JURNAL HUTAN LESTARI (2018) Vol. 6 (2) :

dokumen-dokumen yang mirip
KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DI DESA SUNGAI DERAS KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT

Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

Jenis-Jenis Burung di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Sumatera Barat. The avifauna species in Harau Valley Nature Reserve, West Sumatra

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN SEBADAL TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMBUATAN FLIPBOOK BERDASARKAN KERAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SENUJUH DAN SEKITARNYA

Studi Keanekaragaman Avifauna Sebagai Sarana Edukasi Ekowisata Birdwatching di Kawasan Wisata Kondang Merak, Malang.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT ASEP SAEFULLAH

SPESIES BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR

TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan. OIC (Orangutan Information Centre) menambahkan bahwa kawasan restorasi

KOMUNITAS BURUNG DI BAWAH TAJUK: PENGARUH MODIFIKASI BENTANG ALAM DAN STRUKTUR VEGETASI IMANUDDIN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KESAMAAN KOMUNITAS BURUNG DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE HABITAT BESERTA GANGGUANNYA DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT

KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PREVAB TAMAN NASIONAL KUTAI KALIMANTAN TIMUR

Lampiran 3. Daftar jenis Avifauna yang terdapat di Hutan Harapan PT. REKI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis-Jenis Burung di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat

Kata kunci : Burung, Pulau Serangan, habitat

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI AREA KEBUN BUAH, TAMAN BUAH MEKARSARI ISMI NURFAIZAH

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA POCUT MEURAH INTAN ACEH BESAR

ABSTRAK JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA. Oleh: Zainal Husain, Dharmono, Kaspul

Diterbitkan oleh Merang REDD Pilot Project Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH -German International Cooperation- Jl. J

Keanekaragaman jenis burung di Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI LAMPUNG MANGROVE CENTER DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

KEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI

Keanekaragaman Jenis Burung pada Areal Tambak Intensif di Sumatera Selatan dan Lampung

Penggunaan Tipe Habitat oleh Avifauna di Lingkungan PT Arutmin Indonesia NPLCT, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan

MORFOMETRI BURUNG DIURNAL DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA SEKENDAL KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT

KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI LAHAN BASAH RAWA BUJUNG RAMAN DESA BUJUNG DEWA KECAMATAN PAGAR DEWA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH KRUI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBERADAAN JENIS BURUNG PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DI SEPANJANG DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CILIWUNG, DEPOK-JAKARTA

Jenis Jenis Burung di Wilayah Cagar Alam Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh:

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU DI TIGA TEMPAT PEMAKAMAN UMUM DI BOGOR ALIFAH MELTRIANA

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

keyword : open green space, housing, vegetation, Bird. PENDAHULUAN

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KECAMATAN LAWEYAN, KECAMATAN SERENGAN, DAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTAMADYA SURAKARTA. Artikel Publikasi Ilmiah

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN LAMBUSANGO, PULAU BUTON, SULAWESI TENGGARA MUCHAMAD FAHMI PERMANA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Spesies Burung di Repong Damar Pekon Pahmungan

JMHT Vol. XV, (2): 54-60, Agustus 2009 Artikel Ilmiah ISSN: X

BAB V DATA, ANALISIS DAN SINTESIS

Peran Agroforest Kayu Manis (Cinnamamon burmanii) Terhadap Konservasi Burung di Taman Nasional Kerinci Seblat

SATWALIAR DI AREAL REKLAMASI TAMBANG BATUBARA

Laporan Kegiatan Seminar Bird: Science and Conservation dan Pengamatan burung di CA Pulau Sempu

KEKAYAAN SPESIES BURUNG DI WILAYAH DESA BUAHAN, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI DAN DI HUTAN HUJAN DATARAN TINGGI SEKITARNYA

Diversitas Aves Diurnal di Agroforestry, Hutan Sekunder, dan Pemukiman Masyarakat sekitar Rowo Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi ABSTRAK

