POSITRON, Vol. V, No. 2 (2015), Hal ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

UJI NILAI TAHANAN JENIS POLUTAN AIR LAUT DENGAN METODE OHMIK DAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS SKALA LABORATORIUM

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Bayu Suhartanto, Andy Pramana,Wardoyo, M. Firman, Sumarno Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Bengkulu, Bengkulu

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

*

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

Unnes Physics Journal

Identifikasi Pola Persebaran Sumber Lumpur Bawah Tanah Pada Mud Volcano Gunung Anyar Rungkut Surabaya Menggunakan Metode Geolistrik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE UNTUK PENDUGAAN ASBUTON

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

Analisis Respon Resistivitas Sampel Tanah TPA Ngipik Kabupaten Gresik Berdasarkan Uji Resistivitas Skala Laboratorium

Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.2 halaman107

PEMODELAN 3D RESISTIVITAS BATUAN ANDESIT DAERAH SANGON, KAB. KULONPROGO, PROVINSI DIY

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

Optimalisasi Desain Parameter Lapangan Untuk Data Resistivitas Pseudo 3D

IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

Eksplorium ISSN Volume 34 No. 1, Mei 2013: 11-22

PENGGAMBARAN PSEUDOSECTION BAWAH PERMUKAAN DARI SUATU PROSES EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN PROGRAM RES2DINV

Muhammad Kadri and Eko Banjarnahor Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK. Kata Kunci: metode resistivitas, XRD, dan batu kapur.

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya

IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KEC. MAKASSAR DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER - SCHLUMBERGER

Penentuan Lapisan Bawah Permukaan di Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Banjarbaru dengan Metode Geolistrik

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Sebaran Limbah Lada Putih di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas Budiman a, Andi Ihwan a, Joko Sampurno a*

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

III. METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI JENIS BATUAN BAWAH PERMUKAAN SEBAGAI KAJIAN AWAL PERENCANAAN PEMBUATAN PONDASI BANGUNAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

INVESTIGASI PENYEBARAN LAPISAN PEMBAWA EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY DI KELURAHAN LATUPPA

PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITAS JEMBER

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DAERAH KEPULAUAN SERUI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

Maulana Malik*, Irzal Nur*, Asran Ilyas* *Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sehah dan Hartono. Keywords: groundwater aquifer, village of Kedungwuluh, geoelectric of resistivity method, Wenner configuration.

Kajian Sebaran Limbah Cair Menggunakan Metode Resistivitas

Identifikasi Bijih Besi dengan Metode Geolistrik di Tanah Laut Deddy Yuliarman, Sri Cahyo Wahyono *, Sadang Husain

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Analisa Resistivitas Batuan dengan Menggunakan Parameter Dar Zarrouk dan Konsep Anisotropi

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 02 (2015), Hal ISSN :

Peta Geologi Porong-Sidoarjo

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

KATA PENGANTAR. Kupang, Oktober Penulis

Analisis Respon Resistivitas Sampel Tanah TPA Ngipik Kabupaten Gresik Berdasarkan Uji Resistivitas Skala Laboratorium

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

PEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Identifikasi Bijih Besi Menggunakan Metode Geolistrik Schlumberger Di Kabupaten Tanah Laut

PENDUGAAN SEBARAN AKAR KELAPA SAWIT PADA LAHAN GAMBUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESITIVITAS

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

Transkripsi:

