibu Wanita Karir.

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

BAB I PENDAHULUAN. semua mahluk, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seperti firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

BAB V ANALISIS. 1. Pendapat ulama yang Melarang Keluar Rumah dan Berhias Bagi Wanita Karier.

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

P U T U S A N. Nomor : xxxx/pdt.g/2011/ms-aceh

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mensyariatkan perkawinan sebagai realisasi kemaslahatan primer, yaitu

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ini. Salah satu jalan dalam mengarungi kehidupan adalah dengan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PA DEMAK NO. 619/PDT.G/2003/PA.DMK TENTANG PENOLAKAN MAJELIS HAKIM TERHADAP NAFKAH ANAK (HADHANAH)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ب س م الله ال رح م ن ال رح یم

و م ن آی ات ھ أ ن خ ل ق ل ك م من أ نف س ك م أ ز و اجا ل ت س ك ن وا إ ل ی ھ ا و ج ع ل ب ی ن ك م مو دة و ر ح م ة إ ن ف ي ذ ل ك لا ی ات ل ق و م

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm

Oleh: M. Taufik. N.T

perkawinan tentang batas waktu pemberian nafkah anak pasca perceraian tersebut adalah berkaitan dengan kewajiban seorang ayah dalam hal biaya

ار ا خ ط ب ا خ ذ ك ى ا ي ر اأ ة ف ق ذ ر أ ر ب غ ض ي ا ذ ع ا ن ك اح ا ف ه ف ع م. )ر ا اح ذ اب دا د(

BAB I PENDAHULUAN. perceraian. Selanjutnya persoalan yang terjadi di Indonesia telah diatur bahwa

BAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR. 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN NAFKAH ANAK OLEH ISTRI YANG DICERAI TALAK

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 0051/Pdt.P/PA.Gs/2010 TENTANG WALI ADLAL KARENA PERCERAIAN KEDUA ORANG TUA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

ISLAM IS THE BEST CHOICE

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat.

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

BAB I PENDAHULUAN. menjadi khalifah Allah di bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur an surat

P U T U S A N Nomor : 028/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah Agama yang paling sempurna yang di turunkan Allah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

P E N E T A P A N Nomor 20/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN KEMBALI HIBAH BERSYARAT DI DUSUN MOYORUTI DESA BRENGKOK KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

P U T U S A N. Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana diketahui bahwa tidak jarang terjadi perselisihan pasca

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Syarah Istighfar dan Taubat

Iman Kepada KITAB-KITAB

UNTUK KALANGAN SENDIRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Pengangkatan Anak Di Pengadilan Agama Bantul (Studi Kasus Penetapan

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan hidup seorang manusia mengalami tiga fase penting yaitu sewaktu dilahirkan, waktu menikah dan waktu meninggal. Pada saat dewasa manusia akan menikah, di dalam bidang hukum perkawinan hal yang demikian ini adalah suatu hal yang sangat penting karena ada dua makhluk Tuhan yang selanjutnya akan menjadi satu keluarga. Agama Islam memandang tinggi terhadap perkawinan dengan menghargai dan mengangkat derajatnya sebagai suatu persetujuan yang harus disempurnakan segala hak dan kewajibannya. Perkawinan merupakan hubungan hukum serta latihan praktis bagi dua individu yang terikat sebagai suami istri untuk memikul tanggung jawab dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang timbul dari pertanggung jawaban tersebut. Di samping itu, perkawinan merupakan salah satu aktivitas individu yang terkait pada suatu tujuan yang ingin dicapai. Maka di antara tujuan dari perkawinan seperti yang ada pada Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UU Perkawinan) pada Pasal 1 yaitu membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan tujuan perkawinan menurut Islam adalah menuruti perintah Allah untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat, dengan mendirikan rumah tangga yang damai dan teratur. Allah berfirman dalam Q.S. Ar-Rum/30: 21. 1

2 Terjemahnya : Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-nya, Dia menciptakan pasanganpasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tandatanda bagi kaum yang berpikir. (Q.S. Ar-Rum: 21). 1 Tujuan perkawinan lebih bersifat subjektif dan tergantung pada masingmasing individu yang akan melakukannya, namun yang paling penting adalah memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan lahir batin di dunia dan akhirat. hal yaitu : Menurut Imam Al-Ghazali, tujuan dari perkawinan terbagi atas 5 (lima) 1. Mendapat dan melangsungkan keturunan. 2. Memenuhi hajat manusia untuk menyalurkan syahwatnya dan menumpahkan kasih sayangnya. 3. Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan kerusakan. 4. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak serta kewajiban, juga bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta kekayaan yang halal. 5. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tenteram atas dasar cinta dan kasih sayang. 2 Demikian eratnya kebutuhan akan perkawinan dengan kehidupan manusia dan karena keluarga atau rumah tangga itu berasal dari dua individu yang berbeda, maka dari dua individu itu mungkin terdapat tujuan yang berbeda, untuk itu perlu penyatuan tujuan perkawinan demi tercapainya keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Tanpa adanya kesatuan tujuan antara suami istri dalam keluarga dan kesadaran bahwa tujuan itu harus dicapai bersama-sama, maka dapat dibayangkan 1 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya (Jakarta: Al-Hadi Media Kreasi, 2015), h. 406. 2 Rahmat Ghazaly, Fiqih Munakahat (Ed. 1, Cet. II; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 24.

