BAB I PENDAHULUAN. intelektual dan emosional agar menjadi pribadi yang lebih dewasa. Ahmad D.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berpikir untuk menumbuh kembangkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan potensi yang ada pada manusia tersebut. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya. maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan penting dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia khususnya para siswa di tingkat pendidikan Sekolah Dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Pasal 3.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kepribadian seseorang akan dibangun. Pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan dan menurunkan pengetahuan dari generasi yang lalu ke generasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Aktivitas matematika seperti problem solving dan looking for

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Mediatama, Surabaya, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN PENDEKATAN RME PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, tangguh, dan siap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

terdapat pada surat Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagian besar dari proses perkembangan manusia berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (SISDIKNAS) dan penjelasannya, (Jogjakarta: Media Wacana Press), hlm. 12.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah tentang aturan masyarakat ekonomi ASEAN. Maka perlulah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia) masyarakat bangsa tersebut. Kualitas SDM tergantung pada tingkat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak asing di dalam kehidupan kita. Sejak kecil kita sudah menjalani berbagai proses pendidikan, baik formal maupun non formal. Pendidikan sering diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh orang dewasa untuk membina anak-anak baik secara intelektual dan emosional agar menjadi pribadi yang lebih dewasa. Ahmad D. Marimba mengungkapkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 1 Kepribadian yang utama yang dimaksud adalah segala bentuk nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan yang ada. Dengan pendidikan, manusia berusaha meningkatkan kehidupannya dari tingkat naluriah menjadi rasional kebudayaan. 2 Dengan membudayakan kehidupan manusia dapat mengembakan pemikirannya melalui pendidikan. Sehingga manusia dapat menciptakan perubahan dan perkembangan kebudayaan yang disebut kebudayaan material. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menegaskan bahwa 1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam)- Ed. 1.,Cet. III, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 3 2 Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, Cet. IV., (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hal. 82 1

2 pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 Sesuai dengan firman Allah dalam surat Saba ayat 34: Artinya: Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Salah satu bagian yang memegang peran penting dalam dunia pendidikan adalah matematika. Matematika merupakan induk dari segala ilmu dalam pendidikan. Matematika memberikan dampak yang cukup berarti dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Matematika dapat digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah dengan menerjemahkan masalah tersebut ke dalam simbol-simbol matematika ataupun ke dalam model matematika. Seperti pada permasalahan pembagian dan perkalian pecahan. Misalkan, pada 2009) hal. 7 3 UU RI. No. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Cet. II.,(Jakarta: Sinar Grafika,

3 dunia farmasi seorang dokter harus tahu kadar berapa persen dosis yang harus diberikan pada pasiennya. Oleh sebab itu, matematika diberikan pada semua jenjang pendidikan. Tetapi pada kenyataannya, walaupun matematika telah diberikan pada semua jenjang, kemampuan matematika siswa di Indonesia tetap rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil studi Trend in International Mathematics and Science Study (TIMMS, 2011) yaitu kemampuan matematika siswa Indonesia berada di peringkat ke-38 dari 42 negara peserta dengan skor rata-rata 368, sedangkan skor rata-rata internasional 500 (IEA, 2012), hasil serupa juga tampak dari hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012 yang menyatakan bahwa kemampuan matematika siswa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara peserta dengan skor rata-rata 375, sedangkan skor rata-rata internasional 500 (OECD, 2013). 4 Berdasarkan hasil studi TIMMS dan PISA tersebut, menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa Indonesia tergolong rendah. Tenaga pendidik (seperti guru, dosen, dan lain-lain) memegang peran penting dalam upaya mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu, tenaga pendidik dituntut profesional dalam melaksanakan tugasnya, dengan tujuan agar dapat meningkatkan mutu pendidikan. Menurut Walter Johnson profesional sebagai... seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat kesulitan lebih dari biasa dan mensyaratkan waktu persiapan dan 4 Zakaria Ahmad, Perbandingan Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP Yang Mendapatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif Piaget Dan Hasweh dalam http://repository.upi.edu diakses pada 01 Desember 2016