BIRD PREFERENCE HABITATS AROUND SERAYU DAM BANYUMAS CENTRAL JAVA

Satwa Liar. di Objek Wisata Alam. Bekantan. Sungai Hitam-Samboja. Ishak Yassir l Satriyo Susito I Mudzakir

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan

Tugas Akhir. Kajian Bioekologi Famili Ardeidae di Wonorejo, Surabaya. Anindyah Tri A /

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG MANGROVE TELUK BESAR PARIT KELABU KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT

POTENSI UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI SEKITAR KAMPUS IKIP PGRI MADIUN SEBAGAI POTENSI LOKAL DAN SUMBER BELAJAR

- LAPORAN SEMENTARA - HASIL PENGAMATAN POTENSI WISATA TERBATAS DI SUAKA MARGASATWA RAWA SINGKIL

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG PULOSARI

STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN RAWA SAEMBAWALATI DESA TOMUI KARYA KECAMATAN MORI ATAS KABUPATEN MOROWALI

KAJIAN HUBUNGAN ARSITEKTUR POHON DAN KEHADIRAN BURUNG DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR MUHAMMAD CHOIRUDDIN AZIS

KEBIJAKAN PENANGKARAN BURUNG-BURUNG DI INDONESIA

PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PANTAI SIUNG DAN PANTAI WEDI OMBO GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA

DAFTAR ISI. BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori B. Hipotesis... 18

KOMPOSISI DAN KEMELIMPAHAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN GAMA GIRI BANTUL D.I.YOGYAKARTA

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 2 No. 2, Mei 2014 (89 98)

Jalan Raya Dramaga, Kampus IPB Dramaga Bogor 16680; Telp (0251)

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DAN KEARIFAN TRADISIONAL MASYARAKAT DALAM UPAYA KONSERVASI DI PULAU RAMBUT KEPULAUAN SERIBU

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN KOTA PEKANBARU ABSTRACT

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG KARANG

KEKAYAAN JENIS BURUNG DI PULAU SERANGAN, BALI BIRD SPECIES RICHNESS IN SERANGAN ISLAND, BALI

Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah II Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis

SambutanRektorUnlam KetuaLemlitUnlam. Sambutan Daftarlsi SekilasLemlitUnlam Arahdan FokusLemlitUnlam. Bidang PERTANIAN. Bidang SAINSDASAR& KESEHATAN

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI KAWASAN PANTAI KARST GUNUNGKIDUL D.I.YOGYAKARTA SKRIPSI

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG, SULAWESI SELATAN

INVENTARISASI JENIS BURUNG PADA KOMPOSISI TINGKAT SEMAI, PANCANG DAN POHON DI HUTAN MANGROVE PULAU SEMBILAN

Analisis Potensi Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Sebagai Areal Pelestarian Burung

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT TERBUKA DAN TERTUTUP DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER PROVINSI SUMATERA UTARA

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI LAHAN BASAH WAY PEGADUNGAN DESA RAJAWALI KECAMATAN BANDAR SURABAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA PERKEBUNAN KOPI DI KECAMATAN BENER KELIPAH KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 4 No. 2, April 2016 ( )

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG ASEUPAN

STATUS KONSERVASI JENIS BURUNG DI KAWASAN LERENG GUNUNG ARGOPURO, PROBOLINGGO Conservation Status of Birds around Argopura Mountain, Probolinggo

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran ditemukan

KEANEKARAGAMAN JENIS AVIFAUNA DI CAGAR ALAM KELING II/III KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH

9-075 KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN MANGROVE GILI SULAT LOMBOK TIMUR. Diversity of Birds Species in Mangrove Area Gili Sulat East Lombok

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS BURUNG PANTAI YANG BERMIGRASI DI TANJUNG BUNGA KECAMATAN TELUK PAKEDAI KABUPATEN KUBU RAYA

ABSTRAK. Kata kunci : kuntul kecil, pulau serangan, aktivitas harian, habitat, Bali

PENERBIT: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 5 No.1, Januari 2017 ( )

Lampiran 1. Tabel Jenis, Karakter, Makanan, Perkembangbiakan, Habitat, Kebiasaan, Penyebaran, serta Status Burung

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN TELAGA WARNA, DESA TUGU UTARA, CISARUA, BOGOR

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI RESORT TAPOS, SEKSI PTN WILAYAH VI TAPOS, BIDANG PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH III BOGOR,

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BUNGURAN UTARA, PULAU BUNGURAN, KABUPATEN NATUNA

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9 Sebaran Perjumpaan Jenis Burung Rangkong di Lokasi Survei.