3 bahwa keluarga itu akan mudah mengalami hambatan-hambatan yang merupakan sumber permasalahan besar dalam keluarga, akhirnya dapat menuju keretakan keluarga yang berakibat lebih jauh sampai kepada perceraian. Pada masa sekarang ini semakin banyak kasus perceraian yang terjadi di sekitar kita khususnya di Kota Kendari, hal ini dibuktikan dengan seringnya Pengadilan Agama (PA) Kelas I.A Kendari menggelar persidangan mengenai perceraian. Berikut ini adalah data perceraian di PA Kendari. Tabel 1 : Data Statistik Jumlah Perceraian di Pengadilan Agama Kelas I.A Kendari Tahun 2011-2015 No. Tahun Jumlah Perceraian 1. 2011 474 2. 2012 544 3. 2013 654 4. 2014 695 5. 2015 743 Sumber Data : Pengadilan Agama Kelas 1. A Kendari 1 Walaupun perceraian diperbolehkan, tetapi Islam tetap memandang bahwa perceraian adalah suatu yang harus dihindarkan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : ع ع ب د هللا ب ع ز ق ال : ق ال ر س ل هللا ص م هللا ع ه س ه ى : ا ب غ ض ان ح ال ل ا ن ى هللا ت ع ا ل انط ال ق 2 )ر ا اب يج ( Artinya: Dari Abdullah bin Umar ia berkata : Rasulullah saw bersabda : halal yang paling dibenci oleh Allah adalah talak. (HR. Ibnu Majah No. 2351). 1 Nadra, S.Ag., Panitera Muda Hukum, Wawancara oleh Penulis di PA Kendari, 18 Februari 2016. 2 Al-Hafiz Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-qaswimi, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Juz I (Dar Al-Fikr Li Ath-Thaba ah Wa Al-Nasyr Wa Al-Tauziy, t.th), h. 650.

4 Dari hadis di atas dijelaskan bahwa bercerai merupakan perbuatan yang dihalalkan namun sangat dibenci oleh Allah. Sebab perceraian memutuskan hubungan yang telah dibangun oleh kedua belah pihak dan ini juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Jika perceraian itu terjadi dan telah memperoleh keturunan maka seorang anak tersebut akan dirugikan. Karena itu untuk menjamin kesejahteraan dan ketenteraman anak terutama anak di bawah umur maka di Indonesia diberlakukan Undang-Undang yang mengatur tanggung jawab orang tua terhadap pemeliharaan anak (hadhanah) akibat perceraian untuk memberikan perlindungan bagi kepentingan masa depan anak. Dalam UU Perkawinan Pasal 41 mengenai akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah : a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anakanaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, pengadilan memberi keputusannya. b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam kenyataannya tidak dapat memberi kewajiban tersebut pengadilan dapat menentukan bahwa Ibu ikut memikul biaya tersebut. c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istri. 1 Berdasarkan Pasal 41 UU Perkawinan yang telah dikutip di atas, maka jelas bahwa meskipun suatu perkawinan sudah putus karena perceraian, tidaklah mengakibatkan hubungan antara orang tua (suami dan isteri yang telah bercerai) dan anak anak yang lahir dari perkawinan tersebut menjadi putus. 1 Undang-Undang Perkawinan (Cet. III; Surabaya: Pustaka Tinta, 1990), h. 17.

5 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UU Perlindungan Anak) yaitu : Pasal 4 "Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi." 1 Pasal 8 "Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jasmani sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial." 2 Pasal 9 ayat (1) "Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya." 3 Ketentuan di atas juga menegaskan bahwa Negara melalui UU Perkawinan dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak tersebut telah memberikan perlindungan hukum bagi kepentingan anak anak yang perkawinan orang tuanya putus karena perceraian. Hubungan antara orang tua dengan anak dalam hal ini adalah hubungan wajib yang tidak bisa putus atau terhalang keadaan sesuatu apapun baik karena perceraian maupun salah satunya meninggal dunia, tidak menyebabkan putusnya kewajiban terhadap anaknya. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 233. 1 Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Bab III (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7. 2 Ibid., h. 8. 3 Ibid., h. 8.