4 pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian, keterampilan, dan pengetahuan yang berkadar tinggi. 5 Dalam upaya menerapkan pembelajaran yang efektif maka hendaknya seorang pendidik melakukan perencanaan dalam pembelajaran sehingga pembelajran dapat efektif sesuai ekspektasi yang diinginkan. Perencanaan dalam pembelajaran mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Pendidikan matematika dalam sekolah harus direncanakan dengan tepat untuk mencapai pembelajaran matematika yang berfungsi untuk meningkatkan ketajaman penalaran peserta didik membantu memperjelas dan menyelesaikan persoalan sehari-hari, agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam mempelajari berbagai ilmu sedemikian rupa sehingga peserta didik terampil atau punya kemampuan. 6 Kedudukan perencanaan dalam pendidikan matematika adalah sebagai langkah awal menyusun kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan secara efektif dan efisien. 7 Perencanaan pembelajaran matematika yang efektif menyebabkan pengetahuan prasyarat yang dimiliki oleh siswa tentang matematika menjadi lebih matang. Sehingga, pembelajaran matematika merupakan proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan 5 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesinalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. 17 6 Ibid 7 Ali hamzah dan muhlisrarini, perencanaan dan strategi pembelajaran matematika,, hal. 59

5 proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika dengan melibatkan partisipasi aktif peserta didik didalamnya. 8 Hasil pengamatan peneliti di MAN Rejoso Peterongan Jombang ditemukan keragaman masalah yang berhubungan dengan pemahaman konsep matematika seperti siswa jarang bertanya pada guru meskipun belum memahami materi, dan kurangnya minat siswa dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru. Hal ini mengakibatkan konsep yang dipelajari siswa tidak bertahan lama atau mudah terlupakan. Dominasi guru dalam kelas sangat besar sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif, siswa jarang bertanya pada guru meskipun belum paham materi. Keadaan sistem pembelajaran yang seperti ini membuat siswa memiliki hasil belajar yang rendah. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah. Dengan alasan, agar materi yang diajarkan dapat terselesaikan sesuai dengan progaam kegiatan pembelajaran. Guru menuliskan materi yang diajarkan lalu menjelaskan materi yang diajarkan. Metode ceramah merupakan metode yang paling tradisional dan paling lama dijalankan dalam sejarah pendidikan. Sejak dulu guru dalam menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah dengan secara lisan atau ceramah. Cara ini kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu, agar gaya penyajiaannya tidak membosankan dan menarik perhatian murid. Metode mengajar ceramah dapat juga dikatakan dengan metode kuliah, yakni merupakan suatu metode 8 Ibid, hal. 65

6 mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. 9 Biasanya guru menggunakan metode ceramah bila memiliki tujuan agar siswa mendapatkan informasi tentang suatu pokok atau persoalan tertentu. Memang hal itu wajar digunakan bila sekolah itu tidak memiliki bahan bacaan tentang masalah yang akan dibicarakan. Mengingat juga bahwa jumlah siswa pada umumnya banyak, sehingga sulit untuk menggunakan metode lain kecuali metode ceramah, untuk menjangkau siswa sebanyak itu. 10 Strategi pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep adalah dengan pendekatan Realistik Matematika atau Realistic Mathematic Education (RME). Pendekatan Realistik Matematika adalah pendekatan pembelajaran yang membimbing siswa menemukan kembali konsep-konsep matematika yang pernah ditemukan oleh para ahli dengan memanfaatkan masalah-masalah kehidupan sehari-hari. 11 Pembelajaran menggunakan pendekatan realistik sekurang kurangnya dapat membuat: a. Matematika lebih menarik, relevan dan bermakna, tidak terlalu formal tidak terlalu abstrak, b. Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa, c. Menekankan belajar matematika pada learning by doing, 9 Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hal. 136-137 10 Ibid., hal. 137 11 Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA, 2003), hal. 147-150

