I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam. pengajar menjadi motor penggerak untuk menjalankan proses

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH ACTIVE LERANING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh. Emilia Yuliani

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. bertujuan agar guru menjadi lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya (Margono, 2005:27)

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

I. PENDAHULUAN. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, menurut

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan. yang memungkinkan perkembangan tersebut.

I. PENDAHULUAN. dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Sardiman (2001: 93) dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. proses pengembangan potensi dirinya agar dapat menghadapi perubahan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. satunya dipengaruhi oleh faktor kualitas pendidikan negara tersebut. Dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berpikir siswa. Untuk mengembangkan pola berpikir kritis

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

APLIKASI METODE DISKUSI DAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 2 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahan ajar, media yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Pelajaran Biologi termasuk

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan matematika sangat penting untuk di ungkapkan. Dalam. Gambaran anak anak dalam mengikuti pelajaran mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

yang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran dirancang dan dilakukan semata-mata untuk. mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Sisdiknas Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

I. PENDAHULUAN. akan mati. Karena pentingnya komunikasi maka hampir 99% manusia. menghabiskan aktivitasnya dengan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. menangkap sari dan makna dalam hal-hal yang dipelajari Menurut (Bloom

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika, selain dari faktor keaktifan, faktor

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang. dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu sarana yang menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan potensi siswa. Keberhasilan pendidikan ini didukung dengan adanya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam menjalankan aktivitas belajar mengajar merupakan salah satu faktor berhasil tidaknya pendidikan tersebut. Dalam hal ini, guru sebagai pengajar menjadi motor penggerak untuk menjalankan proses pembelajaran di sekolah. Belajar sebagai salah satu aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar siswa yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, atau siswa yang tadinya tidak terampil menjadi terampil (Sanjaya, 2011:124). Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakam rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku

2 lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat (Sardiman, 2012:100). Proses belajar mengajar sebaiknya melibatkan mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas dalam proses berpikir. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Pada dasarnya siswa memiliki banyak kemungkinan dan potensi. Dalam diri siswa terdapat prinsip aktif yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan serta perilaku lainnya termasuk nilai dan sikap. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran ini sangat menekankan pada pendayagunaan aktivitas dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yan telah ditentukan (Hamalik, 2008:89-90). Pembelajaran IPA Biologi mempunyai peran tersendiri bagi setiap masingmasing siswa. Sampai saat ini siswa masih beranggapan bahwa pelajaran IPA Biologi merupakan pelajaran sulit dan menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar siswa. Padahal pembelajaran biologi kalau dikemas dengan menggunakan model pembelajaran yang benar merupakan pelajaran yang sangat menarik dan menyenangkan karena ilmu ini banyak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dengan alam dan bahkan dengan diri manusia (Depdiknas, 2004:3).Pada kenyataanyaa

3 menurut Trianto (2009:5) bahwa masalah utama pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa yang merupakan hasil kondisi pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Guru belum menerapkan pembelajaran yang melibatkan siswa ikut aktif dalam memperoleh pengetahuan yang bermakna. Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 22 Oktober 2014 kelas VII A dan VII C semester ganjil SMP Negeri 2 Talangpadang pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendahuntuk hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa (80%) yang belum mencapai KKM, untuk KKM yang dicapai sebesar 70. Sedangkan untuk aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran tersebut, banyak siswa yang mengantuk dan mengobrol. Rasa ingin tahu tidak terbangun, kemandirian dalam kegiatan pembelajaran pun sedikit sekali terlihat. Selain itu, siswa terlihat tidak antusias mengikuti pembelajaran, keinginan untuk mengajukan pendapat ataupun pertanyaan masih rendah. Kondisi kelas mendadak pasif ketika guru melontarkan pertanyaan kepada siswa, sehingga tidak ada interaksi yang maksimal antara siswa dengan guru. Jika hal demikian didiamkan saja oleh guru dan tidak ada diupayakan adanya perbaikan maka tujuan kegiatan pembelajaran tersebut tentu tidak akan maksimal.

4 Konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada pembelajaran dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan merangsang aktivitas mental siswa mulai dari megidentifikasi masalah, mencari informasi hingga menemukan solusi yang terbaik sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang bermakna. Sedangkan selama ini guru dalam menyampaikan materi biologi, hanya menggunakan metode ceramah, dan tanya jawab. Diduga dengan menggunakan metode-metode tersebut kurang merangsang aktivitas yang medukung siswa secara mandiri dalam menyelesaikan permasalahan biologi untuk meningkatkan hasil belajar yang diinginkan. Metode ceramah menyebabkan segala informasi berpusat pada guru, diskusi yang kurang efektif karena soal-soal yang menjadi bahan diskusi cenderung meminta jawaban yang hanya memindahkan materi yang sudah tersedia pada buku teks, sedangkan tanya jawab guru hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kurang menggali pengetahuan siswa lebih dalam (Rusman, 2014:2). Oleh karena itu diperlukan model dan metode pembelajaran yang dapat menarik siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan mencapai hasil belajar yang optimal. Salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajran yaitu, dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning. Active Learning adalah salah satu yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Belajar aktif mengakomodir segala kebutuhan siswa, karena siswa telibat langsung dalam proses pembelajran. Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Siswa menginginkan jawaban atas