Transkripsi:

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL (SPTN) WILAYAH III SELIMBAU TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT (Study on Diversity Of Diurnal Birds In National Park Management Section (SPTN) Region III Selimbau Danau Sentarum National Park Kapuas Hulu District West Kalimantan Province) Eko Puji Harmoko, Erianto, Iswan Dewantara Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak. Jl. Daya Nasional Pontianak 78124 Email: eko.sylva25@gmail.com Abstract This study aims to determine the diversity of bird species diurnal contained in the Danau Sentarum National Park Kapuas Hulu so that later can provide information about the diversity of bird species diurnal in Danau Sentarum National Park and can be used as basic data for the management and development in an effort preservation and protection. This research was conducted by field observation techniques using the track combined with the point count method. Observations were made on three different habitats that secondary forest habitat with three lines of observation, non-forest habitat observation and three lines three lines of observation of aquatic habitats, where each site is done three replications. Observations made with each path length of 1,000 m and width of track 100 m (50 m 50 m left and right). The results showed that from the three habitat study found 76 species of diurnal birds, which consists of 42 species in the habitat of secondary forests with a total of 394 individuals, habitat non forest 49 species with a total of 256 individuals and 31 species in aquatic habitats with the number of individual 590, From the 76 species of birds found there are 38 species of diurnal birds are included in the list of protected species according to the IUCN, CITES and PP No.7 of 1999 concerning Preservation of Plants and Wildlife. ie IUCN there are 12 kinds, there are 12 kinds CITES and PP 7, 1999 there are 22 species of birds. Keyword: Diurnal birds, species diversity, track method. PENDAHULUAN Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) selain menampilkan keindahan bentang alamnya juga berfungsi sebagai lingkungan tempat hidup (habitat alami) berbagai jenis satwa, salah satu jenis satwa yang terdapat di kawasan tersebut adalah burung. burung merupakan salah satu hewan bertulang belakang (vertebrata), berdarah panas, dan berkembang biak dengan cara bertelur, tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang. Dilihat dari segi keaktifannya, burung dibedakan menjadi dua, yaitu burung diurnal dan burung noktural. Burung diurnal adalah burung yang aktif pada siang hari sedangkan burung noktural adalah burung yang aktif pada malam hari. Keanekaragaman jenis burung diurnal di kawasan TNDS berpotensi untuk dikembangkan sebagai sarana pendidikan, penelitian dan pariwisata. Namun keanekaragaman jenis burung yang terdapat dalam kawasan tersebut sampai saat ini masih belum teridentifikasi dengan 293