Pendugaan Sebaran Kandungan Bauksit Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Desa Sungai Batu Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat Hendro Tira 1*), Yudha Arman 1*), Yoga Satria Putra 1*) 1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura, Pontianak *Email : yudhaarman@gmail.com Abstrak Telah dilakukan penelitian pendugaan sebaran bauksit di Desa Sungai Batu Kabupaten Sanggau dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas. Pengambilan data menggunakan konfigurasi elektroda Schlumberger. Berdasarkan nilai resistivitasnya, model memperlihatkan potensi kandungan bauksit terletak pada koordinat x:450.488,738-450.600,219 dan y:13.192,958-13.398,410, x:450.561,862-450.642,555 dan y:13.205,977-13.426,689, x:450.511,095-450.711,491 dan y:13.268,652-13.391,399, x:450.489,110-450.631,580 dan y:13.181,137-13.368,025. Selain mineral bauksit ada beberapa kandungan mineral lain yang bisa di interpretasikan antara lain adanya kandungan magnetit, batulempung, batu kerikil basah, aluvium dan sedimen pasir serta kandungan air tanah. Hal ini dipengaruhi oleh lokasi penyelidikan tepat berada di pinggiran sungai kapuas. Kata kunci: Metode geolistrik, Konfigurasi Schlumberger, bauksit 1. LatarBelakang Berdasarkan informasi awal yang didapat dari peta geologi pada daerah Sungai Batu, Kabupaten Sanggau ditemukan mineral arenit litos pejal sampai berlapis tebal, berselingan dengan batu lumpur dan litarenit berfelspar, serta batulanau. Dari hal tersebut dapat diduga daerah ini mengandung kadar alumina yang tinggi dan kadar besi yang rendah. Mineral inilah yang diduga sebagai bauksit yang bernilai ekonomis tinggi karena merupakan bahan utama industri pembuatan logam aluminium serta industri strategis lainnya. Salah satu contoh kegunaannya adalah sebagai campuran logam untuk membuat badan pesawat, peralatan rumah tangga serta kaleng aluminium. Pendugaan sebaran bauksit dapat dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis. Metode geolistrik tahanan jenis merupakan metode yang menggunakan prinsip aliran arus listrik dalam menyelidiki struktur bawah permukaan bumi. Aliran arus listrik mengalir di dalam tanah melalui batuan dan sangat dipengaruhi oleh adanya air tanah dan garam yang terkandung di dalam batuan serta hadirnya mineral logam maupun panas yang tinggi. Oleh karena itu, metode geolistrik dapat digunakan pada penyelidikan hidrogeologi seperti penentuan aquifer dan identifikasi kandungan kontaminasi, penyelidikan mineral, survei arkeologi dan deteksi hot rocks pada penyelidikan panas bumi. Pada penelitian ini, sebaran bauksit akan ditentukan menggunakan metode Geolistrik tahanan jenis konfigurasi Schlumberger. Metode ini dapat mengidentifikasi diskontinuitas lateral dan vertikal suatu anomali konduktif lokal. Metode ini dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) elektroda arus dan 2 (dua) elektroda potensial. Arus diinjeksikan melalui elektroda arus dan pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda potensial (Telford, 1998). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode inversi memanfaatkan perangkat lunak Res2Dinv. Hasil pengolahan data akan ditampilkan dalam bentuk dua dimensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menduga sebaran bauksit di Desa Sungai Batu, Kabupaten Sanggau berdasarkan metode geolistrik tahanan jenis. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi cadangan bauksit di lokasi penelitian yaitu menduga ketebalan, kedalaman dan arah sebaran bauksit di daerah Sungai Batu, Kabupaten Sanggau sebelum dilanjutkan dengan proses eksploitasi. 2. Landasan Teori 2.1. Survey Geolistrik Resistivitas Berdasarkan Sakka (2002) tujuan survey geolistrik tahanan jenis adalah mengetahui perbedaan tahanan jenis (resistivitas) bawah permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi. Pengukuran 58

dengan konfigurasi Schlumberger menggunakan 4 elektroda, masing-masing 2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial dimana telah dilakukan oleh (Azhar dan Handayani, 2004). Ilustrasi garis ekuipotensial yang terjadi akibat injeksi arus ditunjukkan pada dua titik arus yang berlawanan di permukaan bumi. I A M V N B C 1 P 1 P 2 C 2 a b Gambar 1. Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus dengan polaritas berlawanan (Bahri, 2005) Beda potensial yang terjadi antara MN yang disebabkan oleh injeksi arus pada AB adalah (Reynolds, 1997): V = V V... (1) V =... (2) ρ = 2π (3) Sehingga, ρ = k (4) dengan I arus dalam Ampere, ΔV beda potensial dalam Volt, ρ tahanan jenis dalam Ohm meter dan k faktor geometri elektroda dalam meter, maka (Reynolds, 1997): k = 2π (5) dengan harga: MN = a (spasi elektroda potensial) AM = NB = n.a MB = AN = (n + 1).a Untuk konfigurasi Schlumberger, harga k dapat dihitung menggunakan persamaan(reynolds, 1997): k = n.(n + 1) π a; (6) n = 1, 2, 3,4,5, 2.2.Metode Tahanan Jenis konfigurasi Schlumberger Metoda tahanan jenis merupakan metode geofisika yang dipakai untuk pengukuran tahanan jenis semu suatu medium. Pengukuran dengan konfigurasi Schlumberger ini menggunakan 4 elektroda, masing-masing 2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial (Gambar 2). Gambar 2. Konfigurasi Schlumberger (Reynolds, 1997) 3. Metode Pengambilan Data Pengambilan data geolistrik pada penelitian ini menggunakan konfigurasi Schlumberger. Pengukuran dilakukan sebanyak 4 lintasan secara horizontal dengan masingmasing lintasan sepanjang 240 m. Pengukuran yang dilakukan menggunakan Ares resistivitymeter dilakukan secara otomatis tanpa harus mengatur konfigurasi elektroda sehingga dapat memperkecil kesalahan pengukuran. Data resistivitas hasil pengukuran tersimpan secara otomatis pada memori internal Ares resistivitymeter. Data ini dapat diambil melalui kabel serial (RS 232) to USB yang terhubung dengan note book. Data selanjutnya diolah menggunakan perangkat lunak Res2dinv. Hasil akhir dari pengolahan data menggunakan perangkat lunak Res2dinv adalah terbentuknya model resistivitas bawah permukaan yang dapat menjelaskan mengenai struktur tanah, jenis batuan dan mineral yang terdapat di bagian bawah permukaan daerah tempat dilakukannya kegiatan eksplorasi geolistrik. 4. Hasil dan Pembahasan Adapun hasil interpretasi pengolahan data dijelaskan sebagai berikut. Lintasan I pada koordinat X:450.488,738-450.600,219 dan Y:13.192,958-13.398,410. Pada lintasan ini 59

