BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

Siti Solihah, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut

BAB I PENDAHULUAN. prinsip yang telah dipahami tersebut dalam tindakan dan perbuatan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

Pembelajaran Matematika SD

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen penting dalam membentuk manusia yang memiliki

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan

BAB III PEMBAHASAN. pembelajaran yang semakin luas membawa banyak perubahan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. proses penemuan (Depdiknas, 2003(a)). Oleh karena itu, tuntutan untuk terus. melakukan aktivitas ilmiah (Hidayat, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN IPA TERPAD U TIPE INTEGRATED TERHAD AP PENGUASAAN KONSEP D AN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PAD A TOPIK TEKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan UUD 45 pada alinea ke empat, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

I. PENDAHULUAN. Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Azza Nuzullah Putri, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Irpan Maulana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Afifudin, 2013

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Rini Andini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada kecakapan hidup (life skill oriented), kecakapan berpikir,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi penting dalam menghadapi globalisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

RASIONAL KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Etty Twelve Tenth, 2013

I. PENDAHULUAN. penyampaian informasi (transfer of knowledge) dari guru ke siswa. Padahal

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sikap mental siswa (Wiyanarti, 2010: 2). Kesadaran sejarah berkaitan dengan upaya

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sistem pendidikan nasional merupakan satu kesatuan utuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mei Indah Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu pendidikan tentu tidak terlepas dengan pembelajaran di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

I. PENDAHULUAN. inovatif. Menyadari bagaimana cara memikirkan pemecahan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A TOPIK SEL ELEKTROLISIS

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum sains dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di kelas maupun dalam melakukan percobaan di. menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang tersebut, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam bukan sekedar penguasaan dari kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep, atau prinsip-prinsip saja akan tetapi berkzaitan dengan cara mencari tahu dan menjawab tentang gejala alam secara sistematis sebagai suatu penemuan dan proses dialog berkelanjutan dengan lingkungan sekitarnya. Hakikat IPA adalah penemuan itu sendiri yang dapat berperan sebagai metode, pendekatan, model pembelajaran, sebagai alat untuk mengembangkan kepribadian dan sikap-sikap ilmiah yang tercakup di dalamnya (Rustaman, dkk. 2005). Adanya perubahan dari Kurikulum 2006 yang dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kepada Kurikulum 2013 memberikan penyempurnaan pola pikir tersendiri bagi pendidikan dan pembelajaran termasuk pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Kejuruan. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Beberapa penyempurnaan kurikulum diantaranya: standar kompetensi lulusan diturunkan berdasarkan kebutuhan, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, pembelajaran berpusat kepada siswa dan bersifat interaktif, siswa aktif menyelidiki dalam konteks dunia nyata, membentuk lingkungan jejaring dalam pembelajaran berbasis tim, mengikuti keberagaman inisiatif siswa dan memberikan kepercayaan dan 1

tanggungjawab kepada siswa untuk memberikan kesempatan kepada mereka agar dapat berpikir kritis dan kreatif (Kemendikbud, 2013). Berdasarkan struktur Kurikulum 2013, mata pelajaran IPA di termasuk ke dalam mata pelajaran kelompok C yaitu Mata Pelajaran Dasar Bidang Kejuruan yang dikenal dengan istilah IPA Terapan. IPA Terapan merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karena ituipa Terapanmempunyai karakteristik yang sama dengan IPA. IPA Terapan adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejalagejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yangmelibatkan keterampilan dan penalaran.karakteristik Terapan pada Pariwisata adalah yang berkaitan dengan ilmu terapan yang ada dibidang pariwisata serta kegunaannya.(kemendikbud, 2013). Berdasarkan penyempurnaan pola pikir pada Kurikulum 2013 di atas maka tujuan pembelajaran IPA Terapandi bidang keahlian Pariwisata dirumuskan sebagai berikut : 1) membentuk sikap positif terhadap mata pelajaran IPA, 2) memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain, 3) menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, 4) meningkatkan kesadaran tentang penerapan IPA dalam kehidupan, 5) memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori IPA serta keterkaitan dan penerapannya dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, 6) menggunakan pengetahuan dasar IPA sebagai landasan dalam mengembangkan kompetensi di masing-masing bidang keahlian(kemendikbud, 2013). Berdasarkan tujuan diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA menghendaki outcome yang menguasai pengetahuan dan multi keterampilan seperti keterampilan berpikir dan keterampilan sosial. Sementara itu dalam praktek di lapangan, pembelajaran IPA masih terfokus pada penguasaan aspek 2

