BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki sumber daya yang berlimpah baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Indonesia terdiri dari beberapa pulau dan beberapa provinsi yang tersebar. Disetiap pulau terdiri dari beberapa provinsi yang memiliki sumber daya alam baik hutan, pantai, dan berbagai macam alam lainnya. Tidak kalah dari sumber daya alam yang melimpah, Indonesia juga memiliki berbagai macam kebudayaan yang melimpah mulai dari tarian, pakaian adat, makanan khas, hingga tradisi adat istiadat yang tersebar diseluruh Indonesia. Kata kebudayaan berasal dari kata Sanskerta buddhayah,yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Menurut ilmu antropologi kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dn hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009 : 144 & 146). Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, seperti sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Seseorang yang berbeda budaya, dan berusaha menyesuaikan perbedaan-perbedaan tersebut berarti sedang mempelajari budaya. Budaya merupakan pola hidup menyeluruh, bersifat kompleks, abstrak, dan 1
luas yang unsur-unsurnya tersebar luas dan meliputi beragam kegiatan sosial manusia (Sambas, 2016 : 15). Adat istiadat merupakan aturan dan perbuatan yang lazim dituruti atau dilakukan sejak dahulu kala yang mengatur kehidupan manusia. Aturan yang mengatur kehidupan manusia di Indonesia bisa menjadi suatu aturan hukum yang mengikat yang disebut Hukum Adat. Adat istiadat bisa kita temukan disetiap lapisan masyarakat, di Indonesia terdapat banyak Adat istiadat yang kita ketahui maupun belum kita ketahui. Salah satu adat istiadat di Indonesia adalah Seloko Adat Pernikahan yang ada di Pulau Sumatera tepatnya di Provinsi Jambi. Jambi adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatera. Jambi merupakan tempat berasalnya Bangsa Melayu yaitu dari Kerajaan Malayu di Batang Hari Jambi. Bahasa Melayu Jambi sama seperti Melayu Palembang dan Melayu Bengkulu, yaitu berdialek "o". Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0,45 Lintang Utara, 2,45 Lintang Selatan dan antara 101,10-104,55 Bujur Timur. Di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau, sebelah Timur dengan Selat Berhala, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu. Kondisi geografis yang cukup strategis di antara kota-kota lain di provinsi sekitarnya membuat peran provinsi ini cukup penting terlebih lagi dengan dukungan sumber daya alam yang melimpah. Kebutuhan industri dan masyarakat di kota-kota sekelilingnya didukung suplai bahan baku dan bahan kebutuhan dari provinsi ini. Luas Provinsi Jambi 53.435 km2 dengan jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2010 berjumlah 3.092.365 jiwa (Data BPS hasil sensus 2010). Seloko adat Provinsi Jambi adalah ungkapan yang mengandung pesan atau nasihat yang bernilai etik dan moral, serta sebagai alat pemaksa dan pengawas normanorma masyarakat agar selalu dipatuhi. Kata seloko (dalam dialek Jambi) identik dengan kata seloka dalam bahasa Indoensia. Isi ungkapan seloko adat Jambi meliputi 2
peraturan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya dan kaidahkaidah hukum atau norma-norma, senantiasa ditaati dan dihormati oleh masyarakatnya karena mempunyai sanksi. Ungkapan-ungkapan seloko adat Jambi dapat berupa peribahasa, pantun atau pepatah petitih. Seloko adat Jambi merupakan pandangan hidup atau pandangan dunia yang mendasari seluruh kebudayaan Jambi. Seloko adat Jambi juga merupakan sarana masyarakatnya dalam merefleksikan diri akan hakikat kebudayaan, pemahaman mendasar dari pesan dan tujuan dari sebuah kebudayaan (sumber : http://mengenaljambi.blogspot.co.id/2014/06/seloko-adatjambi.html. / diakses pada tanggal 20 september 2016, pukul 19.40). Gambar 1.1 Pemeran Seloko Adat Jambi Sumber : Internet http://i1.ytimg.com/vi/jdnh_83grhq/mqdefault.jpg diakses pada tanggal 21 september 216 pukul 09.30 Dalam seloko adat ada dua prosesi yaitu prosesi sebelum pernikahan dan prosesi sesudah pernikahan. Seloko lamaran merupakan prosesi awal yang harus dilakukan dalam prosesi adat pernikahan provinsi Jambi. Seloko adat melamar ialah serangkaian dialog dalam prosesi melamar dari seorang lelaki kepada seorang perempuan yang masih gadis. Dialog tersebut dilakukan oleh meman atau orang yang 3