I II III Gambar 3. Hasil pengolahan data Lintasan I menggunakan RES2DINV Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa terdapat sebaran nilai resistivitas yang beragam dari yang terkecil 9,23 m hingga 774 m. Adapun perbedaan nilai resistivitas tersebut dikarenakan oleh masing-masing sifat mineral yang terkandung di daerah penelitian itu sendiri, yang dimana lokasi ini didominasi oleh batuan lempung atau tanah lempung basah dan diduga pada bagian lapisan atas permukaan ada kandungan mineral bauksit. Mineral bauksit yang diduga terletak pada tiga titik dengan rentang nilai resistivitas sekitar 218-744 Ωm. Mineral bauksit yang pertama(i) diduga berada pada jarak 7 m - 150 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman mulai dari 0-6 m dari permukaan. Pada titik kedua(ii) terlihat ada sedikit intrusi sehingga pada arah sebarannya mengarah kedalam lapiasan yang berada pada jarak sekitar 155 m - 170 m dengan ketebalan berkisar 10 meter. Mineral bauksit yang ketiga (III) berada pada jarak 175 m - 225 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman berkisar 0-5 m dari permukaan. Dari hasil pengolahan data ini juga terlihat banyak kandungan batuan sedimen pasir dan air tanah yaitu pada rentang nilai resistivitas 9,23 Ωm-116 Ωm, hal ini dipengaruhi oleh lokasi pengambilan data terletak di penggiran sungai Kapuas. Lintasan II pada koordinat X:450.561,862-450.642,555 dan Y:13.205,977-13.426,689. Pada lintasan ini 60

I II V III IV Gambar 4. Hasil pengolahan data Lintasan II menggunakan RES2DINV Hasil pengolahan data lintasan kedua ini terlihat adanya proses intrusi batuan lempung serta batuan sedimen pasir yang tergerus oleh aliran air sehingga membentuk batuan kerikil basah, diduga adanya kandungan magnetit dan aluvium pada proses intrusi tersebut. Adapun yang diduga bauksit sesuai dengan nilai resistivitas yang ada pada tabel Telford terdapat tiga titik yaitu titik pertama pada jarak 7 m - 50 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman berkisar dari 0-5 m dari permukaan. Titk kedua terdapat pada jarak 60 m-120 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman 0-3 m dari permukaan dan titik ketiga terdapat pada jarak 165 m 225 m dari titk awal lintasan dengan kedalaman berkisar 0 5 m dari permukaan. Rentang nilai resistivitas pada ketiga titik pendugaan tersebut berkisar antara 260 1061 Ωm. Sedangkan kandungan magnetit dan aluvium pada titik ke (IV) dan ke (V) diduga terletak pada jarak 50 m 60 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman mulai dari 12 m 24 m dari permukaan dan pada jarak 125 m 140 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman mulai dari 3 m 15 m dari permukaan dengan rentang nilai resistivitas sekitar 128 260 Ωm. Lintasan III pada koordinat X:450.511,095-450.711,491 dan Y:13.268,652-13.391,399. Pada lintasan ini 61