pengetahuan saja. Dengan demikian, dalam upaya pencapaian berbagai keterampilan ini dapat dilakukan dengan pendekatan pembelajaran terpaduyang dapat memadukan konsep, keterampilan, topik dan unit tematisnya. Salah satu tipe pembelajaran terpadu adalah Nested Model (model sarang) yakni pembelajaran yang dapat meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah learning skills (keterampilan belajar) yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran. Pada pendekatan terpadu tipe ini, guru akan merancang kegiatan pembelajaran yang mudah dipahami dan berorientasi pada dunia nyata yang dihadapi siswa serta dapat menumbuhkan berbagai keterampilan seperti keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan mengorganisasi sebagai tujuan belajar yang akan dicapai (Fogarty, 1991). Multi keterampilan di atas merupakan bekal siwa dalam kehidupannya di masa yang akan datang. Terlebih, lulusan memiliki kesempatan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi, bekerja, maupun berwirausaha. Arifah (2013) mengemukakan data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah bahwa hanya sekitar 20% lulusan yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi sedangkan sisanya 80% bersaing mendapatkan pekerjaan di sektor industri dan wirausaha. Persentase yang cukup besar ini memerlukan perhatian yang khusus sehingga para lulusan dapat berkembang bahkan bersaing sesuai dengan harapan masyarakat. Berdasarkan beberapa penelitian, dunia kerja membutuhkan personal yang memiliki hard skill dan soft skill yang seimbang bahkan cenderung mengutamakan mereka yang memiliki proporsi soft skill yang lebih besar dibandingkan dengan hard skillnya dengan asumsi bahwa soft skill merupakan keterampilan yang sulit didapatkan. Hal ini senada dengan salah satu elemen perubahan penting dalam kurikulum 2013 dari aspek kompetensi lulusan yaitu menghendaki adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill 3

yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan(kemendikbud, 2013). Beberapasoft skill yang menjadi prioritas bagi kompetensi seseorang di dunia kerja diantaranya keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.hal senada diungkapkan oleh Mujakir (2012) bahwa tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang ditekuni. Hal tersebut perlu dimanifestasikan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk IPA untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Sangat disayangkan, sampai saat ini fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan kemampuan berpikir dalam IPA jarang tersentuh oleh pendidik. Padahal kemampuan tersebut sangat diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Salah satu pendekatan dalam mendorong dan mengupayakan kegiatan berpikir adalah kegiatan pembelajaranyang berorientasi pada masalah dalam suatu tugas atau situasi. Sejatinya, setiap penguasaan keterampilan termasuk keterampilan berpikir dan sosial bukanlah sesuatu yang instan dalam diri seorang siswa akan tetapi perlu dilatihkan dalam kegiatan pembelajaran sebagai upaya nyata untuk menghasilkan siswa yang seimbang dalamhard skill dan softskill.fakta di lapanganmemperlihatkan bahwamasih banyak pembelajaran IPA di yang menganut teacher centereddan hanya berorientasi pada penguasaan konsep semata sehingga keterampilan lainnya seperti keterampilan berpikir dan keterampilan sosial menjadi sesuatu yang terabaikan padahal sebagaimana uraian di atas, keterampilan ini akan sangat menunjang dalam kehidupan siswa sebagai soft skill yang harus dimiliki ketika melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih 4