baik dan informasi mengenai jenis-jenis burung diurnal tersebut masih belum tersedia. Untuk menghindari ancaman terhadap keberadaannya, mengingat jenis dan potensinya memungkinkan untuk dilestarikan, dimanfaatkan dan dikembangkan maka informasi mengenai keanekaragaman jenis burung diurnal yang ada perlu diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mendata keanekaragaman jenis burung diurnal yang terdapat di dalam kawasan TNDS Kabupaten Kapuas Hulu sehingga nantinya dapat memberikan informasi mengenai keanekaragaman jenis burung diurnal di dalam kawasan tersebut dan dapat dijadikan sebagai bahan bagi pengelolaan dan pengembangannya dalam upaya pelestarian dan perlindungannya. METODE PENELITIAN Adapun metode yang digunakan adalah metode jalur yang dikombinasikan dengan metode titik hitung. Penelitian ini dilaksanakan dengan teknik observasi lapangan menggunakan metode jalur yang dikombinasikan dengan metode titik hitung. Pengamatan dilakukan pada tiga habitat yang berbeda yaitu habitat hutan sekunder dengan tiga jalur pengamatan, habitat non hutan tiga jalur pengamatan dan habitat perairan tiga jalur pengamatan, dimana masing-masing lokasi dilakukan tiga ulangan. Pengamatan dibuat dengan masing-masing panjang jalur 1.000 m dan lebar jalur 100 m ( 50 m kiri dan 50 m kanan). Pengamatan ini bersifat deskriptif dengan teknik observasi lapangan. Metode titik hitung dilakukan dengan berjalan ke suatu tempat tertentu di dalam jalur, memberi tanda pada jarak tertentu dan selanjutnya mencatat semua jenis burung yang ditemukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan (15 menit) sebelum berjalan ke titik yang berikutnya serta untuk memperkirakan kelimpahan relatif jenis-jenis satwa yang ditemukan. Metode ini biasa dilakukan di sepanjang suatu jalur, dalam suatu plot, sepanjang sisi sungai, dan hutan rawa. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga habitat penelitian ditemukan 76 jenis burung diurnal, yang terdiri dari 42 jenis di habitat hutan sekunder dengan jumlah sebanyak 394 individu, habitat non hutan 49 jenis dengan jumlah sebanyak 256 individu dan 31 jenis di habitat perairan dengan jumlah sebanyak individu 590. Dari 76 jenis burung diurnal yang ditemukan terdapat 38 jenis burung yang termasuk dalam daftar jenis yang dilindungi menurut IUCN, CITES dan PP No.7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. yaitu IUCN terdapat 12 jenis, CITES terdapat 12 jenis dan PP No.7 Tahun 1999 terdapat 22 jenis burung. Dari jenis-jenis burung diurnal yang didapatkan pada lokasi penelitian terdapat beberapa jenis yang ditemukan pada habitat hutan sekunder tetapi tidak ditemukan pada habitat non hutan dan perairan seperti betet ekor panjang, ciung air coreng, elang alap jambul, elang ular bido kaladan selaya, Kengkareng hitam, Merbah belukar, Pelanduk dada putih, Perenjak rawa, Sikatan Kalimantan, dan juga Tangkar ongket, hal ini terjadi karna yaitu adanya tempat berlindung dan berkembang biak, tersedianya makanan 294

dan air serta dapat bergerak bebas (Alikodra, 1990 : 12). Begitu pula sebaliknya, ada jenis burung diurnal yang ditemukan pada habitat non hutan tetapi tidak ditemukan pada habitat hutan sekunder dan juga dihabitat perairan seperti Baza jerdon, Berinji mata putih, Bondol Kalimantan, Burungmadu polos, Empuloh jangut, Gagak kampong, Kecembang gadung, Kedasi ungu, Kekep babi, Kirik-kirik biru, merbah corok-corok, munguk beledu, Pecuk ular, Pentis pelangi, Sempur hujan sungai, Sikatan melayu, Srigunting bukit, tepekong rangkang, Tepus merbah sampah, Cucak kutilang hal ini terjadi karena di habitat non hutan itu sendiri sumber makanan banyak seperti serangga. Begitu juga pada habitat perairan tidak ditemukan pada habitat hutan sekunder dan habitat non hutan seperti Bangau strom, Bubut Besar, Cangak Merah, Decu Belang, Kokokan Laut, Kuntul Keci, Pecuk-ular asia, Sikep Madu Asia, Tekukur Biasa, Trinil Pantai. Dari hasil pengolahan data, aktifitas burung diurnal lebih banyak terlihat pada waktu pagi dan sore hari dibandingkan pada waktu siang hari Dari hasil perhitungan diketahui bahwa dominansi jenis burung diurnal terbesar ditemukan pada kawasan semak belukar dengan nilai dominansi (C) = 0,1572, sedangkan keanekaragaman jenis burung diurnal yang terbesar terdapat pada habitat hutan sekunder dengan nilai keanekaragaman jenis ( H ) = 1.4306, sedangkan kekayaan jenis yang tertinggi terdapat pada non hutan pada waktu pengamatan pagi nilai indeks kekayaan (d) = 24.9444, siang hari nilai indeks kekayaan (d) = 26.1033 dan pada waktu sore hari nilai indeks kekayaan (d) =23.8469. Bedasarkan perhitungan Indeks Kesamaan Jenis pada semua habitat baik itu pada habitat hutan sekunder, habitat non hutan, dan habitat perairan. Diketahui bahwa nilai IS pada habitat hutan sekunder dan non hutan = 17,58%, habitat hutan sekunder dan habitat perairan diketahui IS = 21,92%, dan pada habitat non hutan dan perairan diketahui IS = 20,0%. Sebagaimana dijelaskan Sutisna dan Soeyatman (1980) dalam Syafarudin (2003) bahwa kisaran Indeks Kesamaan Komposisi Jenis antara 80 100% dianggap sama, 50 80% dianggap berbeda dan < 50% dianggap berbeda nyata. Berdasarkan hasil pengamatan pada tiga habitat yang berbeda, jumlah jenis yang ditemukan pada kawasan Taman Nasional Danau Sentarum SPTN Wilayah III Selimbau sebanyak 76 jenis yang tergolong ke dalam 38 famili. Dari 76 jenis burung diurnal yang ditemukan terdapat 38 jenis yang termasuk dalam daftar jenis yang dilindungi menurut IUCN, CITES, dan PP No.7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. Di lihat pada tabel berikut: 295