5 sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah atau mencari cara untuk mengerjakan tugas (Hosnan, 2011: 209). Model pembelajaran active learning memiliki beberapa teknik pembelajaran, salah satu teknik pembelajaran tersebut adalah Group to Group Exchange. Group to Group Exchange adalah salah satu model belajar aktif yang menuntut siswa untuk berpikir tentang apa yang dipelajari, berkesempatan untuk berdiskusi dengan teman, bertanya dan membagi pengetahuan yang diperoleh kepada yang lainnya. Dalam model belajar aktif tipe Group to Group Exchange masing-masing kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu topik materi, siswa dituntut untuk menguasai materi karena setelah kegiatan diskusi kelompok berakhir, siswa akan bertindak sebagai guru bagi siswa lain dengan mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain di depan kelas. Group to Group Exchange memberi kesempatan kepada siswa untuk bertindak sebagai guru bagi siswa lainnya (Silberman, 2009: 178). Bervariasinya motode mengajar memberikan dampak terhadap hasil belajar siswa. Untuk mencapai tujuan yang berbeda dari sebelumnya, belum tentu bisa tercapai apabila menggunakan metode pembelajaran yang sama, dapat disimpulkan dalam memilih metode pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan komponen pembelajaran yang lain. Metode diskusi dalam pembelajaran merupakan alternatif yang sangat baik bagi guru untuk digunakan dalam proses penyampaian informasi atau pelajaran, karena metode diskusi merupakan sarana untuk saling bertukar pikiran secara lisan. Dengan menggunakan metode ini

6 diharapkan siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai dampak dari keaktifan itu tentunya yang menjadi tujuan dari proses belajar yaitu hasil belajar yang sangat baik dapat mencapai secara optimal (Martinis Yamin, 2007: 158). Metode Diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang biasa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Syaiful Bahri Djamarah, 2010: 87). Diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran (Syaiful Sagala, 2010: 208). Model pembelajaran Active Learning melalui Teknik Group To Group Exchangedan metode diskusi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi pengelolaan lingkungan. Dimana siswa dituntut untuk mengaplikasikan pemahaman materi pada kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran Active Learning ini memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, sehingga siswa menjadi salah satu peran manusia dalam menjaga dan mengelola lingkungan agar tidak terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

7 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Active Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengelolaan Lingkungan B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh model pembelajaran Active Learning terhadap aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang semester genap TP. 2014/2015 pada Materi Pengelolaan Lingkungan? 2. Adakah pengaruh model pembelajaran Active Learning terhadap aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang semester genap TP. 2014/2015 pada Materi Pengelolaan Lingkungan? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh model pembelajaran Active Learning terhadap aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang semester genap TP. 2014/2015 pada Materi Pengelolaan Lingkungan 2. Pengaruh model pembelajaran Active Learning terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang semester genap TP. 2014/2015 pada Materi Pengelolaan Lingkungan

8 D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Peneliti, yaitu memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti sebagai calon guru mengenai model pembelajaran Active Learning sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Pengelolaan Lingkungan. 2. Siswa, yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan. 3. Guru, yaitu mendapatkan pengetahuan tentang model pembelajaran Active Learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam usaha mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi PengelolaanLingkungan 4. Sekolah, yaitu sebagai masukan untuk mengoptimalkan penggunaan berbagai macam model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan peningkatan mutu pendidikan. E. Ruang Lingkup Berdasarkan perumusan masalah, agar permasalahan yang dikaji dapat terarah dan mendalam, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas VII A dan VII C SMP Negeri 2 Talangpadang 2. Model pembelajarn Active Learning dengan Teknik Group To Group Exchange sebagai kelas eksperimen dengan langkah-langkah seperti: (1) memilih sebuah topik yang mencakup perbedaan ide, kejadian,

9 posisi, konsep atau pendekatan untuk ditugaskan, (2) membagi kelas ke dalam kelompok, (3) meminta kelompok memilih seorang juru bicara menyajikan kepada kelompok lain, (4) mendorong siswa untuk bertanya pada kelompok yang sedang menyajikan tugas, (5) membandingkan informasi yang saling ditukar. 3. Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini yaitu: (1) bekerjasama dalam memecahkan masalah, (2) menuliskan pendapat/ide alternatif solusi dari masalah, (3) mencari informasi untuk memecahkan masalah, (4) mempresentasikan hasil diskusi kelompok, (5) mengajukan pertanyaan. 4. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan terhadap siswa yaitu pada ranah kognitif, diperoleh dari hasil tes awal-tes akhir. 5. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekosistem dengan kompetensi dasar mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan (KD 7.4).