I II III IV VI V Gambar 5. Hasil pengolahan data Lintasan III menggunakan RES2DINV Hasil pengolahan data lintasan ketiga terlihat ada beberapa lapisan yang terjadi terobosan, hal ini dipengaruhi oleh lokasi pada lintasan ketiga tampak kemiringan tanah dan terlihat ada cekungan pada permukaannya. Pada titik ke (V) ada terobosan, hal tersebut diduga mengandung magnetit dan alluvium yaitu pada jarak berkisar antara 105-125 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman 16-30 m dari permukaan dan rentang nilai resistivitas tersebut 119-224 Ωm. Sedangkan titik ke (VI) pada jarak 157-177 m dari titik awal lintasan diduga terdapat batuan sedimen pasir dan lempung yang memiliki resistivitas rendah berkisar antara 63,8-119 Ωm dengan kedalaman berkisar 12-20 m dari permukaan. Dari hasil pengolahan data yang diduga terdapat kandungan bauksit ada empat titik pendugaan. Titk pertama (I) yang diduga yaitu pada jarak antara 12 35 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman berkisar 0 3 m dan rentang nilai resistivitas tersebut 224 784 Ωm. Titik kedua (II) pada jarak antara 35 55 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman berkisar 6-12 m dari permukaan dan rentang nilai resistivitas tersebut 224-419 Ωm. Adapun titik ketiga (III) yang diduga mengandung bauksit pada jarak antara 60-120 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman berkisar 0-6 m dari permukaan dan rentang nilai resistivitas tersebut 419-784 Ωm. Sedangkan titik keempat (IV) yang diduga bauksit terbentang pada jarak 143-227 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman berkisar 0-3 m dari permukaan dan rentang nilai resistivitas tersebut 224-784 Ωm. Lintasan IV pada koordinat X:450.489,110-450.631,580 dan Y:13.181,137-13.368,025. Pada lintasan ini 62

I II III IV V Gambar 6. Hasil pengolahan data Lintasan IV menggunakan RES2DINV Hasil dari pengolahan data pada lintasan keempat terdapat sebaran nilai resistivitas mulai dari 6,77 m hingga 734 m, diduga terdapatnya kandungan bauksit dengan rentang nilai resistivitas sekitar 376 734 Ωm. Sebaran bauksit pada lintasan ini terletak di lima titik sebaran, titik pertama (I) berada pada jarak 7 m - 50 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman mulai dari 0-7 m dari permukaan. Titik kedua (II) berada pada jarak 58 m - 70 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman mulai dari 4-16 m dari permukaan. Titik ketiga (III) berada pada jarak 85 m - 125 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman mulai dari 0-5 m dari permukaan. Titik keempat (IV) berada pada jarak 140 m - 200 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman mulai dari 0-3 m dari permukaan. Titik kelima (V) berada pada jarak 210 m - 227 m dari titik awal lintasan dengan kedalaman mulai dari 0-6 m dari permukaan. 5. Kesimpulan 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data geolistrik dan hasil interpretasi, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari hasil pengolahan data terlihat sebaran nilai resistivitas yang beragam mulai dari 6,77 m hingga 1.061 m dikarenakan lokasi penelitian ini banyak terdapat beberapa mineral lain, beberapa mineral yang terinterpretasikan adalah mineral magnetit, batulempung, batu kerikil basah, alluvium dan sedimen pasir serta ada banyak struktur lapisan aliran air tanah. Ada banyaknya struktur lapisan aliran air tanah yang terlihat pada setiap lintasan dipengaruhi oleh lokasi penelitian berada dekat dengan aliran besar sungai kapuas. 2. Dari keseluruhan interpretasi data ke 4 Lintasan dengan bantuan tabel nilai resistivitas menunjukkan bahwa lokasi yang berpotensi diduga terdapatnya sebaran 63

bauksit di lintasan I berada sepanjang lintasan dengan perkiraan kedalaman sebaran sebesar ± 0-10 meter dari permukaan. Lintasan II juga diduga memiliki potensi bauksit sepanjang lintasan yang terbentang dengan perkiraan kedalaman sebaran sebesar ± 0-5 meter dari permukaan. Lintasan III juga diduga memiliki potensi bauksit walaupun ada terlihat terobosan sebaran bauksitnya dan terbentang sepanjang lintasan dengan perkiraan kedalaman sebaran ± 0-6 meter dari permukaan. Sedangkan lintasan IV juga diduga memiliki potensi sebaran bauksit dan terlihat sepanjang lintasan dengan perkiraan kedalaman sebaran ± 0-8 meter dari permukaan. Pustaka Azhar dan Handayani, 2004. Penerapan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger untuk Penentuan Tahanan Jenis Batubara, Jurusan Geofísika Terapan ITB, Bandung. Bahri, 2005. Hand Out Mata Kuliah Geofisika Lingkungan dengan topik Metoda Geolistrik Resistivitas, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS, Surabaya. Ibrahim, D. 2007. Survey Pendahuluan Bitumen Padat Di Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat. Kelompok Program Penelitian Energi Fosil. Kalimantan Barat. Loke, M.H. 2000. Electrical Imaging Surveys for Environmental and Engineering Studies: A Practical Guide to 2-D and 3-D Surveys. http://www.geometrics.com. Roynolds. J.M., 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics, John Wiley and sons Ltd, New York. Sakka, 2002. Metoda Geolistrik Tahanan Jenis. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNHAS, Makassar. Telford, W.M., Geldart, L.P. dan Sheriff, R.E. 1998. Applied Geophysics. Second Edition. Cambridge University Press, New York. 64