Tabel 2. Jenis-jenis burung dan setatus perlindungan yang ditemukan pada kawasan TNDS SPTN Wilayah III Selimbau. No Family Nama Latin Nama Lokal Hutan Non Sekunder Hutan Riparian IUCN CITES PP 1 Ciconiidae Ciconia stromi Bangau strom EN AB 2 Accipitridae Aviceda jerdoni Baza jerdon II AB 3 Psittacidae Psittacula longicauda Betet ekor-panjang NT II 4 Estrildidae Lonchura fuscans Bondol kalimantan 5 Pycnonotidae Lole olivacea Brinji mata-putih NT 6 Cuculidae Centropus sinensis Bubut Besar VU 7 Nectariniidae Aethopyga eximia Burungmadu Siparaja AB 8 Nectariniidae Cinnyris jugularis Burungmadu Sriganti 9 Ploceidae Passer montanus Burunggereja erasia 10 Nectariniidae Anthreptes malacensis Burungmadu kelapa AB 11 Nectariniidae Anthreptes simplex Burungmadu polos B 12 Dicaeidae Dicaeum trigonostigma Cabai bunga api 13 Nectariniidae Dicaeum cruentatum Cabai Merah 14 Ardeidae Ardea purpurea Cangak Merah 15 Sylviidae Orthotomus atrogularis Cinenen belukar 16 Sylviidae Orthotomus ruficeps Cinenen kelabu 17 Sylviidae Orthotomus sericeus Cinenen merah 18 Chloropseidae Aegithina tiphia Cipoh Kacat 19 Pycnonotidae Pycnonotus melanicterus Cucak kuning 21 Timaliidae Macronous gularis Ciung air coreng 22 Muscicapidae axicola caprata Decu Belang 23 Acccipitridae Spizaetus cirrhatus Elang Berontok II AB 24 Acccipitridae Haliastur indus Elang Bondol II AB 25 Accipitridae ctinaetus malayensis Elang hitam II AB 26 Acccipitridae Accipiter trivirgatus Elangalap jambul II AB 27 Acccipitridae Spilornis cheela Elangular bido II AB 28 Pycnonotidae Criniger bres Empuloh jangut 29 Corvidae Corvus macrorhynchos Gagak kampung 30 Campephagidae Hemipus hirundinaceus Jingjing Batu 31 Cuculidae Rhopodytes diardi Kadalan beruang NT 32 Tytonidae Rhinortha chlorophaeus kadalan selaya 33 Bucerotidae Anthracoceros malayanus Kangkareng hitam NT II AB 34 Bucerotidae Anthracoceros albirostris Kangkareng Perut Putih II AB 35 Irenidae Irena puella Kecembang gadung 36 Cuculidae Chrysococcyx xanthorhynchus Kedasi ungu 37 Artamidae Artamus leucorynchus Kekep babi 38 Rhipiduridae Rhipidura javanica Kipasan Belang AB 39 Meropidae Merops viridis Linnaeus Kirik-kirik biru 40 Ardeidae Butorides striata Kokokan Laut 41 Turdidae Copsychus malabaricus Kucica Hutan 42 Turdidae Copsychus saularis Kucica kampung 43 Ardeidae Egretta intermedia Kuntul Kecil AB 44 Ardeidae Bubulcus ibis Kuntul Kerbau AB 45 Hirundinidae Hirundo daurica Layang-Layang Batu 46 Pycnonotidae Pycnonotus plumosus Merbah belukar 47 Pycnonotidae Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk 48 Pycnonotidae Pycnonotus simplex Merbah corok-corok 49 Sittidae Sitta frontalis Munguk beledu 50 Phalacrocoracidae Anhinga melanogaster Pecuk-ular asia NT AB 51 Alcedinidae Pelargopsis capensis Pekakak Emas AB 52 imaliidae Trichastoma rostratum Pelanduk dada putih NT 53 Picidae Dryocopus javensis Pelatuk ayam 54 picidae Micropternus brachyurus Pelatuk Kijang 55 Picidae Blythipicus rubiginosus Pelatuk pangkas 56 Meliphagidae Prionochilus xanthopygius Pentis Kalimantan 57 Dicaeidae Prionochilus percussus Pentis pelangi 58 Sylviidae Prinia flaviventris Perenjak rawa 59 Nectariniidae Arachnothera longirostra Pijantung kecil AB 60 Bucerotidae Buceros rhinoceros Rangkong Badak NT II AB 61 Eurylaimidae Cymbirhynchus macrorhynchos Sempur Hujan Darat 62 Eurylaimidae Cymbirhynchus macrorhynchos Sempur hujan sungai 63 Muscicapidae Cyornis superbus Sikatan kalimantan 296

