BAB I PENDAHULUAN. yang lalu, sedikit banyak mempengaruhi perkembangan perekonomian. masyarakat Indonesia. Salah satu sektor perekonomian yang terkena

dokumen-dokumen yang mirip
BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. disfungisional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Indriantoro dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan global akan menyebabkan suatu ketidakpastian dalam lingkungan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan, dan perubahan.

/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian adalah dua hal yang tak terpisahkan. Perencanaan melihat ke masa

INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu

Pratama Ilham Safitrie B

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh : DIDHIK HERMANSAH B

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu. terjadinya globalisasi. Globalisasi yang melanda hampir di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1977; Nori, 1996) dalam (Putu Novia, dkk: 2015). Mardiasmo (2002) dalam (Putu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti.

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJER

SKRIPSI. Disusun oleh: RATNA YULIATI B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, perusahaan profit oriented maupun non-profit

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara sangatlah besar. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB V PENUTUP. yang dimoderasi komitmen organisasi, budaya organisasi, dan locus of control.

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN TINGKAT KESULITAN TARGET ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM REWARD

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis makin berkembang dan persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam periode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

CHRISTINE PRAMITA W.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dimasa yang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Scief dan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menghadapi pergeseran. Salah satu komponen penting

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Kinerja organisasi sebagian besar dipengaruhi kinerja para pegawai,

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk

BAB I PENDAHULUAN. anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial. untuk beroperasi lebih efisien dan efektif. Untuk itu pihak manajemen harus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggabungkan pendekatan top down dengan pendekatan bottom up dalam

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta)

Rina Ismawati B

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. standar dan satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. waktu yang akan datang dapat diukur (Handoko, 1997). berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini diharapkan pada banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan suatu perusahaan (Adrianto, 2008). Agar dapat bersaing, perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Perusahaan akan dapat hidup dan berkembang pesat jika

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini anggaran merupakan elemen penting dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Schief dan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan kunci penting bagi seluruh jenis organisasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. fleksibel dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk mengkomunikasikan rencana-rencana manajemen, peranan dalam hal merencanakan pembiayaan dan pendapatan pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebuah hubungan kontraktual antara dua pihak, yaitu antara pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pertumbuhan yang pesat tersebut mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN KINERJA MANAJERIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasaan, dan ketenangan. Resort berarti tempat beristirahat untuk sementara waktu.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Perkreditan Rakyat berbeda dengan bank umum lainnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. alat bantu. Salah satu alat bantu yang digunakan adalah anggaran (budget)

BAB I PENDAHULUAN. alat bantu salah satu alat bantu yang digunakan adalah anggaran (budget) yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut (Hansen dan Mowen [1997]). Proses

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

PELIMPAHAN WEWENANG DAN KOMITMEN ORGANISASI DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba.

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency

BAB I PENDAHULUAN. datang, yang mengidentifikasikan kegiatan untuk mencapai tujuan. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Adanya krisis moneter yang melanda sejak pertengahan tahun 997 yang lalu, sedikit banyak mempengaruhi perkembangan perekonomian masyarakat Indonesia. Salah satu sektor perekonomian yang terkena dampaknya adalah sektor industri, sektor ini merupakan sektor yang diarahkan untuk menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Sektor industri diharapkan mampu menaikkan pangsa pasar dalam negeri maupun luar negeri serta dapat memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha. Sebagai negara pengekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada tahun 996, Indonesia menempati urutan ke-0 sebagai negara pengekspor Tekstil dan Produk Tekstil dengan nilai ekspor sebesar 6,8 milliar dollar US dan pada tahun 2000 mencapai 8,2 milliar dollar US di posisi ke-7 dari seluruh negara pengekspor TPT. Sebagai daerah penghasil tekstil dan produk tekstil (TPT) terbesar di Indonesia, Kabupaten Sukoharjo memiliki banyak perusahaan tekstil dari skala kecil sampai skala besar. Secara otomatis sektor ini menyerap banyak tenaga kerja dan mempunyai potensi besar menciptakan lapangan kerja baru. Perusahaan tekstil berskala besar rata-rata sudah dapat mengekspor hasil produksinya keluar negeri. Tak heran jika pemerintah daerah Sukoharjo

