LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MAKASSAR, 15 AGUSTUS 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan oleh Ditjen Kerja Sama Perdagangan Internasional bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Makassar, pada tanggal 15 Agustus 2013 di Sahid Jaya Hotel, Makassar. Sosialisasi tersebut dihadiri oleh sekira 113 peserta yang terdiri dari unsur pemerintah daerah, pelaku usaha, asosiasi, dan akademisi yang berada di kota Makassar. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut dipaparkan 3 (tiga) topik, yaitu: 1) Perkembangan Perundingan Putaran Doha di Forum Multilateral, oleh Direktur Kerja Sama Multilateral; 2) Pemanfaatan Peluang Ekspor Melalui Bilateral Comprehensive Economic Partnership, oleh Direktur Kerja Sama Bilateral; dan 3) Kesiapan sektor jasa Indonesia menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN, oleh Direktur Perundingan Perdagangan Jasa. II. PEMBAHASAN 1. Perkembangan Perundingan Multilateral di Forum WTO Pada paparan ini disampaikan informasi mengenai beberapa hal terkait dengan perkembangan perundingan multilateral di forum WTO, antara lain: - Sejarah terbentuknya forum World Trade Organization, yang terbentuk pada tahun 1995, di mana Indonesia telah meratifikasinya melalui Undang- Undang nomor 7 tahun 1994 tentang Pengesahan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia. - Mengenai sistem perdagangan yang diatur dalam WTO, yaitu prinsip: i) Most Favoured Nations, di mana seluruh komitmen yang diterapkan suatu negara, harus diberlakukan sama terhadap seluruh negera-negara anggota; ii) National Treatment, yaitu dimana suatu negara tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap suatu produk impor dari negara lain; iii) transparation, yaitu dimana setiap negara harus transparan terhadap kebijakan perdagangan yang dibuat, sehingga dapat memudahkan bagi Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional Makassar 1
para pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan perdagangan; iv) Penurunan dan Pengikatan Tarif, yaitu dimana tarif dari setiap negaranegara anggota akan diturunkan dan diikat; dan v) Pengurangan dan Penghapusan Hambatan Non Tarif, yaitu dimana setiap negara harus menghilangkan segala bentuk-bentuk hambatan non tarif yang dapat menghambat perdagangan. - Tujuan dan fungsi WTO, yaitu menciptakan kepastian dalam berusaha, menghapus hambatan tarif dan non tarif dan menyederhanakan prosedur perdagangan, menyediakan forum perundingan untuk membuka akses pasar serta memfasilitasi dan menyediakan suatu badan untuk menyelesaikan suatu sengketa perdagangan. - Selain itu disampaikan juga mengenai perkembangan kasus diskriminasi produk tembakau (rokok kretek) Indonesia yang dilakukan oleh Amerika Serikat, dimana Indonesia menang terhadap kasus tersebut, dan AS diharuskan untuk menjalankan hasil keputusan Dispute Settlement Body tersebut. - Kemudian terkait dengan perundingan Doha, atau Doha Development Agenda yang sampai saat ini masih belum mencapai kesepakatan, khususnya untuk isu pertanian yaitu tuntutan negara berkembang terhadap negara maju untuk menghapuskan subsidi negera maju kepada para petaninya. 2. Pemanfaatan Peluang Ekspor Melalui Bilateral Comprehensive Economic Partnership Pada paparan ini disampaikan beberapa hal terkait dengan Peluang Ekspor Melalui Bilateral Comprehensive Economic Partnership, antara lain: - Perkembangan global yang sangat kompetitif telah membuat negaranegara di dunia memilih langkah yang lebih strategis dalam menjalin kerja sama ekonomi yang lebih erat dan mendalam. Langkah yang diambil adalah dengan menjalin kesepakatan kerja sama ekonomi komprehensif bilateral yang relatif lebih fleksibel, terukur dan akomodatif. - Dalam merundingkan kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia senantiasa belajar dari pengalaman. Hal ini dilakukan dengan memperbaiki elemen-elemen utama yang dimasukkan dalam kesepakatan dan untuk itu Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional Makassar 2