No Family Nama Latin Nama Lokal Hutan Non Sekunder Hutan Riparian IUCN CITES PP 64 Muscicapidae Cyornis turcosus Sikatan melayu NT 65 Acccipitridae Pernis ptilorhynchus Sikep Madu Asia II AB 66 Dicruridae Dicrurus paradiseus Srigunting Batu B 67 Dicruridae Dicrurus remifer Srigunting bukit 68 Capitonidae Megalaima chrysopogon Takur Gendang 69 Capitonidae Megalaima rafflesii Takur tutut NT 70 Corvidae Platylophus galericulatus Tangkar ongklet NT 71 Columbidae Streptopelia chinensis Tekukur Biasa 72 Hemiprocnidae Hemiprocne comata Tepekong rangkang 73 Timaliidae Stachyris erythroptera Tepus merbah sampah 74 Sturnidae Gracula religiosa Tiong Emas II AB 75 Scolopacidae Actitis hypoleucos Trinil Pantai 76 Picidae Sasia abnormis Tukik Tikus Sumber : Analisis Data, 2016 Jumlah individu burung diurnal yang terdapat pada masing-masing lokasi penelitian juga berbeda, yaitu pada habitat hutan sekunder ditemukan sebanyak 394 individu, pada habitat non hutan ditemukan sebanyak 256 individu dan pada habitat perairan ditemukan sebanyak 590 individu. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 6. Jumlah Individu di setiap habitat Waktu Habitat hutan sekunder Hutan non sekunder Habitat perairan Pagi 127 84 221 Siang 132 69 157 Sore 135 103 212 Jumlah 394 256 590 Sumber : Analisis Data, 2016 Kesimpulan 1. Pada kawasan Wilayah III Selimbau Taman Nasional Danau Sentarum dijumpai sebanyak 76 jenis burung diurnal yang tergolong ke dalam 38 suku (family), dimana 38 jenis diantaranya merupakan jenis burung yang dilindungi berdasarkan IUCN, CITES, dan PP No.7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. 2. Nilai Indeks Dominansi burung diurnal yang terbesar terdapat pada perairan baik pada waktu pagi, siang maupun sore hari dengan nilai Cpagi = 0.1090, nilai Csiang = 0.1572 dan nilai Csore = 0.1286. Sedangkan Indeks Keanekaragaman Jenis terbesar terdapat pada habitat hutan sekunder baik pada waktu pagi, siang maupun sore hari dengan nilai ( H )pagi = 1.4306, nilai ( H )siang = 1.2822 dan nilai ( H )sore = 1.3456. 3. Nilai Indeks Kekayaan Jenis burung diurnal yang tertinggi terdapat pada non hutan Pada waktu pengamatan pagi nilai indeks kekayaan (d) = 24.9444, siang hari nilai indeks kekayaan (d) = 26.1033 dan pada waktu sore hari nilai indeks kekayaan (d) = 23.8469. dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa habitat non hutan merupakan habitat terbuka sehingga mudah untuk melihat burung tersebut. 4. Nilai Indeks Kesamaan Jenis burung diurnal semua baik itu pada waktu pagi, siang maupun sore hari diketahui bahwa nilai IS pada pagi dan siang hari 297