dipercaya oleh kedua orang tua yang akan melamar. Hal itu sesuai dengan selokoh adat Bini Sekato Laki, Anak Sekato Bapak, dan Kemenakan Sekato meman dan Anak berajo ke Bapak kemenakan berajo ke meman. Tata cara memasuki rumah sang gadis sesuai dengan tata cara selokoh adat tango tempat batanyo, anjungan (teras) depan tempat bebarito, dan serambi dalam tempat berunding (Selokoh adat, lembaga adat bumi serentak bak raegam Jambi 2014). Setelah lamaran diterima, sesuai hasil perundingan saat melamar serta waktu yang ditentukan, maka selanjutnya dilakukan serah terima adat dan lembaga. Manuang lumbago berupa seperangkat alat dan bahan keperluan calon penganten berupa perangkat isi kamar (tempat tidur lengkap, tempat berhias, lemari pakaian, seperangkat alat kecantikan dan lainnya) dan bahan serta uang pesta perayaan penganten. Dari pihak lelaki mengantarkan serah terima menuang lumbago diketuai oleh meman pihak lelaki mengantarkan barang tersebut. Prosesi adat seloko pernikahan provinsi Jambi merupakan adat istiadat lama yang belum terkenal dikalangan masyarakat Indonesia dengan keunikan tersendiri adat ini membuat penulis melakukan penelitian skripsi mengenai adat istiadat pernikahan ini. Disetiap provinsi di Indonesia memiliki berbagai macam adat istiadat dalam pernikahan dan memiliki cara tersendiri dalam penyampaian ke masyarakat dan membuat masyarakat itu sendiri melestarikan adat istiadat tersebut. Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan suatu metode penelitian yaitu metode etnografi komunikasi untuk membantu peneliti dalam meninjau pembahasan Aktivitas Komunikasi Tradisi Seloko Pada Adat pernikahan Jambi. Studi etnografi komunikasi merupakan salah satu dari sekian studi penelitian kualitatif (paradigma interpretif atau konstruktivis), yang mengkhususkan pada penemuan berbagai pola komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam suatu masyarakat tutur. Untuk sampai kepada pemahaman etnografi komunikasi, baik sebagai landasan teori (ilmu) maupun sebagai studi penelitian, sebaiknya dimulai 4
dengan pemahaman isu-isu dasar yang melahirkannya. Isu tersebut adalah bahasa, komunikasi dan kebudayaan, karena ketiga hal inilah yang tergambar dalam kajian etnografi komunikasi. Oleh karena beberapa ketertarikan terhadap beberapa hal yang telah diungkapan oleh peneliti, peneliti hendak mengangkat penelitian dengan judul AKTIVITAS KOMUNIKASI TRADISI SELOKO PADA ADAT PERNIKAHAN JAMBI (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Tradisi Seloko Padat Adat Pernikahan di Kota Jambi, Jambi) 1.2 Fokus Penelitian Penentuan tema penelitian menjadi hal yang mendasar yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti mengambil Adat Pernikahan Provinsi Jambi sebagai tema besar dalam penelitian. Setelah itu peneliti mencari sumber-sumber untuk mendukung tema yang diambil oleh peneliti. Setelah melihat Seloko Adat dalam prosesi sebelum dan sesudah pernikahan Provinsi Jambi, muncul ketertarikan penulis untuk mengangkat masalah tentang hal yang melandasi Tradisi Adat Seloko Pada Adat Pernikahan Jambi. Adapun maksud penulis dari penelitian ini : 1. Bagaimana terjadinya proses komunikasi dalam adat pernikahan Jambi? 1.3 Tujuan Penelitian Dalam hal ini tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah mengetahui aktivitas komunikasi mengenai tradisi seloko adat pernikahan Jambi sebagai tradisi adat pernikahan turun temurun yang tidak luntur dari zaman ke zaman. Dari fokus penelitian peneliti memiliki tujuan penelitian yang lebih mendalam mengenai adat istiadat selokoh pernikahan ini yang bertujuan : 1. Untuk mengetahui dan memahami proses komunikasi dalam adat pernikahan Jambi 5