tinggi maupun ketika terjun ke dunia kerja. Tidak dapat dipungkiri, pada kenyataannyaada beberapa guru IPAyang telah berusaha menerapkan pembelajaran aktif dan berorientasi pada siswa (student centered) guna mengembangkan berbagai keterampilan siswa salah satunya dengan menggunakan metode praktikum dalam bentukpercobaan. Metode praktikumdapat melibatkan aktivitas fisik (hands on) siswa melalui kegiatan praktikum dan aktivitas berpikir (minds on) melalui kegiatan diskusi sehingga membuat siswa lebih aktif dibandingkan hanya menjadi pendengar sebagaimana dalam pembelajaran dengan menggunakan meteode ceramah. Akan tetapi, metode praktikum yang diterapkan oleh beberapa guru tersebut pada umumnya masih menggunakan petunjuk praktikum yang dirancang oleh guru. Sampai saat ini telah banyak para ahli dan peneliti yang berhasil mendesain model pembelajaran yang efektif dan bermakna serta dapat mengembangkan domain pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa. Beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pendekatan Student Centered Learning (SCL) diantaranya : 1) Model pembelajaran Kontekstual, 2) Model Pembelajaran Kooperatif, 3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah, 4) Model Pembelajaran Tematik, 5) Model Pembelajaran Berbasis Komputer, 6) Model PAKEM, 7) Model Pembelajaran Berbasis WEB(Rusman, 2011). Sedangkan model pembelajaran yang disarankan dalam kurikulum 2013 diantaranya : 1) Discovery Learning, 2) Problem Based-Learning, dan 3) Project Based-Learning. Ke tiga model pembelajaran ini berlandaskan kepada proses Scientific Approachyang memunculkan kegiatan 5M (Mengamati,Menanya, Mencoba,Menalar/ Membuat Jejaring, dan Mengkomunikasikan) dalam pembelajaran termasuk pembelajaran IPA (Kemendikbud, 2013). Berkaitan dengan tujuan pembelajaran IPA dalam Kurikulum 2013 yang menghendaki lulusan yang memiliki multi keterampilan,makakegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatanipaterpadu tipe 5

Nested. Salah satu model pembelajaran yang dapat menjadi alternatifdalam pembelajaran dengan pendekatan IPA Terpadu tipe ini adalah Project Based Learning. Dalam pembelajaran ini siswa dapat dilatih untuk memiliki berbagai keterampilan belajar (learning skills)diantaranya keterampilan berpikir dan keterampilan sosial karena pembelajaran berlangsung dalam kelompok kolaboratif. Sejumlah penelitian tentang penggunaan Project Based Learningtelah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya : Penelitian oleh Doppelt (2003),tentang implementasi pembelajaran berbasis proyek dalam lingkungan belajar yang fleksibel dengan menggunakan asesmen portofolio berhasil meningkatkan motivasi, konsep diri, dan sikap siswa dalam pembelajaran secara signifikan. Fatmawati (2011)dalam penelitiannya menerapkanpembekalan kemampuan merancang proyek melalui perkuliahan Mikrobiologi Berbasis Proyekyang ternyata dapatmeningkatkan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa. Wibowo (2012) menerapkan model pembelajaran Fisika Berbasis Proyek, dan hasilnya dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa SMA. Selain itu, hasil penelitian Rahmadani (2012) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Dengan demikian, peneliti terinspirasi untuk mengadakan penelitian tentang penggunaan model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam mata pelajaran IPA Terapan sejalan dengan implementasi Kurikulum 2013 di Bidang Keahlian Pariwisata. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah konsep difusi dan osmosis yang terdapat pada Kompetensi Inti 3 yaitu K.D. 3.16 :Mendeskripsikan difusi dan osmosis, K.D. 3.14: Menerapkan konsep difusi dan osmosis di bidang pariwisata. Selain itu terdapat pula pada Kompetensi Inti 4 yaitu K.D. 4.16 : Menalar peristiwa difusi dan osmosis yang terjadi sehari-hari dan K.D. 4.14: Mengevaluasi peristiwa difusi dan osmosis di bidang pariwisata. Materi ini merupakan konsep baru dalam Mata Pelajaran IPA di Sekolah Menengah Kejuruan Bidang 6

Pariwisata. Disamping itu, menurut pertimbangan peneliti bahwa konsep difusi dan osmosis merupakan konsep penting yang digunakan dalam kehidupan seharihari terutama dalam bidang jasaboga pembuatan makanan. Masih banyak yang belum menyadari bahwa gejala yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari terjadi berdasarkan prinsip difusi dan osmosis sehingga akhirnya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan hal tersebut. Sebagai contoh, berkaitan dengan beberapa kualitas produk makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat luas sangat tergantung pada prinsip osmosis yang berhubungan dengan teknik pengeluaran air dari dalam sel tumbuhan seperti umbi-umbian, buah-buahan agarmenjadi berbagai panganan yang memiliki citarasa yang khas dan renyah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe Nested menggunakan Project-Based Learningdengan mengangkat judul Implementasi Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Nested pada Konten Difusi dan Osmosis Menggunakan Project Based Learning untuk Meningkatkan Learning Skills Siswa. B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Penerapan Kurikulum 2013 menghendaki lulusan yang memiliki multi keterampilan sedangkan pada umumnya kegiatan pembelajaran masih berorientasi pada penguasaan konsep atau materi saja. 2. Lulusan diharapkan memiliki proporsi hard skills dan soft skills yang seimbang untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun terjun ke dunia kerja.keterampilan yang dapat dilatihkan dalam kegiatan pembelajaran untuk menunjang soft skills siswa adalah thinking skills dan social skills. 7