Kemendag siap berkoordinasi dan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan di Pusat maupun Daerah. - Indonesia menjalin kerja sama ekonomi komprehensif bilateral dengan mitra dagang strategis dalam upaya meningkatkan daya saing Indonesia vis-à-vis negara pesaing dalam memasuki pasar negara mitra dagang tersebut. - Proses sosialisasi dan konsultasi publik (online dan offline) menjadi bagian yang penting dan tidak terpisahkan dari proses negosiasi. - Partisipasi aktif dan dukungan positif dari pemangku kepentingan di daerah menjadi penting guna mendukung keberhasilan kesepakatan yang mampu memberikan manfaat bagi Indonesia. Sinergi antara pemangku kepentingan di pusat dan daerah mutlak dilakukan. 3. Sektor Jasa Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN - Paparan diawali dengan penyampaian Peranan Jasa dalam Perdagangan Internasional sebagai bidang yang paling cepat berkembang dibandingkan dengan bidang lainnya. - Selanjutnya secara umum dipaparkan mengenai esensi GATS, dengan salah satu concern terletak pada adanya kesulitan yang ditemui dalam melakukan perundingan jasa secara multilateral karena adanya perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi masing-masing negara anggota yang mempengaruhi kemampuan suatu negara dalam menghasilkan peraturan/kebijakan dan cara pandangnya. - Pada dasarnya tujuan perundingan perdagangan jasa adalah untuk menghapus/mengurangi hambatan akses pasar dan perlakuan nasional. Di dalam perundingan jasa di WTO, negara berkembang memiliki fleksibilitas untuk membuka sektor jasa yang benar-benar siap untuk dibuka akses pasarnya, secara prinsip pembukaan pasar dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. - Pembicara juga menjelaskan mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA): MEA merupakan bagian dari masyarakat ASEAN 2015, yang bercita-cita untuk membentuk masyarakat yang damai, harmonis, makmur, dan Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional Makassar 3
terintegrasi sebagai upaya untuk memperkuat, mempercepat dan mengimplementasikan kerja sama di antara 10 negara anggota. MEA merupakan suatu pasar tunggal (single market) ASEAN dan menjadi basis produksi yang terhubung satu dengan yang lain serta diperlengkapi dengan standard yang harmonis guna melindungi konsumen, SME dan lingkungan serta hak kekayaan intelektual yang akan tercipta tahun 2015. Pasar Tunggal ASEAN ini berbeda dengan Custom Union di Uni Eropa. Dalam MEA, setiap negara anggota ASEAN memiliki hak untuk menetapkan kebijakan perdagangannya sendiri (bukan common commercial policy) dan menetapkan bea masuknya terhadap negara non ASEAN. Integrasi regional di kawasan ASEAN ini akan menciptakan pasar yang berdaya saing dengan jumlah konsumen dan produsen sebesar 600 juta lebih, dengan GDP lebih dari 2 miliar US$ di kawasan ASEAN yaitu: Brunei, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand, dan Viet Nam. Setelah dilaksanakannya liberalisasi maka akan terjadi pergerakan bebas barang, jasa, investasi dan modal. Liberalisasi ini termasuk diantaranya penurunan tarif, penghapusan berbagai hambatan serta penyederhanaan prosedur administrasi. - Untuk tindak lanjut yang diharapkan dari para penyedia jasa, akademisi,lembaga swadaya masyarakat, dan pemerintah adalah sebagai berikut: MEA ditujukan bagi kepentingan pebisnis di ASEAN, khusus untuk jasa adalah para penyedia jasa (services supplier) termasuk para profesional. Oleh sebab itu, para penyedia jasa diharapkan untuk ikut pro aktif berpartisipasi ambil bagian dalam memberikan masukan dan rekomendasi. Diharapkan pada penyedia jasa dalam melakukan perencanaan juga menggunakan cetak biru MEA sebagai referensi, mengingat cetak biru ASEAN sangat jelas memberikan arah integrasi dari ASEAN termasuk target yang ingin dicapai sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional Makassar 4