7 d. Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan tanpa menggunakan penyelesaian (alogaritma) yang baku, e. Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika. 12 Dalam penelitian ini yang diambil adalah materi Turunan Fungsi. Berdasarkan observasi di MAN Rejoso Peterongan Jombang diketahui materi Turunan Fungsi ini dianggap materi yang cukup sulit untuk diajarkan dan dicerna oleh siswa, contohnya saja kalau dibandingkan dengan materi SPL siswa lebih mudah dan cepat mengerjakanya, dibandingkan dengan materi turunan fungsi, ini terbukti bahwa materi turunan fungsi cukup sulit untuk dicerna oleh siswa. Untuk itu, guru dituntut untuk menjelaskan materi turunan fungsi ini semaksimal mungkin dengan menggunakan berbagai macam cara agar siswa dapat paham mengenai pembelajaran turunan fungsi ini. Untuk memahamkan konsep turunan fungsi kepada anak dapat dilakukan antara lain dengan memberikan pemahaman nyata kepada siswa. Mengajar materi turunan fungsi membutuhkan suatu kreativitas dan keterampilan dari pengajar sehingga siswa benar-benar mengerti. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk menerapkan pembelajaran dengan pendekatan realistik tentang materi turunan fungsi untuk kelas XI. Berdasarkan uraian diatas maka timbul gagasan untuk melakukan penelitian dengan berjudul Pengaruh Pendekatan Realistik Matematika Terhadap Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Matematika Siswa Materi Turunan Fungsi 12 Ibid., hal.147

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh pendekatan realistik matematika terhadap pemahaman konsep matematika siswa materi turunan fungsi? 2. Adakah pengaruh pendekatan realistik matematika terhadap hasil belajar matematika siswa materi turunan fungsi? 3. Adakah pengaruh pendekatan realistik matematika terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar matematika siswa materi turunan fungsi? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah peneliti ajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan realistik matematika terhadap pemahaman konsep matematika siswa materi turunan fungsi. 2. Untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan realistik matematika terhadap hasil belajar matematika siswa materi turunan fungsi. 3. Untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan realistik matematika terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar matematika siswa materi turunan fungsi.

9 D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh pendekatan realistik matematika terhadap pemahaman konsep matematika siswa materi turunan fungsi. 2. Ada pengaruh pendekatan realistik matematika terhadap hasil belajar matematika siswa materi turunan fungsi. 3. Ada pengaruh pendekatan realistik matematika terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar matematika siswa materi turunan fungsi. E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Peneliti berharap peneitian ini nantinya dapat memberikan gambaran tentang pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada peserta didik, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat bermakana dan menyenangkan dan dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik. 2. Secara Praktis a. Bagi guru Sebagai petunjuk, arahan, maupun acuan serta bahan pertimbangan bagi guru sebagai langkah selanjutnya dalam memperbaiki cara belajar siswa. Selain itu, dapat meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Realistic Matematik. Guru termotivasi

10 melakukan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru sendiri. b. Bagi siswa Dapat meningkatkan konsentrasi dan serius dalam belajar. Selain itu diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan bisa menempatkan diri sebagai seorang yang terdidik, sehingga harapan untuk meningkatkan belajar secara maksimal dapat diperolehnya. Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. c. Bagi peneliti Dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan pengalaman dalam pendekatan Realistic Matematik yang dapat dijadikan bekal ketika terjun ke masyarakat. Memberi manfaat khususnya pada peneliti guna melatih diri dalam menerapkan ilmu pngetahuan khususnya tentang konsep matematika maka bisa mengkondisikan dirinya sebagai guru yang professional. F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Ruang Lingkup Variabel-variabel yang akan dibahas pada penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan Realistik Matematika Terhadap Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Matematika Siswa Materi Turunan Fungsi adalah

11 variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) adapun rinciannya adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas (X): Pendekatan Realistik Matematika b. Variabel terikat (Y): Pemahaman Konsep Matematika Siswa dan Hasil Belajar Matematika Siswa 2. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh pendekatan Realistik Matematika terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar matematika siswa materi Turunan Fungsi. Adapun batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penelitian ini terbatas pada lingkungan sekolah MAN Rejoso Peterongan Jombang. b. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3 MAN Rejoso Peterongan Jombang tahun ajaran 2016/2017. c. Penelitian ini dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar matematika pada pokok bahasan Turunan Fungsi. d. Model pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan Realistik Matematika dan terbatas pada pokok bahasan Turunan Fungsi.