3. Pembelajaran IPA di masih banyak yang berpusat pada guru(teacher centered) sehingga diperlukan upayapenerapan model atau metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dan berkaitan dengan bidang keahlian yang ditekuninya. 4. Penelitian tentang pembelajaran IPA dengan pendekatan IPA terpadu menggunakan Project Based Learning dalam meningkatkan keterampilan belajar siswa seperti thinking skills dan social skillsmasih jarang dilakukan. 5. Materi difusi dan osmosis merupakan materi baru dalam Kurrikulum 2013 yang erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. C. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana implementasi pembelajaran IPA TerpaduTipe Nestedpada konten Difusi dan Osmosis menggunakan Project Based Learningdalam meningkatkan Learning Skillssiswa? Rumusan masalah ini dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana desain dan keterlaksanaan pembelajaran IPA Terpadu tipe Nested pada konten Difusi dan Osmosis dengan menggunakan Project Based Learning di? 2. Bagaimana peningkatan thinking skills siswa setelah pembelajaran IPA Terpadu tipe Nested menggunakan Project Based Learning dan menggunakan metode praktikum? 3. Bagaimana perbandingan profil social skills siswa dalam pembelajaran IPA Terpadu tipe Nested menggunakan Project Based Learning dan menggunakan metode praktikum? 4. Bagaimana tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan pembelajaran IPA Terpadu tipe Nested menggunakan Project Based Learning di? 8

D. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini diantaranya: 1. Learning Skills diambil dari Fogarty (1991) yang meliputi thinking skills dan social skills. 2. Keterlaksanaan pembelajaran dilihat dari aspek guru mengajar (mengelola pembelajaran). 3. Project Based Learning yang digunakan merupakan tahapan Project Based Learning dari Doppelt yang telah dimodifikasi oleh Fatmawati (2011). E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendapatkan desain pembelajaran IPA Terpadu tipe Nested pada konten Difusi dan Osmosis menggunakan Project Based Learningserta keterlaksanaannya. 2. Mendapatkan gambaran peningkatan thinking skills siswa setelah pembelajaran IPA Terpadu tipe Nested pada konten Difusi dan Osmosis menggunakan Project Based Learning dan yang menggunakan metode praktikum. 3. Mendapatkan gambaran perbandingan profil social skills siswa dalam pembelajaran IPA terpadu tipe Nested pada konten Difusi dan Osmosis menggunakan Project Based Learning. 4. Menjaring tanggapan siswa dan guru terhadap implementasi pembelajaran IPA terpadu tipe Nested pada konten Difusi dan Osmosis menggunakan Project Based Learning di F. Manfaat Penelitian 9

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi berbagai pihak sebagai wujud kontribusi positif terhadap pendidikan IPA khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan diantaranya : 1. Bagi siswa dapat memberikan pengalaman belajar IPA yang menarik dan diaplikasikan sesuai dengan bidang keahliannya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara memfasilitasi mereka untuk mengembangkan Learning Skills sebagai bekal untuk kehidupannya di masa yang akan datang. 2. Bagi guru dapat memberikan informasi dan wawasan tentang dampak penggunaan Project Based Learning dalam pembelajaran IPA Terpadu terhadap peningkatan berbagai keterampilan siswa diantaranya kemampuan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial siswa. 3. Bagi sekolah mendapatkan referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui penggunaan model pembelajaran yang bermakna dan meningkatkan berbagai keterampilan yang diperlukan oleh siswa. 4. Bagi peneliti, memperoleh gambaran dan inspirasi untuk mengadakan investigasi lebih lanjut terhadap penerapan Project Based Learning dalam pembelajaran IPA Terpadu tipe Nested. 10