Akademisi diharapkan juga dapat memahami cetak biru dalam menyusun kurikulum pendidikan, flow of skilled labor memerlukan penguatan kompetensi dari tenaga kerja kita yang dibekali di Perguruan Tinggi dan sekolah-sekolah Politeknik. Lembaga Swadaya Masyarakat, selain mengamati semua rencana dan target dari MEA diharapkan juga dapat menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang dapat memberikan masukan bagi Pemerintah agar MEA ini meningkatkan daya saing bangsa. Pemerintah tidak dapat melakukan tugas ini secara sendiri. Para akademisi, pebisnis dan LSM perlu meningkatkan pemahamannya tentang tujuan yang ingin dicapai ASEAN dan kebijakan untuk mengimplementasikannya. III. DISKUSI TANYA JAWAB: Pertanyaan: 1. M.Asaf, Ketua Asperindo Sulsel: Bagaimana kesiapan Indonesia dalam menghadapi AEC 2015, jika suku bunga cukup tinggi. 2. Perwakilan Akrindo: Bagaimana cara masuk ke pasar ASEAN. 3. Sekretaris Asperindo Sulsel: (i) Melihat lebih mahalnya ongkos produksi dalam negeri lebih tinggi bila dibandingkan dengan ongkos produksi di luar negeri, bagaimana bisa produk kita bersaing dengan prosuk asing; (ii) Bagaimana cara meningkatkan mutu barang. 4. M. Afdal, Universitas Hasanudin: Apakah tindakan pemerintah dalam menangani permasalahan yang terjadi pada kalangan penjual terkait permintaan barang ekspor dibanding produk lokal. 5. Siti, Universitas Hasanudin: Bagaimana kita bisa menghadapi perdagangan bebas dalam bidang jasa saat memasuki AEC, karena saat ini sektor jasa belum siap untuk dibuka secara bebas. 6. Suklifin, Universitas Hasanudin: Bagaimana tanggung Jawab Indonesia khususnya pemerintah dalam menanggulangi permasalahan yang timbul di daerah perbatasan. 7. M.Irfan, Universitas Hasanudin: Bagaimana jika perjanjian perdagangan internasional yang sudah berjalan ternyata merugikan Indonesia. Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional Makassar 5
8. Rahma, Universitas Hasanudin: Bagaimana proses perundingan DOHA yang telah berlangsung selama ini, mengapa belum memberikan kemajuan, dan bagaimana peranan Kementerian Perdagangan khususnya Ditjen KPI dalam menyelesaikan hal tersebut. Jawaban: 1. Ibu Sondang, Direktur Perundingan Perdagangan Jasa. - Barang impor banyak masuk bukan hanya karena bea masuk yang murah, namun didukung pula oleh permintaan konsumen yang tinggi, oleh sebab itu mari kita mulai untuk mencintai dan mengkonsumsi produk-produk dalam negeri, sehingga kedepannya produk Indonesia dapat bersaing dengan produk luar negeri; - Pada saat pemberlakuan AEC 2015 nanti, tenaga kerja yang dapat masuk dengan menggunakan fasilitas adalah tenaga kerja yang bersertifikat, bukan tenaga kerja yang unskill. Melihat hal ini maka mari kita bersamasama menjadi tenaga kerja yang bersertifikat, sehingga kita dapat bersaing dengan tenaga kerja asing; - Melihat jarak antara daerah perbatasan dengan kota lebih jauh dan memakan biaya dan waktu yang cukup tinggi, dibandingkan dengan daerah perbatasan dengan negara tetangga, membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan pemberian falisitas impor barang-barang konsumsi dengan batas tertentu. Hal ini dilakukan untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia di daerah perbatasan tersebut. Namun dalam berjalannya waktu terdapat beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan hal ini untuk mencari keuntungan pribadi. Oleh sebab itu, sebagai warga Negara Indonesia mari