BAB VI PRINSIP-PRINSIP MU'AMALAH DALAM BIDANG EKONOMI DAN BISNIS 1. Prinsip pemenuhan segala bentuk akad (transaksi). Prinsip ini ditetapkan dalam Al-Quran: ❿3 3 10 Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, penuhlah akad-akadmu. (Q.S. Al Maidah: 1) Akad yang dimaksudkan oleh ayat ini berlaku umum yang meliputi akad dalam konteks Hablun Minallah dan Hablun Minannas, termasuk didalamnya akad (transaksi) dalam bidang bisnis. Pada bagian lain Allah juga menegaskan: 9 9 Artinya: Penuhilah janji-janjimu, sesungguhnya janji itu akan diminta pertanggungjawaban. (Q.S. Bani Israil: 34) 2. Prinsip penyelenggaraan administrasi bisnis secara jujur, tertib, dan transparan. ❿3 3 ❼ 9 3 9 ❶ ❻ ❿ ❹ ⓿ 3 9 3 ❽ 10 ⓿ ⓿ ❻ ⓿ ॐ ⓿ 2 3 ❻
⓿ ❽ ⓿ 10 ❻ 3 ⓿ 4 9 ❿⓿ 10 9⓿ & 9 3 ❻ ❷ ❻ 9 &❼ ❷ ❷ ⓿ 9 3 ❽ ❷ 9 10 ❶ 9 &❼ ❼ ❸❷ ❸❷ 9 ❶ 9 & ❷ ❼ 10 ❸ ❷ 10 ❹ ❷3 9 ⓿ 3 ❶ 9 9⓿ ❻ 3 & 3 10 282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Ayat yang mengatur tentang catat-mencatat dalam transaksi bisnis ini merupakan ayat terpanjang dari seluruh ayat-ayat Al-Quran. Beberapa hal pokok yang diatur melalui ayat ini adalah: a. Keharusan menyelenggarakan administrasi secara benar dan jujur dalam setiap transaksi bisnis; b. Keharusan mengambil saksi dalam transaksi bisnis; c. Pemegang administrasi dan saksi dalam transaksi bisnis tidak boleh berbuat curang dan tidak boleh menyulitkan. 3. Prinsip larangan berbuat curang dan larangan adanya pemaksaan dalam bisnis.
❿3 3 ❹ ❷ ❷ Artinya: Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian memakan harta milik sesama kalian dengan cara tidak benar, kecuali melalui perniagaan yang didasarkan saling merelakan diantara kalian. (Q.S. An-Nisa: 29) 4. Prinsip pemerataan kesempatan berusaha dan larangan monopoli. Prinsip ini ditegaskan oleh Allah: ❻ ❼ ❽ ❷ ❼ ❷ ❽ ❷ ❼ 10 3 ❼ ⓿ 10 10 Artinya: Harta Fai (rampasan perang) yang Allah berikan kepada Rasul dari penduduk kota-kota, adalah untuk Allah, Rasul, orang-orang yang mempunyai kerabat, anak-anak yatim, para orang miskin dan Ibnu Sabil, agar harta itu tidak hanya beredar di sekitar orangorang kaya di antara kamu sekalian. (Q.S. Al-Hasyr: 7) 5. Prinsip pemenuhan segala kewajiban yang berkaitan dengan bisnis dan ekonomi, seperti zakat, pajak, infaq, dan sebagainya. ❿3 3 10 ❷ ❻
Artinya: Wahai orang-orang beriman, infaklah kalian dari sebaik-baik hasil kerja kalian dan dari apa yang telah Aku keluarkan dari bumi buat kamu sekalian. (Q.S. Al-Baqarah: 267) 6. Catatan: Jenis-jenis transaksi bisnis dan ekonomi dalam syari at Islam dapat lebih didalami melalui buku-buku Fiqih Islam, antara lain dalam fiqih sunnah karya Sayid Sabiq, jilid 12 dan 13.