1.4 Manfaat Penelitian Dalam hasil penelitian ini penulis berharap bisa memberikan kontribusi yang baik kepada masyarakat provinsi jambi khusunya masyarakat kota jambi untuk bidang tradisi adat pernikahan dengan menggunakan seloko, karena peneliti merasa bahwa tradisi seloko di dalam adat pernikahan Jambi ini perlu dilestarikan dan tetap menjadi tradisi yang tidak akan pudar sampai generasi berikutnya. Tradisi adat pernikahan kota jambi juga merupakan contoh bagi tradisi adat yang ada di Provinsi Jambi. 1.4.1 Aspek Teoritis Secara teoritis peneliti ingin penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu komunikasi secara umum, dan konsep komunikasi didalam masyarakat sebagai aktivitas komunikasi yang terjadi pada masyarakat. Serta melestarikan budaya yang berupa tradisi seloko pada adat pernikahan Jambi, sehingga bisa terus ada pada generasi-generasi berikutnya. 1.4.2 Aspek praktis 1.4.2.1 Bagi Lembaga Adat Penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk lembaga adat dalam langkah kedepannya sehingga bisa membuat dan membangun tradisi seloko pada adat pernikahan bisa dikenal oleh masyarakat luas bukan hanya masyarakat provinsi Jambi saja tetapi juga masyarakat diluar provinsi Jambi. 6
1.4.2.2 Bagi Pemerintah Jambi Penelitian ini bisa digunakan sebeagai referensi oleh Telkom university dalam mengetahui budaya adat yang ada di provinsi Jambi. Penelitian ini juga bisa digunakan sebagai rujukan bagi pemerintah provinsi Jambi untuk bangga terhadap budaya yang dimiliki seperti tradisi seloko pada adat pernikahan jambi ini. 1.4.2.3 Bagi Masyarakat Jambi Penelitian ini dapat berfungsi sebagai cara menyadarkan masyarakat terhadap tradisi seloko adat pernikahan jambi yang memiliki keunikan bahasa yang tidak dimiliki masyarakat lain. Sehingga masyarakat lebih awareness terhadap budaya yang ada di provinsi jambi. 7
1.5 Tahap Penelitian Dalam penyusunan penilitian ini peneliti menggunakan beberapa tahapan yang dilakukan sebagai penunjang penilitian sebagai berikut : Gambar 1.2 Tahapan Penelitian Menentukan topik Merumuskan masalah Pra penelitan Menentukan subjek dan objek Mengumpulkan data dan wawancara Melakukan analisis data Mengolah data Penyusunan laporan hasil penelitian Hasil akhir penelitian Sumber : Olahan penulis (2016) 8
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti mengumpulkan datadata penelitian dengan cara langsung pergi ke daerah provinsi Jambi tepatnya di Kota Jambi untuk mengetahui lebih jelas mengenai adat istiadat selokoh dan mencari nara sumber pemeran adat selokoh maupun penonton adat selokoh yang ada di provinsi Jambi. 1.6.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juli 2016 hingga Maret 2017. Berikut adalah time schedule penelitian : 1.1 Tabel Time Schedule Penelitian Kegiatan JUL AGUS OKTO JAN MAR 10 11 12 13 20 21 22 23 09 10 11 12 01 02 03 04 13 14 Merumuskan masalah Pra penelitian v v v Menyusun proposal Desk evaluation Pengumpulan data Penelitian lapangan v v 9
Wawanca-ra narasumber Pengolahan data Menyusun skripsi Siding skripsi v v 1.7 Sistematika Penulisan Sumber : Olahan peneliti (2016) BAB I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang penilitian, tujuan peneilitian, fokus penelitian, tujuan masalah, manfaat penelitian, tahapan penelitian, lokasi dan waktu peneitian dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian Berisi mengenai teoriteori pendukung yang berhubungan dengan permasalahan yang di teliti. BAB III : Metode Penelitian. Berisi tentang penelitian, pengumpulan data, teknik pengumpulan data dan keabsahan data.teknik analisis data dan wawancara. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi tentang hasil penelitian yang di analisis serta pembahasan yang di kaitkan dengan teori yang ada guna menyelaraskan hasil penelitian dan teori. BAB V : Simpulan dan Saran Berisi tentang simpulan penelitian dan saran dari peneliti untuk organisasi dan penelitian selanjutnya 10