kita bersama saling peduli, untuk membangun Indonesia yang lebih baik. - Setiap proses perundingan pemerintah selalu merujuk pada peraturanperaturan dalam negeri yang telah ada, sehingga setiap hasil perundingan nantinya tidak merugikan Negara. - Hal lain yang perlu dicermati adalah banyak pengusaha China yang membuat sertifikat halal di Malaysia karena banyak laboratorium yang bisa mengeluarkan sertifikat halal, sedangkan di Indonesia sertifikat halal hanya bisa dikeluarkan oleh MUI dan Badan POM, hal inilah yang terkadang Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional Makassar 6
menjadi kendala tersendiri bagi pengusaha lokal kita dalam persaingan dengan Negara lainnya. 2. Bapak Djunari, Direktur Kerja Sama Multilateral - Dalam segala hal, yang baik adalah sesuatu yang seimbang. Begitu juga dengan nilai Ekspor dan Impor Indonesia, oleh sebab itu kita tidak perlu khawatir jika nilai impor naik, jika nilai ekspor juga ikut naik. - Perundingan DOHA sampai dengan saat ini belum selesai disebabkan banyak hal, salah satunya adalah karena banyaknya isu-isu sensitif bagi setiap Negara berbeda. - Setiap penandatangan hasil kesepakatan, sudah melalui berbagai proses kajian dan ratifikasi, hal itu dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan. 3. Bapak Syamsul, Direktur Kerja Sama Bilateral - Produk-produk Indonesia yang telah memenuhi persyaratan SNI, telah dapat bersaing dari segi kualitas dengan produk asing, oleh sebab itu mari kita gunakan produk-produk dalam negeri. - Partisipasi pemerintah daerah juga cukup berperan dalam mendukung para pengusaha di daerah untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas. IV. PENUTUP Guna mendapatkan masukan-masukan yang diharapkan dapat berguna sebagai bahan evaluasi dari pelaksanaan kegiatan tersebut dan mengetahui tingkat pemahaman para peserta, pada akhir acara kami menyebarkan kuesioner kepada para peserta. Dari hasil perhitungan kuesioner yang kami lakukan, bahwa rata-rata tingkat pemahaman para peserta sosialisai di Makassar adalah sebesar 81%. Dari hasil sosialisasi dan diskusi dapat disimpulkan bahwa Pertemuan semacam ini sangat diperlukan, agar setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan kerja sama-kerja sama perdagangan internasional yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dapat tersampaikan kepada masyarakat dan secara umum diharapkan dapat mencerminkan kepentingan masyarakat banyak dan secara khusus dapat memberikan manfaat dan peluang bagi dunia usaha sehingga para pelaku usaha baik skala kecil ataupun besar dapat bersaing dan mengoptimalkan produknya secara lebih kompetitif. Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional Makassar 7
Karena kuat atau lemahnya ekonomi lokal (daerah), adalah tergantung dari masyarakat lokal itu sendiri, bukan tergantung pada dunia internasional. Peran pemerintah daerah dalam membangun ekonomi lokal untuk terlibat dalam pasar global sangat strategis dan urgent, karena salah satu tugas pemerintah daerah adalah bagaimana mensejahterakan rakyat yaitu melalui peningkatan ekonomi lokal, karena ril ekonomi adalah ekonomi lokal. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan secara lintas sektoral dan hubungan yang baik antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai penyusun kebijakan serta masyarakat dalam hal ini dunia usaha guna dapat memanfaatkan hasil perundingan perdagangan internasional secara optimal sesuai kepentingan nasional dan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi secara holistik. Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional Makassar 8
Foto Kegiatan Sosialisasi Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional Makassar 9
Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional Makassar 10