12 G. Penegasan Istilah 1. Penegasan secara konseptual a. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. 13 Pengaruh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah daya yang timbul dari variabel bebas terhadap variabel terikat. b. Pendekatan realistik matematika adalah pendekatan pembelajaran yang membimbing siswa menemukan kembali konsep-konsep matematika yang pernah ditemukan oleh para ahli dengan memanfaatkan masalahmasalah kehidupan sehari-hari. 14 Pendekatan realistik matematika yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu pendekatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran dengan menempatkan realitas atau masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai titik awal pembelajaran. c. Pemahaman Konsep adalah kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. 15 Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan pemahaman konsep adalah kemampuan peserta didik dalam mengerti atau memahami materi turunan fungsi yang telah diberikan oleh guru. 13 Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline Versi 1.1, (Pusat Bahasa:2010) 14 Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA, 2003), hal. 147-150 15 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), hal. 69

13 d. Hasil belajar adalah adalah pola-pola perbuatan,nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. 16 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa yang diuji dengan soal post test setelah ia menerima pengalaman belajar dengan pendekatan realisiti matematika. 2. Penegasan secara operasional Pengaruh pendekatan Realistik Matematika terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar siswa materi Turunan Fungsi merupakan suatu penelitian yang akan menguji ada tidaknya pengaruh atau akibat yang ditimbulkan pada pemahaman konsep dan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan yaitu pendekatan realistik matematika yang diterapkan pada proses pembelajaran materi Turunan Fungsi. H. Sistematika Penulisan Skripsi 1. Bagian Awal Pada bagian awal skripsi terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan penguji, halaman pernyataan keaslian, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, dan abstrak. 2. Bagian Isi Bagian isi skripsi terdiri dari bab-bab sebagai berikut: 16 Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Hal. 22-24

14 BAB I Pendahuluan. Pada bagian terdiri dari: a) Latar belakang masalah; b) Rumusan Masalah; c) Tujuan penelitian; d) Hipotesis Penelitian; e) Manfaat; f) Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian; g) Penegasan Istilah; h) Sistematika Penulisan Skripsi BAB II Landasan Teori. Bagian ini akan disajikan kajian teori yang terdiri dari: a) Pengertian Belajar; b) Hakikat Matematika; c) Pendekatan Realistik Matematika; d) Pemahaman Konsep; e) Hasil Belajar; f) Materi Turunan Fungsi; g) Penelitian Terdahulu; h) Kerangka Berfikir. BAB III Metode Penelitian. Pada bagian ini disajikan tentang metodologi penelitian yang berisi tentang: a) Rancangan Penelitian; b) Populasi, Sampling, dan Sampel; c) Sumber Data dan Variabel; d) Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian; e) Analisis Data. BAB IV Hasil Penelitian. Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian yang berisi tentang: a) Penyajian Data Hasil Penelitian; b) Rekapitulasi Hasil Penelitian BAB V Pembahasan. Pada bagian ini akan disajikan pembahasan penelitian yang berisi tentang: a) Pengaruh pendekatan realistik matematika terhadap pemahaman konsep matematika siswa materi turunan fungsi; b) Pengaruh pendekatan realistik matematika terhadap hasil belajar matematika siswa materi turunan fungsi; c) Pengaruh pendekatan realistik matematika terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar matematika siswa materi turunan fungsi.

15 BAB VI Penutup. Pada bagian ini berisi tentang dua hal pokok yaitu: a) Kesimpulan; b) Saran.