= 9.84% dan pada sore hari diketahui nilai IS = 8.20%. Sebagaimana dijelaskan Sutisna dan Soeyatman (1980) dalam Syafarudin (2003: 74) bahwa kisaran Indeks Kesamaan Komposisi Jenis antara 80 100% dianggap sama, 50 80% dianggap berbeda dan < 50% dianggap berbeda nyata Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kondisi penutup vegetasi pada setiap habitat serta jenis makanan yang berbeda pula. Sebagaimana dijelaskan Ardley (1984) bahwa setiap spesies burung hanya memakan jenis makanan tertentu saja dan ia akan hidup nyaman pada kondisi lingkungan yang sesuai dengan dirinya tersebut. Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pada lokasi penelitian terdapat beberapa jenis burung diurnal yang termasuk dalam status satwa burung yang dilindungi, oleh sebab itu pihak Taman Nasional Danau Sentarum Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat perlu untuk senantiasa menjaga kelestarian areal tersebut sehingga dapat menjamin kelestarian satwa liar burung yang hidup di dalamnya. 2. Perlu dilakukan kerjasama atau penyuluhan sedini mungkin oleh pihak Taman Nasional Danau Sentarum kepada masyarakat sekitar guna menjaga kelestarian habitat burung diurnal sehingga keanekaragaman jenis burung yang ada dapat dipertahankan dan dilestarikan. 3. Mengingat akan pentingnya data dan informasi mengenai berbagai potensi sumber daya alam di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum khususnya keanekaragaman jenis burung diurnal, diperlukan suatu penelitian yang berkesinambungan seperti populasi dan potensi guna memperoleh data yang lebih lengkap. DAFTAR PUSTAKA Alikodra, H. S., 1980, Dasar-dasar Pembinaan Margasatwa, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. -------------------, 1988, Dasar-dasar Pengelolaan Habitat, Proyek Pendidikan dan Latihan Pengatur KSDA, Bogor. -------------------, 1990, Pengelolaan Satwa Liar, PAU-Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ardley, N., 1984, Burung, PT. Widyadara, Jakarta. Syafrudin, D, 2011. Keanekaragaman Jenis Burung Pada Beberapa Tipe Habitat di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung, Skripsi, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor..., 2003. Analisis Keanekaragaman Jenis Paku-pakuan (Pteridophyta) Dalam Kawasan Hutan Lindung Gunung Biwa Desa Biwa Kecamatan Nanga Mahap Kabupaten Sanggau, Skripsi Fakultas Kehutanan Untan. Pontianak. (Tidak dipublikasikan). 298