6... Terjemahnya : Para ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. (Q.S. Al-Baqarah: 233). 1 Suatu gugatan perceraian, selain dapat memohonkan agar perkawinan itu putus karena perceraian, maka salah satu pihak juga dapat memohonkan agar diberikan hak asuh atas anak (hadhanah) yang lahir dari perkawinan tersebut. Hadhanah merupakan hak bagi anak-anak yang masih kecil karena membutuhkan pengawasan, penjagaan, pelaksanaan urusannya dan orang yang mendidiknya. Orang yang lebih berkewajiban mengasuh anak adalah ibu karena anak dimasa kecil membutuhkan kasih sayang yang lebih, pemeliharaan yang optimal agar tumbuh kembang anak tersebut terpelihara. Yang dimungkinkan bapak sibuk untuk mencari nafkah, maka ibulah yang berkewajiban memeliharanya. Oleh karena itu Islam memberikan hak hadhanah itu kepada ibu. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : ع ع ب د هللا ب ع ز ر ض هللا ع ا أ اي ز أ ة ق ان ت : ار س ل هللا إ اب ذ ا كا ت ب ط ن ع اء ث د ن س ق اء ح ج ز ي ن ح اء إ أ ب ا ط ه ق ا ر اد أ ز ع ي. ف ق ا ل 2 ن ا ر س ل هللا ص م هللا ع ه س ه ى : أ ت أ ح ق ب ي ان ى ت ك ح. (ر ا أ ح د أ ب د ا د ). Artinya: Dari Abdullah bin Amru RA, ia berkata: bahwa ada seorang perempuan berkata (kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam) : "Wahai Rasulullah, anakku ini aku yang mengandungnya, air susuku yang diminumnya, di bilikku tempat kumpulnya (bersamaku), ayahnya telah menceraikanku dan ingin memisahkannya dari aku", maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Kamulah yang lebih berhak 1 Departemen Agama RI, op. cit., h. 37. 2 Abdullah Bin Abdurrahman Al-Bassam, Bulughul Maram, Cet Ke-3 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2012), h. 66.

7 (memelihara)nya, selama kamu tidak menikah. (HR. Ahmad No. 2: 182 dan Abu Daud No. 2276. Hadis ini dinilai shahih oleh al-hakim). Dan pasal 105 KHI yang menyatakan dalam hal terjadi perceraian : a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya. b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memilih di antara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaan. c. Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya. 1 Berdasarkan hadis dan pasal 105 huruf (a) di atas diketahui bahwa hak asuh anak yang belum mumayyiz diberikan kepada ibu, akan tetapi dalam kasus perceraian pada putusan PA Kendari No. 0459/Pdt.G/2015/PA.Kdi bahwa hak asuh anak yang belum mumayyiz jatuh kepada bapak. Putusan tersebut bertentangan dengan aturan baik dalam hadis maupun KHI. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang "Analisis Pertimbangan Hakim dalam Penyelesaian Perkara Hak Asuh Anak yang Belum Mumayyiz Oleh Ayah (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Kendari No. 0459/Pdt. G/2015/ PA.Kdi)". B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam penyelesaian perkara hak asuh anak yang belum mumayyiz oleh ayah? 2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pertimbangan hakim dalam penyelesaian perkara hak asuh anak yang belum mumayyiz oleh ayah pada putusan PA Kendari No. 0459/Pdt.G/2015/PA.Kdi? 1 Departemen Agama RI, op. cit., h. 103.

8 C. Definisi Operasional Guna menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan proposal yang berjudul "Analisis Pertimbangan Hakim dalam Penyelesaian Perkara Hak Asuh Anak yang Belum Mumayyiz Oleh Ayah (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Kelas I.A Kendari No. 0459/ Pdt.G/ 2015/ PA. Kdi)", maka penulis memberikan pengertian atas judul yang dimaksud sebagai berikut : 1. Hak asuh anak (hadhanah) menurut Al-San'any sebagaimana dikutib oleh Ahmad Rofiq adalah memelihara seseorang (anak) yang tidak bisa mandiri, mendidik dan memeliharanya untuk menghindarkan dari sesuatu yang dapat merusak dan mendatangkan mudharat kepadanya. 1 Penulis sependapat dengan pendapat Al-San any bahwa hadhanah adalah kegiatan mengasuh, memelihara dan mendidik anak dari belum mumayyiz atau belum bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk hingga anak tersebut tumbuh menjadi dewasa atau mampu berdiri sendiri (mandiri). 2. Terdapat perbedaan pendapat mengenai batasan mumayyiz : Menurut Mazhab Syafi i, masa hadhanah anak baik laki-laki maupun perempuan berakhir ketika sampai usia tujuh sampai delapan tahun, menurut Mazhab Hanbali, apabila anak laki-laki yang sudah berumur tujuh tahun maka anak dipersilahkan untuk memilih di antara kedua orang tuanya. 2 Adapun anak perempuan jika sudah mencapai umur tujuh tahun atau lebih maka ayah lebih berhak sampai anak tersebut baligh. 3 Menurut Mazhab Hanafi, hak pengasuhan anak laki-laki berakhir apabila anak sudah berumur 7 tahun dan anak perempuan apabila sudah baligh. 4 Menurut Mazhab Maliki masa hadhanah anak laki-laki 1 Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), h. 247. 2 Huzaemah Tahido Yanggo, Fikih Perempuan Kontemporer (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), h. 114. 3 Jaih Mubarok, Peradilan Agama Di Indonesia (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 196. 4 Abidin Slamet, Fikih Munakahat 2 (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 102.