menaruh harapan besar pada sektor industri tekstil dalam menambah pendapatan daerah dan mengatasi masalah ketenagakerjaan. Era perdagangan bebas menuntut pihak manajemen perusahaan untuk dapat menjalankan perusahaan secara efektif dan efisien. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan strategi yang baik dan terencana dari pihak manajemen. Dalam hal ini diperlukan suatu alat bantu didalam mengalokasikan sumbersumber daya perusahaan yang terbatas. Salah satu alat yang dapat membantu adalah anggaran. Anggaran dapat digunakan untuk menerjemahkan keseluruhan strategi kedalam rencana dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Manajemen perusahaan seringkali menggunakan anggaran sebagai alat pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja yang diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi manajer puncak untuk meningkatkan kinerja manajerial perusahaan. Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang direncanakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standard dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi, 997 dalam Wiwin dan Joko, 2003). Perusahaan perlu menyusun anggaran untuk memberikan jaminan pencapaian blue print tentang program jangka panjang, yang mencakup pangsa pasar, produk dan teknologi produksi, kepegawaian, keuangan, citra perusahaan, sistem informasi manajemen, budaya perusahaan dengan biaya sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Anggaran disusun oleh beberapa pihak antara lain mulai manajemen tingkat atas (top level management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level

management). Ada tiga pendekatan dalam penyusunan anggaran yaitu : (a) Anggaran dibuat oleh atasan dan kemudian dipaksakan kepada bawahan (top down approach), (b) Anggaran dibuat oleh bawahan dan kemudian diusulkan kepada atasan (bottom up approach), (c) Anggaran disusun oleh manajer tingkat atas dengan mengikutsertakan manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah (pendekatan partisipatif). Menurut Mulyadi (200, 493) tahaptahap dalam proses penyusunan anggaran meliputi penetapan sasaran anggaran oleh manajer atas, pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah, review oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oeh manajer bawah, serta persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah. Anggaran yang disusun secara partisipatif merupakan cara yang efektif untuk memotivasi kinerja bawahan. Partisipasi dalam penyusunan anggaran lebih memungkinkan bagi bawahan untuk melakukan negosiasi mengenai target anggaran yang menurut mereka dapat dicapai. Namun penerapan partisipasi tidak selamanya memberikan hasil yang memuaskan bagi setiap organisasi. Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat bawah atau menengah dalam penyusunan anggaran adalah adanya penciptaan senjangan anggaran. Senjangan anggaran didefinisikan sebagai anggaran yang jumlahnya dibuat agar mudah untuk dicapai (Merchant, 985 dalam Hermanto dan Suhardjanto, 2003), atau anggaran yang tidak mengandung kapasitas yang sebenarnya dari para pelaksananya. Senjangan

anggaran terjadi dimana manajemen dengan sengaja melaksanakan permintaan terhadap sumber-sumber yang lebih besar dari anggaran yang sebenarnya atau manajer dengan sengaja menyatakan kemampuan produktivitas lebih kecil dari yang sebenarnya (Nelson dan Miller, 98 dalam Hermanto dan Suhardjanto, 2003). Para manajer menengah dan bawah (manajer pusat pertanggungjawaban) seringkali memiliki informasi yang lebih baik mengenai level anggaran yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan aktivitasaktivitas unit organisasinya daripada atasannya (manajer puncak). Oleh karena itu para bawahan akan berusaha menggunakan informasi yang mereka miliki untuk membuat anggaran yang mudah dicapai dan menciptakan slack. Sehingga, pada organisasi yang memberikan rewards berdasarkan pencapaian anggaran, hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran adalah positif. Beberapa penelitian mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran memperoleh hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan Camman (976), Dunk (993), Merchant (985), dan Onsi (973) dalam Yuwono (999) menunjukkan bahwa partisipasi dalam anggaran mengurangi jumlah senjangan anggaran. Sedangkan Lowe dan Shaw (968), Lukka (988), dan Young (985) dalam Yuwono (999) menunjukkan hasil yang berlawanan. Untuk merekonsiliasi hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut, diperlukan pendekatan kontijensi dan upaya untuk mengevaluasi faktor-faktor kondisional yang kemungkinan menyebabkan anggaran partisipatif menjadi efektif terhadap senjangan anggaran (Govindarajan, 986

dalam Bambang Supomo, 998). Berdasarkan telaah hasil penelitian dari Yuwono (999), Darlis (2000), dan Hermanto dan Suhardjanto (2003) yang menguji pengaruh faktor kondisional komitmen organisasional dan motivasi sebagai variabel moderating yang mempengaruhi keefektifan anggaran partisipatif dengan senjangan anggaran, maka peneliti ingin memasukkan variabel komitmen organisasi dan motivasi untuk memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Komitmen organisasi adalah kepercayaan yang kuat terhadap dan keterterimaan tujuan-tujuan dan nilai-nilai organisasi, serta keinginan untuk melaksanakan usaha-usaha dengan baik yang dipertimbangkan dapat bermanfaat bagi kepentingan organisasi. Komitmen organisasi yang kuat dijelaskan sebagai kesesuaian dengan tujuan organisasi dan kemauan berusaha keras untuk kepentingan organisasi. Individu berkomitmen tinggi berpandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik bagi organisasi. Individu berkomitmen tinggi akan mendahulukan kepentingan organisasi serta berusaha agar organisasinya produktif dan profitable. Bagi individu berkomitmen tinggi tujuan organisasi merupakan hal penting yang harus dicapai. Bawahan berkomitmen tinggi akan menggunakan informasi anggaran menjadi lebih akurat. Sehingga, dengan komitmen tinggi, senjangan anggaran dapat dihindari. Sebaliknya, individu berkomitmen rendah cenderung memberikan informasi yang bias kepada atasan karena bawahan tidak bersungguh-sungguh memenuhi tujuan organisasi. Partisipasi anggaran adalah kesempatan untuk menciptakan senjangan demi tujuan pribadi. Komitmen

rendah menggambarkan ketidak loyalan individu terhadap organisasi (Luthans, 998 dalam Darlis, 2000). Individu berkomitmen rendah akan mementingkan dirinya, dan memungkinkan terjadinya senjangan anggaran. Motivasi adalah sesuatu yang memulai gerakan, sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu (Armstrong, 994 dalam Trisnaningsih, 2003). Dalam anggaran secara partisipatif, bawahan dengan motivasi yang tinggi akan menggunakan semua upayanya untuk mewujudkan tujuan organisasinya. Salah satunya dengan membuat anggaran yang relatif tepat, dan mengurangi senjangan anggaran. Sebaliknya, bawahan dengan motivasi yang rendah cenderung untuk tidak memberikan upayanya yang mereka miliki kepada perusahaan, sehingga anggaran yang disusun dibuat mudah untuk dicapai yang berarti menciptakan senjangan anggaran. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuwono (999) dan Darlis (2000) yang menguji hubungan partisipasi anggaran dan senjangan anggaran yang dimoderasi oleh komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan, menunjukkan partisipasi anggaran yang tinggi akan meningkatkan senjangan anggaran pada komitmen organisasi yang rendah. Penelitian lain seperti Hermanto dan Suhardjanto (2003) yang menguji hubungan partisipasi anggaran dan senjangan anggaran yang dimoderasi oleh motivasi dan pelimpahan wewenang, menunjukkan partisipasi anggaran yang tinggi akan meningkatkan senjangan anggaran pada motivasi yang rendah.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dalam penelitian ini penulis mencoba mengambil judul PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN (Survei pada perusahaan tekstil di Kabupaten Sukoharjo). B. PERUMUSAN MASALAH Permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan kedalam beberapa pertanyaan: () apakah partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan senjangan anggaran, (2) apakah komitmen organisasi mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran, (3) apakah motivasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. C. PEMBATASAN MASALAH Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :. Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan tekstil sebagai organsasi yang berorientasi pada laba. Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini tentunya tidak memungkinkan untuk digeneralisir sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan untuk organisasi non profit seperti Rumah Sakit dan sejenisnya. 2. Penelitian ini hanya memasukkan variabel moderating komitmen organisasi dan motivasi untuk memperkuat atau memperlemah hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan variabel-variabel lain seperti pelimpahan wewenang, ketidakpastian lingkungan, informasi asimetri, dan lain-lain tidak dibahas dalam penelitian ini. D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah menguji secara empiris pengaruh komitmen organisasi dan motivasi sebagai variabel moderating terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. E. MANFAAT PENELITIAN Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat :. Menambah wawasan ilmu kepada akademisi mengenai pengaruh yang ditimbulkan oleh komitmen organisasi dan motivasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. 2. Dapat menambah wawasan dan khasanah ilmu bagi pembaca serta sebagai referensi yang berguna bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pelaksanaan anggaran. 3. Memberikan masukan bagi manajemen perusahaan untuk mengevaluasi dan menggunakan hasil penelitian untuk meningkatkan efektifitas anggaran perusahaan terutama dalam aktivitas perencanaan dan pengendalian.

F. SISTEMATIKA SKRIPSI Pembahasan skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab, masing-masing bab akan dibagi menjadi sub-sub bab agar diperoleh gambaran yang lengkap dan jelas. BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan teori-teori yang berhubungan dengan anggaran, patisipasi anggaran, senjangan anggaran, penganggaran partisipatif dan senjangan anggaran, pendekatan kontinjensi, komitmen organisasi, motivasi, kerangka teoritik, dan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan teknik analisis data. BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas tentang deskripsi data, pengujian kualitas data, analisis data yang terdiri dari pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis, serta konsistensi dengan hasil penelitian sebelumnya. BAB V PENUTUP. Bab ini membahas tentang kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian, keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini dan saran-saran yang sekiranya bermanfaat untuk diajukan.