9 sampai baligh dan bagi anak perempuan sampai menikah. 1 Dan batasan mumayyiz seorang anak di dalam KHI pasal 105 huruf a yaitu 12 tahun. Berdasarkan uraian di atas, terdapat kontradiksi mengenai batasan umur seorang anak laki-laki dan perempuan yang dikatakan mumayyiz. Batasan mumayyiz yang penulis maksud adalah 12 tahun karena yang di pakai di PA Kendari adalah 12 tahun. 3. Hukum Islam yaitu peraturan-peraturan yang diambil dari wahyu dan diformulasikan kedalam empat produk pemikiran hukum : fikih, fatwa, keputusan pengadilan dan undang-undang yang menjadi pedoman umat Islam di Indonesia (KHI). Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian judul pengertian ini adalah menjelaskan pertimbangan hakim dalam penyelesaian perkara hak asuh anak yang belum mumayyiz oleh ayah yang ditinjau dari hukum Islam. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pertimbangan hakim dalam penyelesaian perkara hak asuh anak yang belum mumayyiz oleh ayah. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan tinjauan hukum Islam terhadap pertimbangan hakim dalam penyelesaian perkara hak asuh anak yang belum mumayyiz oleh ayah pada putusan PA Kendari No. 0459/Pdt.G/2015/PA.Kdi. 1 Muhammad Jawad Mugniyyah, Al-Akhwal Al-Syakhsiyyah (Beirut: Dar Al-Ilmi Al- Malayiyyah, t.th), h. 95.

10 Sedangkan kegunaan yang diharapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis a. Sebagai dasar pijakan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang hendak mengembangkan penelitian tentang "Analisis Pertimbangan Hakim dalam Penyelesaian Perkara Hak Asuh Anak yang Belum Mumayyiz Oleh Ayah (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Kendari No. 0459/Pdt.G/2015/PA.Kdi)". c. Sebagai referensi karya tulis ilmiah di lingkungan civitas akademika IAIN Kendari. 2. Secara Praktis, sebagai sumbangsih pengetahuan utamanya bagi masyarakat Kota Kendari tentang pertimbangan hakim dalam penyelesaian perkara hak asuh anak yang belum mumayyiz oleh ayah.

11 A. Kajian Relevan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini dilakukan oleh Nur Khalis Amri pada tahun 2014 dari Institut Agama Islam Negeri Kendari dengan judul "Hadhanah Menurut Hukum Islam dan Hukum Adat" yang ditulis oleh dengan menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Dengan hasil penelitian bahwa pandangan hukum Islam mengenai masalah hadhanah anak yang orang tuanya telah bercerai dengan melihat apakah anak tersebut sudah mumayyiz atau belum. Apabila anak sudah mumayyiz diberikan kebebasan kepada anak untuk memilih kepada siapa anak tersebut akan ikut. Dan apabila anak tersebut belum mumayyiz hak asuh diberikan kepada ibunya. Sedangkan menurut hukum adat yaitu apabila suami istri bercerai atau meninggal dunia, masalah pengasuhan anak ditentukan berdasarkan sistem kekerabatannya. 1 Selain itu, skripsi dari Universitas yang sama pada tahun 2011 dengan judul "Penetapan Nafkah Hadhanah dalam Putusan Verstek (Studi Kasus Pengadilan Agama Kelas I.A Kendari)" yang ditulis oleh Reza Rifaldi yang menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan hasil penelitian bahwa pertimbangan hakim dalam menetapkan besarnya nafkah hadhanah disesuaikan dengan penghasilan sang ayah atau sepertiga dari penghasilannya yang diperoleh. 2 1 Nur Khalis Amri, "Hadhanah Menurut Hukum Islam dan Hukum Adat" (Skripsi Sarjana, Fakultas Syari ah, IAIN Kendari, 2014). 2 2Reza Rifaldi, "Penetapan Nafkah Hadhanah dalam Putusan Verstek (Studi Kasus Pengadilan Agama Kelas I.A Kendari)" (Skripsi Sarjana, Fakultas Syari ah, IAIN Kendari, 2011). 11